Lakon Story Profile picture
May 31 105 tweets 15 min read Twitter logo Read on Twitter
1 april 1992.
21.00 WIB.
..
(Kring ...... ). Bell Pulang Kerja berbunyi menandakan, jika waktu itu jam dinding sudah menunjukan pukul 21.00 malam.
Tapi sayangnya, Bukannya diperbolehkan pulang, oleh pak Broto, semua Karyawan malam itu sengaja dikumpulkan.
...
"Sekarang, semua karyawan wajib tinggal di mess pabrik ini yang sudah saya sediakan di bagian belakang pabrik. Tidak ada lagi yang boleh pulang dan tidak ada lagi yang boleh keluar. Waktu pulang hanya saat lebaran dan libur saja. Selain itu semua karyawan wajib menginap.
Mohon pengertiannya, agar pabrik kita bisa segera kembali berjaya seperti dulu" Ucap Pak Broto yang waktu itu terlihat berdiri tepat dihadapanku dan semua rekan kerjaku.
"Ssttt..yu, kenapa kok yang disisakan di pabrik sekarang hanya perempuan sih ya. Yang laki-laki semuanya dipecat. Kamu ngerasa aneh gak sih" ucap Ningsih yang saat itu berbisik pelan ketelingaku ditengah-tengah pak Broto yang masih menjelaskan peraturan pabrik yang baru.
"Sudah diam saja, nanti kalau kedengaran pak Broto, kamu malah dimarahin". Sahutku pelan.
"Hemmm sepertinya, kedepannya, kerja disini semakin berat deh" keluh Ningsih yang terus saja berbicara tidak berhenti
Mendengar hal itu, akupun mencoba tetap diam dengan tidak sekalipun menghiraukan ucapan Ningsih.
...
"Jangan lupa, mulai saat ini tidak boleh membawa dan membeli makanan dari luar, semua makanan yang kalian makan, wajib dari dalam yang dimasakan oleh mbok Inem.
Jangan memutar musik religi dan jangan sekali-kali membuka ruangan isolasi yang ada dibagian paling ujung mess pabrik ini. Ditambah, pabrik ini tidak saya sediakan mushola, jadi lebih baik jangan sholat dulu biar kalian bisa fokus bekerja.
Jika kalian bersedia mematuhi peraturan yang baru dipabrik ini, silahkan lanjut dan Gaji kalian akan saya naikkan 2 kali lipat. Tapi, jika kalian keberatan dengan peraturan yang ada, silahkan bilang saja dan kalian boleh pergi dari sini."
Teriak pak Broto dengan nada yang terdengar lebih tinggi.
Mendengar hal itu, semua karyawan termasuk aku hanya diam dengan tidak ada satupun yang terdengar berbicara ataupun bertanya.
Bahkan setelah kulihat lagi,
mereka (karyawan) sepertinya terlihat cukup bahagia karena mendengar kabar jika gaji kita akan dinaikkan menjadi 2 kali lipat jumlahnya.
Dan singkat cerita, setelah pertemuan malam itu, tepat sekitar 20 karyawan yang tersisa termasuk aku,
memutuskan untuk terus bekerja dan tidak lagi keluar dari area pabrik kecuali hari libur telah tiba.
Kini, semua karyawan ditempatkan di mess pabrik yang telah disediakan.Bangunan mess tersebut, terbilang cukup sederhana dengan 10 kamar yang berdiri berjejer memajang kebelakang.
Setiap kamar, ditempati oleh 2 karyawan dengan kamar mandi yang berada diluar dengan cukup jauh letaknya.
Dan karena disitu aku paling dekat dengan Ningsih, akhirnya akupun memutuskan untuk tinggal sekamar bersama Ningsih di bangunan mess paling depan.
Hal itu, memang sengaja kulakukan agar letak kamarku berjauhan dengan ruangan isolasi yang terletak dibagian paling ujung belakang.
"Halah, mess ini sudah seperti kosku deh, kecil banget, mana gak ada kamar mandinya lagi, kalau ke kamar mandi, kita harus keluar,. Huft mending di kosku deh lebih besar dikit, kamar mandinya sudah didalam pula" keluh Ningsih dengan mulai berbaring tepat disampingku.
"Fikiranku kok gak enak ya, sejak dipimpin pak Broto kerja disini jadi kurang nyaman, pak broto galak banget, semua bahan minta dikurangin akhirnya kualitas produk kita berkurang, ya wajar lah kalau pabrik kita perlahan bangkrut,"
ucapku dengan mulai memikirkan keadaan pabrik tempatku bekerja tersebut.
"Kalau hal itu aku gak mau mikir sih, aku malah mikir keadaan sekarang. Kita gak disediain mushola, kita disuruh fokus kerja tapi gak boleh sholat,
gak boleh denger musik religi juga, dan kalau kamu teliti, lihat semua karyawan yang dipertahankan, semuanya masih perawan termasuk kita. Hmm..aku jadi takut kalau nanti kita diperkosa" imbuh Ningsih dengan raut wajahnya yang terlihat serius dengan perkataannya.
"Makanya, kita harus saling jaga, kalau ada apa-apa kita saling bantu jangan diam saja, dengan begitu, insyaallah kita akan baik-baik saja. Sudahlah gaji kita juga naik kan, kita coba saja dulu, nanti kalau kita gak betah dengan pabrik ini yasudah kita mundur saja.
Gitu saja kok repot" jawabku dengan mataku yang mulai kupejamkan karena waktu itu, aku sempat melirik kearah jam dinding yang sudah menujukan pukul 23.30 malam.
Hingga akhirnya, malam itupun berlalu begitu saja....
..
Keesokan harinya, aku dan semua karyawanpun bekerja seperti biasanya.
Karena saat itu karyawan yang tersisa hanya sedikit, akhirnya membuat pekerjaanku semakin banyak saja.
Dan puncaknya, setelah sekitar 2 bulan lamanya, keadaan pabrik yang sebelumnya cukup terpuruk, waktu itu tiba-tiba kembali ramai tidak terkira.
Pesanan produk yang sangat banyak jumlahnya ditambah jangkauan pesanan yang semakin luas,
membuat pekerjaan yang sebelumnya terasa berat, waktu itu sudah terasa semakin menyiksa.
Jam kerja yang sebelumnya hanya 9 jam, waktu itu perlahan menjadi selalu lembur tidak karuan yang akhirnya membuatku pukul 23.00 malam, selalu baru saja kembali ke mess.
Dan disitulah, tidak hanya aku, semua karyawan dipabrik tersebut terlihat cukup keheranan dengan keadaan yang ada karena kamipun tau, jika produk dipabrik tersebut waktu itu bisa dikatakan sangat buruk kualitasnya.
"Produk minuman kita ini kan gak enak, kok bisa laku ya" ucap para karyawan lain yang terdengar keheranan dengan keadaan yang ada.
Karena aku tidak mau ambil pusing, akupun fokus bekerja dengan kini aku yang bisa dibilang sudah semakin sibuk saja.
Dan disela sela kesibukanku itulah, akhirnya aku mulai melihat jika sepertinya pabrik tempatku bekerja tersebut mulai menampakan keanehannya.
Disetiap sudut pabrik, aku selalu melihat adanya sesajen yang terlihat selalu baru entah siapa yang menatanya.
Dan tidak hanya itu, ceker ayam hitam yang terlihat menggantung dibeberapa pintu pabrik, sempat membuatku curiga apa yang sedang dilakukan oleh pak Broto sebenarnya.
Tapi disitu, karena aku memilih untuk fokus bekerja dengan tidak mau menghiraukan semuanya, akhirnya akupun mencoba cuek dengan keanehan yang ada.
...
Hingga akhirnya, malam itupun tiba.
Benar sekali, malam itu untuk pertama kalinya aku mulai menyadari jika sepertinya, dipabrik tempatku kerja tersebut, sedang dihuni oleh makhluk tak kasat mata.
.
Masih sangat teringat jelas dikepalaku.
Malam itu, sekitar maghrib tiba, aku melihat pak Broto yang sebelumnya jarang sekali keluar dan selalu ada diruangannya, waktu itu tiba-tiba terlihat berjalan kearah ruangan isolasi yang berada dibagian belakang pabrik.
(Ruangan isolasi tepatnya berada di samping ujung mess karyawan).
Dan tidak hanya berjalan, waktu itu aku juga melihat pak Broto membawa seperti bunga dan beberapa sesajen yang sangat banyak jumlahnya.
"Hmm..pak broto kok masuk ruangan isolasi dengan bawa sesajen ya, jangan-jangan pak Broto ini menyembah setan" fikirku dalam hati.
Tapi sayangnya, belum selesai aku memperhatikan langkah pak Broto, waktu itu aku dikejutkan dengan mbok Inem yang sepertinya,
beliau mengetahui jika aku sedang memperhatikan pak Broto.
"Jangan mikir macam-macam, pak Broto memang begitu, dia orang jawa tulen, jadi suka selamatan adat untuk menghormati leluhur,
Semuanya dilakukan agar pabrik ini tetap bisa berjalan dengan baik " ucap Mbok Inem dengan melangkah pelan lewat begitu saja didepanku.
Mendengar hal itu, akupun hanya tersenyum dengan kembali beraktifitas melanjutkan pekerjaanku.
Dan akhirnya, waktupun berlalu begitu saja.
..
Malam harinya, ketika semua pekerjaan telah selesai dan aku sudah berada didalam mess untuk beristirahat, bukannya segera tidur, Waktu itu aku tiba-tiba tidak bisa tidur seperti biasanya.
Mata yang biasanya selalu mengantuk jika selesai kerja, waktu itu sama sekali tidak mengantuk.
Bahkan akupun juga sempat melirik kearah jam dindingku yang waktu itu sudah menunjukan pukul 01.20 dinihari.
Aku hanya diam didalam kamar dengan sesekali memperhatikan Ningsih yang waktu itu sudah tertidur dengan lelap.
Dan disitulah, disela sela aku diam didalam kamar, tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki yang terdengar berjalan melintas didepan mess.
Suara langkah kaki tersebut, terdengar bebarengan seperti layaknya suara rombongan banyak orang.
"Prek.prek.prek.prek.prek"
Mendengar hal itu, perasaankupun seketika keheranan karena akupun tau,
selama ini tidak ada orang lain selain kami para karyawan yang memiliki akses ke area tempat mess ku.
"Loh, kok ada suara orang lewat sih, banyak banget lagi suaranya. Siapa ya mereka kok aneh malam-malam lewat depan mess"
ucapku dalam hati dengan aku yang mulai membuka tirai jendelaku dengan perlahan. Namun anehnya, ketika tirai sudah terbuka dan aku bisa melihat kearah luar,
jantungku seketika berdetak kencang, tanganku gemetar dengan mataku yang melotot seolah tidak percaya dengan apa yang kulihat.
Bagaimana tidak, malam itu dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat ada sekitar 7 orang laki-laki tua yang terlihat memakai jubah hitam semua.
Dan tidak hanya itu, selain tinggi badan mereka yang sangat sama, bau yang mereka keluarkan juga bau bunga melati yang tercium sangat kuat aromanya.
"Aduh, siapa mereka" fikirku dengan mataku yang terus melihat kearah mereka
yang terlihat berjalan menuju kamar Asri dan Dini yang terletak dikamar paling ujung.
Karena perasaan yang mulai ketakutan, akhirnya akupun segera bergegas kearah pintu kamar dan kembali memastikan jika kamarku sudah terkunci rapat.
Setelah pintu kupastikan sudah terkunci, akupun segera masuk kedalam selimut dan segera memejamkan mata dengan fikiran yang sudah mulai kema mana.
"Siapa ya mereka, kok aneh banget" fikirku dalam hati.
Tapi anehnya, entah apa yang saat itu terjadi kepadaku, yang jelas waktu itu aku tiba-tiba tertidur pulas dengan sendirinya.
Atau jika boleh digambarkan dalam istilah jawa, waktu itu aku seperti sedang di ( Sirep ).
Hingga akhirnya, akupun tertidur pulas meski sebelumnya aku sama sekali tidak merasakan kantuk.
...
Keesokan harinya.
Keadaan pabrik yang sebelumnya biasa-biasa saja, waktu itu seketika heboh dengan suara teriakan Dini yang terdengar sangat keras.
Mendengar hal itu, semua karyawan pagi itu seketika menuju kekamar Dini yang ternyata, Pagi itu Dini melihat Asri teman sekamarnya sudah meninggal dunia dengan keadaan yang cukup mengerikan.
Mulutnya menganga dengan sebagian tubuh yang gosong, membuat semua karyawan terlihat cukup keheranan karena kami semuapun tau, satu hari sebelumnya Dini terlihat baik-baik saja.
"Mayat Dini kok Gosong seperti terbakar ya yu,,,kenapa dia"tanya Ningsih.
Dan tanpa menjawab perkataan Ningsih, waktu itu aku hanya diam dengan jantungku yang kembali berdetak dengan sangat kencang.
Ditambah, pagi itu pandanganku tiba-tiba mengarah kearah mbok Inem yang berdiri dikejauhan dengan tatapan matanya yang terlihat cukup mencurigakan.
"Kematian Asri ini sepertinya ada hubungannya dengan rombongan orang yang kulihat semalam deh"fikirku dalam hati dengan sesekali aku melihat kearah mbok Inem yang saat itu masih terlihat berdiri di kejauhan.
Namun disitu, karena aku tidak mau membuat keruh keadaan, akhirnya aku hanya memilih diam dengan tidak sekalipun menceritakan tentang kejadian yang sudah kulihat semalam.
Dan puncaknya, hari itu akhirnya Pabrikpun libur satu hari untuk berduka cita atas kematian Asri.
Singkat cerita, sekitar pukul 12.00 WIB. Jenazah Asripun diambil oleh keluarganya dan dibawa pulang kerumahnya.
...
Setelah semua urusan jenazah selesai, bukannya berbela sungkawa, Pak Broto waktu itu terlihat santai saja dengan tidak sekalipun terlihat memperdulikan semuanya.
"Sudah kalian fokus kerja saja, besuk kita buka lowongan lagi, 1 orang untuk menggantikan Asri. " Ucap pak Broto jelas.
...
Beberapa minggu kemudian.
...
Keadaan Pabrik, kini bisa dikatakan semakin lama sudah semakin aneh saja.
Banyaknya sesajen yang ada disana dan disini, sudah membuktikan jika pak Broto benar-benar sedang bekerja sama dengan makhluk tak kasat mata.
Dan tidak hanya itu, di hari-hari tertentu tidak sedikit karyawan yang tiba-tiba kesurupan dengan sendirinya seolah menguatkan jika pabrik tersebut memang sudah tidak sebagaimana semestinya.
...
Benar, waktu itu kami bisa dikatakan sangat dilema, meski keadaan dipabrik semakin hari semakin aneh, kami tetap bertahan Karena Gaji yang cukup menggiurkan. Disisi lain, ekonomi kami memang membutuhkan meski keadaan yang bisa dibilang sangat mengherankan.
Tidak jarang kami melihat rekan kami yang kesurupan, ditambah setiap malam, kami melihat kegiatan mbok inem sudah semakin aneh saja.
Seperti menabur potongan bunga melati disetiap depan kamar mess kami. Menaruh sesajen di setiap pintu mess dan lain sebagainya.
Dan puncaknya, setiap malam jum'at legi tiba, satu persatu dari kami tiba-tiba meninggal dunia dengan kondisi yang sama dengan kondisi Asri sebelumnya.
Sebagian tubuh gosong dengan mulut yang menganga, sudah membuktikan jika kematian karyawan dipabrik tersebut,
bisa dikatakan sangat tidak wajar.
Tapi anehnya, setelah kematian karyawan lama, selalu ada karyawan baru yang menggantikannya.
Dan puncaknya, saat itu karyawan lama benar-benar kuhitung dan tinggal hanya tinggal 3 jumlahnya. (termasuk aku.)
...
Singkat cerita, karena ketakutan, akhirnya aku, Ningsih dan Welas yang notabennya adalah karyawan lama yang tersisa, akhirnya memutuskan untuk melarikan diri karena kami takut kamilah yang saat itu akan menjadi korban selanjutnya.
Benar, setelah sekian lama dan memperhatikan semuanya, akhirnya akupun tau jika pak broto sedang mengabdi kepada setan dengan menumbalkan karyawannya agar pabriknya bisa semakin maju.
Tapi sayangnya, setelah kita bertiga sudah keluar dan dirumah kami masing-masing, bukannya aman, ternyata kematian itupun tetap datang ketika malam jum'at legi telah tiba.
Setelah Welas dan Ningsih ditemukan meninggal dunia dirumahnya.
Waktu itu hanya tersisa akulah yang masih ada didunia
..
Mengetahui semua itu, setiap harinya, aku hanya menangis dengan melihat kalender yang sudah semakin mendekat ke hari jum'at legi berikutnya.
Dan semua keadaanku tersebut, sudah kuceritakan kepada orang tuaku dan keluargaku, namun sayangnya, karena mereka orang yang kurang percaya dengan hal yang berbau mistis, akhirnya keluhankupun bukan dianggap sebagai masalah yang serius.
...
Dan puncaknya, malam itu adalah tepat 7 hari sebelum malam Jum'at legi tiba.
Aku yang sebelumnya selalu menangis di setiap harinya, Waktu itu sudah pasrah dengan waktu yang saat itu banyak kuhabiskan dengan melamun begitu saja.
Rasa pasrah, menyesal dan ketakutan akan kematian, Waktu itu benar-benar sudah bercampur menjadi satu.
Tapi syukurnya, Tuhan Masih sayang kepadaku.
Ditengah-tengah rasa keputus asaan,
waktu itu dirumahku tiba-tiba didatangi oleh yai Ahmad yang mana beliau adalah salah satu tokoh agama yang ada didaerahku.
"Aku tadi tak sengaja lewat depan rumah ini, dan aku lihat sepertinya dirumah ini akan ada berita kematian" ucap yai Ahmad dengan menatap kearahku.
Mendengar hal itu, orang tuaku yang sebelumnya menyambut kedatangan yai Ahmad didepan pintu, seketika terkejut dengan perasaan yang seolah tidak percaya dengan apa yang sudah dikatakan oleh yai Ahmad.
"Hah, maksudnya bagaimana yai" ucap Ibuku yang terlihat cukup kaget dengan ikut menatap wajahku.
"Ayu, kenapa kamu ini nak, seharusnya ini tidak boleh terjadi padamu, kamu gak salah apa-apa.
Jangan mau dijadikan tumbal orang yang tidak bertanggung jawab" ucap yai Ahmad terlihat serius.
Disitu, rasa kaget orang tuaku terlihat seperti sudah sampai pada puncaknya, Mereka seolah baru menyadari jika semua ucapanku selama ini memang benar adanya.
"Jadi apakah benar, jika Ayu akan meninggal di malam jum'at seperti apa yang sudah dikhawatirkannya selama ini " tanya ayahku kepada yai Ahmad.
"Benar" jawab yai Ahmad singkat dengan terus memperhatikan mataku.
"Yai tau darimana?" Sahut ayahku yang memang masih terlihat memastikan ucapan yai Ahmad tersebut.
" La itu, dibelakang Ayu ada kuntilanak yang sudah lama mengikuti Ayu, Ayu ini sepertinya dijadikan tumbal oleh bosnya.
Kita tidak bisa menuntutnya, karena kita tidak punya bukti jika semua ini memang Ulahnya, Tapi jika kamu faham dunia astral mungkin kamu akan faham dengan apa yang saya katakan" imbuh yai Ahmad.
Mendengar hal itu, semua org dirumahkupun seketika terlihat lesu, rasa pasrah waktu itu benar-benar sudah bercampur aduk menjadi satu.
Ibuku, saat itu sudah tidak lagi bsa menahan tangisannya dengan ayahku yg seketika emosi besar dan ingin membuat perhitungan dengan pak Broto.
Tapi untungnya, disitu ada yai Ahmad yang kembali menenangkan ayahku.
"Pak Broto orang kaya, apapun yang kamu lakukan kepadanya, kamu akan kalah dalam urusan dunia, dia bisa membeli hukum dan sebagainya. Jika kamu membantai pak broto,
kamu akan dipenjara dan Ayu akan tetap meninggal. Yang benar, pak Broto sendiri lah yang harus bertanggung jawab atas semua kejadian yang ada. Tentu saja bukan tanggung jawab dalam hukum, tapi tanggung jawab dengan cara yang lainnya." Ucap yai Ahmad menjelaskan.
"Jadi, bagaimana ini yai, " sahut ayahku keras.
"Biar Broto yang jadi tumbal terakhir" ucap yai Ahmad Singkat.
Mendengar hal itu, akupun seketika kebingungan dengan perasaan yang terkejut karena bersamaan dengan itu, pandanganku teralihkan dengan adanya mbok Inem,
yang saat itu tiba-tiba terlihat sudah ada didepan rumahku. Dan Tidak hanya itu, ditangan mbok Inem, aku juga melihat adanya beberapa sesajen yang terlihat dibawa ditangannya.
Namun anehnya, belum sampai aku mengatakan kepada orang tuaku jika waktu itu ada mbok Inem,
kepalaku yang sebelumnya baik-baik saja, waktu itu tiba-tiba terasa pusing tidak terkira.
Pandanganku kabur dengan seluruh badan gemetar seperti orang yang sedang merasa kedinginan.
Dan puncaknya, waktu itu keadaan tiba-tiba gelap dengan diiringi suara berdenging dengan sangat kencang.
Hingga akhirnya, beberapa saat setelah itu, matakupun kembali ku buka yang anehnya, waktu itu aku tiba-tiba sudah tidak berada dirumahku seperti sebelumnya.
Ketika aku membuka mata, tiba-tiba aku berada disebuah dihutan belantara. Dan tidak hanya itu, dihutan tersebut, dengan mata kepalaku sendiri dikejauhan aku melihat ada beberapa rekan kerjaku yang sebelumnya sudah meninggal dunia.
Akupun juga masih Ingat, waktu itu aku juga melihat adanya Ningsih yang terlihat berjalan melamun dengan tidak sekalipun mengenakan pakaian yang melekat ditubuhnya.
(Benar, waktu itu aku sempat merasa jika aku sudah meninggal dunia mas, karena disitu,
aku melihat semua rekanku yang sebelumnya sudah meninggal dunia. Semuanya tidak ada yang mengenakan pakaian, wajahnya pucat dengan berjalan dengan tatapan kosong)." Ucap Narasumber.
Mengetahui semua itu, akupun menguatkan diriku, dengan berjalan lebih mendekat agar aku bisa melihat apa yang sedang mereka lakukan.
Tapi sayangnya, belum lama aku melihat semuanya, tiba-tiba aku mendengar suara yai Ahmad yang terdengar seperti sedang memperingatkanku.
"Balik o nduk, ojo melok mrono, balik.o..balik.o ( kembalilah nak, jangan ikut kesana, kembalilah, kembalilah)."
Ucap Yai Ahmad lirih yang terdengar juga dari kejauhan.
Disitu, perasaanku sudah campur aduk tidak karuan, rasa sedih, dan takut, waktu itu sudah benar-benar bercampur menjadi satu.
Aku bingung harus berbuat apa karena waktu itu, aku sebenarnya juga tidak mengetahui aku sedang ada dimana.
Hingga akhirnya, ketika aku masih kebingungan, tiba-tiba aku merasa ada air liur yang menetes di pipiku yang setelah kutoleh ke atas,
tepat diatasku ada sosok berbulu lebat yang berdiri besar dibelakangku.
Dan tidak hanya itu, sosok berbulu tersebut terlihat menggeram seperti sudah siap menerkam.
(Sosok tersebut cukup tinggi, matanya merah dengan seluruh tubuh dipenuhi bulu layaknya Gorila)." Terang Narasumber.
Dan tidak hanya itu, disudut lain, diantara rerumputan aku juga melihat adanya perempuan berwajah hancur yang membawa tali besar yang dililitkan dilehernya.
Mengetahui semua itu, rasa takutku rasanya sudah sampai pada puncaknya, Aku berteriak Histeris dan berlari kearah sumber suara yai Ahmad yang waktu itu memang masih terus terdengar perlahan.
Hingga akhirnya, setelah lama berlari, aku tiba-tiba dikejutkan kembali dengan adanya mbok Inem yang terlihat sedang menghadang jalanku.
Dan tidak hanya menghadang, waktu itu ditangan mbok Inem aku juga melihat sebuah Tali yang sama seperti yang sudah kulihat
dibawa oleh sosok perempuan berwajah rusak sebelumnya.Karena aku menganggap jika mbok Inem juga berbahaya akhirnya akupun kembali berlari menjauhi dengan teriakan dan tangisan yang sudah tidak bisa lagi kutahan.
Dan disitulah, ketika aku masih terus berlari ditengah-tengah tingginya rumput, aku tiba-tiba seperti dibekap oleh seseorang yang akhirnya pandanganku kembali gelap seperti sebelumnya.
...
Beberapa lama kemudian, perasaanku yang sebelumnya kacau,
waktu itu perlahan mulai sedikit lega karena ketika aku membuka mata, aku tiba-tiba sudah berada dirumah yai Ahmad dengan keadaan yang sangat membingungkan.
Rambutku acak-acakan dengan mulutku yang terasa wangi melati seperti halnya orang yang telah makan bunga melati.
Dan tidak hanya itu, dirumah yai Ahmad waktu itu aku juga melihat adanya kedua orang tuaku dengan tatapan matanya yang terlihat sangat khawatir tidak terkira.
Dan disitulah, rasa sedihku rasanya sudah sampai pada puncaknya,
aku menangis dengan tanganku yang memeluk ibuku dengan tidak henti-hentinya aku mengucapkan maaf jika selama ini aku sudah banyak berbuat salah dengannya. "Sudah nduk, semuanya sudah selesai." Ucap Ibuku Pelan.
Mendengar hal itu, akupun terkejut dengan kembali menanyakan maksud dan perkataan ibuku tersebut.
"Maksudnya bagaimana bu?" Tanyaku bingung.
"Broto sudah meninggal dunia kemarin malam" imbuh Ayahku dengan santainya.
"Loh, sekarang apa sudah lewat malam jum'at ? " Sahutku.
"Sudah, kamu kerasukan 1 minggu lebih lamanya, aku juga khawatir kamu gak bisa kembali lagi tapi syukurnya akhirnya kamu bisa sadar" terang yai Ahmad jelas.
Mengetahui semua itu, tubuhku kembali lemas, jantungku berdetak kencang dengan perasaan yang sudah tidak karua-karuan.
Bagaimana tidak, waktu itu aku hanya merasa sebentar saja tersesat dihutan tapi anehnya, menurut orang-orang, aku sudah seminggu lamanya tidak sadarkan diri.
Dan puncaknya, akhirnya akupun menangis tersedu sedu dipangkuan orangtuaku dengan rasa syukur yang sangat luar biasa karena saat itu, aku merasa sudah berhasil melewati semuanya.
Dan beberapa hari setelah itu, akupun kembali menanyakan tentang kematian pak Broto dan apa yang sebenarnya sedang terjadi kepadaku waktu itu.
Tapi sayangnya, bukannya menjawab dan menjelaskan ibu dan ayahku terlihat diam seperti sedang menyembunyikan sesuatu dariku.
(Apa yang sebenarnya terjadi kepadaku dan bagaimana kematian pak Broto sampai saat ini aku masih tidak tau mas, setiap kali aku bertanya kepada orang tuaku, mereka selalu menolak memberikan keterangannya. Akan tetapi, menurut berita yang kudengar dari orang-orang,
kematian pak Broto terjadi karena ulahku)." Ucap Narasumber.
Kini, setelah semuanya selesai, aku berharap jika tidak ada lagi pabrik atau perusahaan yang melakukan hal seperti itu lagi.
Dengan adanya cerita ini, semoga menjadi pelajaran agar kita bisa lebih berhati hati lagi.
Terimakasih teman-teman, semoga cerita ini menemani hari-hari kalian.
(Perlu kami tekankan, semua nama, tempat dan waktu dalan cerita ini disamarkan, mohon maaf bila ada kesamaan)
Sampai jumpa di cerita-cerita kami selanjutnya.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Lakon Story

Lakon Story Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Lakonstory

Jun 1
PETRUS
(Penembak Misterius Orde Baru)

Thread

#ceritaserem Image
Jika kalian hidup di tahun 80an, mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan Petrus.

Benar sekali, Petrus atau yang dikenal dengan penembak misterius, waktu itu memang menjadi cerita tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di indonesia.
Penembakan misterius atau disingkat dengan Petrus, adalah operasi rahasia pada masa Pemerintahan Soeharto pada tahun 80an yang tujuannya, adalah untuk menanggulangi tingkat kejahatan yang saat itu cukup tinggi.
Read 17 tweets
May 10
Praktek Malam Dokter Wayan

Full Story Tamat
A Thread

@bacahorror @BacahorrorCom @bacahorror_id
#bacahorror #ceritaserem #ceritaseram Image
Benar sekali, jika mengingat nama dokter wayan, mungkin tidak hanya aku, semua wargapun juga tau jika dokter wayan adalah dokter yang pernah menghebohkan seluruh warga desaku.

Kenapa semua itu bisa terjadi ?.
Sebelum kita menganalisa apa yang sebenarnya terjadi, lebih baik kalian membaca cerita ini terlebih dahulu.

Bahkan, menurut keterangan yang beredar, keluarga Saji ini bukanlah keluarga satu satunya yang mengalami hal seperti ini.
Read 100 tweets
Mar 31
Dalang Lelembut

Cerita paling tidak masuk akal yang pernah kami selesaikan.

A THREAD.

@bacahorror

( Berhentilah membaca cerita ini jika kalian merasakan sesuatu 🙏)

Bismillah..

"Jangan sekali kali menceritakan cerita tentang dalang Kusno, Pamali" Image
"Jika Dalang Kusno memainkan wayangnya, disitu pasti banyak makhluk halus yang ikut menonton pertunjukannya"

"Kata siapa dalang Kusno yang memainkan Wayang. Bukan, yang jadi dalang itu bukan dalang Kusno, tapi lelembut"
"Apa kamu pernah mendengar suara penonton berbicara ketika dalang kusno sedang memulai pertunjukan ?"

"Jangan sekali-kali kamu pulang terlebih dahulu ketika pertunjukan dalang Kusno masih berlangsung"

"Dalang Kusno orang baik, beliau adalah sesepuh desa talok"
Read 91 tweets
Mar 16
Bismillah
Jika mengenang kembali pengalaman waktu itu, tentu saja perasaanku akan seketika kembali bergetar ketakutan karena asal kalian tau.
Bisa selamat saja rasanya aku sudah sangat bersyukur.
Dan tidak sekedar selamat, dengan adanya cerita ini, aku akhirnya mendapatkan sebuah pengalaman yang sepertinya tidak akan pernah bisa aku lupakan.
Masih sangat teringat jelas dikepalaku, semua cerita itu terjadi ketika aku bekerja disalah satu rumah makan yang ada di surabaya.
Read 104 tweets
Feb 16
Santet tumpes kelor.
Benar,
Santet ini tergolong santet paling mematikan.
Bagaimana tidak, santet ini tidak akan berhenti jika semua korbannya belum meninggal dunia.
Lantas, apakah semua itu bisa dihentikan ?.
Hmmm. sepertinya susah.
....
Bismillahirrohmnirrohim.
Tepatnya sekitar awal tahun 2020 yang lalu, cerita ini datang kepada lakon story.
Dan sekarang, diawal tahun 2023 akhirnya cerita ini bisa kami bagi.
Sebelum kami mulai menceritakan semua ini, rasanya tidak berlebihan
Read 108 tweets
Feb 8
Jangan menoleh ketika mendengar suara panggilan.

Jangan mencari sumber keramaian yg terdengar beriringan.

Jngan berhenti ditengah-tengah jalan hutan.

Jangan masuk hutan terlarang.

Dan tetap menunduklah jika dari arah hutan,klian melihat ada orang yg sdang melambaikan tangan.
Mungkin, itu hanya sebagian kecil pantangan yang wajib kita patuhi ketika kita berkunjung ke alas Purwo.
Read 13 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(