Thread by @manutd_world

THREAD - Hari ini adalah hari di mana pemegang saham utama klub mengantongi dividen tahunan mereka, jadi mari sedikit melenceng dari hingar bingar saga transfer Frenkie de Jong yang gak kelar-kelar, untuk berbicara soal... uang.

(Pink Floyd's Money plays in the background)

Beberapa ulasan (plus foto ilustrasi) di utas ini akan mengikutkan data dan konten yang bersumber dari artikel the Athletic yang ditulis oleh Dan Sheldon yang terbit hari ini, dengan judul "How #mufc went from record revenues to losing money in 2021". Sisanya adalah opini.

Flashback ke 2018, di sesi conference call dengan investor, Woodward dengan bangga menyampaikan: "Performa dan pencapaian di lapangan tidak memiliki dampak berarti dalam apa yang dapat kami lakukan dari sisi komersial bisnis."

How many red flags can you spot in this sentence?

Kalimat di atas mungkin dapat diartikan sebagai penenang untuk investor atas ketidakstabilan performa tim di lapangan, tetapi di satu sisi, ini juga dapat dibaca jika fokus #mufc bukan sepenuhnya ada pada apa yang terjadi di lapangan. Satu mata klub tertuju pada sisi komersial.

Sebenernya gak ada salahnya untuk memperhatikan sisi komersial, seperti yang dibilang EtH di konferensi pers pertamanya sebagai manajer #mufc, jika semua klub modern ya sekarang perlu merhatiin aspek itu juga. Namun apa yang terjadi di United sedekade terakhir, lebih dari itu.

Louis van Gaal memang masih punya rasa pahit di lidahnya saat berbicara soal #mufc, tetapi ia juga punya poin saat bilang United itu bukan klub sepakbola, tapi klub komersial. Bitter? Mungkin, tapi ga sepenuhnya salah.

Balik ke pernyataan Ed, dia juga ga sepenuhnya salah. Dari 2012, pendapatan #mufc stabil naik tiap tahun, dengan 2015 ada sedikit 'penurunan'. Puncak pemasukan klub adalah Juni 2019 saat pendapatan kotor (bukan profit, melainkan penghasilan bruto) klub berhasil mencapai £627 juta

Dengan pengeluaran mahar transfer dan gaji tinggi, pendapatan #mufc ada di angka £509 juta pada tahun 2020, sebuah penurunan sekitar £23 juta dari tahun sebelumnya. Transfer dan tanggungan gaji besar juga berperan pada penurunan signifikan lainnya pada tahun kalender 2021 lalu.

Apa yang terjadi di lapangan, membuat pandangan mengenai keluarga Glazer yang terus menarik uang dari dalam klub di waktu yang buruk seperti sedekade terakhir terus menguat, khususnya dengan #mufc terlihat semakin jauh tertinggal dari rival di berbagai sektor.

Hari ini, keluarga Glazer dijadwalkan akan mendapatkan dividen di kisaran £11 juta atas saham yang mereka miliki di klub, sebuah manuver yang disebut pandit dan eks kapten #mufc, Gary Neville sebagai manuver kurang peka melihat situasi klub yang merugi di dalam dan luar lapangan.

Oke, perlu dipahami jika pemberian dividen untuk pemegang saham itu cukup lumrah di mayoritas bisnis korporat, buat yang pernah beli saham, mungkin udah paham. Namun yang bikin ga lumrah adalah, #mufc adalah satu-satunya klub sepakbola elit yang ngasih dividen ke ownernya sendiri

Hal ini tidak terbantu fakta jika uang yang belasan juta (bahkan 20an juta jika menghitung dividen total) itu keluar dari kantong #mufc, dapat digunakan untuk pembiayaan renovasi beberapa sektor Old Trafford hingga fasilitas latihan klub yang ketinggalan zaman.

Dalam tabel Football Money League buatan publikasi Deloitte yang dipublikasikan tiap tahun, #mufc secara 'mengejutkan' mengakhiri dua musim terakhir sebelum musim lalu (2019/20, 2020/21) di posisi 4 dan 5, setelah dari 2013-19 selalu masuk top 3, bahkan sempat di posisi pertama.

Penurunan signifikan #mufc ke posisi ke-5 dari sektor finansial di satu sisi menyorot seberapa besar dampak pandemi COVID pada keuangan klub yang perlu kehilangan pemasukan dari penjualan tiket di laga-laga liga. Ini menunjukkan ketergantungan klub pada matchday revenue.

Tidak hanya pendapatan dari stadion yang mempengaruhi penurunan pendapatan klub, bahkan sektor sponsor di mana #mufc cukup kuat pun memiliki penurunan. Pendapatan sponsor klub turun dari £182,7 juta ke £140,2 juta antara tahun 2020 dan 2021.

Mayoritas lonjakan pemasukan #mufc dalam rentang 2013-19 terjadi karena kontrak jangka panjang Chevrolet dan Adidas yang memiliki kesepakatan di nominal yang tinggi mengingat sebelumnya United masih dilihat sebagai kekuatan global. Namun mulai ada pergeseran nyata saat ini.

Saat Teamviewer menandatangani kesepakatan untuk menjadi sponsor utama jersey klub, mereka membayarkan kesepakatan yang lebih kecil dari dibayarkan oleh Chevrolet yang dilihat banyak pakar ekonomi membayar di atas harga pasar untuk kerjasama dengan #mufc.

Sebenarnya segala tetek bengek penurunan pendapatan ini bisa sedikit direm jika #mufc punya aset bagus yang bisa dicairkan tiap tahun, namely pemain non-pesakitan yang punya harga jual dan bisa diuangkan di bursa transfer.

Saat Dan James adalah pemain ke-5 #mufc dalam sedekade terakhir yang terhitung sebagai penjualan dengan profit, tentu ada yang salah. Mungkin apa yang dibilang Ralf soal pola pikir United dalam membeli dan menjual yang mesti agak diubah bukan sekadar pepesan kosong.

Dalam 7 tahun terakhir, profit kumulatif #mufc dari penjualan pemain 'cuma' ada di angka £101 juta. City? £228 juta. Liverpool? £370 juta. Chelsea? £568 juta. Coba spot klub mana yang tahu cara manfaatin loophole dalam aturan peminjaman UEFA (walau sekarang udah diubah aturannya)

Beberapa pemain yang cabut gratis bulan ini semisalnya Jesse Lingard dan Paul Pogba sempat punya peminat yang bersedia membayar untuk menggaet mereka saat kontrak mereka masih aktif. Policy aneh klub untuk memperpanjang kontrak pemain pinggiran juga kurang membantu posisi klub.

Policy 'brilian' tersebut juga berkontribusi terhadap banyak pemain yang dapat gaji besar dengan senang hati akan menunggu kontrak mereka habis alih-alih harus ambil kesepakatan gaji lebih rendah dan ditransfer ke klub lain. Jangan salahin pemainnya, tapi salahin klubnya.

Sektor pemasukan lain yang juga gagal dimanfaatkan #mufc adalah uang pemasukan dari ajang #UCL. Sejak Sir Alex pensiun musim 2012/13, United hanya 4 kali bisa lolos ke Champions League, sekali bahkan perlu lewat pintu belakang, yakni juara #UEL.

Dan bahkan saat lolos untuk berlaga di #UCL, mereka sering kali gagal melangkah jauh. Paling jauh, #mufc hanya mampu mencapai perempat final ajang ini, di mana ini jelas membatasi uang hadiah kompetisi yang akan diraup klub.

Perubahan aturan yang dibuat UEFA mengenai kriteria kelolosan ke ajang #UCL dalam waktu dekat membuat #PL berpeluang memiliki 5 wakil di setiap musim, di mana ini mungkin akan membantu United 'mengejar' ketertinggalan di sektor finansial lewat hadiah uang kompetisi.

Okay, we have come full circle. Poin-poin terakhir ini adalah counter-argument untuk apa yang dikatakan Woodward dengan percaya diri pada sesi conference call dengan investor 2018 lalu. Apa yang terjadi di lapangan jelas MEMPENGARUHI pendapatan klub, walau efeknya gak instan.

Catatan finansial #mufc yang terus menurun dalam 2-3 tahun terakhir, hingga nominal kesepakatan sponsor yang tidak se-'wah' dulu menjadi bukti sahih, kalau kejayaan masa lampau akan terkikis dengan keterpurukan masa kini, cepat atau lambat.

Saat Liverpool dan City menguasai secara dominan sepakbola Inggris, itu terefleksi dari pendapatan dan peningkatan otot finansial mereka, walau berjalan secara perlahan (dan gak ngaruh banyak untuk City yang bisa manfaatin loophole dalam peraturan FFP, anyway).

Kedigdayaan United di sektor finansial pun bahkan mulai terkikis, di mana pendapatan mereka mulai berjalan stagnan dan condong menurun, dan klub-klub rival senegara mulai secara finansial menyalip pendapatan United, di mana ini adalah pertanda buruk.

Jika EtH, Murtough, dan Arnold secara ajaib dapat mengembalikan #mufc pada jalur trofi, otot finansial United yang tampak mulai kelelahan akan mendapatkan asupan protein yang dibutuhkan untuk kembali bersaing di Deloitte Money League 😅

Namun hingga hari itu tiba, hari di mana #mufc kembali sampai di tanah yang 'dijanjikan', sebagai penggemar, kita hanya bisa berandai-andai, apakah ada 1 milyar poundsterling lain sedekade ke depan untuk dihabiskan untuk membeli Pogba dan Di Maria lainnya?