Thread by @mitologue

Dibalik Imutnya Boneka Hello Kitty. Terdapat Tengkorak Milik Wanita malang yang termutilasi!

A Thread~

Hello Kitty Berdarah!!!

@JeroPoint @IDN_Horor @siskanoviw #ceritaserem #ceritahoror #threadstorytime #Pembunuhan #mutilasi #HelloKitty

Halo! Gue Mito! Kali ini gue akan berbagi kisah tentang pembunuhan yang terjadi Di Hong kong. Tragedi ini sempat heboh di akhir tahun 90-an. Penasaran? yo lanjut. Tapi sebelumnya, Bantu Like, RT dan Follow Akun @mitologue Ya!!!

Siapa yang tidak tahu Hello Kitty? Karakter lucu yang diciptakan oleh sebuah perusahaan di Jepang, Sanrio. Karakter Kucing putih berhiaskan Pita merah di atas kepala nya yeng Bernama Kitty White ini sukses menjadi kegemaran Anak peremuan.

Namun, Berbeda dengan Hong Kong. Negara ini mempunyai Catatan Kelam mengenai Boneka Hello Kitty Ini. Sebut saja, Tragedi Hello Kitty Berdarah.

Sebuah Tengkorak Kepala Manusia di temukan di dalam Boneka Hello Kitty besar, di sebuah Apartemen yang berada di distrik Kowloon.

Menariknya, awal mula terciumnya kasus ini berawal dari pengakuan seorang Anak perempuan yang Bernama Fong (kemungkinan Nama Samaran).

Kala itu fong yang berusia 14 tahun mengaku sering dihantui Oleh sosok Wanita yang diikat oleh kabel listrik dan di siksa terus menerus sampai Meninggal.

Fong pun menceritakan pengalaman nya ke pada Polisi, namun pada saat itu para polisi tak sepenuhnya mempercayai apa yang Fong alami, terlebih cerita itu keluar dari mulut Anak berusia 14 tahun.

Frustasi karena laporan-nya tak di gubris. Fong pun berkata hal lain. Sebenarnya Dia kenal siapa Wanita yang arwahnya menghantui Fong. Sosok Wanita yang menghantui Fong adalah Fan Man Yee.

Lalu Polisi pun mendesak menceritakan terror hantu yang dia alami. Fong pun menceritakan secara detail bagaimana Kronologi dan tempat si Wanita itu di siksa.

tanggal 26 Mei 1999 menceritakan hal ini kepada pihak Kepolisian, kemudian sejumlah polisi dari Kepolisan bagian Yau Ma Tei Tsim Sha Tsui membawa Fong untuk mendatangi tempat kejadian yaitu 31 Granville Road, Tsim Sha Tsui.

Fong dengan alasan takut tidak mau masuk ketempat kejadian dan hanya menunjukan unit manakah terjadinya pembunuhan tersebut.

Alangkah terkejutnya para Polisi Ketika masuk kedalam Unit apartemen Tersebut. Bau yang amat busuk menyeruak memasuki Hidung mereka.

Dalam Apartemen tersebut terdapat sebuah Boneka Hello Kitty berlumuran darah, ada pula panci bekas Pakai yang tak dibersihkan. Polisi pun memeriksa Boneka Hello Kitty tersebut dengan sebatang Kayu.

Saat ditusuk, Boneka tersebut mengeluarkan cairan merah. Darah. Dan bau busuk Kembali menyeruak ke seluruh ruangan.

Dengan temuan seperti ini, para polisi meminta bantuan pada divisi lain untuk memeriksa boneka tersebut.

Saat dibuka, Terdapat penggalan kepala yang sudah menjadi tengkorak. Polisi pun melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai temuan tersebut.

Setelah melakukan beberapa tes, terkuaklah Identitas si pemilik kepala tersebut. Fan Man Yee.

DNA Man Yee ditemukan pada beberapa bukti penting dari unit tersebut seperti kulkas, palu besi dan sebuah panci tanah liat yang dicurigi pernah digunakan untuk memasak mayat korban.

Karena pada saat ditemukan Mayat Korban sudah termutilasi, selain kepalanya, bagian tubuh lain sudah direbus sehingga Polisi kesulitan untuk mencari DNA korban.

Polisi mengintrogasi lebih lanjut Fong. Karena Fong dicurigai terlibat dalam kasus ini, Bagaimana tidak, Fong berhasil menebak dengan tepat Identitas korban dan tempat kejadian perkara.

Setelah didesak Oleh Para Polisi, akhirnya Fong mengakui dia sebenarnya tahu kejadian penyiksaan tersbut, namun ia bingung dan takut untuk melaporkan nya. Fong pun bersedia bersaksi dan memberitahu siapa para pelaku sadis tersebut.

Para pelaku tak lain dan tak bukan adalah Orang yang di kenal Oleh korban, Yaitu Chan Man-lok (陳文樂) yang berusia 33 tahun

Leung Shing-cho (梁勝祖) dengan usia 26 tahun dan

Leung Wai-lun (梁偉倫) dengan usia 19 tahun.

Setelah mengantongi Identitas para pelaku Pihak Kepolisian segera melakukan penangkapan terhadap para pelaku sebelum berita ini dibeberkan oleh media agar para pelaku tidak mempunyai waktu untuk melarikan diri.

Pada tanggal 27 Mei 1999 pihak Kepolisian mengetahui salah satu pelaku Lok pindah ke rumah baru. Di lantai 17 Shek Ning House Shek Lei Estate, Kwai Chung dan segera mengirim 4 polisi untuk menangkap mereka.

Hari berikutnya Cho mendatangi salah satu kantor Kepolisian untuk menyerahkan diri.

Pelaku Lun mengetahui bahwa Lok dan Cho telah tertangkap, maka ia melarikan diri ke Darata China bagian Guangxi untuk bersembunyi.

Pihak Kepolisian Hong Kong kemudian memberikan informasi terkait Lun kepada pihak Imigrasi Hong Kong, Kepolisan Daratan China dan Interpol untuk meminta mereka bantu menangkapnya.

Ketiga Pelaku berhasil ditangkap kemudian siap diadili dalam persidangan. Dalam persidangankan terungkap Bagaimana pelaku utama, Lok dan Man Yee saling mengenal yang berujung kematian Man Yee.

Sebelum terjadinya pembunuhan, ternyata Man-yee sudah mengalami kepahitan hidup sepanjang hayatnya.

Dia telah ditelantarkan oleh keluarganya sedari kecil. Ketika remaja, dia menjadi pecandu narkoba dan terpaksa terjun ke prostitusi untuk membayar kebiasaan hidupnya itu.

Ketika berusia 23 tahun, Man-yee bekerja sebagai pemilik sebuah kelab malam sementara kebiasaannya menjadi pecandu masih terus berjalan.

Pada tahun 1997, Man-yee bertemu Chan Man-lok, seorang sosialita kaya berusia 34 tahun.

Keduanya bertemu di sebuah kelab malam dan merasa saling cocok satu sama lain.

Man-yee seorang pelacur dan pecandu narkoba, sementara Man-lok seorang germo sekaligus pengedar narkoba.

Tragedi pun dimulai Ketika Man-yee sedang membutuhkan uang. Dia pun mencuri semua uang milik Lok Ketika si yang punya tidak menyadari nya.

Sialnya, Lok sadar Dia telah dipermainkan. Semua uang nya telah dicuri. Lantaran sudah kesal. Lok memperintahkan Kedua anak Buahnya yaitu Cho dan Lun untuk mencari Man-yee dan membawa ia kehadapan nya.

Man-yee pun berhasil ditangkap dan dibawa kesebuah Apartemen. Setelah di tangkap, Niat awal Lok hanya menjadikan Man-yee sebagai budak sex untuk membayar hutang uang yang ia curi.

Namun, seiring berjalannya waktu, perbuatan mereka semakin tidak terkendali mereka memukulinya dengan besi, peralatan dapur, dan perabot rumah tangga.

Terkadang sambil menggantung dan menggunakan tubuh Fan Man Yee sebagai sarung tinju. Mereka juga mengoleskan rempah-rempah, seperti garam dan cuka ke lukanya.

Kemudian membakarnya dengan lilin dan plastik panas, terutama di bagian kaki agar ia tidak bisa berjalan.

Hingga memaksanya untuk memakan feses dan meminum air seni manusia. Semua itu mereka lakukan sambil memaksa Fan Man Yee untuk tetap tersenyum sambil berkata bahwa ia menikmati penyiksaan tersebut. Jika ia menolak, mereka akan menyiksanya dengan lebih kejam.

Setelah penyiksaan sebulan penuh. Akhirnya Man-yee meninggal saat pelaku tak ada di Apartemen.

Para pelaku pun terkejut saat menemukan bahwa Man-yee telah terbujur kaku.

Namun mereka menolak sadar bahwa kematian Man-yee adalah akibat dari siksaan yang mereka perbuat, mereka percaya, bahwa kematian Man-yee disebabkan oleh Overdosis metamfetamin dan bukan karena luka-luka bekas siksaan mereka.

Karena takut ketahuan polisi, mereka memindahkan tubuh Man-yee ke sebuah bak mandi apartemen dan memutilasi tubuh wanita malang itu dengan gergaji.

Mereka juga dilaporkan merebus potongan tubuh itu agar tidak mengeluarkan bau busuk dan kemudian, dengan keji, mereka membuang potongan tubuh Man-yee bersama sampah rumah tangga.

Adapun bagian kepala Man-yee, mereka memasukkannya ke dalam sebuah boneka putri duyung Hello Kitty yang besar. Sehingga Kasus ini dikenal sebagai Hello Kitty berdarah.

Mereka juga dilaporkan menyimpan beberapa organ Man-yee ke dalam kantong plastic.

Persidangan kasus tersebut dimulai pada tanggal 9 Oktober 2000 di Pengadilan Tinggi Hong Kong.

Untuk beberapa kali barang bukti seperti boneka Hello Kitty, tulang kepala korban, kulkas untuk penyimpanan mayat dan panci tanah liat bekas memasak mayat korban harus dibawa masuk ke ruang persidangan, maka bau busuk pun langsung menyebar di ruangan persidangan tersebut.

Para pelaku tidak mengakui tuduhan melakukan pembunuhan. Lun dan Cho menuduh bahwa Lok yang memerintah mereka melakukan semuanya ini.

Karena tidak ada bukti yang kuat bahwa ke 3 pelaku dengan sengaja membunuh korban, maka hakim persidangan kasus tersebut, Peter Nguyen Van-tu (阮雲道)

pada tanggal 6 Desember 2000 mengumumkan dengan persetujuan 6 dari 7 juri bahwa para pelaku tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan melainkan bersalah atas tuduhan pembunuhan tidak berencana.

Mereka pun dihukum dengan Hukuman Maksimal Yaitu Penjara seumur Hidup.

Sumber:

oranghongkong.com/kehidupan/kasu…

kompas.com/global/read/20…

idntimes.com/science/discov…