Dengan ucapan terima kasih, dia berlalu pergi. Rasanya aku yang berganti menggigil, takut. Setelah ku perhatikan wanita itu berjalan masuk ke ruangan mayat.
Dengan penuh keberanian, kudatangi wanita yang telah dinikahi suamiku secara diam - diam. Aku rasa aku masih memiliki kesempatan, sebab mereka belum dikaruniai seorangpp anak.
Ketika tengah melintasi taman. Aku dihentikan oleh pria paruh baya. Aku kenal dia! Dia merupakan pelukis jalanan, yang sering kali terlihat di akhir pekan.
๐๐๐๐๐๐ | ๐ท๐๐ 2
Bukan sekedar pelukis biasa! Menurut orang - orang, dia merupakan paranormal yang mampu melihat masalalu dan masa depan seseorang. Yang uniknya, ramalannya dituangkan melalui karya lukisan.
๐ฑ๐๐ ๐ผ๐๐๐๐ | ๐ท๐๐ 1
Aku ingat dulu pernah mengabaikan peringatan dari seorang penumpang. Waktu itu bus ini melintas diwaktu yang sangat tepat. Waktu, saat aku putus asa. Mengira tak akan ada bus yang lewat.
๐ฑ๐๐ ๐ผ๐๐๐๐ | ๐ท๐๐ 2
Tak ada rasa curiga! Karena busnya seperti bus konvensional lainya. Saat masuk dan duduk pun, perasaanku biasa saja. Dan perasaan ini bertahan, hingga bus mulai masuk ke daerah tujuan.
00.00 wita. aku terbangun dan melihat dari jauh saudaraku sedang duduk diluar rumah. Untungnya semua pintu tengah terkunci. Karena aku yakin itu bukanlah saudaraku.
Siapa Disana ? | Hal 2
Untuk memastikan keyakinanku, aku pun memeriksa kamar sadaraku. Disana dia tengah tertidur diranjang sambil memeluk boneka kesayangannya
Di sebuah jalan tepatnya di kilometer 18 sering terjadi kecelakaan.
kata orang sekitar, jalanan itu ada hantunya.
Rian yang tiap hari melewati jalanan itu tak percaya sama sekali dengan rumor itu.
Cerita Horor | KM 18
Suatu malam Rian berjalan melewati jalan itu, tak ada hantu. Ia hanya bertemu seorang anak gadis tetangga, namanya Anisa ia seumuran dengannya. Anisa menyapanya dengan senyum.
Malam telah larut, bising kendraan mulai sayup-sayup, lampu rumah warga sedari tadi redup. hari itu, aku dan mama baru saja pulang dari perjalanan jauh yang mengharuskan sampai ke rumah pada waktu tengah malam.
Rumah Tua | Hal 2
Sudah lima menit berlangsung tak ada yang membuka pintu rumah, di dalam hanya ada Adik dan Kakak, dari mengetuk pintu, jendela, bahkan menelpon nomor handphone mereka secara berulang-ulang tak membuahkan hasil.