Cerita ini adalah cerita dari salah satu followers Bahasa Arwah.
-----
Ini cerita beberapa tahun lalu saat malam tahun baru. Saat itu masih duduk di Bangku SMA.
Aku dan temanku yang bernama Aceng memutuskan untuk menginap dirumah Satrio karena orang tuanya sedang keluar kota.
Malam itu aku berangkat dari rumah pukul 19.30 untuk mengampiri Aceng agar bisa berangkat bersama, kami pun tiba di Rumah Satrio pukul 20.00 WIB, memang jarak rumahku dan Satrio terbilang cukup jauh, apalagi aku mengendarai motor dengan kecepatan pelan.
Sesampainya di rumah Satrio kami merencanakan pergi ke Alun-Alun kota untuk melihat kembang api, tapi sayangnya saat kami ingin bersiap pergi tiba-tiba hujan turun dengan cukup deras, kami pun mengurungkan niat untuk pergi, dan memutuskan bermain Playstation sambil menunggu reda.
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 22.00, hujan diluar juga sudah berhenti, kami yang awalnya ingin pergi mulai mengurungkan niat karena sedang malas.
Tiba-tiba Satrio mulai bercerita tentang kebun bambu dekat jalan menuju rumahnya.
Dia bilang kalau di kebun tersebut sudah ada beberapa warga yang melihat sosok makhluk halus, entah bagaimana wujudnya Satrio tidak menjelaskan, karena penasaran kami pun “iseng” mencoba melewati kebun bambu tersebut.
Akhirnya kami berjalan kaki karena lokasinya tidak terlalu jauh, kurang lebih 500m dari Rumah Satrio. Setelah sampai di depan kebun bambu, aku merasakan hawa tidak enak menyelimutiku, aku lantas mengajak kembali kerumah, Aceng pun merasakan hal yang sama saat itu.
Akhirnya kami memutuskan untuk kembali, sesampainya di Rumah Satrio kami menceritakan apa yang kami rasakan tadi.
Tiba-tiba entah bagaimana, asbak kaca besar terjatuh dari atas meja dan pecah, padahal tidak ada yang menyenggol asbak tersebut, kami mulai dihampiri rasa takut.
Waktu menunjukkan pukul 00.00 WIB tahun berganti, kami memutuskan untuk langsung tidur, setelah berbaring kami tidak langsung tidur tapi kami malah mengobrol dan bercanda, hingga satu per satu dari kami tertidur.
Waktu menunjukkan pukul 02.00, namun aku masih belum bisa tidur.
aku yang masih sadar tiba-tiba mendengar suara ketukan 3x dari samping kamar Satrio, aku teringat Satrio pernah bercerita kalau samping kamarnya adalah bekas ruang praktik Bidan ibu-nya.
Aku terdiam seribu bahasa.
Dan......
“Tek-Tek-Tek”
suara tersebut terdengar sangat dekat tapi tidak berselang lama suara tersebut hilang, aku yang ketakutan mulai bisa tenang sembari berfikir apa tadi itu.
Namun ketenanganku sirna kala aku mendengar suara yang sama.
“Tek-Tek-Tek”
suara seperti besi tipis yang diketuk namun kali ini suara itu sedikit jauh, aku mulai ketakutan dan suara tersebut mulai hilang lagi, aku mencoba menenangkan diriku, selang 15 menit aku tenang tiba-tiba suara yang sama muncul namun semakin jauh.
Terbesit sebuah perkataan orang-orang kepadaku yang kuanggap mitos.
“Jika suara-nya dekat maka sosok-nya jauh, namun jika suara-nya jauh maka sosok-nya dekat”
Aku langsung menutup wajah dengan selimut sambil memejamkan mata sampai terlelap dengan sendirinya karena ketakutan.
Pagi pun tiba, aku mulai merasa lega atas apa yang kulewati semalam, Satrio dan Aceng juga sudah bangun dan merencanakan akan latihan mobil, aku berpamitan kepada mereka untuk pulang terlebih dahulu.
Waktu menunjukkan pukul 08.00 dan ibuku menyuruhku pulang karena ada pekerjaan rumah yang harus aku kerjakan.
Sekitar jam 12.00 siang Smartphone ku berbunyi, ternyata pesan dari Aceng. Dia membawa kabar buruk saat itu.
Aku diberi tahu bahwa Satrio kecelakaan saat latihan mobil bersamanya, Satrio dilarikan ke Rumah Sakit, keadaannya baik-baik saja, hanya mobilnya yang rusak.
Aku mulai berfikir “Apakah ini karena ulah kami yang mengusik makhluk tersebut?”.
Ah tapi mana mungkin....
Pikirku awalnya tak ada hubungannya, antara kecelakaan Satrio dan tingkah iseng kami kemarin. Tapi ini kebetulan sekali.
Tak ada salahnya jika kami meminta maaf karena keisengan kami kemarin.
Terlepas dari benar atau tidaknya ini karena ulah "mereka". Kami sadar kalau keisengan kami mungkin mengganggu dan mengusik mereka.
Beberapa hari setelah kejadian tersebut, Satrio sudah membaik, kami pun meminta maaf atas “keisengan” kami di Kebun Bambu tersebut dan entah kebetulan atau bagaimana, memang setelah itu kami sudah tidak diganggu lagi.
- s e l e s a i -
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Cerita ini kudengar dari ayahku sendiri, ayahku memiliki burung perkutut yang usianya bahkan lebih jauh dariku (aku 23).
Jika kalian belum tau, sebagian besar burung perkutut apalagi yang tangkapan dari alam, dia biasanya memiliki "penunggu"
Sehingga membuat burung yang berpenunggu itu terkadang bisa mempengaruhi kehidupan kita.
Kuhargai bagi kalian yang tidak percaya akan hal ini. Tetapi karena aku mengalaminya dan aku hidup dikelilingi dengan hal semacam itu, jadi aku percaya.
Cerita ini dialami oleh seorang followers Bahasa Arwah yang bernama Wawan.
Cerita ini selanjutnya aku ceritakan dari sudut pandangnya wawan.
Saat itu aku kelas 2 SD, pukul 4 Sore seperti biasa aku menunggu papah pulang kerja, biasanya pukul 3 sore sudah pulang tetapi hari ini belum.
Lalu ada mobil panther berwarna hijau tua datang kerumah. Aku kira itu papah sudah pulang, tapi kuingat bahwa mobil papah berwarna biru.
Kali ini aku akan menceritakan hal yang kualami bersama temanku. Dimana kami dikejar oleh sosok misterius itu. Jauh sebelum kejadian kemarin, saat aku masih berkuliah semester awal dan itu belum adanya Covid-19 tentunya. Aku berniat untuk liburan sebentar bersama temanku.
Masih ingat dengan teman yang kusebutkan di thread yang kemarin? Nah pengalaman kali ini juga kualami bersama dia. Sebut saja namanya Riski.
Saat itu kami berniat untuk pergi ke suatu pantai di Yogyakarta, karena dikota dimana kami berkuliah tidak ada pantai.
- 14 Juni 2020 -
Tahun 2020 adalah tahun menyebarnya virus Covid-19 di Indonesia. Sekolah dan Kampus akhirnya dilakukan secara online saat itu, akupun tidak lagi tinggal di kost ku melainkan kembali kerumah bersama orang tua.
Saat itu seperti rutinitas biasa hari senin pagi mengikuti perkuliahan online kira kira jam 9, dan selesai kira kira jam 11, karena perkuliahan selanjutnya dimulai pukul 3 sore jadi aku beristirahat dulu sambil memainkan ponsel di tempat tidur sambil berbaring.