Profile picture
Alvin M Fauzi @alvinisasi
, 14 tweets, 2 min read Read on Twitter
Aksi atau reaksi masyarakat dalam menghadapi suatu isu diskriminatif kadang ada menariknya untuk diperhatikan. Karena saat ini beberapa institusi mulai mempertimbangkan etnisitas dalam menerima personil baru seperti yang terjadi pada di Universitas Texis di Austin.
Perguruan tinggi ini menggunakan tinjauan holistik individual dalam menerima mahasiswa baru yang mempertimbangkan peringkat kelas pelamar di sekolah menengah, kehormatan, pekerjaan dan layanan di dalam dan di luar sekolah, status sosial ekonomi, latar belakang budaya,
ras dan etnis, serta rekomendasi dan daya saing jurusan yang diterapkan siswa. Tentu "tindakan afirmatif" ini tidak terlepas dari kritik.
26 Oktober 2016 di area West Mall, The Young Conservatives of Texas (YCT) mengkampanyekan bahwa "tindakan afirmatif" ini tidak adil dengan melakukan sebuah aksi penjualan kue.
YCT membandrol barang dagangan mereka berdasarkan jenis kelamin dan ras para calon pembeli. Harga yang paling tinggi
diperuntukkan bagi pria Asia dengan bandrol $1.50 untuk sabuah kue. Sedangkan para penduduk asli Amerika, pria maupun
wanita boleh membawa pulang gratis kue itu.
Ternyata aksi mereka ini mengundang banyak perhatian terutama mahasiswa Texas yang rata-rata marah dengan "penjualan kue" itu karena menurut mereka tindakkan ini rasis. Bahkan lebih dari 300 mahasiswa mengelilingi tempat penjualan kue itu dan memprotes aksi penjualan kue itu.
Dengan menempatkan ras dan gender di posisi penting dalam aksi ini membuat banyak pengamat tersindir. Opini publik pun
terbagi pada pro dan kontra atas kejadian ini. Ada yang menganggap aksi ini sebagai tanda kampanye yang sukses dalam agitasi sosial
dan advokasi.
Namun ada juga yang mempertimbangkan aksi ini bersifat tendensius.
Pada hakikatnya, aksi yang dilakukan YCT ini dimaksudkan untuk menyadarkan publik akan tindakkan afirmatif yang dilakukan oleh banyak institusi dan para elit penguasa.
Menurut saya, rumusan metode protes mereka dengan cara ini cukup berhasil karena mampu memobilisasi atensi publik namun tidak harus dilakukan karena berpotensi memunculkan pertikaian dengan publik yang belum paham akan maksud kampanye ini.
Keputusan etis yang harus dibuat oleh kelompok yang berniat memprotes isu kontroversi pun perlu diperhatikan kembali seperti reaksi publik yang tidak dapat diperkirakan.
Di satu sisi, publik pun harus cermat dalam melihat suatu kampanye dengan memberikan reaksi yang sekedarnya dan mencari tahu duduk perkaranya.
Idealnya pemangku jabatan dan pihak Universitas pun adil dalam menanggapi protes, karena seharusnya mereka memperhatikan aspirasi publiknya.
Suatu kampanye pun akan efektif dan efisien apabila kampanye tersebut tidak menghabiskan waktu dan dana yang besar.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Alvin M Fauzi
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!