Daddyboo Profile picture
Jun 7, 2022 83 tweets 10 min read Read on X
"GAWAN"

-Horror Thread-

@bacahorror #bacahoror
Awal 2016 aku tiba di daerah pantai selatan jawa, awalnya ragu untuk merantau kesini, tapi dengan tawaran kerja yang mengharuskan untuk bertempat disini, akhirnya aku putuskan untuk menerima.
Awal sampai disni aku bekerja sebagai sales obat, yang mengharuskan untuk berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, sampailah aku berkenalan dengan seorang keluarga yang masih menganut budaya kejawen kental. Beliau beranama bapak siswandi.
Karena bekerja dari satu tempat ke tempat lain, aku sering mampir kerumah pak siswandi sekedar untuk beristirahat “rika si asline ngendi le? … wah adoh ya jawa timur ngisor gunung” (kamu aslinya mana nak?... jauh ya jawa timur dibawah gunung)”
“wis tinggal ning kene wae,ning kene bapak karo ibuk tok, ra ono sing ngancani, duit e bisa ditabung dingo sangu mulih” (Tinggal disini aja,bapak ibuk dirumah sendiri ga ada yang temani, uangnya bisa ditabung buat sangu pulang”
karena sungkan akhirnya aku menolak tawaran pak siswandi dan masih ngekos, namun aku sering mampir untuk sekedar istirahat dan seringkali ditawari untuk makan, maklum anak kos..
Sekian lama bertemu dengan keluarga pak siswandi, kami sudah seperti anak dan orang tua, *untuk singkatnya aku panggil bapak.
Keseharian bapak-ibuk ialah Bertani, bahkan bapak dimandatkan oleh warga desa untuk menjadi ketua kelompok tani, mengapa warga memilih beliau dikarenakan bapak terkenal sebagai “orang Pintar” didesa.
ibu pernah cerita bapak sering mendapatkan mimpi tentang masalah-solusi dari petani yang mengunjungi, termasuk wabah tikus yang kata orang didesa sebagai “ingon”,bagaimana tidak, saat itu terjadi wabah serangan tikus sampai petugas pertanian ikut turun tangan namun tidak berhasil
bapak kemudian datang, mengambil sejumput tanah dan padi, kemudian malam hari nya pamit ke ibu untuk pergi ke selatan, keesokan harinya dengan sekejap, serangan tikus tidak terjadi lagi,
saat ditanya anggota kelompoknya bapak hanya menjawab “aku wis matur kalih mbah, jare “ingon” wis ditarik, ojo lali karo sedekah bumi” (aku sudah bilang/izin sama mbah, katanya “peliharaan” sudah ditarik jangan lupa untuk sedakah bumi.
Dengan kejadian itu bapak sudah mulai dikenal sebagai orang pinter di desa.
Dari mulai tanaman sampai dengan gangguan makhluk halus banyak “pasien”dari bapak yang mengeluhkan solusi atau hanya sekedar konsultasi.
Biasanya bapak akan pergi ke selatan untuk beberapa hari dan pulang membawa benda2 yang menurutku aneh, mulai dari batu, kerang, emas, sampai serpihan kayu. Bapak hanya mengatakan ini solusi untuk beberapa pasien yang datang kerumah bapak.
Tahun 2017 akhir, aku diterima bekerja di sebuah rumah sakit di daerah pantai selatan, ketika pulang, aku sempatkan untuk mampir kerumah bapak, didepan teras terlihat bapak sedang menikmati rokok kretek favorit beliau, “ibuk pundi pak? (ibuk mana pak?)” kataku,
bapak masih menikmati rokok tanpa menjawab, kemudian aku masuk kerumah, melihat ibuk sedang tidur menonton tv menyuruhku untuk mencuci tangan dan mengambil makanan dimeja,
“ibuk wis maem le, kui gari sayur gori karo mendoan maemen, bapak paling sesuk mulih e” (ibuk udah maem nak, itu tinggal sayur Nangka sama tempe mendoan dimakan, bapak paling besok pulangnya” , lha terus yang didepan tadi?
Hari ini sedang banyak kerjaan di rumah sakit dan karena aku dibagian menajemen, aku tidak kebagian jam kerja sift, hanya pulang sampai jam 5 sore,
namun hari ini ada laporan dari pihak kepolisan yang masuk tentang kecelakaan lalu lintas tunggal, 2 pasien, 1 ibu dan 1 anak, kondisi pasien koma,
bergegas lah aku ke igd untuk melihat identitas pasien dan membuat laporan untuk berkas rumah sakit dan kepolisian. waktu menunjukan jam 8, laporan yang aku buat pun baru selesai dan meninggalkan ruang manajemen.
Sesampainya di parkiran dari arah belakang terdengar samar suara perempuan “mas….” , namun aku tidak mempedulikannya hanya kecapean pikirku.. selama di perjalanan terdengar suara samar lagi “mas… anakku..”.
karena semakin dingin aku tidak menghiraukan suara itu. tiba2 helm yang aku pakai digetok BLAK! suara semakin jelas dan kencang terdengar dari belakang “MAASS ANAKKU PIEEEE?!!” dan diikuti suara tertawa melengking menjauh kebelakang.
Karena takut buat kekosan, akhirnya aku putuskan buat menginap kerumah bapak , jam 22.41 petugas igd telepon..
“pasien atas nama Ny ….. yang kecelakaan tadi meninggal” “anaknya gimana?”, “anaknya belum sadar” jawab petugas…
Dirumah bapak terdiri dari 2 kamar, kamar depan biasa dipakai putri anak bapak yang sedang kuliah dijogja sedangkan kamar belakang, di dipakai bapak ibuk, aku tidur dikamar depan.
Saat ingin memejamkan mata untuk tidur, tiba tiba dari arah dapur ada suara orang yang seperti mengetuk gelas “ting.. ting.. ting...” pikirku ibuk sedang bikin teh.
karena suasana dingin, aku pun menuju didapur untuk meminta teh dari ibuk, tapi dari kejauhan dapur masih gelap, aku pun mengendap untuk melihat siapa yang sedang mengetuk2 gelas…
semakin dekat dengan pintu dapur sosok itu pun semakin jelas terlihat membelakangi
“sosok perempuan berambut keriting menggunakan daster, dengan bercak darah di bagian perut dan kaki terpelintir kebelakang”, saat aku mengendap untuk mundur, tiba tiba sosok itu pun memelintir kepalanya dan melihat, “ANAKKU!! KUDU MBALIK NING AKU!!
“leee.. tangi lee, koe kenopo?” (nak bangun nak, kamu kenapa) , sayup terdengar suara bapak dan akupun tersadar.
bapak sedang bersimpuh memangku badanku, kata bapak saat itu aku hanya diam dengan bola mata melihat ke atas seperti orang kesurupan didapur, tapi aku tidak merasakan apa-apa.
Waktu masih menunjukan jam 4 pagi, suara dari masjid bersaut2an meredam keributan yang terjadi semalam, bapak menggotongku kekamar, akupun berusaha untuk tidur sejenak. paginya aku bangun dengan kondisi demam, saat aku ingin berangkat ke rumah sakit bapak melarang
“istirahato disit, bapak ngerti mau bengi koe ndeleng apa, mambune amis sampe kamar e bapak, ana sing melu aring koe, tapi koyone iki gawanan” (istirahat dulu, bapak ngerti tadi malam kamu lihat apa, baunya amis sampai kamarnya bapak, tapi sepertinya ini bawaan)
Aku hanya mengangguk tanpa menjawab.. kemudian bergegas untuk kerumah sakit, sesampainya di igd, aku pun bertanya petugas igd sebut saja eko, “ko, pasien wingi pimen? Keluargane wis teka?” (ko, pasien kemarin bagaimana, keluarganya sudah datang?).
”iki mau nembe teka, ameh njiut anak e jare, tapi..aneh mas” (ini tadi baru datang, katanya mau ngambil anaknya, tapi..aneh mas) , “aneh ngopo ko?” (aneh kenapa ko?) jawabku, “kaya ora ana sing peduli karo biyunge bocah kie (seperti tidak ada yang peduli dengan ibunya bocah ini)
masa mau ya, ana wong 3, ramane bocah, karo siji wong tuo gae blankonan, wong 3 iki clila clili kaya golet apa ning isor lantai igd (masa tadi ya, ada 3 orang, satu orang tua pakai blankon, terus ketiga orang ini kesana kemari seperti mencari sesuatu dilantai) ,
terus tak samperi tak takoni “mbah golet apa sih rika, golet duit tiba apa?” (mbah nyari apa sih? Nyari uang jatuh?) kemudian aku tanya ke eko “terus jawaban mbah e pie”
“aku malah di pliriki (dipelototi) terus ngomong “bocah pon koyo koe ora ngerti apa2!” (bocah pon seperti kamu tau apa!) ,”oke mbah aku bocahmu, sip!” jawab eko kemudian melipir.
Saat aku tanya petugas lain, jenazah Nyonya .... sudah dibawa keluarganya.
Dengan berbekal identitas pasien aku menuju ke desa tempat ibu itu tinggal, sekitar 45 menit dari rumah sakit menuju ke desa ibu itu.
pikirku dengan aku datang dan ber bela sungkawa dapat meringankan kesedihan dari keluarga, saat sesampainya dijalan yang sudah dituju, tidak ada satupun terlihat rumah yang mengibarkan bendera kuning atau keramaian,
kemudian aku menggali informasi kepada penduduk sekitar tentang identitas ibu itu, beberapa menjawab dengan tatapan sinis, seraya menutupi.
pikiran penasaran yang bergejolak di kepala akhirnya memberanikan diri untuk ke kantor desa tempat ibu tinggal dan sampailah aku ke kantor desa.
desa ini terletak agak jauh dari kota, masih banyak pohon2 bambu dikanan kiri jalan menuju kantor desa, kalau kata orang “barongan” *pohon bambu yang menggerumbul.
Dikantor desa aku memperkenalkan dari pihak rumah sakit ingin menanyakan alamat dan menemui keluarga ibu X, namun perangkat desa mengarahkan agar menemui kepala desa. lagi lagi seperti ada yang ditutupi.
Sesampainya diruangan kami bertemu pak kades, nama beliau pak watimin, berbadan tegap dan rambut kelimis tipis menutupi kerontokan rambut dibagian atas. “pripun nggih? Wonten sing saget dibantu?” (bagaimana ya? Ada yang bisa dibantu?
“ohh ibu x, griyone niku sing cat putih jenengan lurus mawon saking balai desa, terus pertigaan belok kanan, omah sing apik dewe
(oh rumah ibu x, rumahnya yang cat putih, kamu lurus aja dari balai desa di pertigaan belok kanan).
lek wong pertama mriku mesti wedi mas, soale jarak antar omahh tonggone tebeh mbuh niku mbangun e cepet banget mas”.
(kalo orang pertama kesitu pasti takut mas, karena jarak antar rumah jauh, entah bangunnya cepat sekali) , “cepet pripun pak”? (cepat bagaimana pak?),
“niku bu x mbiyen dodolan mie ayam ning pasar, jarku ya ora rame tapi semenjak bojone ning luar negri iso bangun omah guede kyo ngono, tapi yo mbuh sih ya mas jenenge wong due rejeki yo alhamdulilah koyo aku dadi kades ngene iki yo alhamdulilah
(itu ibu x, jualan mie ayam dipasar, sebenere ya gak ramai, tapi semenjak suaminya ke luar negri, bisa bangun rumah yang besar seperti itu. Gatau ya mas Namanya juga rejeki, seperti aku jadi kades ini ya alhamdulillah)” pak watimin menjelaskan sambal terkekeh.
“lho, garyo nipun teng luar negri pak? Soale wau teng rumah sakit wonten garyone jemput jenazah e ibu X”..
(lho suaminya keluar negri pak? Soalnya tadi di rumah sakit sedang jemput jenazah ibu x)
pak watimin pun kaget. “hah? Jenazah bu x? aduh biyung kok keluargane ora ngabari lek wis seda, waduh mas, ora apik iki ngrasani wong sing sampun seda, kok ora ngomong lek wes seda, waddduh”
(hah? Jenazah? Waduh kok keluarganya ga ngabari kalau sudah meninggal, waduh mas ga bagus ini ngomongin orang yang sudah meninggal, kok ndak ngomog kalau sudah meninggal?)
“dengan menunggangi motor jepang tahun 90an, kami pun pergi ketempat ibu X, dan seampainya disana aku pun kaget, karena rumah ini sepi, debu2 diteras menandakan rumah ini sudah lama tidak dihuni.
lho pripun pak? Nopo salah alamat?” (bagaimaan pak? Apa salah alamat?) , mboten mas, bener niki, wong wingi gae KTP ne teng mriki kok” (engga mas, bener disini, orang kemarin bikin KTPnya disni.
“yowes mas balik, mengko kulo kabari masjid ben disiarke berita lelayune” (yasudah mas kembali, nanti saya kabari masjid biar disiarkan berita kematiannya).
disepanjang jalan pak watimin bercerita semenjak ditinggal di luar negri, ibu x ini sering tidak ada dirumah, kadang pergi dari rumah sampai 4-5 hari, pulang-pulang bangun rumah lagi, begitu terus.
Dan bercerita dulu suaminya keluar negeri saat ibu x mengandung anak satu satunya yang hidup, beliau sudah lama belum diberikan momongan kata pak kades,
karena setiap 7 bulan kandungannya tiba2 kempes, tetangga banyak yang bilang kalo dia menganut ilmu hitam, tapi sebagai tokoh masyarakat, pak kades lebih memilih bijak dan netral dalam menanggapi keresahaan masyarakat terhadap ibu x.
Waktu menunjukan pukul 16.30, kami pun bergegas untuk bersiap pulang. Sesampainya dikos aku bergegas untuk membersihkan diri, sudah seminggu aku tidak tidur dikos kesayangan ini..
tiba tiba badan ini terlelap.. saat terlelap, terlihat sosok yang sedang membelakangi berambut seperti keset *alaskaki, sedang berdiri. tanpa membuka mata, tercium aroma amis dari depan tempat aku tidur, semakin menyengat mendekat tiba tiba.. suara berbisik ditelinga kiri...
“koe ngerti aku ning kene kan? (kamu tau aku disni kan)” ….
Krriingg.. bunyi dari handphone membangunkanku dari tidur, waktu menunjukan pukul 01.00, saat melihat layar -eko memanggil- , tiba tiba dari telepon terdengar suara eko panik.
“rika ning endi? (kamu dimana?) Bocah igd podo wedi kabeh, iso rene ora? (anak IGD pada takut semua, bisa kesini tidak?!) Ora nana pasien tapi ana suara bocah cilik dolanan,-
-ora mung 1 tapi suarane akeh” (“tidak ada pasien tapi ada suara anak kecil sedang bermain, tidak Cuma 1 tapi suaranya banyak).
aku pun bergegas ke rumah sakit. petugas perempuan sebut saja “Ita” tiba2 berjongkok memojok di sudut ruang-tindakan, sambil menutup kedua muka, berbicara layaknya anak kecil
“siji, loro, telu.. ayoo sopo sing ora ndelik, bakal melu ibuk (satu… duaa.. tigaa.. ayooo siapa yang tidak sembunyi, akan ikut ibuk” dan diikuti suara memekik nyaring tawa.
dokter jaga panik, aku panik, apalagi eko. Tiba tiba eko menyayat jari dan mengusapkan darah dari jari nya ke dahi ita.. dan sekita ita diam.. berdiri, dan tersungkur jatuh.
Aku dan dokter jaga pun keheranan “rika belajar kaya kue seka ngendi ko? Kok ora ket mau?” (kamu belajar seperti itu dari mana ko? Kok nggak dari tadi)tanya kami
“aku yo ora ngerti kie,spontan, aku mung ndeleng ning Naruto” (aku juga gak ngerti, spontan, aku Cuma liat di Naruto) “MATAMUU” teriak kami.
Besoknya masalah ini aku konsultasikan ke bapak, bapak Cuma geleng2 kepala, menyuruhku untuk mandi sebelum menjelaskan.
gawanan kui wes mangan 6 bocah sing hurung lahir (bawaan itu sudah makan 6 anak yang belum lahir), lha bocah sing slamet kui meh digae sing ke 7 (anak yang masih selamat itu akan dijadikan yang ke 7)
tapi arwah e ibuk e ora gelem, makane njaluk tulung koe (tapi Arwah ibu nya gak mau, itu kenapa minta tolong kamu).
Koe bocah sing gampang di elok i dibanding kanca2 mu sing ning rumah sakit (kamu bocah yang gampang diikuti dibanding temen2mu).
“gawanan kui iso gae uwong sugih, tapi yo ora menutup kemungkinan bakal njaluk timbal balik e (bawaan itu bisa membuat orang menjadi kaya, tapi bisa juga akan meminta timbal baliknya)
mungkin anak kui sing digae timbal balik (mungkin anak itu yang jadi timbal baliknya), nanging kayane ibuk e wes ora tega ngorbanke terus,mulane anak e dijogo.
syarat gawan kue ana macem, biasane golet kafan e perawan sakdurunge 40 dina. Perantarane gae koyo bapak iki dalam arti wong pinter sing nyalurke, karo mahar e opo/piro. Saiki koe tak resik I, ora kabeh iso mok campuri urusane, cukup ngerti lan meneng, perjanjian e wes disepakati
Awak dewe ora iso ikut campur. (namun, sepertinya sang ibuk tidak tega lagi mengorbankan terus, itu kenapa anaknya dijaga, syarat untuk meminta bawaan itu bermacam2, biasanya mencari kain kafan perawan yang sebelum 40 hari,
media penyalurnya ya seperti bapak ini, dan juga maharnya apa/berapa, sekarang kamu aku bersihkan, tidak semua urusan bisa kamu campuri, cukup diam, perjanjian itu sudah disepakati, kita tidak bisa ikut campur).
Bapak pernah cerita kalo rumah ini di “pagar” , sebelum bertanya bapak langsung menjawab “wingi ngerti pie gawan kui mlebu?” (kemarin mau tau bagaimana bawaan itu masuk?)
gawan kui gendong ning mburimu, pagar e bapak ngirone kui koe le (bawaan itu menempel dibelakangmu, pagar bapak mengira itu kamu). Aku pun terdiam.
saat bapak membersihkan ku, bapak terdiam dan menuju ke arah jendela. terlihat samar jauh dari jendela.. laki laki berpostur jangkung sedang berdiri melihat ke arah rumah.. "oh.. kui gawan e" ucap bapak.

bersambung..

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Daddyboo

Daddyboo Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @daddybo0o

Jul 20, 2022
1 minggu berlalu, setelah kedatangan pasien yang membawa terror dirumah sakit, membuatku menjadi semakin pensaran, gawan? pesan apa yang akan disampaikan oleh sosok itu? , aku mencari file lama tentang pasien itu,
memikirkan apa yang terlewat kenapa data ini tidak bisa menerangkan jalanku, diruang kantor dengan lampu putih yang terang aku memperbaiki posisi duduk, waktu sudah menunjukan pukul 10 malam,
Read 7 tweets
Jul 14, 2022
"Ibu.."
cita-cita yang hilang asa..

-Horror Thread-

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror #ceritahoror Image
perkenalkan nama ku Anisa atau biasa dipanggil ica, aku mempunyai adik yang masih kecil bernama Anggit (6 thn) , ayahku (Diman) bekerja sebagai buruh pabrik, sedangkan ibu ku (Dewi) hanya ibu rumah tangga.
keluarga kami merupakan keluarga yang taat dalam ber-agama, kadang sesekali kita menunggu ayah yang pulang larut sore untuk melaksanakan sholat berjamaah.
setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah, ibu seringkali membuatkan bekal untuk kami,
Read 195 tweets
Jul 6, 2022
HANTU KARMAN

Dendam yang belum selesai..
-Horror Thread-

@bacahorror
@IDN_Horor
#bacahorror #idnhoror Image
Wonokromo, Juli 1999..

25 tahun yang lalu sejak program transmigrasi besar-besaran dilakukan oleh pemerintah di sebuah desa di pulau Sumatera, beberapa orang berbondong-bondong dari desa mengikuti perpindahan populasi dari satu tempat ke tempat lain,
dari perkumpulan kecil kemudian berkembang menjadi beberapa desa yang biasa disebut dengan “Kampung Jawa”. Wonokromo menjadi bagian dari beberapa desa itu.
Read 126 tweets
Jun 22, 2022
"AMBANG BATAS"

bagaimana jika selama ini yang kau cari ialah dirimu sendiri?..

-Horror Thread-

@bacahorror #bacahorror Image
Desember 2014, tahun terakhir aku lulus sebagai sarjana teknik pertanian, 6 bulan menganggur membuatku risih dengan pertanyaan kapan akan kerja, scrol demi scrol aku lakukan untuk mendapatkan-
informasi pekerjaan yang saat itu hanya tersedia melalui facebook dari grup alumni suatu perguruan tinggi Jogja.
Read 105 tweets
Jun 11, 2022
"PERJANJEN"

bagaimana jika seseorang menggadaikan nyawa untuk sebuah perjanjian.... (18+)

-Horror Thread-

@bacahorror #bacahorror Image
Senin wage tahun 1966, dikota kecil pantai selatan jawa lahirlah seorang anak perempuan dengan kondisi sehat, dibantu dukun anak yang saat itu hanya tersedia di desa, bayi cantik ini lahir dengan bobot yang lumayan gemuk, berambut keriting ikal.
suara tertawa girang terdengar dari orang tuanya, "uayu buk kie anakku, alhamdulillah. Jenengmu suparti le.., mbesok le wis gede dadio anak sing pinter, berbakti karo rama biyung nggih".
Read 127 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(