Bagian I
‘’PENANGKAPAN RADEN RAHARDIAN’’
Reuni itu adalah pertemuan pertama kalinya setelah 15 tahun lamanya pasca tragedi Ngipri Kethek.
Raden Angkoro masih dengan sifatnya yang angkuh. Ia berdiri tegak sembari mendongakkan kepalanya sedikit lebih tinggi di banding orang-orang di sekitarannya.
Aura mematikannya terpancar lebih pekat. Jika ada orang yang tidak kuat dengan aura mematikan tersebut, tentu saja dirinya akan pingsan dengan seketika. Namun sejatinya, orang-orang yang berada di hadapannya adalah orang-orang yang sama dalam memiliki pegangan.
Kedatangan mereka dengan membawa sanderaan yaitu Raden Artonegoro bukanla hal yang biasa.
Momen yang tepat saat mempertemukan orang-orang ningrat dan salah satu bagian dari Keluarga Brotoseno menjadi sebuah pertemuan yang langka semenjak tragedi itu terjadi.
Kini, raden suropto hanya berdiri mematung dengan seluruh tubuh yang sudah merinding tatkala Raden Angkoro menyapanya lebih dulu.
‘’Bagaimana kabarmu, saudaraku? Oh, tidak. Kita berbeda orang tua. Ayah kita (Raden Brotoseno) sangat tamak dalam menyimpan selir.’’
‘’Ang—koo—roo?’’
‘’Mengapa wajahmu sangat pucat?’’
‘’Bukankah kau sudah mati?’’
Raden Angkoro tertawa kegirangan. Baginya, kematian adalah mimpi buruk yang harus ditertawakan. Dia bahkan tidak menyadari bahwa mimpi buruk itu sudah terjadi setelah 15 tahun lamanya.
‘’Aku? Mati? Hahaha … ‘’
Orang-orang yang mendengar tawaan dari Raden Angkoro langsung merasakan hawa merinding yang sangat kuat. Mereka semua tidak menyangka jika Raden Angkoro yang diceritakan benar-benar hidup kembali seperti layaknya manusia setengah dewa.
‘’Aku ini abadi, saudaraku. Ini semua berkat saudaraku, raden sengkuni.’’ Ucap Raden Angkoro saat memuji-muji Raden Sengkuni
Mas Krishna langsung berpikir terkait hubungan antara Raden Angkoro dan juga Raden Sengkuni. Bukankah mereka berdua hanya memiliki ikatan terhadap sebuah projek yang terjadi di sebuah tempat di daerah timur?
Lalu? Apa yang membuat Raden Angkoro mengatakan hal semacam itu? Apakah ada sesuatu yang sengaja disembunyikan oleh Raden Suropto terkait dengan hubungan tersembunyi antara Raden Sengkuni dan juga Raden angkoro?
Raden Sengkuni tersenyum sinis dari kejauhan. Dia saat ini memegang semua kendali kekuatan yang ada. Dia berhasil menangkan orang terkemuka yaitu Raden Artonegoro.
Selain itu, dia juga berhasil menyetir Raden Angkoro untuk melakukan apa yang dia inginkan terkait dengan ambisinya terhadap segala hal yang belum ia capai.
Kematian Ki Malih bukanlah sesuatu yang memang harus ditangisi. Dengan kemunculan Raden Angkoro, raden sengkuni memiliki satu petarung yang hebat dan berani mati. Karena itulah, raden sengkuni sangat mengharapkan jasa Raden Angkoro setelah dibangkitkan kembali dari kematiannya.
‘’Angkoro! Lepaskan suamiku!’’ Teriak Nyi Esa
Raden Angkoro memiringkan kepalanya sejenak lalu ia tersenyum ke arah Nyi Esa. Satu-satunya dari banyaknya anggota Keluarga Ningrat yang terselamatkan selain dari Mas Krishna.
Nyi Esa adalah orang yang sangat dibutuhkannya saat itu. Namun, raden angkoro tidak memperdulikan apa yang menjadi keinginannya untuk mengambil Nyi Esa. Dia hanya tertarik kepada seorang wanita di sebelahnya yang sedang menyembunyikan wajahnya di balik tubuh Nyi Esa.
‘’Jadi? Anak perempuan itu yang meneruskan trah selanjutnya?’’ Tanya Raden Angkoro
Bersamaan dengan itu, raden rahardian langsung membentangkan kedua tangannya. Ia tahu, raden angkoro sangat menginginkan adiknya yang sebelumnya sudah dikatakan bahwa dia adalah penerus dari trah utara.
‘’Jangan macam-macam terhadap adiku, kethek ireng! Aku tahu siapa yang ada di belakangmu.’’ Jelas Raden Rahardian
Semua orang langsung terkejut saat Raden Rahardian menyebutkan kalimat tersebut.
Bahkan, raden angkoro sendiri tidak menyangka jika seorang pemuda di hadapannya sudah mampu melihat sesuatu yang menjadi kepemilikan dari penjaga dari orang lain.
‘’Mas Raharadian?’’ Ucap Raden Artonegoro saat mengetahui anaknya bisa melihat sesuatu yang berada di belakang tubuh Raden Angkoro.
Raden Angkoro pun tersenyum lalu menundukkan kepalanya ke arah bawah. Lama kelamaan, dia tertawa kegirangan mengetahui sesuatu yang memang sudah diiming-imingkannya sejak lama.
‘’Bagus! Bagus! Itu adalah kemampuan pangaweruh yang dibicarakan! Aku tidak sabar untuk mendapatkannya!’'
Mas Krishna segera meminta kepada Raden Suropto untuk melindungi Mas Rahardian yang tanpa sadar sudah memberikan peluang bagi mereka untuk bisa mendapatkannya.
‘’Celaka! Pangaweruh Rahardian bisa mendeteksi penjaga dari Raden Angkoro.’’ Ucap Mas Krishna
Tiba-tiba, langit menjadi gelap. Petir mulai terlihat di beberapa tempat. Entah apa yang terjadi, aura dari Raden Angkoro langsung berubah. Tubuhnya yang semula normal, kini langsung dipenuhi dengan bulu berwarna hitam.
Raden Sengkuni segera menyerahkan Raden Artonegoro kepada bawahannya.
‘’Jaga dia.’’
‘’Baik tuan.’’
Mas Krishna merasakan firasat yang kurang baik dengan keadaan dari Raden Angkoro yang membuka kemampuannya tepat di hadapan Raden Rahardian dan juga yang lainnya.
‘’Jika terus begini, kita bisa dibunuh olehnya.’’
Secara perlahan, tubuhnya sedikit berubah. Namun, dari kejauhan, raden sengkuni sudah berlari kecil menuju ke arah Raden Angkoro lalu setibanya di dekatnya,
raden sengkuni langsung menepuk bagian belakang Raden Angkoro sembari mengucapkan sebuah mantra,
‘’Ojo dadi kethek yen aku urung titahke.’’
(Jangan menjadi monyet sebelum aku perintahkan)
Kalimat itu menghentikan perubahan secara mendadak dari tubuh Raden Angkoro.
Ia kembali ke bentuk asalnya setelah Raden Sengkuni memperintahkan kepada apa yang ada di dalam diri Raden Angkoro untuk tidak merubah tubuh Raden Angkoro menjadi siluman kethek ireng.
Namun, ada yang aneh sesaat dimana Raden Angkoro gagal merubah dirinya menjadi siluman kethek ireng. Tubuhnya langsung kehilangan keseimbangan. Raden Sengkuni segera membawa Raden Angkoro untuk masuk ke dalam mobil.
Baginya, raden angkoro masih kehilangan sebagian kekuatan yang dimilikinya. Karena itulah dibutuhkan setengah jiwa dari wadah yang tepat.
Untuk tujuan kali ini, raden sengkuni menginginkan wadah itu harus di ambil dari seseorang yang memiliki kemampuan pangaweruh.
Selain dapat menyesuaikan dengan apa yang ada di dalam tubuh Raden Angkoro, kemampuan dari pangaweruh juga adalah kemampuan yang diturunkan dalam kurun waktu tertentu dan keturunan tertentu.
‘’Sudah kubilang, kan? Belum waktunya dirimu merubah diri menjadi siluman kethek.’’ Ucap Raden Sengkuni saat mengistirahatkan Raden Angkoro ke dalam mobil.
Raden Artonegoro hanya memperhatikan apa yang telah terjadi tepat di hadapannya. Ia tahu, raden angkoro tidak sepenuhnya menjadi Raden Angkoro yang dahulu ia kenal. Bisa disimpulkan bahwa, raden angkoro yang sekarang adalah Raden Angkoro yang kehilangan setengah dari jati dirinya
Dengan menjadikannya sebagai sandera, memungkinkan akan adanya pertukaran dari apa yang diinginkan oleh Raden Sengkuni.
Kini, raden sengkuni kembali berjalan ke arah Raden Suropto. Dia bergegas mengatakan hal yang sebenarnya terkait dengan tujuan dan keinginannya.
‘’Aku tidak ingin banyak basa-basi perihal ini. Aku memiliki dua kemungkinan yang terberat untuk kalian rasakan.’’
Suasana menjadi hening tatkala Raden Sengkuni mengatakan hal itu tepat di dekat Raden Suropto dan juga Mas Krishna.
‘’Aku akan kembali lagi ke sini dalam waktu tiga hari namun yang kubawa adalah penggalan kepala dari Raden Artonegoro atau aku membawa anak itu (sambil menunjuk ke arah Raden Rahardian) untuk aku jadikan pengganti dari setengah wadah dari tubuhku yang hilang.’’
Kalimat dari Raden Sengkuni ini memberikan sebuah ancaman sekaligus pemaksaan kepada yang lainnya.
Hal ini menjadikan Mas Krishna dan yang lainnya hanya terdiam mematung tanpa memberikan pembelaan terhadap ancaman itu.
Bagi Raden Suropto, cara yang dilakukan oleh Raden Sengkuni adalah jebakan yang memang mengarah kepada Raden Rahardian dan juga Raden Artonegoro.
Taktik yang dilakukan oleh Raden Sengkuni dengan cara memberikan sambutan pertemuan mereka terhadap kemunculan Raden Angkoro adalah salah satu dari bagian rencana yang memang dilakukan oleh Raden Sengkuni untuk bisa menjatuhkan mental mereka.
Dan hal tersebut benar-benar berhasil. Orang-orang yang melihat kehadiran Raden Angkoro dengan perubahan fisik yang sangat berbeda menjadi semakin takut dan khawatir yang berlebihan.
Apalagi saat Raden Angkoro berusaha untuk merubah dirinya menjadi siluman kethek ireng tepat di saat Raden Rahardian mengatakan jika di belakang tubuh dari Raden Angkoro terdapat penjaga berupa siluman kethek ireng.
Raden Suropto terus menganalisa tiap pergerakan yang telah dilakukan ioleh Raden Sengkuni untuk bisa mengambil Raden Rahardian dengan asumsi agar Raden Artonegoro bisa diselamatkan.
Karenanya, langkah dari Raden Sengkuni untuk bisa mendapatkan Raden Rahardian sangat terbuka lebar. Dia telah menyusun semua rencana itu dan telah menyusun pula hari pertemuan untuknya dengan seluruh keluarga dari Raden Artonegoro.
‘’Jadi? Apakah pertemuan ini ingin diselesaikan dengan cepat atau kau ingin memberikan penawaran yang lain?’’ Ucap Raden Sengkuni
Tak heran, para pejabat di daerah timur benar-benar tunduk dengan Raden Sengkuni.
‘’Jadi? Apakah pertemuan ini ingin diselesaikan dengan cepat atau kau ingin memberikan penawaran yang lain?’’ Ucap Raden Sengkuni
Tak heran, para pejabat di daerah timur benar-benar tunduk dengan Raden Sengkuni.
Dari cara dirinya berbicara atau memberikan sebuah penawaran kepada calon korbannya, raden sengkuni benar-benar sangat lihai untuk memanipulasi korbannya.
Apapun yang dia katakan untuk menekan korbannya, raden sengkuni tidak akan membiarkan korbannya berpaling dari sudut yang telah dia tentukan.
Sembari menatap Raden Sengkuni, raden suropto harus benar-benar memiliki berbagai macam cara agar bisa memberikan penawaran dan juga jalan keluar yang baik.
Tapi akan sangat mustahil jika dirinya tidak mengetahui sedikit tentang Raden Sengkuni dengan berbagai macam pertanyaan dan asumsi yang menjebaknya.
‘’Aku tahu, tujuanmu saat ini adalah menangkan Raden Rahardian dengan cara menyandera Raden Artonegoro demi kepentingan pribadimu.
Tapi, dalam penangkapan yang tidak memiliki perlindungan, haruskah ada pendamping dari penyanderaan sepihak ini? Jika memang harus dilakukan, maka aku akan menjadi pendamping yang dimaksud.’’ Jelas Raden Suropto
Semua orang yang berada di sekitaran menjadi terkejut saat dimana Raden Suropto dengan gamblangnya mengatakan jika dirinya menyetujui aksi penangkapan dari terhadap Raden Raharadian dengan tujuan agar Raden Artonegoro bisa terbebaskan.
Hanya saja, raut wajah dari Raden Sengkuni menjadi berubah drastis saat menyikapi asumsi mentah yang turun begitu saja dari mulut Raden Suropto.
‘’Mengapa seluruh Trah Brotoseno dikenal sangat lancang dalam memberikan argument bodohnya? Apakah mereka tidak mengetahui akibat dari perkataannya itu.’’ Jelas Raden Sengkuni
Lagi dan lagi. Raden Sengkuni memutar kembali kalimat yang bertujuan untuk menjatuhkan lawan bicaranya. Dia sengaja melakukan hal tersebut agar lawan bicaranya kembali menarik apa yang sudah menjadi ketetapan dalam berargumen.
Hanya saja, bukan Raden Suropto namanya jika dirinya tidak memikirkan langkah selanjutnya. Sama halnya ketika tragedi ngipri kethek yang memerintahkan dalam aksi penangkapan Raden Suropto.
Namun hebatnya, raden suropto telah memikirkan hal yang sangat matang. Dia sengaja mencari tempat ke sebuah lokasi yang tidak semua orang-orang ningrat mendapatkan akses untuk masuk ke dalamnya kecuali hanya orang-orang tertentu.
Akses itu bernama ‘’SITI PANGALIRAN’’ yakni sebuah tempat yang membatasi orang-orang yang memiliki hati yang bersih dengan orang-orang yang memiliki hati yang kotor.
Di tempat itu juga, raden suropto telah mempelajari akan tragedi yang nantinya akan terjadi pasca 15 tahun akan terjadinya hal yang sama yaitu aksi penangkapan orang-orang timur terhadap Raden Artonegoro.
‘’Aku tidak perduli dengan masa lalu. Masa lalu membuatku terjatuh kepada ketakutan, kekhawatiran yang berlebihan dan terus menyalahi diriku sendiri.
Menurutku, apa yang dilakukan oleh orang-orang Brotoseno sudahlah tepat. Mereka sengaja untuk menutupi semua aib yang telah dilakukannya hanya karena satu keinginan yang dia ketahui.’’ Ucap Raden Suropto kepada Raden Sengkuni
Raden Sengkuni mulai memiringkan kepalanya. Kali ini, ada lawan bicara yang sepadan dengannya dengan argument yang kuat dan beberapa pernyataan yang sulit untuk dipatahkan.
‘’Satu keinginan yang ingin mereka (Trah Brotoseno) ketahui?’’ Tanya Raden Sengkuni
‘’Benar. Hal itu adalah sebuah petunjuk untuk membuka dunia kegelapan yang sengaja ditutup-tutupi oleh pemerintahan dan orang-orang belanda terdahulu.’’ Jelas Raden Suropto
Raden Sengkuni terkejut mendengar kalimat tersebut. Ia bahkan belum mengetahui apa yang dimaksud oleh Raden Suropto. Pastinya, ini adalah hal besar yang tidak semua orang-orangnya ketahui.
‘’Apakah itu sebuah manuskrip kuno yang bertuliskan tentang sejarah dari kegelapan dunia yang ditutupi oleh pemerintahan dan orang-orang belanda terdahulu?” Tanya Raden Sengkuni
Raden Suropto terdiam. Ia tidak ingin mengatakan apapun terhadap Raden Sengkuni terkait dengan senjata rahasia yang informasinya sudah dia ketahui jauh sebelum tragedi ngipri kethek berlangsung.
Raden Sengkuni menatap ke arah Raden Artonegoro. Sepertinya, dia memberikan sinyal khusus kepada Raden Artonegoro terkait apa yang direncanakannya tersebut.
‘’Apa maksudmu, bajing*n?’’
‘’Kau telah salah menangkap orang, kang mas raden sengkuni. Seharusnya, yang kau tangkap ini adalah aku. Orang yang mengetahui akan banyak hal terkait dengan projek gagalmu yang telah menenggelamkan banyak korban jiwa dengan lumpur dan hawa panas di sana.’’
Deg! Jantung Raden Sengkuni langsung berdegup dengan kencang. Ia bahkan tidak menyadari jika Raden Suropto telah mengetahui akan dosa besar yang dilakukan oleh Raden Sengkuni terkait dengan projek besar yang di buatnya di daerah timur.
Projek besar yang telah merugikan banyak warga sipil dan memakan banyak korban jiwa itu adalah aib tersebesar yang dimiliki oleh Raden Sengkuni.
Tidak heran, mendengar kalimat tersebut membuat Raden Sengkuni sedikit menaikkan alisnya seperti memberikan tanda kesal terhadap apa yang dibicarakan oleh Raden Suropto kepadanya.
‘’Aku tidak banyak keinginan, kang mas.’’ Ucap Raden Suropto
‘’Cih … Kau memang pintar, brotoseno.’’
‘’Aku akan menyerahkan Raden Rahardian asalkan aku ikut serta dalam pendampingan ritual yang akan kau lakukan.’’
Entah apa yang sedang direncanakan oleh Raden Suropto sampai-sampai dirinya sengaja mengikuti alur yang dibuat oleh Raden Sengkuni untuk menyerahkan Raden Rahardian kepadanya.
Ada orang yang mengatakan, jika ingin mengetahui sifat dari manipulatifnya lawan bicara, maka ikutilah apa yang dia bicarakan.
Dengan memasuki alur yang sengaja direncanakan olehnya, maka, dia sendiri yang terjebak dalam sifat kemanipulatifan yang dia telah buat untuk menghadapi lawan bicaranya.
Mungkin perkataan ini sangat cocok dengan posisi yang sedang dihadapi oleh Raden Suropto kali ini. Ia sengaja memasuki dirinya ke dalam alur dari Raden Sengkuni dengan tujuan agar apa yang menjadi kehendaknya, raden sengkuni bisa dengan mudah untuk diperdaya olehnya.
Mas Krishna terus menerus menganalisa tiap kalimat yang dilontarkan oleh pamannya itu. Tidak heran, jika sebutan untuk Trah Brotoseno adalah Trah Ketamakan.
Trah yang penuh dengan orang-orang tamak dan mampu membolak-balikan sebuah fakta seperti halnya Raden Angkoro dalam menyembunyikan Ratu Kethek yang sudah ia rencanakan sebelumnya.
Setelah penawaran itu berlangsung, raden sengkuni pun akhirnya tunduk terhadap apa yang diinginkan oleh Raden Suropto.
Dia akan membawa Raden Suropto menuju Pabrik Bawang untuk dilaksanakannya pemisahan setengah jiwa yang ada di dalam tubuh Raden Rahardian ke tubuh Raden Sengkuni.
Dari bagian belakang, nyi esa hanya memeluk anak bungsunya, aisyah. Ia takut jika nantinya ada hal lain yang diinginkan oleh Raden Sengkuni untuk mengambil apapun yang dimilikinya sekarang.
‘’Baiklah … Aku akan menyetujui hal itu.’’ Ucap Raden Sengkuni
Salah satu pengawal dari Raden Sengkuni pun meringsek maju dan menangkap Raden Rahardian. Dari kejauhan, raden artonegoro hanya bisa pasrah. Ia harus mengikuti segala rancangan rencana yang diinginkan oleh Raden Suropto agar bisa menyelamatkan keduanya.
Akan tetapi, dalam benak hatinya, raden artonegoro sedikit ragu dengan pilihan yang sangat beresiko ini. Ia tahu jika Raden Sengkuni adalah orang yang licik.
Namun, mana mungkin dirinya terpedaya oleh setiap perkataan dari Raden Suropto. Yang sangat dikhawatirkan oleh Raden Artonegoro adalah sifat belot (pemberontak) yang nantinya akan pecah tatkala semua keinginan dari Raden Sengkuni telah dipenuhi.
Pabrik Bawang, lokasi ritual;
Beberapa saat sebelum dimulainya Ritual.
Mobil terhenti tepat di bangunan besar yang berada tepat di pinggir jalan. Bagi Raden Artonegoro, ini adalah neraka dunia yang diciptakan oleh orang-orangnya untuk menyekap warga sipil yang tidak bersalah.
Namun bagi Raden Raharadian, ini adalah sebuah bangunan yang akan menciptakan trauma terbesar dalam hidupnya. Ia bahkan tidak tahu akan bagaimana proses ritual itu berlangsung.
Sejenak Raden Rahardian memusatkan pandangannya ke arah bangunan tua yang sudah tidak digunakan lagi semenjak tragedi ngipri kethek berlangsung.
Banyak para pekerja yang terpaksa untuk melarikan diri dari bangunan tersebut tatkala dirinya mendengar berita kekalahan dari Raden Angkoro dan kematian menyedihkan dari salah satu pejabat yang bernama Pak Lingga.
‘’Raden Muda, silahkan keluar.’’ Ucap Raden Sengkuni kepada Raden Raharadian
Raden Rahardian dan Raden Artonegoro pun keluar dari mobil. Disusul oleh Raden Suropto yang tampak sangat baik-baik saja tanpa adanya ketakutan yang tergambarkan dari wajahnya tersebut.
‘’Selamat datang di pabrik bawang. Tepat di saat pertama kali ritual itu berlangsung, korbannya adalah pegawai dari pabrik ini. Sudah kuduga, orang-orang Brotoseno sangat tamak sampai-sampai harus menumbalkan karyawannya sendiri.’’ Ucap Raden Sengkuni
Itu bukanlah rumor. Itu bukanlah sebuah cerita dari mulut ke mulut namun ini benar adanya. Raden Sengkuni dengan detailnya mengetahui akan tragedi memilukan itu.
Hal ini membuat Raden Rahardian teringat akan sosok seorang pria yang sudah dia anggap sebagai saudara tertuanya sendiri.
‘’Mas Jaja … ‘’
Raden Artonegoro segera mengusap rambut anaknya. Dia tahu, sang anak sangat merindukan seseorang yang sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri
Jaja gugur saat penyerangan buhul tali mayit. Dia adalah satu-satunya orang yang berani untuk membuka segala bungkaman yang terjadi di dalam pabrik ini.
Walaupun ia sempat dikhianati oleh temannya sendiri, jaja adalah satu-satunya orang yang benar-benar berjuang mati-matian untuk menyelamatkan Raden Rahardian dari orang-orang yang menginginkannya.
‘’Silahkan masuk.’’ Ucap Raden Sengkuni
Mereka akhirnya memasuki pabrik tersebut. Dengan perasaan yang campur aduk, raden rahardian merasakan banyak sekali energi tak bertuan yang berada di pabrik ini.
Radar energinya tiba-tiba aktif dan mengarah ke banyak tempat. Kedua matanya mulai menatap ke banyak arah. Dia tahu, kali ini kemampuan pangaweruhnya sudah aktif kembali.
Sejenak Raden Rahardian ingin mengetahui apa yang berada di belakang tubuh dari Raden Sengkuni.
Dia tahu, di antara Raden Suropto dan Bapaknya, hanya dirinya yang mampu mengetahui titik lemah yang ada di dalam tubuh Raden Sengkuni.
Jika dirinya berhasil, maka ritual itu bisa dibatalkan dengan cara membunuh Raden Sengkuni terlebih dahulu.
Mereka terus berjalan ke arah dalam pabrik.
Suasana menjadi sunyi saat orang-orang dari bawahan Raden Sengkuni membukakan sebuah ruangan yang nantinya digunakan untuk ritual khusus dalam membedah jiwa dari Raden Rahardian untuk wadah dari Raden Sengkuni
‘’Apakah kamu siap, tuan muda?’’ Tanya Raden Sengkuni
Sebelum saat ritual itu akan dilangsungkan, raden suropto meminta kepada Raden Sengkuni untuk mengetahui sesuatu yang tidak ia ketahui terkait dengan Raden Rahardian yang ia ketahui sekarang.
‘’Aku hanya meminta waktu sebentar sebelum kau melakukan ritual pembedahan jiwa dari Raden Rahardian.’’ Ucap Raden Sengkuni
‘’Apakah kau ingin membelokkan sesuatu ke arah yang lebih jauh lagi, ular brotoseno?’’
Raden Sengkuni dengan beraninya menyebut Raden Suropto dengan sebutan ular brotoseno karena hanya Raden Suropto-lah orang yang pertama kali yang mampu membuat Raden Sengkuni terjebak ke dalam penawaran yang ia buat sendiri.
‘’Bukan, kang mas raden. Ini bukan tentang tehnik penawaran yang telah aku keluarkan sebelumnya. Ini tentang sebuah peringatan keras sebelum kau melakukan pembedahan jiwa dari jiwa seorang anak yang memiliki pelindung yang kuat.’’ Jelas Raden Suropto
Raden Sengkuni tertawa mendengar kalimat tersebut. Dia teringat akan kematian dari Raden Jogopati yang terbunuh karena melawan penjaga dari Nyi Aisyah (Anak dari Nyi Esa).
‘’Apakah kepalaku akan ditebas olehnya? Atau aku juga akan bernasib sama dengan Angkoro dan juga yang lainnya?” Ejek Raden Sengkuni saat mengetahui nasib dari orang-orang yang gugur dalam tragedi ngipri kethek
Raden Suropto pun mendekati Raden Rahardian. Ia berencana untuk membisiki sesuatu terkait hal yang tidak usah ia khawatirkan karena ritual yang akan dilakukan oleh Raden Sengkuni,
‘’Raden Muda … ‘’ Ucap Raden Suropto
Raden Rahardian hanya terdiam. Ia menunggu kalimat yang akan diucapkan oleh Raden Suropto setelahnya.
‘’Kita akan menuju ke Siti Pangaliran setelah ini. Jangan takutkan akan ritual ini. Penjagamu akan melindungimu.’’ Ucap Raden Suropto
Tiba-tiba, mata dari Raden Rahardian langsung menatap tajam ke arah Raden Sengkuni. Dari tatapan tajam itu, raden rahardian langsung melihat sesuatu yang menjaga dari balik tubuh Raden Sengkuni.
Raden Sengkuni mulai merasakan sesuatu yang tidak nyaman dengan tingkah yang dilakukan oleh Raden Suropto kepada Raden Rahardian.
‘’Motivasi apa yang kau berikan kepada bocah itu?’’ Tanya Raden Rahardian
‘’Aku hanya memberikannya rasa tenang. Karena, jika rasa takut muncul dengan berlebihan, maka rasa ketakutan itu sendirilah yang akan membunuh secara perlahan.’’ Jelas Raden Suropto
Raden Sengkuni mendekati Raden Rahardian. Ia berencana untuk segera melakukan proses ritual. Tatkala tangannya memegang bagian pundak Raden Rahardian,
tiba-tiba, raden rahardian mengucapkan sesuatu yang mengerikan hingga membuat Raden Sengkuni merasa ketakutan akan kalimat tersebut.
‘’Ojo gawe tulah maring trahku, lowo!”
(Jangan membuat perkara terhadap keturunanku, kelelawar!)
Kalimat itu membuat Raden Sengkuni langsung tersenyum lebar. Ia tahu, target dari wadahnya bukanlah sesuatu yang biasa.
Dan benar saja, raden sengkuni mengeluarkan aura yang sangat mematikan. Aura itu dapat dirasakan oleh orang-orang yang berada di sekitaran.
‘’Dadose pripun, mbah? Trahmu bakal dadi wadahku. Awakmu bakal dadi budakku. Paham?’’
(Jadi bagaimana, mbah? Keturunanmu akan menjadi wadahku. Tubuhmu akan menjad budakku. Paham?)
Raden Sengkuni bukannya takut, justru ia menantang sesuatu yang berada di dalam tubuh Raden Sengkuni.
Namun, dari apa yang sudah diketahui saat ini, raden sengkuni bukanlah orang yang bermain-main. Dia bisa dengan santainya akan mengeluarkan siluman lowo (siluman kelelawar) jika lawannya adalah orang yang memiliki potensi yang sama.
Akan tetapi, raden sengkuni lupa akan sesuatu yang terdapat dalam diri Raden Rahardian. Kemampuan pangaweruh yang diturunkan dalam kurun waktu tertentu serta penjaga dari tubuh Raden Rahardian mampu membuat orang-orang yang ada di hadapannya tunduk hanya dalam satu perintah.
Dapatkan Raden Rahardian menggagalkan ritual ini dengan cara mengalahkan Raden Sengkuni? Atau nantinya justru Raden Rahardian yang jatuh ke tangan Raden Sengkuni?
Bagian-2 ''Ular Brotoseno'' akan menjelaskan sedikit terkait rencaan Raden Suropto untuk membatasi Raden Sengkuni sebelum medan perang itu pecah. Akan upload pada tanggal 14 April 2023
Bagi yang mau baca duluan, langsung klik link karyakarsa di bawah ini. Akan ada banyak kejutan terkait ''Babad Keluarga Ningrat'' di part ini karyakarsa.com/Restuwiraatmad…
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
“Sungai ini meminta wadal (tumbal). Mereka yang tenggelam dan hanyut terbawa arus hingga tak bisa ditemukan adalah bagian dari misteri serta kengerian yang terjadi jika air sudah mulai hangat.”
@bacahorror #ceritaserem
Sungai Banyukala/Banyukolo
Sore itu, banyak para warga yang datang berduyun-duyun untuk mandi di sungai Banyukala. Tak hanya mandi dan Kumkum di sana, Sebagian dari mereka juga ada yang gemar memancing ikan atau mencari pasir di sungai ini untuk nantinya dijual. tebusan
Dikenal sebagai BANYUKALA karena dulunya sungai ini menjadi pusat bagi tempat bersemayamnya para ‘’KOLO/KALA’’ atau Siluman Para Siluman di sana benar-benar memberikan tebusan dosa akan kesalahan yang manusia perbuat.
“Kakinya digerogoti sampai memunculkan bau tak sedap.”
Sore itu, sepulang dari bekerja, Mamat diajak oleh Om-nya yang sudah setahun belakangan ini isterinya terkena penyakit aneh. Mas Sultan namanya. Isteri Mas Sultan bernama Mbak Dea. Dia sudah setahun ini sakit dan belum sembuh walaupun sudah berikhtiar mencari pengobatan di mana pun.
Mbak Dea tidak bisa berjalan. Dia hanya bisa terbaring di atas kasur. Penyakitnya ini disebut-sebut telah menguras banyak harta milik Mas Sultan. Karenanya, dia mencari banyak informasi terkait penyembuhan yang bisa dia dapatkan untuk menyembuhkan sang isteri.
YA'JUJ DAN MA'JUJ SALAH SATU PERTANDA AKAN TERJADINYA KIAMAT KUBRO.
Rasulullah SAW juga bersabda: ‘”Hari ini, dinding Ya’juj dan Ma’juj telah dibuka seperti ini.” Lalu ia melingkarkan ibu jari dengan jari telunjuk.’ Kemudian dengan terbukanya dinding tersebut akan selalu bertambah, hingga akhirnya lenyap dan hancur pada hari kiamat nanti.
Yajuj majuj adalah sebutan untuk kaum keturunan Nabi Adam AS yang kemudian menjadi salah satu pertanda datangnya hari kiamat.
Pada umumnya, mereka digambarkan sebagai kaum yang gemar membuat kerusakan di muka bumi. Tak ada yang dapat menghalangi kedatangannya, kecuali hanya Allah SWT.
Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa yajuj majuj ialah keturunan Yafits putra Nuh, mereka kemudian tidak tinggal di alam ghaib seperti pada malaikat dan jin. Sosok yajuj majuj tak digambarkan secara gamblang di dalam Al-Quran.
Sebagian ahli tafsir kemudian menggambarkan yajuj majuj sebagai simbol dari perangai-perangai manusia yang buruk. Meski demikian, kedatangan yajuj majuj adalah sesuatu yang pasti karena sosoknya sudah dijelaskan dalam Al-Quran.
Akan tetapi, tak ada jawaban dari Sherly. Sekilas, Ina melihat kembali tangan yang ia pegang.
Betapa terkejutnya Ina saat melihat tangan yang ia pegang ternyata bukan tangan milik Sherly!
Melainkan….. Tangan yang Ina pegang adalah tangan milik ….
@bacahorror #ceritaserem #malamjumat
Sore itu tepat di malam jum'at Kliwon, Wahyu bersama dengan ketiga orang temannya Aep, Sherly dan Ina melakukan pendakian ke Gunung Slamet via Bambangan.
Saat itu kondisi cuaca sangat bagus. Sangat memungkinkan mereka mendapatkan view yang bagus di puncak.
wahyu memimpin do'a untuk mengawali pendakian. Ia juga tidak lupa untuk mengingatkan kepada teman-temannya agar tetap waspada di saat pendakian dimulai.
Wahyu sengaja mengatakan hal seperti itu karena Gunung Slamet sendiri memiliki atmosfer mistis yang berbeda dari gunung-gunung lainnya.
Merinding!
Itu perasaan yang dirasakan Ustaz Jenal sewaktu dirinya mendapati satu kasus yang cukup langka di desanya. Sebuah penyakit hati yang mampu membuat orang yang dibencinya menjadi korban dari keganasan penyakit ‘Ain.
"Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh 'ain itu yang bisa."
(HR. Muslim No. 2188).
@bacahorror #ceritaserem
Langkah seorang anak kecil berjalan ke arah panggung pementasan. Sekarang, gilirannya untuk menyampaikan pidato Islami yang di dengar oleh banyak orang.
Hadiahnya cukup lumayan. Juara 1 akan mendapatkan dua ekor kambing, uang pembinaan dan juga berkesempatan untuk melanjutkan perjuangannya di tingkat kabupaten. Bila menang, akan berlanjut ke tingkat propinsi, lalu nasional.