Pernah coba yang namanya Chicken Katsu, dong? Nikmat banget dipadukan dengan Curry Rice atau sebagai Donburi, Chicken Katsu memang tiada duanya. Tahukah kalau leluhurnya dinamakan Tonkatsu dan menggunakan daging babi?
Katsu sendiri berasal dari kata Katsuretsu, atau Cutlet dalam bahasa Inggris. Sesuai namanya, masakan ini merupakan serapan dari pengaruh kuliner asing. Katsu dalam masakan Jepang adalah gorengan berbahan dasar protein yang disalut tepung panir.
Tonkatsu pertama dipopulerkan oleh restoran bernama Renga-tei yang berlokasi di Ginza, Tokyo pada tahun 1899. Cara memasak Tonkatsu mengadopsi teknik deep-frying yang dahulunya diajarkan para pendatang dari Portugis yang tinggal di Nagasaki.
Kembali membedah kata Cutlet, inipun ternyata serapan dari bahasa Prancis yaitu dari masakan Côtelette de veau. Sejatinya, masakan ini menggunakan daging veal atau sapi muda, namun karena mahal, maka babi dipakai sebagai pengganti yang lebih ekonomis dan lahirlah Tonkatsu.
Tonkatsu kini umum menggunakan saus Worcestershire yang lebih cocok dengan lidah orang Jepang. Dahulunya, Tonkatsu sempat disajikan dengan saus Demi-glace di Renga-tei. Belakangan, Katsu malah sering dipadukan dengan macam-macam saus lainnya.
Dari Tonkatsu, berkembanglah menjadi Gyukatsu (daging sapi) dan beragam kreasi lainnya selain Chicken Katsu. Ada yang disebut dengan Cheese Katsu, Menchi Katsu (minced meat/daging cincang babi atau sapi), serta Salmon Katsu.
Kemudian ada juga Katsu Curry seperti yang disebutkan di awal. Lalu yang paling kekinian adalah Katsu Sando (sandwich). Hati-hati, ya, karena selalu ada potensi menggunakan daging babi untuk kedua masakan ini.
Jadi lengkap sudah pengetahuan kamu soal Katsu-Katsuan. Selalu perhatikan apa saja protein yang digunakan, ya. Kemudian kalau kamu makan di luar negeri, perhatikan juga apakah dagingnya berasal dari sembelihan yang syar'i. Semoga bermanfaat!
Guanciale adalah potongan daging babi yang berasal dari bagian rahang (pork jowl). Daging ini kemudian diasinkan dan diawetkan (cured) selama tiga pekan sehingga menyusut ukurannya.
Mengapa guanciale? Konon guanciale memiliki rasa yang kompleks dan lumer ketika dimasak sehingga memberikan kedalaman rasa tersendiri. Karakter rasa dari guanciale dikabarkan lebih kuat daripada alternatifnya yaitu Pancetta (gambar) dari bagian perut (pork belly).
Selain Korean Garlic Bread dan Dalgona Coffee, satu fenomena kuliner lainnya dari Korea yang sempat populer adalah Goguma Ppang atau Korean Sweet Potato Bread. Banyak yang terkecoh dengan tampilannya yang menyerupai ubi ungu padahal ini sebetulnya roti beneran, lho!
Tekstur kenyal ini menjadikan ia memiliki julukan lain yaitu Korean Sweet Potato Mochi Bread. Panjang betul, bukan?
Prosesnya membuatnya memiliki tingkat kerumitan tersendiri karena harus membuat adonan roti yang didesain secara khusus.
Bersanding sejajar dengan galbi dan bulgogi, samgyeopsal punya tempat tersendiri di hati orang Korea. Secara harafiah, artinya adalah “tiga lapis daging”, dan ini merupakan visualisasi bagian pork belly (samcan).
Inilah poin pertama yang perlu diwaspadai saat akan menikmati makanan Korea. Apakah ada opsi ini dalam menunya atau tidak? Dari artinya kita paham bahwa tidak semestinya istilah samgyeopsal itu adalah sesuatu yang halal.
Meskipun sama-sama punya nama #garlicbread, versi dari Korea Selatan ini beda sebeda-bedanya!
Anyway, buat kamu yang sudah kenal cita rasa garlic bread klasik saat bersantap di restoran, hilangkan ekspektasi yang sama dengan saudara jauhnya ini, ya.
Membuat garlic bread tradisional bisa hanya semudah mengoleskan mentega yang sudah bercampur bawang putih pada roti baguette dan memanggangnya.
Sementara itu, #KoreanGarlicBread membutuhkan proses memasak yang lebih rumit dan menggunakan bahan-bahan yang sangat berbeda.
Ya, #Palestina. Meskipun dirundung musibah, namun perjuangan rakyat hingga warisan kulinernya tetap bertahan. Apa saja masakan dari negeri ini? Yuk, kenalan lebih jauh dengan Palestina!
Hidangan ayam panggang ini dimasak dengan beragam bumbu serta rempah dan disajikan di atas roti taboon. Di antara bahan-bahan yang digunakan adalah sumac, saffron, serta allspice dan kacang pinus.
Maqluba memiliki arti "terbalik", karena disajikan dengan cara membalikkan panci yang berisi masakannya ke atas permukaan piring. Hidangan ini terdiri atas nasi, daging ayam atau kambing, serta beragam sayuran seperti kembang kol dan terung.
Umm Ali atau Om Ali adalah dessert khas Mesir yang sudah berusia 7 abad, lho! Sesuai namanya, #UmmAli berarti "Ibunya Ali".
Soal tampilan dan rasanya agak mirip dengan Bread and Butter Pudding kalau kalian pernah coba. Tapi soal bahan-bahannya ternyata ada perbedaan.
Sebagai dessert berbahan dasar roti, Umm Ali dipadukan dengan kelapa, kismis, serta aneka kacang-kacangan. Kemudian dicampur dengan susu, gula, kayu manis bubuk, dan salep/sahlab (ekstrak tepung dari sejenis bunga anggrek). Umm Ali dipanggang dan disajikan dingin atau hangat.