Lakon Story Profile picture
Jun 10, 2022 136 tweets 19 min read Read on X
" KAMPUNG MATI "
PART 1

A Thread

@bacahorror

cerita ini juga bisa kalian baca di @karyakarsa_id dalam bentuk full story (tamat)

#ceritaseram #ceritaserem #lakonstory #ceritahorror #ceritahantu Image
( SEMUA NAMA, TEMPAT DAN WAKTU DALAM CERITA INI DISAMARKAN, MOHON. MAAF BILA ADA KESAMAAN ).

Bismillahirrohmanirrohim.

Cerita ini terjadi ketika indonesia sedang dalam keadaan tidak baik baik saja.
Benar sekali, waktu itu aku dan rekan sebayaku sering sekali tidak berani keluar rumah karena diluar rumah, banyak sekali berita tentang pembunuhan.
Bahkan, akupun juga masih ingat, waktu itu kami sekeluarga pernah tidak makan nasi berhari hari karena ketakutan, jika harus keluar rumah meskipun hanya untuk sekedar mencari makan.

Kenapa demikian ?.

Semua itu bukanlah tanpa alasan.
Karena kamipun tau, orang orang yang ada di sekitarku, waktu itu tiba tiba berubah menjadi kejam dan brutal sambil berteriak teriak lantang.
PKI, PKI, PKI, yang akupun saat itu juga tau, jika yang mereka maksud adalah sebuah organisasi / partai yang waktu itu memang sedang ramai ramainya dikotaku.

Disitu, sebenarnya akupun juga bingung, ketika mereka berteriak PKI,
apakah mereka yang berteriak tersebut adalah simpatisan PKI atau sebaliknya, hingga saat ini akupun masih tidak mengerti
Karena setiap aku menanyakan hal itu kepada orang tuaku, mereka selalu tidak mau menjelaskannya dan hanya diam sambil mengintip dari celah celah rumah bambuku
Dan singkat cerita, setiap kali aku mendengar orang orang berteriak kata tersebut, tidak lama kemudian pasti ada orang yang meninggal karena dibunuh dan tidak jarang pula jasadnya hanya ditaruh dipinggir jalan dan ditinggalkan begitu saja.
Kejadian seperti itu, tentu saja sangat menakutiku dan keluargaku.

Yang akhirnya, kamipun sepakat untuk bertahan didalam rumah dan hanya makan makanan dari ladang yang ada dibelakang rumahku agar semua keluargaku aman dari hal hal yang tidak diinginkan.
Dan tidak hanya keluargaku, semua orang yang tinggal dikampungkupun jarang sekali keluar dari rumahnya.

Bahkan, bisa disebut kampungku waktu itu sudah seperti kampung mati karena jarang sekali orang yang terlihat berjalan wara wiri.
Hingga akhirnya, seiring berjalannya waktu, karena keadaan yang tak kunjung aman, akhirnya satu persatu warga yang tinggal dikampungkupun perlahan mulai pergi meninggalkan rumah mereka masing masing.
Ada yang menumpang dirumah saudaranya yang ada diluar daerah, ada yang merantau dan ada juga yang pergi entah kemana.

Bahkan, akupun juga masih ingat, waktu itu penduduk dikampungku hanya tersisa sekitar 30% dari total keseluruhan.
Hal itulah yang akhirnya membuat keadaan kampungku benar benar sepi di siang ataupun di malam hari.

Namun sayangnya, berbeda dengan keluargaku, karena rumah saudaraku yang rata rata terletak sangat jauh ditambah keluargaku yang belum memiliki cukup biaya untuk mengungsi,
akhirnya keluargaku memutuskan untuk tetap bertahan dengan harapan agar indonesia bisa segera benar benar aman.
" Pak Galuh juga mau pergi ya bu, " ucap ayahku pagi itu sambil mengintip dari celah celah lubang yang ada didinding rumahku.

" Iya pak, di sekitar kita sudah tidak ada lagi orang. Keluarga pak Prapto, pak Jarman, pak RT dan yang lainnya, semuanya juga sudah pergi.
Yang tersisa di lingkungan ini tinggal keluarga kita. Kalau di lingkungan RT sebelah, mungkin juga tinggal beberapa keluarga saja. " Sahut ibuku yang waktu itu duduk diam sambil terus melamun.
" Masalah di negeri ini kalau gak segera selesai malah makin runyam bu, dikota ini paling ramai soalnya. Warga biasa seperti kita jadi terkena imbasnya. " Jawab bapakku.
Dan setelah obrolan pagi itu, akhirnya aku dan keluargakupun melanjutkan kehidupan yang memang sudah berbeda dari sebelumnya.

Makan makanan hanya dari ladang, tidak berani keluar rumah dan terisolasi, seolah menjadi kehidupan baru yang harus kujalani.
Dan jika kuingat kembali, waktu itu sudah sekitar 4 minggu aku bertahan dalam keadaan seperti itu.

Bertahan hidup ditengah tengah keadaan yang mencekam dengan secuil harapan bahwa negeri ini akan bisa segera aman dan nyaman.

.....

Dan singkat cerita,
Akhirnya waktupun berlalu begitu saja.

Kabar bahwa negeri ini sudah mulai aman dari semua masalah yang ada, tentu saja membuat harapan tersendiri bahwa selanjutnya warga yang sebelumnya tinggal dikampung ini akan segera kembali.
Namun nyatanya, meskipun sudah dinyatakan aman, setelah beberapa minggu kemudian, warga pun tak kunjung ada yang terlihat kembali.
Rumah Rumah yang ada dikampungkupun benar benar tetap terlihat sepi dan terbengkalai.
.....

Dan tanpa kusangka sangka, setelah semuanya selesai.
Bukannya tenang, waktu itu aku dan keluargaku malah mendapatkan sebuah terror yang sangat mencekam dari setan yang sepertinya, sudah menghuni kampungku yang memang sudah lama tidak ditempati ini.

.....

Masih sangat teringat jelas dikepalaku.
Malam itu, aku dan kedua orang tuaku sedang duduk bersama sembari mendengarkan bapakku yang terus saja menceritakan kisah hidupnya.
Namun anehnya, ditengah tengah kami sedang duduk bersama, malam itu tiba tiba kami mendengar suara segerombolan orang yang terdengar akan melewati depan rumahku dengan suara yang sangat mengherankan.
Suara tersebut, adalah suara orang yang terdengar seperti hendak menguburkan jenazah.
" La ilah ha illalah....La ilah ha illalah...La ilah ha illalah...La ilah ha illalah "

Mendengar hal itu, tentu saja aku yang sebelumnya duduk tenangpun, seketika terkejut bukan main dengan perasaan yang mulai kebingungan.
" Pak,,,ada suara orang " ucapku sambil seketika berdiri dari ruang tengah rumahku.

" Loh,, kok sepertinya suara orang yang sedang mengantar jenasah sih pak." Sahut ibuku dengan ikut berjalan pelan kearah ruang tamu rumahku.
Dan sesampainya diruang tamu rumahku, aku bapak dan ibukupun seketika bersama sama mengintip kearah luar rumah dari celah lubang dinding yang memang biasanya kami gunakan untuk mengintip tersebut.
Namun anehnya, ketika kami bertiga mengintip, malam itu bapak dan ibuku mengaku tidak melihat apapun yang ada dijalanan.
Dan tidak hanya itu, meskipun suara tersebut terdengar semakin kencang dan dekat, kedua orang tuaku malah semakin bingung dengan apa yang sudah mereka dengar.
Tapi anehnya, semua itu berbeda dengan apa yang sudah kulihat malam itu.

Malam itu, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, ada sekitar 11 orang yang berjalan pelan dengan 4 orang yang terlihat sedang memikul sebuah keranda mayat.
Dan tidak hanya itu, semua orang yang kulihat malam itu, berpakaian compang camping tidak karuan ditambah keranda mayat yang dipikul, sepertinya bukan keranda mayat yang biasanya digunakan.
Keranda mayat tersebut, terlihat terbuka dengan jenasahnya yang saat itu juga terlihat jelas dengan balutan kain putih yang membalut seluruh tubuhnya.

....

" Astagfirullah, suara apa ini " ucap bapakku sambil terus memperhatikan kearah luar.
Mendengar hal itu, akupun seketika terkejut karena kurasa aku memang melihat sumber suara yg lewat didepan rumahku tersebut.
" Loh kok suara apa sih pak,. Emang bapak gak lihat,. didepan ada banyak orang yang lagi ngantar jenazah lo, Tuh ada yang lihat kesini jg " ucapku polos.
Mengetahui hal itu, ibuku yang sebelumnya terlihat sibuk ikut mengintip kearah luar rumahku, malam itu tiba tiba seketika menarik tubuhku dan membawaku kembali duduk diruang tengah rumahku.
" Sudah jangan dilihat " ucap ibuku pelan sambil terlihat melirik kearah bapakku yang waktu itu juga ikut menatapku keheranan.

Dan setelah malam itu.

Hampir setiap malam, kami mendengar suara itu lewat didepan rumahku.
Suara segerembolan orang tersebut, selalu lewat ketika jam dinding sudah menunjukan pukul 22.45 malam tidak kurang dan tidak lebih.

Dan tidak hanya itu.

Ternyata, sumber suara tersebut benar benar tidak terlihat oleh bapak dan ibuku.
Segerombolan pengantar jenasah tersebut ternyata hanya terlihat olehku.

Sebenarnya, aku sering sekali menceritakan jika aku melihat semua itu kepada bapak dan ibuku.

Namun sayangnya, dengan tegas bapak mengingatkan jika semua itu adalah setan, bukan manusia.
" Yang kamu lihat, itu bukan manusia nak, gak mungkin ada orang menguburkan jenazah malam malam, lagian warga kampung juga banyak yang belum kembali " terang bapakku meyakinkanku.

Mengetahui hal itu, akupun hanya diam dengan tidak lagi berani menanyakan karena sejak kecil,
aku adalah anak yang selalu patuh dengan semua perkataan orang tua meski terkadang keputusannya sama sekali tidak kusuka.

Dan hingga akhirnya, fenomena pengantar jenazah tersebut terus saja terjadi begitu saja.
Setiap ada suara pengantar jenazah, bapakku seketika memadamkan lampu dan memelukku dan ibuku seraya memberi tanda jika sebenarnya ada sebuah bahaya yang sedang melintas didepan rumahnya.

.....
Dan puncaknya, perlahan kamipun mulai menyadari jika waktu itu dikampung ini kami tidak lagi hidup sendiri.

Suara pengantar jenazah, suara teriakan, hingga suara tangisan yang setiap malam kami dengar, sudah menjadi tanda jika kampung ini sudah tidak lagi layak untuk dihuni.
" Pak, sepertinya kita juga harus pindah deh,,aku khawatir dengan keadaan anak kita " keluh ibuku malam itu.
" Pindah kemana bu?, kita kan sudah tidak punya siapa-siapa. Sabar dulu ya, bapak yakin kok, tidak lama lagi semua warga kampung ini akan kembali " Jawab bapakku dengan perasaan yang terlihat pasrah.

Dan akhirnya, hari itupun berlalu begitu saja.

.....
Keesokan harinya, ketika aku dan ibuku melakukan aktifitasku bersih bersih seperti biasanya, tiba tiba aku mendengar suara panggilan yang terdengar sangat kencang.
" Bu.....Bu Wahid, " teriak laki laki tersebut yang setelah kutoleh, ternyata sumber suara tersebut adalah suara dari pak Rohman.

Pak Rohman, adalah warga yang memang tinggal dikampungku ini.
Tapi sejak ada kejadian tersebut, aku memang sudah lama tidak berjumpa lagi dengan beliau.

" O iya pak, " jawab ibuku.
" Kemana pak Wahid bu, sudah lama aku gak main kesini. Saya kira bu Wahid ikut pergi kayak warga yang lain " ucap pak Rohman sambil berjalan mendekati rumahku yang memang tidak jauh dari jalan utama kampung ini.
" Bapak lagi keluar pak, gak tau tuh kemana. ya mungkin cari kayu hehehe " ucap ibuku pelan.
" Jadi ibu ini benar benar gak pergi seperti warga yang lain to. Wah ibu kuat ya heheh, padahal kampung ini sudah sepi banget loh " terang pak Rohman dengan beliau yang terlihat duduk di teras depan rumahku saat itu.
" Saudara kita jauh jauh pak, jadi gk ada tempat buat mengungsi deh, " sahut ibu.
" Loh, masak ibu gak tau, di puskesmas desa sebelah kan sekarang sudah dialihfungsikan mnjd tmpt pengungsian. Disana, makanan dijamin sm pemerintah untuk warga seperti kita loh " jawab pak Rohman.
Mendengar hal itu, ibukupun terdengar kaget dan seolah memang sama sekali tidak mengetahui jika ada tempat pengungsian seperti halnya yang dibicarakan oleh pak Rohman.

" Hah, masak sih pak, aku kok gak tau ya,. Ya sudah lah biarkan saja,
toh masalahnya juga sudah selesai kan pak, mungkin gak lama lagi warga juga pada balik ke kampung ini " terang ibuku.

" Belum tentu bu, " sahut pak Rohman.

" Loh maksudnya " ucap ibuku kaget.
" Benar, masalah dinegara ini sudah selesai dan keadaan sudah aman sejak beberapa waktu yang lalu. Tapi ketika warga memilih kembali kerumahnya masing masing, mereka ternyata banyak yang takut " terang pak Rohman menjelaskan.

" Takut kenapa pak ? " Sahutku penasaran.
" Banyak warga yang setelah kembali kekampung ini mengaku melihat setan bu, ada yang lihat orang jalan tanpa kepala, ada yang denger suara orang menjerit dan sebagainya. Bahkan, kemarin yang paling parah adalah dirumah pak Seto.
Menurut pak Seto, ketika beliau kembali ke rumahnya, keadaan rumahnya berantakan dan ada beberapa mayat yang ditemukan didalam rumahnya. Akhirnya beliau kembali ke tempat pengungsian dan sampai sekarang belum berani lagi kembali ke rumahnya sendiri " terang pak Rohman jelas.
Mengetahui hal itu, ibukupun seketika terkejut dan terlihat mulai berfikir dengan semua ucapan pak Rohman.
" Iya sih pak, kami sebenarnya jg sering mendengar suara suara aneh, sepertinya kampung ini jg sudah tidak aman lagi. Terus, rencana kedepannya gimana pak ? " Tanya ibuku.
" Menurut informasi yang kudengar, kampung ini sepertinya akan dibiarkan kosong. Lagian, rumah dikampung ini kan gak begitu banyak juga. Jadi, nanti warga rencananya akan diberikan ganti didaerah lain. Dan dikawasan ini, sepertinya akan dijadikan ladang kopi.
Tapi semuanya masih rencana sih bu, belum pasti. Ya daripada balik kekampung ini, kan mending pindah. Sebenarnya aku juga kaget loh lihat bu Wahid masih disini, kukira sudah ikut ngungsi. Hmmm,, jadi saran saya, mending bu Wahid ikut ngungsi saja bu,
biar kalau memang rencana pemerintah desa berjalan, bu Wahid sekeluarga juga ikut dapat ganti tanah dan rumah " ucap pak Rohman jelas.

" Iya pak, terimakasih banyak ya pak, nanti saya bicarakan ke bapak dulu " jawab ibuku sopan.
Namun anehnya, belum selesai kami berbincang bincang, pak Rohman yang sebelumnya duduk dengan tenang, waktu itu tiba tiba terlihat kaget dan segera berpamitan.
" Bu saya pamit dulu ya, saya tunggu di tempat pengungsian " bisik pak Rohman dengan langkah kaki yang terlihat terburu buru seolah olah beliau habis melihat sesuatu.
Mengetahui hal itu, oleh ibuku aku juga segera diajak masuk kembali kedalam rumahku dan segera menguncinya dari dalam karena sepertinya, ibukupun juga mulai merasakan tidak enak dengan keadaan.

Singkat ceria

Malam pun tiba...
Malam itu, aku dan ibuku sangat kebingungan tidak karuan karena bapakku, hingga pukul 19.30 malam masih belum terlihat pulang.

" Bapak kemana ya nak, kok sampai jam segini belum pulang " ucap ibuku sambil mondar mandir didalam rumahku.
" Iya e bu, terus gimana ini " ucapku polos karena saat itu, aku memang belum bisa berbuat apa apa karena umurku yang memang belum dewasa.

" Kita tunggu sampai besuk pagi saja, kalau besuk pagi bapak belum pulang, baru kita cari sampai ketemu.
Kalau kita carinya malam ini, nanti tambah bahaya " ucap ibuku jelas.

Hingga akhirnya, waktupun menunjukan pukul 22.45 malam.

Benar..
Malam itu, aku dan ibuku kembali mendengar suara segerembolan orang pengantar jenazah yang anehnya, suara tersebut malam itu terdengar semakin lama semakin kencang.

" La ilah ha illalah....La ilah ha illalah...La ilah ha illalah...La ilah ha illalah "
Dan tidak hanya itu, setelah kudengar lebih teliti lagi, suara tersebut terdengar mengarah kearah rumahku dan terdengar berhenti tepat didepan pintu rumahku.
Mendengar hal itu, ibukupun sepertinya seketika terlihat menahan tangis krn ketakutan yang tidak lagi bisa beliau tahan.
Begitu juga dengan aku.

Malam itu, aku hanya dipeluk oleh ibuku dengan mataku yang sudah tidak lagi berani kubuka karena akupun tau, jika aku membuka mata, aku bisa saja melihat sesuatu yang seharusnya tidak bisa dilihat oleh manusia.

" Bu....aku takut " rintihku.
Dan tidak berhenti disitu saja, ketika suara segerombolan orang tersebut berhenti didepan rumah, tidak lama setelah itu, aku dan ibuku mendengar suara orang yang sepertinya sedang mencangkul tanah.
" Plek..plek..plek..plek.."

Mengetahui hal itu, jantungkupun seketika berdetak kencang dengan kini secara perlahan, suara tangisan ibukupun sudah mulai terdengar memilukan.

" Hiii hii.hhiiiiks " rintih ibuku sambil terus memelukku.
Dan puncaknya, setelah beberapa saat kemudian, akhirnya suara segerombolan orang itupun kembali terdengar dan sepertinya mereka sudah selesai dengan aktifitasnya dan mulai pergi meninggalkan rumahku.
" La ilah ha illalah...La ilah ha illalah...La ilah ha illalah...La ilah ha illalah "

Mendengar hal itu, ibukupun terlihat sedikit lega yang akhirnya, akupun segera dibawa masuk kedalam kamarnya dengan sama sekali tidak melepaskan pelukannya.
( Malam itu, ibuku benar benar terlihat sangat ketakutan mas, setelah suara tersebut terdengar pergi, tanpa berani melihat keadaan diluar rumah, ibuku langsung membawaku masuk kedalam kamarnya. Bahkan akupun juga masih ingat, ketika aku dipeluk dikamar malam itu,
tubuh ibu juga terlihat bergetar hebat dengan keringat yang juga tidak berhenti keluar bercucuran. Dan mirisnya, semua itu kami alami hanya berdua dengan ibuku saja, waktu itu, aku masih tidak mengetahui dimana keberadaan bapakku. ) Ucap narasumber.

Bersambung
Part 2 End Image
Dan setelah itu, bukannya tenang, malam itu gangguan tersebut malah terasa semakin nyata

Setelah beberapa lama aku tertidur malam itu, tiba tiba aku terbangun karena aku mendengar suara orang sedang membuka pintu rumahku yang terdengar dengan sedikit memaksa karena saat itu,
pintu rumahku dikunci dengan balok kayu yang memang diatur sedemikian rupa oleh bapakku.

" Dak dak dak dak dak, glodak glodak glodak " suara pintu rumahku yang terdengar dipaksa dibuka oleh seseorang.
Mendengar hal itu, akupun seketika terbangun dan segera membangunkan ibuku yang malam itu sudah tertidur lelap.

" Buuuu.....bangun bu.. " ucapku pelan,
Namun karena ibuku yang tak kunjung bangun dari tidurnya, malam itu akupun bangun dari tidurku dan hendak berjalan perlahan kearah pintu karena kufikir, jika malam itu yang sedang menggedor pintu adalah bapakku.
Namun anehnya, belum sampai aku didepan pintu, malam itu tiba tiba pandanganku teralihkan dengan adanya sosok nenek nenek tua yang terlihat duduk disalah satu sudut ruangan rumahku dengan sedikit membungkuk dan membelakangiku.
Nenek nenek tersebut, terlihat mengenakkan baju yang berwarna pudar dengan rambut putihnya yang hanya tinggal sedikit saja.

Dan tidak hanya itu, bersamaan dengan aku melihat nenek nenek tersebut, malam itu suara gedoran pintu itupun juga seketika terdengar berhenti.
Mengetahui hal itu, akupun memutuskan berjalan kembali kearah kamarku untuk membangunkan ibuku dan memberitahukan bahwasanya aku melihat adanya orang lain yang ada didalam rumahku.
Dan sesampainya dikamar ibu, tentu saja aku kembali menggoyang nggoyangkan tubuh ibu dengan lebih keras lagi sembari berteriak teriak tidak berhenti.

" Bu...bangun bu... Diruang tamu ada orang " teriakku.
Hingga akhirnya, setelah beberapa saat kemudian, ibukupun terbangun dari tidurnya dan terlihat bergegas berjalan kearah ruang tamu rumahku.

Namun anehnya, ketika aku dan ibuku sampai diruang tamu rumahku, malam itu aku dan ibuku sama sekali tidak melihat adanya siapapun.
Keadaan rumah malam itu masih saja sepi dengan cahaya lampu yang memang terlihat meredup karena kekurangan energi.

Mengetahui hal itu, ibukupun terlihat bingung dengan keadaan didalam rumah karena ibukupun tau,
aku adalah seorang anak yang memang sama sekali tidak pernah berbohong.

" Nak, setelah ini, apapun yang terjadi, tetap didalam kamar saja ya, jangan keluar " ucap ibuku.

Namun sayangnya, belum selesai ibuku menasehatiku, malam itu,
kami tiba tiba mendengar suara loncatan yang jika didengar lebih teliti lagi, suara loncatan tersebut adalah suara loncatan pocong.

" Blek, blek, blek, blek "
Mendengar hal itu, akupun seketika ditarik oleh ibuku dan kembali aku dan ibu masuk kedalam kamarku dan seketika menguncinya dari dalam.

" Diam ya nak...diammm " rintih ibuku yang terlihat kembali mulai ketakutan.

Tapi sayangnya, semuanya tidak berhenti disitu saja.
Belum selesai kami mendengar suara loncatan pocong yang terdengar seolah olah sedang mengelilingi area rumahku tersebut, malam itu aku tiba tiba mencium aroma busuk yang sepertinya berasal dari dalam rumahku.
Aroma tersebut, tercium kuat dengan diiringi hembusan angin yang juga tiba tiba berhembus dengan sangat kencang.

" Wuuzzt "
Merasakan hal itu, aku dan ibukupun seketika mual mual tidak karuan dengan menutupi hidungku dengan kain yang ada tidak jauh dari ranjang tempat aku tidur malam itu.

Hingga akhirnya, setelah terus bertahan dengan semua suara loncatan dan bau yang sangat tidak sedap tersebut,
alhamdullah, malam itu semuanya tetap bisa kami lewati dengan aman.

( Malam itu, benar benar menjadi malam yang tidak akan pernah aku lupakan selama hidupku mas. 1 jam saja, rasanya benar benar sangat lama.
Namun syukurnya, tuhan masih sayang denganku hingga akhirnya aku mampu melewatinya dengan keadaan baik baik saja ). Ucap narasumber.

Keesokan harinya, semuanya malah semakin aneh saja.

Bukanya pulang, bapak waktu itu masih belum nampak batang hidungnya.
Hal itu, tentu saja membuat aku dan ibuku semakin gelisah dan kebingungan dengan semua keadaan yang ada.

Mengetahui hal itu, ibukupun seketika terlihat bersiap siap ingin mencari bapakku dengan aku yang memang sengaja ditinggalkan dirumah begitu saja dengan maksud,
jika nanti ada seseorang yang terlihat lewat didepan rumah, aku bisa segera meminta bantuan kepadanya.
" Nak, ibu mau cari bapak, kamu jaga di rumah saja, nanti kalau kamu lihat siapapun yang lewat didepan rumah, kamu panggil ya, minta bantuan " ucap ibuku pagi itu dengan hendak berpamitan pergi untuk mencari keberadaan bapakku.
Namun sayangnya, belum selesai aku mendengar perkataan ibuku, waktu itu tiba tiba aku melihat adanya sosok nenek nenek yang terlihat berjalan mendekati rumahku dengan langkah yang terlihat kesulitan karena setelah kulihat lebih teliti lagi, nenek nenek tersebut,
sepertinya dalam keadaan pincang.

Mengetahui hal itu, ibukupun seketika terkejut dan menyapanya karena sepertinya, ibuku belum mengenal siapa sebenarnya sosok nenek nenek tersebut.

" Siapa ya " ucap ibuku memulai obrolannya.
" Nduk, bawa keluargamu pergi dari kampung ini, jangan ditunda tunda lagi. Kampung ini sudah ditempati mereka yang menjadi korban semua kekacauan ini " ucap nenek nenek tersebut singkat lalu kembali berjalan pergi meninggalkan kami.
Mendengar hal itu, aku dan ibuku hanya terdiam membisu dengan perasaan yang sepertinya sudah tidak bisa lagi diceritakan.
Dan tanpa lama lama lagi, sekitar pukul 10.00 pagi, waktu itu ibukupun terlihat pergi berjalan mencari bapakku dan aku yang tetap duduk diteras rumahku dengan harapan, aku bisa segera bertemu orang yang lewat didepan rumah dan mendapatkan bantuan.
Namun sayangnya, sudah beberapa jam aku duduk didepan rumah, waktu itu aku sama sekali tidak melihat siapapun yang lewat didepan rumahku.

Keadaan kampungku waktu itu benar benar sepi dengan tidak ada siapapun yang terlihat ada disini.
Bahkan, yang kulihat waktu itu hanya ada beberapa anjing yang berjalan kesana kemari dengan mulut anjing anjing tersebut yang sudah terlihat berlumuran darah.

Dan tidak hanya itu, dikampungku waktu itu juga sudah berbau sangat tidak sedap entah darimana sumbernya.
Merasakan semua itu, aku seolah olah semakin terbiasa karena kutau, dikampungku memang sebelumnya menjadi tempat pembantaian dan bentrok dari kekacauan yang ada.

( Kondisi kampungku waktu itu benar benar sangatlah sepi mas,
meski kekacauan sudah berhenti beberapa waktu sebelumnya, namun bau busuknya sampai saat itu masih terasa. Sepertinya banyak mayat yang hanya di pendam tidak terlalu dalam didalam tanah, jadi baunya masih tercium ). Ucap narasumber.

Hingga akhirnya,
Setelah sekian lama aku menunggu didepan rumah,

Akhirnya, aku melihat adanya seseorang yang terlihat lewat didepan rumahku.
Namun anehnya, bukannya terlihat berjalan, waktu itu orang tersebut malah terlihat berlari kencang seolah olah dia habis melihat sesuatu yang sangat menakutkan.
Mengetahui hal itu, belum sempat aku memanggil untuk meminta bantuan, waktu itu tentu saja aku sudah kehilangan jejak karena kecepatan orang dewasa berlari yang memang sangatlah kencang.
Dan tidak hanya sekali, waktu itu aku memang beberapa kali melihat ada orang yang berlari silih berganti dengan raut wajah yang terlihat ketakutan.

Bahkan, ada juga dari mereka yang terlihat berlari sambil menangis tidak karuan.
Dan tidak hanya itu, setiap aku berteriak memanggil bantuan, orang orang tersebut trlht trs sj berlari dan tidak sedikitpun memperdulikanku meskipun akupun tidak memungkiri, ada beberapa dari mereka yg sempat menoleh kearahku dan mengetahui jika waktu itu aku sdg meminta bantuan
( Waktu itu, setiap 1 sampai 2 jam, pasti ada orang yang terlihat lewat didepan rumah, tapi mereka berlari mas. Yang jelas, mereka lari kearah barat kampung yang kutau, di sebelah barat kampungku adalah area hutan.
Dan anehnya, dari semua orang yang terlihat lewat dengan berlari tersebut, aku sama sekali tidak ada yang mengenalnya. Padahal, dikampungku sebenarnya tergolong kampung yang kecil dengan penduduk yang juga tidak terlalu banyak.
Jadi, jika mereka penduduk asli kampungku, seharusnya aku mengenalnya. Tapi sayangnya tidak ada satupun dari mereka yang kukenal, wajah mereka asing, rata rata yang berlarian tersebut orang laki laki dengan tidak menggunakan alas kaki ). Terang narasumber.
Hingga akhirnya, setelah seharian aku berdiri didepan rumah, aku sama sekali tidak berhasil mendapatkan bantuan.

Dan sesuai nasehat ibu, ketika sudah surup atau menjelang magrib tiba, akupun akhirnya kembali masuk kedalam rumahku dan menutupi semua pintu.
Setelah semua pintu sudah tertutup dengan rapat, akupun duduk diruang tamu rumahku sambil perlahan menangis tersedu sedu karena selain ketakutan, waktu itu ibuku hingga saat itu masih belum kembali kerumahku yang sepertinya, bapakku masih juga belum ditemukan.
Dan singkat cerita, waktupun menunjukan pukul 22.30 malam.

Malam itu, aku tiba tiba dikagetkan dengan suara ketukan pintu yang setelah kubuka, ternyata malam itu adalah pak Rohman yang datang menjemputku karena bapak dan ibuku, waktu itu katanya sudah berada dipengungsian.
" Bapak dan ibumu sudah dipengungsian, ayo kamu sekarang ikut aku untuk menyusulnya " ucap pak Rohman jelas.

Dan tanpa lama lama lagi, akhirnya akupun berjalan cepat bersama dengan pak rohman keluar dari rumahku dan berjalan kearah luar desa dengan berjalan kaki.
Selama berjalan pergi, aku benar benar melihat keadaan kampungku sudah tidak seperti kampung yang sebelumnya kutinggali.

Rumah rumah dikampungku, benar benar terlihat terbengkalai dengan setiap pintunya yang terbuka tidak ada yang peduli.
Dan tidak hanya itu, dibeberapa rumah, malam itu aku sempat kembali melihat adanya orang yang sedang duduk duduk, anak kecil bermain ayunan hingga sosok bapak bapak yang terlihat sedang menangis tidak karuan.
Semua orang yang kulihat tersebut, tidak dengan keadaan sehat, namun dengan keadaan penuh darah yang sepertinya mereka semua adalah korban dari kekacauan yang terjadi sebelumnya.
Dan karena pak Rohman sepertinya melihat jika aku sedang memperhatikan sesuatu yang tidak seharusnya dilihat, waktu itu beliau nampak langsung mempercepat langkahnya dengan sedikit menyeret tanganku.
" Yang kamu lihat itu bukan manusia, sudah cepat jalan, jangan lihat mereka, nunduk saja " ucap pak Rohman singkat.

Dan hingga akhirnya, akupun menuruti semua perkataan pak Rohman dengan terus berjalan pergi meninggalkan kampung tersebut
dengan sesaat aku sempat melihat adanya sosok nenek nenek yang sepertinya sedang memperhatikan kepergianku bersama pak Rohman tersebut.

Nenek nenek tersebut, sepertinya nenek nenek yang sempat mengingatkanku dan ibuku untuk segera pergi dari kampung tersebut.
Dan sepertinya, beliau adalah nenek nenek yang sama yang juga pernah berkunjung kerumahku.

Dan tanpa memperdulikan hal itu, akupun akhirnya terus berjalan pergi dengan diiringi suara tangisan, rintihan hingga suara teriakan yang terus saja terdengar lirih tidak karuan.

....
Puncaknya, sesampainya ditempat pengungsian, ternyata waktu itu aku melihat sudah ada beberapa warga yang ada ditempat tersebut dari kemarin.
Mereka semua terlihat berkumpul disebuah ruangan aula kecil dengan beralaskan tikar dan selimut yang sepertinya diberikan oleh pemerintah desa.

Disitu, aku akhirnya melihat ayahku yang terlihat luka dibagian kakinya.
Dan tidak hanya itu, ibuku juga terlihat luka dibagian tangan dan punggungnya yang kenapa, hingga saat inipun aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi kepada mereka.
( Hingga cerita ini ditulis, aku masih tidak mengetahui apa yang dialami oleh kedua orang tuaku waktu itu.
Setiap kali aku menanyakannya, mereka selalu tersenyum dan berkata jika semua yang mereka lakukan hanya untuk melindungiku agar tetap dalam keadaan baik baik saja. ). Ucap narasumber.

......
Dan seiring berjalannya waktu, akhirnya kami warga kampungpun tinggal sementara ditempat pengungsian tersebut sampai pemerintah desa memberikan tempat tinggal untuk kami semua.

Ternyata, semua ucapan dari pak Rohman waktu itu memang benar,
mayoritas warga tidak ada yang berani kembali kerumahnya karena mereka mengaku diganggu oleh makhluk tak kasat mata.

Dan singkat cerita, akhirnya seluruh warga kampungpun dipindah di sebuah daerah yang memang tidak terlalu jauh dari desa asal kami berada..
Disana, rumah semua warga satu persatu diganti dengan sebidang tanah dan rumah kecil sederhana.

Dan tidak berhenti disitu saja, karena dilahan baru tersebut lebih dekat dengan jalan utama, akhirnya perekonomian kampung baru kamipun lebih cepat berkembang dan puncaknya,
di era kepemimpinan presiden selanjutnya, keadaan kampungku sudah cepat kembali pulih dan bisa dikatakan lebih baik daripada sebelumnya.

Kini, setelah kematian ibu dan ayahku, tentu saja aku tetap tinggal dikampung baruku ini dengan perekonomian yang lebih baik dan lebih maju.
Dan setelah saat itu, area kampung yang dulu kutempati, sepertinya sudah dialihfungsikan menjadi lahan dan perkebunan kopi.

Meskipun sepertinya, aku masih melihat adanya sedikit rumah yang terlihat masih berdiri tidak berpenghuni.

....
Hingga cerita ini ditulis, banyak dari warga juga mengetahui, jika kawasan lahan kopi & tebu yang kuceritakan didalam cerita ini, dulunya memang sebuah kampung kecil yang sempat menjadi tempat konflik ketika indonesia sedang berada dalam kekacauan.
Bahkan, tidak hanya aku, sampai saat ini sepertinya masih ada beberapa warga yang masih hidup yang dulunya sempat tinggal dikampung tersebut bersamaku.

Namun, semua itu kini sudah menjadi cerita tersendiri bagiku yang tidak akan pernah kulupakan selama hidupku.

Dan saat ini,
Meskipun aku sudah memiliki cucu, aku masih kerap menceritakan semua cerita ini kepada keluargaku dan orang orang yang ada disekitarku.

... Selesai

Terimakasih teman teman, semoga cerita ini menemani hari hari kalian.

Sampai jumpa dicerita cerita kami selanjutnya.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Lakon Story

Lakon Story Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Lakonstory

Oct 17
KOTA SANTET BANYUWANGI !.

Minimal baca ini biar tau kalau suku osing memang terkenal sakti sudah dari dulu

Sebuah utas

#lakonstory Image
Ya kalau ngomongin banyuwangi, pasti seketika fikiran kita akan mengarah ke sebuah kota yang ada di ujung pulau jawa.

Selain terkenal dengan keindahan alamnya, Banyuwangi juga dijuluki sebagai kota santet loh, kok bisa sih,
Ini penjelasannya.

Sejak dulu, Banyuwangi ini memang kental dengan budaya Mistisnya, bahkan disana, juga ada perkumpulan dukun, perkumpulan ahli spiritual ataupun semacamnya.
Read 18 tweets
Oct 12
KISAH NYATA !

Bukti dan dokumentasi lengkap.

Sampai Thread ini sya tulis semua ini masih terjadi, Ini bukan setan, tapi iblis.

lukisan Baphomet,bntuk dlm rumah sprti rumah pemujaan.

(Slruh keluarga twas, bundir di sumur, kebakaran, Dihuni puluhan setan)

..
Sebuah utas. Image
RUMAH GENTENG IJO.

Benar, rumah yang akan kami ceritakan kali ini adalah sebuah rumah yang orang2 menyebutnya dengan sebutan rumah genteng ijo.(Hijau).
Disebut demikian, karena rumah ini memiliki genteng yang berwarna hijau.

Dan anehnya, Meski warna genteng sudah di cat bolak balik dan diganti warna apapun, pasti akhirnya kembali lagi ke warna semula yaitu warna hijau.
Read 63 tweets
Oct 5
Ada yang ingat thread tentang rumah tusuk sate yang ramai kemarin ?.

Asi keluar darah.
Hanya kuat tinggal 40 hari.
Tokoh agama muntah darah bunuh diri dan masih banyak lagi.

Setelah kami telusuri ternyta lokasinya di Tulungagung.

Ada dokumenter video

A Thread Image
Ya bagi yang belum baca, cerita tentang rumah tusuk sate yang waktu itu kami bagikan memang paling seram diantara cerita yang lainnya.
Bagaimana tidak, penghuni yang mengaku bernama bu Ningsih Ambarwati tersebut benar2 hanya mampu bertahan 40 hari saja.
Read 21 tweets
Sep 21
( RORO KEMBANG SORE )
Pesugihan seks dari tulungagung.

"Buat diri kalian nyaman sebelum membaca cerita ini."

Best horror story

...

A Thread
21+ khusus dewasa

#lakonstory
#pesugihan Image
Rabu Kliwon, 22.45 malam.

" Nduk, nduk, bangun, "

Ucap Marni malam itu berbisik lirih tepat ditelinga Laras yang saat itu sudah tertidur pulas.
Namun sayangnya, karena Laras yang tak kunjung bangun dari tidurnya, Dengan kebingungan Marni pun seketika menggoyang-goyangkan tubuh Laras karena diapun tau, malam itu waktu sudah mendekati pukul 23.00 malam.
Read 146 tweets
Sep 16
Tahukah kalian jika santet pring sedapur dan santet brojo diduga kuat berasal dri tulungagung.

Pesugihan paling mengerikan juga ada di Tulungagung.

Sebuah utas. Image
Tulungagung.

Akhir2 ini sering bgt dapet cerita yg berhubungan erat dengan tulungagung.
Ya scra pribadi, sya seneng banget sma tulungagung, krena selain hawa nya enak, budaya dan tradisi di kota ini masih sangat terjaga dengan baik bahkan bisa dibilang masih kental banget.
Read 16 tweets
Sep 13
WASPADA !

Minimal baca ini biar tidak rugi.

Pesugihan putih tanpa tumbal dengan pelaku paling banyak.

A Thread.

Mumpung Jumat share cerita horror.

Share agar bisa hati2 Image
Diantara semua aliran pesugihan, pesugihan uang kembali,uang bibit atau uang balen ini memang bisa dibilang cukup unik.
Bagaimana tidak, uang yang sudah kita belanjakan dipercaya akan bisa kembali kedalam dompet kita lagi loh.
Read 76 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(