Seeperti #RakyatAkalSehat harus kembali sigap menyergap politisi gagap. Banyak ketololan @LawanPoLitikJW yang perlu kita luruskan. Bahkan dia bukan saja tolol dalam membangun argumen. Tapi, diliputi rasa benci dan dengki terhadap Jokowi.
Pertama-tama #RakyatAkalSehat harus jeli dan mengerti, binatang politik seperti apa @LawanPoLitikJW itu. Dia kan dulu bikin relawan dukung Jokowi, 2014. Saat itu cunguk ini adalah barisan domba-domba @PartaiDemokrat yang tersesat.
Cunguk @LawanPoLitikJW tersesat didalam hiruk-pikuk gelora rakyat yang ingin perubahan pasca @SBYudhoyono . Namanya juga cunguk si @LawanPoLitikJW , mencari jalur got untuk mendekat dengan kuasa. Maka, hampir semua tokoh Batak dia dekati.
Dengan perasaan iba dan penuh perkawanan, Sihol Manulang adalah orang yang berjiwa besar menampung curut model @LawanPoLitikJW . Kiprah @LawanPoLitikJW di BARA JP juga tidak significant. Bermodal gaya politik di Demokrat, doyan jilat.
Politik jilat pantat yang diluncurkan @LawanPoLitikJW tidak berlaku dalam barisan Jokowi. Karena @BaraJP sebagai salah satu diehard Jokowi berkerja sesuai basis massa dan kerja konkrit. Maka, matilah politik jilat pantat Ferdinand.
Tapi, karena @LawanPoLitikJW sudah terlanjur masuk mendukung Jokowi di 2014. Maka, seakan dia harus tuntaskan politik jilat-jilat hingga tuntas. Tapi apadaya, seleksi alam membuktikan politik jilat pantat tidak berlaku dalam politik Jokowi.
Kelompok pendukung Jokowi, setidaknya mencatat beberapa orang yang berasal dari Demokrat. Sebagian memang menduduki posisi strategis paska Pilpres. Sial tak dapat ditolak, @LawanPoLitikJW tak kunjung diangkat mencicipi kue kekuasaan.
Itulah alasan si cunguk @LawanPoLitikJW merajuk karena tak menetes sikitpun dengan dirinya. Tak diangkat menjadi pejabat, maka secara tolol dia mengangkat dirinya sendiri menjadi "Panglima Penjilat Pantat".
