Salah satu pencapaian gue dalam karir adalah membuat campaign buat launchingnya Traveloka di tahun 2014-2015an.
Waktu itu, gue dan tim come up dengan tagline “Traveloka Dulu, Traveling Kemudian”
Mau tau cerita di balik itu?
A Thread
Disclaimer : sharing ini gak menggambarkan strategy besar secara keseluruhannya juga. Prosesnya jauh lebih panjang dan lebih complex dari cuma tweet ini.
Jadi, jangan ditelen mentah2 or dipraktekin langsung ya.
Cuma buat sharing biar temen2 terinspirasi.
Di masa itu, booking pesawat atau hotel melalui Online Travel Agent (OTA) belum menjadi sebuah norma seperti sekarang.
Masih cari cari lewat telpon atau booking ke travel agent langganan. Cara yang traditional dan conventional, kan?
Siapa disini yang masih begitu?
Konsumen juga masih belum terbiasa dengan booking2 secara online. Ya awal2 banget sih, sebelum tech company dan aplikasi menjamur seperti sekarang.
Masih banyak yang nanya kaya :
“Ntar ditipu gak?”
“Ntar tiketny beneran bisa di redeem gak?”
Dan pertanyaan2 sejenis lainnya.
Di masa itu juga, belum ada tuh trend healing, staycation, open trip seperti jaman sekarang.
Travel biasanya jalan2 besar seperti waktu liburan sekolah, lebaran, natal dan sebagainya.
Traveling menjadi sebuah privileges, dengan budget yang cukup besar tentunya.
Kita mikir : apa sih challenge besar yang harus kita bantu Traveloka selesaikan melalui advertising?
Download. Trial. Trust.
Itu adalah challenge yg harus kita jawab sebagai brand baru.
Tapi kita ada hal yang lebih besar lagi yang harus kita solve. Apa itu? jeng jeng jeng..
Challenge nya apa? Merubah habit orang traveling.
Dulu, kalau mau travel, mereka cenderung untuk mikirin budget dan akomodasinya duluan dibandingkan destinasinya.
Maka dari itu, kita berusaha untuk membuat orang lebih excited dalam traveling melalui Traveloka.
Dari situlah Tagline “Traveloka Dulu, Traveling Kemudian” muncul.
Membuat orang excited dengan traveling,
Pilih destinasinya dulu baru cek tiket sampai akomodasi.
Semua bisa dilakukan dengan Traveloka.
Kita buatin bumpernya, campaign launching plan dan lain sebagainya.
Ini menjadi salah satu campaign iconic yang menjadi kebanggaan gue dan ahensi gue waktu itu.
Kita gak pernah nyangka bahwa Traveloka bisa berkembang besar seperti sekarang.
Dan tagline yang kita come up dipake sampai ke manca negara..
Gue personally belajar banyak banget dari proses ini. Prosesnya seru, dan menambah pengetahuan gue sebagai marketer.
Belajar buat melihat pasar dan industry, jangan cuma fokus pada USP produk saja.
Liat perubahan culture di masyarakat, dan manfaatkan momentum itu.
Nah, mau tau prosesnya yang perlu diperhatikan ketika kita bikin campaign?
Buat kamu yang ingin belajar lebih dalam, bisa ikutan kelas Bootcamp Digital Marketing @myskill_id
Gue rutin ngajar di sana, dan jadi advisornya juga.
See you in the class!
Banyak dari kita (termasuk gue) yang kadang suka bertanya :
"Gimana ya caranya biar kita bisa berdampak di kantor/komunitas/lingkungan/dll?"
Kali ini, gue mau share apa POV gue tentang apa artinya "Impactful"
A Thread
Disclaimer :
Ini adalah berdasarkan pengalaman gue pribadi, dan bukan satu satunya cara yang benar ya. Jadi masih ada pendapat lain tentang topik ini.
Jadi, jangan ditelan atau dipraktekan mentah2 ya.
Perlu kebijaksanaan juga ya :)
Menurut gue, kadang kita terjebak dalam pemikiran bahwa apa yang kita lakukan itu harus sesuai dengan passion atau purpose kita agar apa yang kita lakukan itu BERDAMPAK dan BERARTI.
Gak salah, tapi kadang orang suka kelupaan step awalnya, yaitu BERGUNA.