Siapa diantara temen" yang masih suka merasa bingung harus merespon apa ketika ada temen yg curhat? Takut memperburuk kondisi, salah respon, ikutan baper bahkan kemelunjakan (?).
seringkali kita nggak bener" dalam kondisi siap mendengarkan, jatohnya kehadiran kita cuma sebatas fisik saja, yg lainnya nggak di situ.
ketidakhadiran diri yang utuh, bisa meningkatkan kemungkinan kita merespon asal, misalnya menggurui.
Menyiapkan waktu, berarti mendedikasikan kesempatan bercerita bagi yang ingin bercerita.
Serelate"nya diri kita dngn crita mereka, belum tentu pengalaman kita yang mereka butuh dengarkan.
Mungkin, mereka hanya butuh didengarkan tanpa dijeda.
2. Memvalidasi Isi Curhatannya
Di saat temen kita selesai cerita, ada baiknya kita mengonfirmasi kembali ucapan mereka dngn bahasa kita sndiri.
Hal ini akan memberitahu mereka bahwa "cerita mereka didengarkan, lho", terlepas dari parafrase kita tepat ataupun ada yg meleset.
Selain membahasakan ulang, kalian juga bisa mencoba memberikan "open questions" atau pertanyaan terbuka, dengan tujuan memberikan arahan bercerita kepada mereka.
Barangkali, masih ada beberapa hal yang mereka butuh ceritakan, tapi belum "muncul" karena kemelut keadaan
3. Menyadari adanya "Batasan"
Hindari memaksa orang lain untuk menceritakan hal-hal yang mungkin nggak nyaman utk diceritakan.
4. Terakhir, baru kita menawarkan bantuan.
Bantuan bisa berupa saran, sharing pengalaman, kesediaan waktu, tenaga, hingga materiil.
Akan tetapi, ingat kapasitas pribadimu juga yaa, berikan bantuan sesuai yang kamu mau dan mampu pada mereka.
tentunya, ini merupakan gambaran luas saja dari banyaknya hal yang bisa kita lakukan untuk membangun circle pertemanan yang lebih sehat.
semoga bermanfaat! jika kalian ingin melihat konten doodles lainnya, bisa cek di instagram.com/wantja yaa.
happy early weekend!
btw, buat yang mungkin mau coba journaling, aku sempat buat mini journal ala aku yang bisa kalian dapatkan gratis di bit.ly/minijournalwan…, login trus downloac hoho, kalo mau support di trakteer juga boleh XD starts from 5k
ini contoh sample journalnya, bisa kalian isi secara online pake pdf editor gitu/ di tablet dan sejenisnya, lebih enak kalo diprint dulu sih hoho.
Haloo! Kali ini aku mau bahas soal 👉Invisible Disability
Semakin ke sini, semakin sadar bahwa banyak 'derita' yg trnyt disimpan seseorang, sulit utk dijelaskan, ditambah 'nggak kelihatan'.
Tulisan ini tertrigger dri ketubiran bbrpa wktu lalu di medsos.
Jujur lupa detailnya, tapi tentang oknum yang "ngeviralin" seseorang yang kelihatannya baik-baik aja, tapi duduk di kursi prioritas saat transportasi umum lagi rame.
Ternyata, orang tersebut punya autoimun...
yaitu Multiple Sclerosis yang membuat seseorang sangat mudah lelah dan kaku otot"nya. (sc : nhs.uk/conditions/mul…)
Turns out, ada istilah "Invisible Disability" atau Disabilitas tak terlihat, yang mana nyata membatasi kehidupan seseorang walau sulit dilihat tandanya dari luar.
Salah satunya dalam bentuk perbandingan yang tidak sehat dengan anak lainnya, baik saudara kandung maupun anak tetangga.
"Anakmu pinter ya mbak juara terus, gak kyk anakku"
"Kakaknya cakep, kok adiknya nggak"
dan lain sebagainya.
Anak belum dapat menyadari bahwa hal ini nggak "apple-to-apple".
Mereka akan beranggapan kalo dirinya harus sebagus anak orang lain, tapi dia gapernah bsa, Hal ini jusru malah membuatnya lupa utk berfokus pada kemampuannya..
*ps bahkan anak udh gede pun gak nyaman digituin dah.
maap gabisa bacain satu satu reply dan qrt :") tapi makasihh bnyk yg udh berbagi cerita dan perspektifny, dan aku harap buat tmen" yang sedang berjuang melewati burnout / lelah apapun itu, kalian hebat dan kuat, keep fightin! this too shall pass
Pernahkah kamu merasa gugup, cemas atau sedih tiba" karena hal yg tidak menyenangkan di masa lalu? Merasa tertekan akibat suatu beban yang terasa sulit dihadapi?
Lalu, bagaimana meringankannya?
Mungkin, teknik "Grounding" ini bisa kamu lakukan.
Ingatan masa lalu dapat hadir secara tak terduga. Hal yang buat kita trauma, kecemasan akan sesuatu yg membayangi dan ... tidak pasti, sedikit banyak bisa membuat kita merasa nggak nyaman.
Rasanya ingin kembali ke masa lalu dan memperbaikinya..
Tapi.....
Sebenarnya, yang kita bener-bener miliki dan bisa kendalikan, ya hanya diri kita saat ini saja.
Mungkin belum terlepas, tetapi kita tetap perlu melanjutkan hidup kita.
Tapi, gimana cara meringankannya?
Salah satu caranya adalah melalui teknik "Grounding".
Pernahkah kamu mengambil waktu untuk terlepas dari seseorang beberapa lama, lalu menjadi awkward? atau memiliki suatu urusan yg belum selesai dengan seseorang, tetapi saling tidak berkontak begitu saja?
Mungkin... kita sedang dalam kondisi Silent Treatment.
Silent Treatment bisa dibilang sebagai perilaku pasif agresif dalam hubungan, dengan cara mendiamkan, mengabaikan atau menyisihkan seseorang.
Biasanya, ada suatu kejadian/hal yang belum terkomunikasikan antara kedua belah pihak, tapi terputus baik oleh slh satu pihak / keduanya.
Istilah ini biasanya sering digunakan dlm hubungan romansa, tapi bisa juga dalam geng/klmpok pertmanan, kakak adik, anak dan orangtua, dan sebagainya (berlaku both ways, gk pasti yang lebih muda atau yang lebih tua lhoo)
Kenapa kok seseorang bisa ngelakuin itu? Lanjut O.O