waKHIDun Profile picture
Sep 1, 2023 122 tweets 15 min read Read on X
“Tragedi Perkemahan Jogja tahun 2016”

A thread.

#bacahorror Image
“Mik pie? Meh sido dilekasi kapan?” (Mik gimana? Jadinya mau dimulai kapan?)

tiba-tiba dari belakang sosok laki-laki berbadan kekar mendekat. Dia adalah Candra.
Miko menarik nafasnya dalam, sembari menajamkan telinganya, memastikan bahwa adzan sudah berkumandang..

Entah kenapa malam itu seperti tidak ada angin yg berhembus sama sekali, hal itu berimbas suara adzan dari pemukiman yang jauh dibawah bukit ini menjadi samar terdengar.
Setelah menimang selama beberapa saat, akhirnya Miko memberikan kode kepada Rio untuk memulai acara ini. Walau secara pasti dirinya tidak begitu yakin bahwa adzan sudah benar-benar selesai berkumandang saat itu.
Akhirnya saat itu semua peserta dan para dewan ambalan berkumpul di lapangan. Api dinyalakan dan semuanya dimulai dari sini..
Selayaknya upacara pada umumnya, Rio selaku kepala dewan ambalan memberikan sepatah kata ucapan.
Semua peserta nampak antusias mendengarkan, namun dilain itu terlihat ada wajah yang nampak khawatir dengan kegiatan ini, dia adalah Nayla yang masih belum bisa menyembunyikan rasa takutnya.
Tepat setelah Rio kembali ke barisan para dewan ambalan, sejurus itu Candra dengan ditemani satu dewan ambalan lain pun mulai menyiramkan minyak tanah dan bersiap menyalakan api unggun yang sedari tadi sore sudah dipersiapkan.
Api mulai berkobar dan semua mulai bernyanyi dengan antusias.

Tapi siapa mengira, ditengah deru kegembiraan ada salah satu siswi yang berada di ujung kanan barisan tiba-tiba berteriak histeris dengan kencangnya..

Siswi itu adalah Rini.
Mendengar teriakan itu, Miko dan beberapa temannya sesama dewan ambalan pun dengan sigap langsung bergegas menghampiri. Walau dengan perasaan penuh debar, Miko tetap berusaha menyembunyikan rasa takutnya itu.
“Kenapa.. Dek!!” Fena memegangi Rini dengan sesekali menepuk wajahnya.

“Rin!! Istighfar Rin!!!” ucap beberapa kawan di sekitarnya. Terlihat pula suasana yang kian semakin riuh dan mencekam.
Setelah melihat upaya Fena dan beberapa siswi lain untuk menyadarkan Rini yang belum membuahkan hasil, Miko berinisiatif untuk membawa Rini sedikit ke arah tengah lapangan. Dengan tujuan memberi ruang, tapi kejanggalan justru terjadi.
Beberapa siswa lain yang tadinya berada di sekitar Rini justru ikut kesurupan. Sementara Rini yang berada di tengah lapangan masih dalam kondisi yang sama, bahkan lebih parah.
Suasana semakin menjadi, dimana tadinya hanya sekitar 5 orang yang mengalami kesurupan, kini menjalar dan hampir setengah dari keseluruhan peserta mengalami kesurupan.

Hal itu membuat Miko serta para dewan ambalan lain menjadi kian semakin panik.
Satu kejadian yang Miko ingat betul adalah dimana ketika Rini menatap tajam kearah salah satu dewan ambalan yaitu Lidya, hingga hal anehpun terjadi.. beberapa detik kemudian, Lidya terjatuh dan tak sadarkan diri.

Lidya kesurupan.
Ketakutan Miko semakin memuncak manakala melihat Lidya tiba-tiba berdiri dan menari dengan mata dalam kondisi tertutup. Sementara dirinya tau betul Lidya adalah anak yang sama sekali tak bisa menari.
Di saat yang bersamaan, kericuhan dan teriakan dari para peserta lain seolah-olah langsung terhenti tepat saat Lidya mulai menari, namun kondisi para peserta itu masih dalam posisi kesurupan.
Mereka melihat Lidya yang menari tepat disamping api yang kian semakin berkobar dengan tatapan kosong.

Sedangkan Miko justru lebih bergidik tatkala melihat senyum Rini yang menyeringai tepat ke arah Lidya, seolah senang dengan apa yang tengah terjadi saat itu.
Seluruh dewan ambalan diam terpaku menyaksikan apa yang tersaji di depan mereka saat itu. Hingga Miko berteriak memerintahkan Fena dan Nayla untuk menghentikan Lidya yang menari kian menjadi.
Dengan sigap mereka berdua pun langsung memeluknya dengan maksud untuk menghentikan Lidya menari. Tapi siapa kira, hal itu seolah menjadi pemicu kericuhan terjadi lagi. Seluruh peserta yang masih dalam kondisi kesurupan kembali berteriak histeris.
Melihat suasana perkemahan semakin tak terkendali, Miko pun akhirnya berinisiatif untuk mencari mbah Sonto di kediamannya. Ia berpikir bahwa beliau bisa membantunya dalam hal ini.
“Can!! Tulung awakmu jagani bocah-bocah iki disik.. Aku tak nemoni wong nang deso ngisor!” (Can!! Tolong kamu jagain teman-teman ini dulu.. Aku mau nemuin orang di desa bawah!) ucap Miko dengan panik.

“Hah nemoni sopo?” (Hah nemuin siapa?)
“Mbah Sonto!! Wis iki ben tak uruse, sakiki koe ngajak o cah-cah liane do kon moco ayat kursi wae ben ra soyo ndadi kahanane, ojo nganti pedot ngasi aku bali tekan kene meneh!”
(Mbah Sonto!! Udah ini biar aku yang urus, sekarang kamu ngajak temen lainnya untuk bacain ayat kursi supaya hal ini tidak semakin menjadi, jangan sampai putus hingga aku kembali lagi kesini)
Dengan buru-buru Miko pun bergegas meninggalkan bumi perkemahan malam itu.

Ia menyusuri jalanan berbatu dengan satu tujuan, yakni kediaman mbah Sonto.
Namun ia sempat teringat saat dirinya berjalan menjauh dan kembali menoleh kearah kerumunan. Samar-samar matanya melihat seperti ada bayangan hitam tepat di belakang Rini.
Sampai dirumah mbah Sonto, dalam kondisi binggung Miko menceritakan apa yg terjadi di bumi perkemahan akan tetapi ia memilih untuk tidak menceritakan sosok apa yang dirinya lihat di belakang Rini.
Mbah sonto menampakkan wajah kecewa dan tidak suka.

“Mesti podo sembrono nang kono!!” (Pasti kalian berlaku sembarangan disana!!)
Kalimat itu langsung dilemparkan begitu saja tepat saat Miko selesai memberikan penjelasan terkait apa yang sedang terjadi di bumi perkemahan.
Sementara mendengar itu Miko hanya bisa tertunduk dan tak bisa menjawabnya.

Mbah sonto pun langsung meminta miko untuk bergegas membawanya ke bumi perkemahan.
Miko bersama mbah Sonto bergegas kembali menuju ke bumi perkemahan. Kali ini motornya seolah dipacu lebih cepat sejurus dengan perasaan khawatirnya yang kian semakin menebal.
Begitu sampai di lokasi mbah Sonto sempat kaget dan terdiam melihat hampir separuh dari peserta mengalami kesurupan.

Namun anehnya, pandangan mbah Sonto justru langsung tertuju pada Rini disamping api unggun yang masih menyala.
Mbah sonto meminta Miko untuk mencari blarak lanang (daun kelapa yang tertancap di tanah) di sekitar bumi perkemahan. Miko pun akhirnya mencari dengan dibantu dewan ambalan lain (Candra dan Rio)
Setelah mendapatkannya, Miko langsung bergegas membawa ke mbah Sonto. Dan saat itu juga, oleh mbah Sonto blarak itu hanya di ikat menggunakan tali ijuk dan terlihat mulutnya komat-kamit seperti merapalkan doa.
“Iki sabetno nang cah-cah sik kesurupan, ning ojo ngasi pucuke keno lemah. Rini ben tak urusane sik” ucap mbah sonto dengan tegas.

(ini cambukkan ke anak-anak yg kesurupan, tapi jangan sampai ujung dari lidi ini menyentuh tanah. Rini biar saya yang urus)
Miko langsung melaksanakan perintah dari mbah Sonto dan ternyata beberapa peserta yang kesurupan akhirnya terlihat mulai sadarkan diri. Miko sedikit tenang karena akhirnya upaya tersebut membuahkan hasil.
Saat itu Miko sempat mendapat cerita dari beberapa peserta yang ada di barisan Rini, ia menyampaikan bahwa sesaat sebelum Rini jatuh dan tidak sadarkan diri, Rini seperti meracau sendiri dengan logat yang tidak biasa.
bersambung..
Sebelum aku melanjutkan cerita ini, malam kemarin sempat ada sebuah pesan masuk dari kedua narasumberku, terkait mereka yang mendapatkan gangguan pasca cerita ini mulai diceritakan kembali..
Chat dari Fena Image
Chat dari Miko Image
Dalam obrolanku dengan Miko saat itu, ia memberikan saran untuk datang ke lokasi sebelum kisah ini dilanjutkan kembali dengan tujuan “kulonuwun” (meminta izin).
Inilah yang menjadikanku memilih untuk menahan cerita ini, karena akupun tak ingin mengambil resiko terlampau jauh yang melibatkan orang lain.

Dan mungkin hal ini pula yang menjawab keraguanku untuk menghapus foto Rini pada postingan sebelumnya.
Menyambung dari pesan Miko beberapa hari yang lalu, pada akhirnya malam itu aku memutuskan untuk datang ke lokasi, yang menjadi akar kisah ini bermula.
Malam itu aku tak hanya bersama Miko selaku saksi hidup dari tragedi kelam ini, karena keterbatasanku dalam mengetahui hal metafisik, akhirnya aku ditemani salah seorang kawan yang tak ingin disebutkan namanya. Ku Harap kalian bisa mengerti.
Pada awalnya aku merasa takut untuk datang dan hal ini bukan tanpa alasan.

Malam itu saat aku berjumpa dengan Miko di sebuah angkringan, dirinya memberikanku potongan gambar dari sebuah ulasan tentang tempat itu.
Miko mendapatkan potongan ulasan ini jauh sebelum thread ini diangkat kembali, yang mana ulasan itu menuliskan kesaksian mereka tentang keangkeran lokasi bumi perkemahan ini.
Namun aneh, saat aku mencoba membuka google maps dan memastikannya.. entah kenapa, ulasan-ulasan negatif itu, kini telah hilang.
Image
Tujuan kedatangan kami kesana malam itu, salah satunya untuk meminta izin terkait dengan apa yang sudah terlanjur diceritakan kembali. Dengan harapan, gangguan yang sebelumnya dialami para narasumberku mereda.
Malam itu aku sempat merekam beberapa titik yang ada di lokasi, hal itu sesuai dengan apa yang digambarkan oleh Miko padaku
Namun ada beberapa titik yang menurut Miko untuk tidak direkam. Aku sempat menanyakan alasan terkait hal ini, akan tetapi Miko enggan untuk menjelaskannya.
Sebelum aku melanjutkan cerita ini lebih dalam lagi, saat di lokasi Miko menyampaikan padaku bahwa ada sebuah kejadian yang belum ia sampaikan.

Berikut rekamannya..
berikut potongan videonya..
Ya kalian tidak salah dengar. Saat di lokasi perkemahan ternyata Rini mempunyai kebiasaan aneh, dimana dirinya selalu menyendiri di kamar mandi.
Dan Miko sempat menyampaikan bahwa di ujung kamar mandi itu adalah salah satu tempat “Mbah Sonto” menyimpan sesajen saat acara ini belum dimulai.

Hal ini semakin mengerucut, aku berharap nantinya bisa menyampaikan secara detail terkait dengan tragedi perkemahan itu.
Pada pembahasan selanjutnya, aku akan menunjukkan kepada kalian mengenai gambaran lokasi kemah sekaligus titik-titik yang Miko izinkan untuk aku dokumentasikan terkait dengan apa yang terjadi saat itu.

Semoga berjalan lancar.
Bagian 4
"PERKEMAHAN TERLARANG"
Sebelumnya aku mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini.

Selain itu, aku juga ingin meminta maaf karena thread ini sempat tertunda selama beberapa saat.
Adanya komentar-komentar mengenai penampakan yang terlihat dalam video singkat yang pernah aku unggah sebelumnya, hal itu menjadi salah satu alasan aku menunda cerita ini.
Hal ini terjadi karena selepas aku beserta narasumber (Miko) mendatangi lokasi perkemahan ada beberapa akibat yang tidak bisa aku sampaikan.
Namun terlepas dari itu aku pada akhirnya mendapatkan sebuah informasi yang sebelumnya tidak Miko sampaikan.
Dan terkait dengan video penampakan, ternyata menurut penuturan salah satu narasumber cerita ini, sosok yang ada dalam video itu adalah perempuan yang dianggap “teman” oleh Rini.

...
Jadi pada kesempatan kali ini, sebelum jauh memasuki cerita yang lebih dalam lagi, aku akan sedikit membagikan pengalaman disaat kami mendatangi lokasi tersebut.
Tapi sebelumnya, lebih baik kalian menyimak video ini baik-baik..
( video 1 )
( video 2 )
( video 3 )
Video ini kami ambil sekitar jam 12 malam dan tepat pada video ke 2 detik ke 0:56 tempat ini adalah titik dimana para peserta diungsikan saat terjadinya kesurupan massal.
Dan pada bagian ujung timur di pepohonan, sebenarnya Miko sempat meminta kami mendekat kesana, namun entah kenapa temanku dengan tegas justru malah melarangnya.

Kalian tau kenapa?
“Ternyata, Miko saat itu memang sengaja ditarik oleh sosok yang pernah bersinggungan dengannya. Dikhawatirkan Miko akan mengalami hal yang sama seperti kejadian 7 tahun lalu.” ucap temanku.
Sebagai orang awam, saat itu aku hanya beranggapan mungkin saja karena lokasi pohon itu tumbuh yang terlalu curam ditambah lagi dengan minimnya penerangan di lokasi tersebut.
Namun kalian perlu tau, sebenarnya pikiran itu adalah caraku untuk mengalihkan rasa takutku sendiri.

Karena jujur saja saat kami belum tiba di lokasi, temanku sempat mewanti-wanti yang justru kian membuatku semakin khawatir.
“Nek weruh utowo ngrasakke hal sing aneh, rasah diaruh-aruhi, rasah diomongke.. Nek wedi cukup njawil kancane”

(kalau melihat atau merasakan hal yg aneh, tidak usah ditanggapi dan nga usah dibicarakan.. kalau takut cukup nyolek teman yg lain)
Dan video ke 3 saat di kamar mandi dan berkaitan dengan penampakan, sebenarnya pada saat itu aku sama sekali tidak mengetahui akan adanya sosok tersebut.

Justru aku baru tau adanya penampakan sejak ada beberapa komentar terkait dengan potongan video yang diunggah saat itu.
Dan ternyata sosok penampakan perempuan dalam video yang diduga adalah “teman” Rini itu, merupakan sosok yang menjadi penyebab Rini kesurupan.
Miko menjelaskan saat video itu ramai menjadi perbincangan..

Dan dia juga sempat menambahkan bahwa tepat diujung bangunan kamar mandi merupakan tempat Mbah Sonto memberikan sesajen semalam sebelum acara perkemahan.
(foto kamar mandi) Image
Sekitar jam 2 dini hari, kami memutuskan untuk segera beranjak dari lokasi perkemahan, hal ini dikarenakan Miko merasakan ada hal aneh yang membuatnya merasa was-was serta ketakutan.
Semua informasi terkait dengan tragedi ini sudah kucatat dalam sebuah catatan kecil, supaya semuanya dapat terdokumentasikan dengan baik.

Dan juga bisa menjawab kegelisahanku tentang apa yang terjadi dibalik tragedi kesurupan massal pada tahun 2016 lalu.
Catatan kecil ini menyimpan fakta serta informasi terkait tragedi itu yang aku tulis dengan judul "Perkemahan Terlarang".

#horror #kisahnyata #kesurupanmassal #bacahorror #sekolah
Image
Image
Aku yakin, masih banyak sekali informasi yang belum aku dapatkan dari para narasumber. Terlepas dari mereka yang masih enggan untuk memberikan jawaban atau memang karena ada hal lain yang tidak bisa dijelaskan.
Dan hari ini aku memutuskan untuk melanjutkan
semua cerita, walaupun dengan rasa takut tapi sepertinya aku harus menyelesaikan apa yang telah aku mulai..
foto yang terdokumentasikan.
Image
Image
Foto diatas adalah beberapa kegiatan yang terdokumentasikan, bisa kita bayangkan ternyata kegiatan perkemahan yang seharusnya penuh dengan kenangan menyenangkan justru menjadi petaka yang begitu membekas.

#horror #kisahnyata #kesurupan #sekolah Image
Cerita berlanjut..
Kedatangan Mbah Sonto malam itu ke lokasi membuat semuanya mulai bisa terkendali. Miko dan Fena serta Nayla yang begitu panik, kini mereka sedikit bisa bernapas lega, tapi itu tak berlangsung lama.
Akhirnya para Dewan Ambalan membawa para peserta kemah yang tadinya kesurupan (termasuk Rini dan Lidya) untuk dibawa ke pendopo besar yang tak jauh dari lapangan.
Beberapa saat setelahnya, sebagian dari dewan ambalan memutuskan pergi ke ruang sekretariat untuk mengadakan rapat dadakan.

Namun Miko memutuskan untuk tetap menunggu di pendopo bersama nayla, fena dan juga Mbah Sonto.
Sementara suasana pendopo malam itu terlihat beberapa peserta yang masih dalam kondisi setengah sadar dan sebagian lainnya masih terkulai lemas.
Namun suasana menjadi mencekam tatkala Miko, Nayla, Fena dan juga Mbah Sonto yang berada di pendopo mendadak kaget saat melihat “Rini” kembali mengalami kesurupan.
Melihat kejadian ini, Mbah Sonto dengan spontan langsung menghampiri “Rini” dan meminta Miko dan beberapa Dewan Ambalan yang ada di pendopo untuk memindahkan seluruh peserta kemah yg kerasukan menuju balai desa.
“Bale desone tebih e mbah, lha mbok ten mriki mawon” (Balai desa ne jauh e mbah, kenapa tidak di sini saja). Sanggah Miko ketika mendengar usulan mbah sonto.

“Mboten ten masjid mawon nopo mbah?” (apa tidak di masjid saja mbah) usul Fena.
Mbah Sonto diam sembari menatap kearah Miko. Belum sempat memberikan jawaban, Nayla berjalan mendekat kearah Miko.

“Wis Mik, tulung awakmu manut wae..” Ucap Nayla meyakinkan Miko yang terlihat kurang begitu setuju dengan saran yang disampaikan oleh Mbah Sonto.
Nayla mengusulkan seperti itu dengan maksud supaya peserta lain tidak mengalami hal yang sama seperti Rini.

Dan setelah mendengar saran dari Nayla, akhirnya mereka dengan sigap mulai berbagi tugas.
Singkat cerita mereka mulai mencari kendaraan untuk mengangkut para peserta menuju balai desa.

3 mobil bak pun datang ke bumi perkemahan, dengan segera para Dewan Ambalan pun menaikkan para peserta dan membawa mereka ke balai desa sesuai dengan saran Mbah Sonto sebelumnya.
Namun Miko, Nayla dan Fena justru memutuskan untuk menunggu Rini di pendopo bersama dengan Mbah Sonto.

Saat itu kondisi Rini masih kesurupan, Miko sempat melihat Mbah Sonto seperti berkomunikasi dengan Rini.
Saat itu Miko memilih sebatas melihat dan mengamati, karena entah kenapa tiba-tiba dirinya teringat kembali akan sosok bayangan hitam yang ada di belakang Rini saat di lapangan tadi.
Hingga pada akhirnya, Mbah Sonto meminta Miko, Nayla dan Fena untuk membantunya memindahkan Rini ke salah satu rumah warga.
Saat akan membawanya, Mbah Sonto mencoba berkomunikasi lagi dengan Rini yang masih duduk bersimpuh dengan kepala menunduk serta sesekali tertawa atau menangis tiba-tiba.
Miko, Nayla dan Fena yang melihat kejadian itu hanya bisa diam sembari menahan rasa ngeri.

“Wis mas, mbak, sakiki sampean ngewangi simbah dongo bareng ben kancamu gek bali” (sudah mas, mbak, sekarang kalian bantu simbah berdoa bersama supaya temanmu ini lekas pulang)
Mendengar itu, Miko, Nayla dan Fena akhirnya mengikuti arahan Mbah Sonto untuk duduk mengelilingi Rini.

Sesaat kemudian, mereka diminta untuk membacakan ayat kursi secara berulang-ulang, sementara Mbah Sonto mengupayakan dengan caranya sendiri.
Doa itu berlangsung cukup lama, sampai dimana Rini tiba-tiba diam dari tangisnya, lalu menatap kami satu persatu dan terkulai lemas kemudian kembali tak sadarkan diri.
Nayla ingat sekali, saat itu Rini menatap mereka dengan tatapan penuh kebencian dan seolah-olah yang mereka lihat saat itu bukanlah Rini yang mereka kenal.
Hingga pada akhirnya mereka berhasil membawa Rini ke sebuah rumah milik salah satu warga dan Nayla beserta Fena diminta oleh Mbah Sonto untuk tetap menemani.
Sementara itu, Miko dan Mbah Sonto kembali ke bumi perkemahan.

Namun sebelum itu, Mbah Sonto sempat memberikan seikat “Blarak Lanang” dan sebotol air (konon air tersebut diambil dari salah satu sendang di desa itu) kepada pemilik rumah.
Tanpa banyak berkata, bapak pemilik rumah langsung menerima dan menyanggupi. Seolah beliau sudah paham dengan apa yang harus dirinya lakukan.

Mbah Sonto juga berpesan kepada Nayla dan Fena untuk berdoa.
Waktu sudah menunjukkan sekitar jam 2 dini hari saat Mbah Sonto dan Miko kembali lagi ke bumi perkemahan yang saat itu terlihat sepi karena sebagian peserta diungsikan ke balai desa.
Sesampainya di bumi perkemahan, Mbah Sonto mengajak Miko kearah belakang kamar mandi.

Disana Miko melihat Mbah Sonto mengambil sesuatu dari sesajen dan kemudian menghentakkan tangannya beberapa kali ke tanah.
Saat itu Miko hanya bisa diam sembari mengamati dari kejauhan. Sebab, Mbah Sonto sebelumnya sempat menyampaikan bahwa dirinya jangan terlalu mendekat.
Selepas melakukan prosesi itu, Mbah Sonto tiba-tiba memberikan sebuah “Bunga Mawar Putih” yang beliau ambil dari sesajen dan meminta Miko untuk menyimpannya.
“Mas, nek simbah oleh ngenei saran.. Mendingan le do kemah diuwisi wae.. Galo deloko kancamu (Rini) ngasi koyo ngono kae, koe ojo nyepelekke lho..”
(mas kalau simbah boleh ngasih saran.. mendingan perkemahan ini disudahi saja.. lihatlah temanmu (Rini) sampai seperti itu.. kalian jangan menyepelekan hal ini)

“Ngih Mbah..” jawab Miko dengan nada penuh sesal.

...
Keesokan paginya saat beberapa peserta masih berada di balai desa sementara Rini, Nayla dan Fena juga masih berada di rumah warga, Miko dengan beberapa Dewan Ambalan memutuskan untuk mengadakan rapat dadakan guna mencari solusi atas kejadian ini.
Miko masih terbayang akan ucapan Mbah Sonto semalam. Ia menduga bahwa Mbah Sonto dengan sengaja menyembunyikan sesuatu dari mereka, mengenai apa yang terjadi dengan Rini dan hubungannya dengan bunga yang diberikan padanya malam tadi.
Ditengah rapat itu Miko dengan berat hati mengusulkan untuk mengakhiri acara perkemahan akhir tahun ini.

Rio sebagai ketua Dewan Ambalan mau tidak mau menyetujui apa yang diusulkan oleh Miko.
Dengan adanya keputusan itu, sempat terjadi sebuah perdebatan dengan salah satu Dewan Ambalan yang masih bersikukuh untuk tetap melanjutkan perkemahan ini..

Dirinya khawatir jika perkemahan ini gagal, Dewan Ambalan angkatan mereka akan menjadi omongan para alumni nantinya.
Namun pada akhirnya mereka pun sepakat untuk mengakhiri perkemahan ini, dengan catatan semua yang terjadi harus disampaikan dengan benar kepada para wali murid, mengingat acara ini adalah tanggung jawab mereka sebagai Dewan Ambalan.
Setelah rapat selesai, Dewan Ambalan dan beberapa peserta mulai berkemas serta bersiap untuk menjemput peserta lain yang ada di balai desa.

Sedangkan Rini, Nayla dan juga Fena dijemput oleh Miko dan Candra.
Singkat cerita perkemahan ini pun berakhir dan para peserta kemah kembali ke sekolah.

Namun siapa sangka, akhir perkemahan ini ternyata adalah awal petaka yang akan menimpa RINI.
Semenjak kepulangan mereka dari perkemahan, Miko, Nayla, Fena dan Rini mengalami hal-hal mengerikan diluar nalar.
“Robbi a'uudzubika min hamazaatisy-syayaathiin wa a'udzubika robbi ayyahdhuruun.”

bersambung..

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with waKHIDun

waKHIDun Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Wakhidnurrokhim

Oct 11, 2022
"TUMBAL KEMAH "

kisah viral yang menceritakan sebuah kegiatan perkemahan akhir tahun oleh salah satu SMK di Sleman. Pada umumnya perkemahan akan meninggalkan kisah menyenangkan, tapi pada cerita ini justru sebaliknya.

Sebab urusannya dengan NYAWA!

#threadhorror @bacahorror_id Image
dengerin ini dulu ya..
7 april 2016

Sore itu nampak tengah berbaris dengan rapi anak kelas 10 dan 11, mereka adalah siswa dari salah satu smk kenamaan yang ada di kota Jogja.
Read 138 tweets
Oct 4, 2022
KARMA | PART 6 [ TAMAT ]

part ini adalah part terakhir dari rangkaian cerita karma, pada part ini kalian akan menemukan alasan mengapa hendra dkk mengalami gangguan yang selama ini menimpa mereka.

selamat membaca.

#threadhorror #bacahorror Image
Sebelumnya di part 5.

Tepat sekitar jam 2 dini hari, akhirnya hendra sudah sampai dirumah. Dengan mengendap-endap, hendra mencoba masuk melalui jendela kamarnya. Sebab ibunya tak tau menau perihal kepergiannya malam ini.
Ia masuk dengan mengendap, membersihkan kakinya di kain yang tergeletak di lantai lalu hendra mulai memejamkan mata dengan hati yang sudah tenang tentunya, "akhire masalah ini selesai juga" ucapnya.
Read 265 tweets
Sep 30, 2022
"Teror Hotel Lembang"

(bagaimana jadinya jika tujuan kalian menginap untuk beristirahat namun karena kehadiran mereka, justru sebaliknya, kengerian, ketakutan dan kepanikan justru menyelimuti malam)

- a thread -

#threadhorror #bacahorror Image
halo lur..

mumpung ujan-ujan gini, wakhid jadi pengen bagiin cerita horor nih hehehe..

ini cerita singat, ya semoga bisa menghibur ya.
sambil menunggu hari selasa uploud part terakhir "KARMA", kalian bisa baca ini dulu.
kisah ini terjadi pada tahun 2016, dialami sendiri oleh kakak saya yang bernama andi.

seperti apa kisah lengkapnya?

"yen wedi ojo wani-wani, yen wani rasah wedi-wedi"

selamat membaca..
Read 186 tweets
Sep 27, 2022
KARMA | Part 5
“karena sejatinya makhluk yang hidup itu pasti akan mati, tapi aku hanya berharap semoga kami semua tidak akan mati malam ini.”

- a thread -

@ceritaht @bacahorror_id
#bacahorror #threadhorror Image
sudah selasa malam nih, saatnya update cerita..

part 5 ini adalah pintu menuju ke penyelesaian masalah yang sudah dihadapi oleh hendra dkk.

bismillah..
yen wedi ojo wani-wani, yen wani rasah wedi-wedi.
Sebelumnya di part 4.

"ndra.. Nanti malam awakdewe diajak bapakku moro nang omahe mbah joyo, gelem yo" (ndra nanti malam kita diajak ke rumahe mbah joyo, mau ya) ucap andre sambil mengupas kuaci.
Read 130 tweets
Sep 19, 2022
KARMA | Part 4

“karena sejatinya makhluk yang hidup itu pasti akan mati, tapi aku hanya berharap semoga kami semua tidak akan mati malam ini.”

- a thread -

@ceritaht @bacahorror_id

#bacahorror #threadhorror Image
Sebelumnya di part 3.
"cokkk andre ngopo iki.." teriak reno.
Karena pandangan hendra dan yang lain terlalu fokus dengan apa yang terjadi diluar rumah,
tanpa mereka sadari ternyata andre sudah berdiri, menghadap tembok dengan posisi tangan seperti mencubit dan terus mencubit tembok.

Tanggung jawab..

Tanggung jawab koe poro bocah wingi sore..
Read 182 tweets
Sep 12, 2022
KARMA | Part 3

“karena sejatinya makhluk yang hidup itu pasti akan mati, tapi aku hanya berharap semoga kami semua tidak akan mati malam ini.”

- a thread -

@ceritaht @bacahorror_id

#bacahorror Image
Sebelumnya di part 2.

"ndra sakiki awakdewe metu seko kamar iki, ndang!!" ajak ridwan dengan panik dan setengah teriak.
Andre masih berdiri diatas kasur dengan tangan terikat. Ia menatap hendra dan ridwan, andre tersenyum menyeringai. Akhirnya mereka berdua keluar dari kamar dengan nafas yang sudah ngos-ngosan, bahkan saking paniknya hendra sampai terkencing dicelana.
Read 180 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(