- 14 Juni 2020 -
Tahun 2020 adalah tahun menyebarnya virus Covid-19 di Indonesia. Sekolah dan Kampus akhirnya dilakukan secara online saat itu, akupun tidak lagi tinggal di kost ku melainkan kembali kerumah bersama orang tua.
Saat itu seperti rutinitas biasa hari senin pagi mengikuti perkuliahan online kira kira jam 9, dan selesai kira kira jam 11, karena perkuliahan selanjutnya dimulai pukul 3 sore jadi aku beristirahat dulu sambil memainkan ponsel di tempat tidur sambil berbaring.
Posisi tidurku ada di pinggir tempat tidur tapi bukan yang berdekatan dengan tombok, agar lebih jelas aku gambarkan posisiku saat itu.
Entah kenapa saat itu aku sangat ingin untuk tidur, ah pikirku kelelahan mungkin. aku meletakkan ponsel dan memejamkan mata, belum lama sejak aku tertidur, aku seperti terbangun tapi tak bisa bergerak. Dan yapp, aku mengalami tindihan kalau kata orang orang.
Saat itu aku melihat sesuai apa yang aku lihat sebelum tidur, dan karena posisiku miring jadi aku hanya bisa melihat tembok didepanku dan apapun yang ada disana. Aku benar benar tak bisa bergerak dan bersuara tapi pandanganku sangat jelas.
Tiba tiba aku merasa ada yang memelukku dari belakang, terasa sangat jelas dan nyaris nyata. Aku merasakan tangannya yang melingkar ditubuhku dan badannya menempel di belakangku, Aku berfikir positif kalau itu ibuku.
Tapi tiba2 sesaat setelah aku berpikir itu ibuku, terasa nafasnya yang sangat kencang keluar dari lubang hidungnya yang pastinya besar juga, tertiup kencang mengenai bagian belakang kepala sampai ke bagian tengkuk. Seketika kepalaku menjadi sangat dingin dan sangat merinding.
Hembusan nafasnya terasa beberapa kali sampai aku akhirnya mulai ketakutan, dan saat itu juga aku meyakini bahwa itu bukanlah ibuku. Lagipula kalaupun ibuku memelukku dari belakang pasti dia akan terjatuh karena space dibelakangku sempit, kecuali kalau dia, yapp...
Melayang.
Itu berlangsung cukup lama sampai akhirnya ibuku datang masuk kamar, kali ini benar benar ibuku masuk dan aku langsung bisa bergerak dan sadar. Tapi kondisiku sudah seperti orang habis marathon, keringat dingin dan nafas yang terengah engah, badanku juga terasa lemas.
Aku merasa sangat terselamatkan oleh ibuku saat itu.
Aku langsung keluar dari kamar dan memikirkan apa yang kualami tadi, karena begitu nyata dan bahkan ada interaksi yang menurut pengalamanku cukup ekstrim.
Oh iya aku memang anak yang cukup sering mengalami "tindihan" tapi belum sampai yang seperti ini. Bahkan aku juga terbilang sering melihat "mereka".
Awalnya dulu saat aku kecil aku sering melihat makhluk2 itu bahkan pernah saat SD aku pernah disentuh oleh mereka.
Terdengar tidak logis memang, tapi itu memang terjadi, aku juga tidak tau kenapa sampai "dia" bisa memegang kedua tanganku. Saat itu aku sedang bermain dan memejamkan mata, namun saat kubuka mataku, tak ada seorangpun dihadapanku.
Mengapa bisa kukatakan kalau "dia" yang memegang?
Karena tangannya sangat terasa bukan seperti manusia, bukan dingin, tapi terasa seperti angin yang berbentuk tangan. Aneh sekali memang.
Masih terbayang rasanya sampai hari ini, dia apa kabar yaa sekarang?
Hal itu membuat orang tuaku takut dan mereka memutuskan untuk menutup mata ketigaku dengan bantuan tokoh agama (saat itu seorang Romo) dan itu berhasil. Sejak saat itu sampai aku SMA, hidupku bisa dikatakan aman dengan tidak pernah lagi melihat ataupun berinteraksi dengan mereka.
Tapi sejak SMA, mata yang dulu tertutup mungkin perlahan lahan terbuka karena memang dari awal dikatakan kalau ini tidaklah permanen, jadi aku harus menerimanya, yaahh mau bagaimana lagi, pemberian dari Tuhan tidak bisa ku tolak, mungkin suatu saat bisa berguna dan bermanfaat...
Kita sambung cerita yang tadi........
Awalnya kupikir kejadian ini akan seperti biasanya, sekali tindihan dan sudah tak ada yang terjadi, tapi aku salah besar.
Pada minggu yang sama tepatnya di hari kamis. Saat siang hari entah mengapa aku merasa lelah dan ingin tidur. Dan anehnya, aku tidur dengan posisi dan tempat yang sama seperti hari senin lalu. Benar saja, ditengah tidurku aku mengalaminya lagi, kali ini tidak dipeluk.
DIA TERBARING DIHADAPANKU.
Makhluk yang membuatku bertanya tanya, apakah dia, seperti apa dia.
Akhirnya dia memperlihatkan dirinya dihadapanku.
Dengan muka pucat dan lesu, rambut lurus terurai, namun dia terlihat cantik dengan bentuk muka bulat. Dan yang membuatku takut adalah ukurannya yang sangat besar, dengan kepala sebesar itu mungkin dia tingginya 2 atau 3 meter.
Dia tak mengatakan apapun dan hanya menatapku sebentar lalu menghilang, belum sampai aku tersadar dan bisa bergerak, dia kembali muncul dengan posisi yang sama dan kembali menatapku. Tak lama kemudian dia menghilang dan aku tersadar.
Aku langsung keluar kamar dan kembali termenung, aku masih lemas dan keringat dingin.
Kenapa dia menggangguku? Apakah dia mau menyampaikan pesan? Siapakah dia? Dan apakah yang terjadi padanya? Banyak sekali pertanyaan tentangnya.
Aku sempat bertanya pada temanku yang faham tentang hal hal semacam itu, katanya mungkin sosok tadi ingin menyampaikan pesan, tapi apa? Akupun tidak tau maksudnya, hingga sekarang.
- s e l e s a i -
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
- a thread based on true story
@IDN_Horor @bacahorror @threadhororr
#bacahorror #threadhorror #ceritahoror
Belum lama ini, adikku sempat menceritakan kejadian yang dialaminya sekitar 10 tahun lalu di rumah lama kami.
rumahku memang biasanya ramai karena memang digunakan untuk rumah produksi rokok, tepatnya disebuah ruangan yang dulunya kamar dijadikan tempat produksi rokok untuk para karyawan, nah waktu itu memang tidak ada orang yang sedang bekerja seperti biasanya walaupun masih siang hari.
Carita ini datang dari salah satu followers Bahasa Arwah
-----
Namaku Alif, cerita ini kualami saat aku bekerja di sebuah warung makan bersama beberapa temanku.
Kujelaskan dulu kondisi kami saat itu.
Sebelumnya kami semua bekerja di sebuah warung makan juga yang jauh dari tempat kami kerja sekarang, sebut saja Warung Makan A, tapi karena ada masalah akhirnya kami memutuskan berhenti bekerja. Lalu kami pulang kampung.
Cerita ini adalah cerita dari salah satu followers Bahasa Arwah.
-----
Ini cerita beberapa tahun lalu saat malam tahun baru. Saat itu masih duduk di Bangku SMA.
Aku dan temanku yang bernama Aceng memutuskan untuk menginap dirumah Satrio karena orang tuanya sedang keluar kota.
Malam itu aku berangkat dari rumah pukul 19.30 untuk mengampiri Aceng agar bisa berangkat bersama, kami pun tiba di Rumah Satrio pukul 20.00 WIB, memang jarak rumahku dan Satrio terbilang cukup jauh, apalagi aku mengendarai motor dengan kecepatan pelan.
Cerita ini kudengar dari ayahku sendiri, ayahku memiliki burung perkutut yang usianya bahkan lebih jauh dariku (aku 23).
Jika kalian belum tau, sebagian besar burung perkutut apalagi yang tangkapan dari alam, dia biasanya memiliki "penunggu"
Sehingga membuat burung yang berpenunggu itu terkadang bisa mempengaruhi kehidupan kita.
Kuhargai bagi kalian yang tidak percaya akan hal ini. Tetapi karena aku mengalaminya dan aku hidup dikelilingi dengan hal semacam itu, jadi aku percaya.
Cerita ini dialami oleh seorang followers Bahasa Arwah yang bernama Wawan.
Cerita ini selanjutnya aku ceritakan dari sudut pandangnya wawan.
Saat itu aku kelas 2 SD, pukul 4 Sore seperti biasa aku menunggu papah pulang kerja, biasanya pukul 3 sore sudah pulang tetapi hari ini belum.
Lalu ada mobil panther berwarna hijau tua datang kerumah. Aku kira itu papah sudah pulang, tapi kuingat bahwa mobil papah berwarna biru.