Thread by @abirekso

ROCKY, MENUNTUT OTENTIK ? PADAHAL DIA IMITASI!!

1. Hal pertama yg harus gue katakan adalah permintaan maaf kepada #RakyatAkalSehat karena telat dalam merespon ocehan @rockygerung vs @AdianNapitupul1 di @CNNIndonesia kemarin.

2. Ok, sesuai dgn judul diatas. Maka gue akan sdkt mengulang verbatim @rockygerung dalam diskusi itu. Dia bilang @jokowi ga otentik, karena metaphor "Winter is Coming" hasil dari tim perumus naskah.

3. Gue hrs kembali cape2 menjelaskan konsep otentisitas ke @rockygerung agar nyemotnya sekalian gue ajarin. Gue meminjam istilah 'ontic' yg dirumuskan Heidegger. Ontic merujuk dlm termnlgy Yunani yg berarti faktual atau terjadi. Diuraikan oleh Heidegger dlm Being and Time....

4. ...Bahwa ontic dimaknai sebagai sesuatu pembedaan yg khusus. Dalam membaca fenomena "Winter is Coming" yg diucapkan @jokowi , @rockygerung minim referensi dan defisit imajinasi. itulah makanya Rocky tiba pada konklusi yg keliru soal otentik. Atau yg jamak dia sebut DUNGU.

5. Apa kekeliruan @rockygerung ? Dalam fenomenologi Heidegger, otentisitas tidak dihitung berdasarkan text semata. Namun, subjek yg menucapkan juga variable yg menetukan. Artinya, cirikhas @jokowi yg ceplas-ceplos adalah bagian dari otentisitas. Itu sdh dihitung otentik.

6. @jokowi adalah otentik. Misal, cara dia menyalami semua tamu dibarisan depan setelah bergegas keluar ruangan. Jadi, otentisitas yg dimaknai @rockygerung itu berdasarkan pemahaman comberan. Tidak ada filsuf feneomenologi yg menjelaskan otentik serendah itu.

7. Juga semakin terlihat, @rockygerung tidak menguasai teori feneomenologi. Ketololan itu mengental, ketika apa yg dia kejar adalah sebatas text yg diucapkan. Lebih, tolol lagi ketika dia mengkomoarasi @prabowo lebih ontentik. Padahal, otentitisitas tidak bisa dikomparasi.

8. Mengapa sifat ontic tdk bisa dikomparasi? Karena ontic itu sensiri adalah proses kemenjadian (being) dalam kekhasannya sendiri. Jika @rockygerung bilang @prabowo itu otentik, itu justru yg benar. Masalahnya @rockygerung membandingkan otentisitas, itu justru TOLOL!!

9. Ketololan yg lain kita temukan, ketika @rockygerung bertanya ke @AdianNapitupul1 , "Apa yg dia (@jokowi) baca ? Diawal dia sudah negasikan bahwa Jkw tidak membaca. Dia berposisi sprti itu. Kemudia dia ga yakin, dengan posisi awalnya.

10. TOLOLnya @rockygerung kembali bertanya, apa yang sudah disangkalnya. Pertanyaan juga TOLOL, apa yg dia baca? Tentu, utk menjadi Presiden, seorang @jokowi bukanlah orang buta huruf. Terkecuali, Rocky bertanya; Apa karya buku yg dibaca Jokowi? Itu akan cukup cerdas.

11. Skrng gue akan buktikan bahwa @rockygerung pun imitasi. Gaya dia bicara sebenarnya juga dipengaruhi oleh Marsilam. Kalian bisa cek, Rocky juga mencontoh logika Marsilam dan Tolleng. Krn Rocky juga dipengaruhi oleh kedua tokoh ini.

12. Imitasi yg lain sifatnya repetitif. Kalian akan temukan metaphor @rockygerung yg diulang-ulang sejak awal 2000'an. Mungkin para nyemot baru menyembah Rocky hitungan bulan, bagi kita yg tahu dia sejak 2000 awal. Terlihat keterbatasan metaphor Rocky yg terbatas. Sebatas dengkul

13. Secara kesimpulan, @rockygerung tidak pernah betul2 membawa konsep filsafat dalam debat. Dia hanyak menggunakan retorika ampas dan logika sesat, dn istilah2 bombastis yg belum tentu ada kaitannya dengan tema diskusi. Dengan cara itu, akan dengan mudah KETOLOLANNYA TERLIHAT!