Thread pendek dulu, ya.
Sambil nunggu cerita lainnya yanh masih on progress : 1. Pesugihan Keluarga Ningrat 2. Babad Ambruk Kepati 3. Buhul Getih Ireng
Kejadian ini merupakan sebuah pengadaptasian sosial terkait teror tuyul jangkung yang ada di sebuah tempat di daerah kabupaten Cirebon.
Kabupaten Cirebon, 2021
Hari itu, tepatnya di salah satu pesantren yang ada di kabupaten Cirebon sedang gempar-gemparnya terhadap kehilangan uang secara berangsur-angsur. Mereka yang kehilangan uang rata-rata adalah santri-santri yang memiliki uang dengan jumlah yang banyak.
Bisa di bilang, uang bulanan mereka tidak umum seperti santri lainnya.
Karena itulah, atas kehilangan tersebut, akhirnya, pihak pesantren pun mencari cara agar bisa mengungkapkan siapa pelaku pencurian yang telah mengambil uang milik para santri tersebut.
Akhirnya, pihak pengurus pun mengadakan rapat mendadak hari itu.
Terkait dengan kehilangan uang santri jika ditotalkan mencapai jutaan rupiah, mereka semua mencari cara untuk bisa memancing pelaku itu sendiri.
Setelah rapat itu digelar, banyak pandangan dari masing-masing pengurus terkait kehilangan uang itu. Ada yang bilang, mereka harus menggeledah tiap santri. Ada juga yang mengira, itu adalah tindakan manipulative dari santri agar bisa terus mendapatkan pantauan dari para pengurus.
Namun, dari segala perspektif, ada salah seorang yang memang memiliki sedikit kelebihan terkait penglihatannya. Dia memiliki pandangan yang berbeda terkait penyebab dari kehilangan uang santri senilai jutaan rupiah itu.
Namanya adalah usman. Usman mengatakan, jika penyebab hilangnya uang santri disebabkan oleh salah seorang warga yang membawa tuyul jangkung ke pesantren dan membiarkannya untuk menggeledah uang tersebut.
Mendengar penuturan dari usman, para ustadz pun tidak percaya dengan hal ituu.
Akhirnya, usman pun memberikan tantangan kepada ustadz yang ada di pesantren tersebut.
Dia memberikan tantangan terkait siapa pelaku dari kehilangan uang para santri tersebut.
Para ustadz pun menyanggupinya.
Awalnya, banyak yang tidak percaya dengann apa yang dikatakan oleh usman perihal tuyul jangkung yang dikatakannya itu.
Namun, seiring berjalannya waktu, ternyata, para ustadz pun tidak bisia membuktikan siapa pelaku dari pencurian tersebut.
Hingga akhirnya, kini hanya argument usman yang masih menguat jika penyebab dari hilangnya uang santri itu disebabkan oleh tuyul jangkung.
Usman pun menunggu waktu yang tepat.
Sampai akhirnya, ketika pesantren itu mengadakan acara rutinan seperti sholawatan, banyak para warga yang ada di sekitaran yang menghadiri acara tersebut.
Kesempatan usman pun hanya bisa dilakukan saat itu juga.
Artinya dia harus menemukan siapa pelaku dari orang yang memang melakukan pesugihan tersebut. Dengan begitu, usman bisa membuktikannya kepada pihak pesantren terkait dengan tuyul jangkung yang merupakan pelaku dari pencurian uang milik para santri.
Saat dimana para warga yang berada di sekitaran pesantren memasuki wilayah pesantren, usman melihat ada salah seorang warga yang berjalan dengan aneh.
Dia berjalan seperti menggendong sesuatu dengan kedua tangan yang berada di bagian belakang serta ekspresi wajahnya yang tampaknya sangat lelah membawa beban berat tersebut.
Orang itu bernama Mbah Yum. Salah seorang warga desa yang sering mengikuti kajian dan pengajian kyai di pesantren milik usman.
Saat mbak yum berjalan, usman tidak sengaja melihat sosok aneh yang berada di punggung mbah yum. Tangannya menjuntai hingga menyentuh tanah. Kedua kakinya benar-benar panjang hingga terseret-seret.
Usman yang melihat kalau mbah yum adalah pelaku dari pesugihan tuyul jangkung ini pun segera menuju ke beberapa temannya untuk memberitahu siapa pelaku sebenarnya.
Namun, belum juga dia menoleh ke arah teman-temannya, tiba-tiba, mbah yum mendekati usman seraya berkata,
‘’Sira aja melu-meluan urusane wong gede.’’
(Kamu jangan ikut-ikutan urusannya orang tua)
Secara perlahan, tuyul itu menengok ke arah usman dengan tatapan yang mengerikan. Sekujur tubuh usman langsung bergetar di saat mbah yum mengatakan hal itu kepadanya.
Setelah mengatakan itu, mbah yum langsung menurunkan tuyul itu di dekat pohon kersem milik pesantren. Lalu, tuyul itu perlahan menanjak ke pepohonan dan menghilang di sana.
Mbah yum kembali menatap usman, lalu tersenyum hingga terlihat bagian gigi gerahamnya yang sudah menguning.
Usman pun langsung terjatuh ketika dirinya baru saja melihat dengan jelas sosok tuyul jangkung yang di bawa oleh mbah yum.
Beberapa temannya yang melihat usman terjatuh langsung membawanya ke sebuah kamar.
Tepat dimana usman di bawa ke kamar, acara sholawat pun dimulai.
Usman belum bisa menjawab apapun terkait mengapa dirinya terjajtuh secara tiba-tiba.
Namun, usman merasa jika ini sudah di luar dugaannya.
‘’Man? Kok kamu bisa jatuh pas di deketin mbah yum? Ada apa?’’ Tanya salah seorang temannya yang bernama Arif
‘’Rif. Kamu harus percaya sama aku! Mbah yum itu pemilik tuyul jangkung!’’
‘’Hah? Mbak yum itu orang baik, man. Ndak mungkin dia pemilik tuyul jangkung.’’
Sedangkan di luaran, suara gema sholawat terus menggema. Beberapa santri tiba-tiba masuk ke dalam kamar saat usman dan arif sedang mengobrol berdua.
‘’Bang … bang.’’ Ucap santri yang baru masuk ke kamar
‘’Ada apa?’’ Tanya usman
‘’Duit santri putri ada yang ilang lagi.’’
Usman pun langsung keluar dari kamar dan sudah melihat beberapa santri yang berlarian menuju ke kamar santri putri.
Ternyata, tuyul jangkung itu mengambil momen yang tepat.
Dia akan beraksi ketika orang-orang yang ada di sekitaran pesantren sedang khusyuk untuk mengikuti acara sholawat.
Dengan begini, acara sholawat adalah pengalihan untuk melancarkan aksinya untuk mengambil uang-uang milik santri di pesantren.
Usman pun langsung menerobos masuk dalam ramainya para jamaah untuk menuju ke gedung santri putri.
Namun, saat dirinya sudah berada di hadapan gedung milik santri putri, dengan jelas, usman sudah melihat tuyul jangkung itu sedang berjalan santai di atas genteng.
Karena terkejut, usman pun mengucapkan kalimat istighfar di dalam hati sembari menatap tuyul jangkung itu sedang berjalan dengan posisi seperti anjing yang sedang berjalan.
Kala itu, usman langsung mengambil batu kerikil yang besarnya sama seperti ukuran jempol kaki. Lalu, ia pun melemparkan batu kerikil itu hingga mengenai tuyul jangkung.
Dengan cepat, tuyul jangkung itu pun langsung berlari ke arah belakang gedung.
Usman pun terus mengejar ke arah mana pun tuyul jangkung itu berlari.
Sampai akhirnya, tuyul itu menuruni gedung milik santri putri dan memanjat dari satu pohon ke pohon lain hingga ke perumahan warga.
Lalu menghilang di sebuah desa tempat mbah yum berada.
Usman pun akhirnya tahu, jika keberadaan tuyul jangkung itu adalah berada di sebuah desa yang bernama desa B.
Dengan cepat, ia pun langsung melaporkan hal ini ke arif agar bisa diteruskan ke para ustadz yang ada di pesantren tersebut.
Saat dimana acara sudah selesai, usman tidak melihat mbah yum lagi.
Sepertinya, mbah yum menyadari jika tuyul jangkung itu sudah ketahuan dan akhirnya dia memutuskan untuk pulang tepat di tengah-tengah acara yang belum selesai.
Kabar terkait kehilangan uang santri putri pun akhirnya terdengar di telinga para ustadz.
Malam itu juga, para ustadz pun mengadakan rapat terbatas dengan beberapa petinggi pesantren.
Namun ada yang berbeda dari rapat kali ini.
Para ustadz hanya mengajak usman. Sedangkan para pengurus, mereka semua tidak di ajak untuk melakukan rapat kali ini.
Di rapat tertutup tersebut, para ustadz akhirnya mempersilahkan kepada usman untuk menjelaskan terkait hilangnya uang para santri putri.
Usman pun akhirnya menjelaskan, bahwa pelaku dari pengambilan uang santri putri itu adalah tuyul jangkung yang sudah ia sebutkan tadi.
Dan pemilik dari tuyul jangkung itu sendiri adalah mbah yum.
Mendengar penjelasan dari usman, beberapa ustadz membantah hal tersebut.
Pasalnya, mereka kenal betul terhadap mbah yum yang sering membagi-bagikan makanan kepada para warga yang ada di sekitaran desa B.
Namun, usman juga tidak bisa membantah jika orang yang melakukan pesugihan adalah orang yang paling dermawan.
Hal ini merupakan siasat tersendiri untuk memanipulasi keberadaannya sebagai pelaku pesugihan sendiri.
Karena memang belum ada bukti kongkrit, akhirnya, usman mengajak kepada beberapa ustadz untuk mengunjungi rumah mbah yum malam ini.
Tujuannya adalah untuk membenarkan apa yang ia ketahui selama ini.
Para ustadz pun setuju dengan usul itu.
Karena, selain untuk menghindari su’udzon yang berlebihan, cara ini juga lebih baik untuk membuktikan siapa pelaku sebenarnya.
Malam itu juga, tepatnya jam 11 malam, usman dan beberapa ustadz menuju ke desa B tempat dimana tuyul jangkung berada di rumah mbah yum.
Saat mereka tiba di sana, posisi rumah sudah sangat sepi.
Namun, usman dan para ustadz mendengar suara tangisan anak laki-laki dengan suara rengekan yang aneh.
Suaranya agak cempreng dan seperti suara kambing yang sedang merintih kesakitan.
Dari dalam rumah itu juga, usman dan para ustadz mendengarkan percakapan antara mbah yum dengan seorang anak lelaki.
Yang diketahui, bahwa anak lelaki dari mbah yum sendiri sudah meninggal semua.
Lalu, siapakah anak lelaki yang kini berada di dalam rumah mbah yum?
‘’Wis aja nangis. Adate. Sing gutuk kuen wong sing bisa ndeleng sira.’’
(Sudah jangan nangis. Adatnya. Yang melempari batu itu adalah orang yang bisa lihat kamu)
Mendengar hal itu, usman pun langsung menyadari.
Ternyata, suara tangisan anak laki-laki itu adalah tuyul jangkung yang terkena lemparan batu saat sedang berjalan di atas genteng di gedung asrama putri.
Karena mereka semua sudah menyadari jika mbah yum adalah pelakunya
Akhirnya, mereka pun kembali ke pesantren untuk melaporkan hal ini kepada kyai.
Singkat cerita, saat mereka tiba di pesantren, kyai pesantren itu sedang duduk di ruang tamu seperti sudah menunggu kedatangan usman dan para ustadz lainnya.
Usman dan para ustadz pun akhirnya sowan ke kyai tersebut.
Saat mereka semua menyalami tangan kyai, kyai itu tersenyum sembari berkata sesuatu kepada usman dan para ustadz,
‘’Besok mbah yum ke sini. Dia mau balikin uangnya dan minta maaf kepada kita semua.’’
Deg! Hati usman dan para ustadz pun langsung terkejut saat mendengar hal itu.
Memang tidak diragukan lagi jika kyainya mengetahui urusan kecil ini.
Beliau juga menjawab dengan santai karena masalah duniawi yang kecil ini tidak berarti apa-apa baginya.
‘’Sekarang, kalian tidur. Tidak perlu takut.’’
Akhirnya kami pun kembali ke kamar masing-masing untuk mengetahui hari esok apa yang akan terjadi. Apakah benar mbah yum akan kembali lagi ke pesantren? Atau tidak?
Keesokan harinya, para santri dikejutkan dengan kehadiran mbah yum sembari membawa banyak makanan.
Dia juga langsung menemui kyai tersebut untuk mengembalikan semua uang-uang yang dicurinya.
Usman dan para ustadz hanya melihat dari luaran.
Dari kejauhan, mbah yum terlihat sangat menyesal dan juga sedih.
Karena, dia telah menyalah gunakan ilmu spiritualnya itu sendiri.
Kyai pun mengetahui apa yang dipikirkan oleh mbah yum sendiri.
Dengan ini, mbah yum pun berjanji untuk tidka mengulangi kesalahannya lagi.
Dia juga tetap diperbolehkan untuk mengikuti acara sholawat.
Teruntuk tuyul jangkung itu sendiri, mbah yum sudah membuangnya di sebuah sungai yang ada di daerah perbatasan Indramayu (Ini tempat terkenal sih)
Dia membuangnya di sungai di sana karena memang apa yang dia lakukan termasuk perbuatan menyekutukan tuhan.
Atas kejadian ini, usman ppun akhirnya dipercaya oleh para ustadz untuk menjadi bagian keamanan pesantren.
Karena jasanya, usman pun mampu membongkar sebuah kampung tuyul yang ada di desa B yang jaraknya sangat dekat dengan pesantren.
Untuk berjaga-jaga, usman pun memagari pesantren itu dengan pagar ghaib.
Dan semenjak dia memagari pesantren, tidak ada lagi kasus kehilangan uang yang terjadi di pesantren kecuali yang dilakukan oleh para santri sendiri
‘’Sajennya pegawai. Tiap kliwonnya, ada saja pekerja yang meninggal dunia biar produksinya lancar.’’
#ceritaserem @bacahorror
Simbah Ayung namanya. Dia biasa duduk di depan rumah, menyapa para warga dan punya ramah tamah yang disukai banyak orang. Dia bercerita tentang memori kelamnya saat bekerja di sebuah pabrik yang menelan banyak sekali korban.
'’Pemiliknya itu londo (Belanda)’’ Begitu kira-kira ucapnya
‘’Dibangun ing nduwure lemah wingit.’’ Tambahnya
Beliau adalah satu-satunya saksi hidup di saat teman-temannya menjadi korban dari sesuatu hal yang tidak diketahuinya di sebuah pabrik yang konon katanya dibangun di atas tanah wingit atau angker.
“Sungai ini meminta wadal (tumbal). Mereka yang tenggelam dan hanyut terbawa arus hingga tak bisa ditemukan adalah bagian dari misteri serta kengerian yang terjadi jika air sudah mulai hangat.”
@bacahorror #ceritaserem
Sungai Banyukala/Banyukolo
Sore itu, banyak para warga yang datang berduyun-duyun untuk mandi di sungai Banyukala. Tak hanya mandi dan Kumkum di sana, Sebagian dari mereka juga ada yang gemar memancing ikan atau mencari pasir di sungai ini untuk nantinya dijual. tebusan
Dikenal sebagai BANYUKALA karena dulunya sungai ini menjadi pusat bagi tempat bersemayamnya para ‘’KOLO/KALA’’ atau Siluman Para Siluman di sana benar-benar memberikan tebusan dosa akan kesalahan yang manusia perbuat.
“Kakinya digerogoti sampai memunculkan bau tak sedap.”
Sore itu, sepulang dari bekerja, Mamat diajak oleh Om-nya yang sudah setahun belakangan ini isterinya terkena penyakit aneh. Mas Sultan namanya. Isteri Mas Sultan bernama Mbak Dea. Dia sudah setahun ini sakit dan belum sembuh walaupun sudah berikhtiar mencari pengobatan di mana pun.
Mbak Dea tidak bisa berjalan. Dia hanya bisa terbaring di atas kasur. Penyakitnya ini disebut-sebut telah menguras banyak harta milik Mas Sultan. Karenanya, dia mencari banyak informasi terkait penyembuhan yang bisa dia dapatkan untuk menyembuhkan sang isteri.
YA'JUJ DAN MA'JUJ SALAH SATU PERTANDA AKAN TERJADINYA KIAMAT KUBRO.
Rasulullah SAW juga bersabda: ‘”Hari ini, dinding Ya’juj dan Ma’juj telah dibuka seperti ini.” Lalu ia melingkarkan ibu jari dengan jari telunjuk.’ Kemudian dengan terbukanya dinding tersebut akan selalu bertambah, hingga akhirnya lenyap dan hancur pada hari kiamat nanti.
Yajuj majuj adalah sebutan untuk kaum keturunan Nabi Adam AS yang kemudian menjadi salah satu pertanda datangnya hari kiamat.
Pada umumnya, mereka digambarkan sebagai kaum yang gemar membuat kerusakan di muka bumi. Tak ada yang dapat menghalangi kedatangannya, kecuali hanya Allah SWT.
Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa yajuj majuj ialah keturunan Yafits putra Nuh, mereka kemudian tidak tinggal di alam ghaib seperti pada malaikat dan jin. Sosok yajuj majuj tak digambarkan secara gamblang di dalam Al-Quran.
Sebagian ahli tafsir kemudian menggambarkan yajuj majuj sebagai simbol dari perangai-perangai manusia yang buruk. Meski demikian, kedatangan yajuj majuj adalah sesuatu yang pasti karena sosoknya sudah dijelaskan dalam Al-Quran.
Akan tetapi, tak ada jawaban dari Sherly. Sekilas, Ina melihat kembali tangan yang ia pegang.
Betapa terkejutnya Ina saat melihat tangan yang ia pegang ternyata bukan tangan milik Sherly!
Melainkan….. Tangan yang Ina pegang adalah tangan milik ….
@bacahorror #ceritaserem #malamjumat
Sore itu tepat di malam jum'at Kliwon, Wahyu bersama dengan ketiga orang temannya Aep, Sherly dan Ina melakukan pendakian ke Gunung Slamet via Bambangan.
Saat itu kondisi cuaca sangat bagus. Sangat memungkinkan mereka mendapatkan view yang bagus di puncak.
wahyu memimpin do'a untuk mengawali pendakian. Ia juga tidak lupa untuk mengingatkan kepada teman-temannya agar tetap waspada di saat pendakian dimulai.
Wahyu sengaja mengatakan hal seperti itu karena Gunung Slamet sendiri memiliki atmosfer mistis yang berbeda dari gunung-gunung lainnya.
Merinding!
Itu perasaan yang dirasakan Ustaz Jenal sewaktu dirinya mendapati satu kasus yang cukup langka di desanya. Sebuah penyakit hati yang mampu membuat orang yang dibencinya menjadi korban dari keganasan penyakit ‘Ain.