Profile picture
, 12 tweets, 3 min read Read on Twitter
Utas pendek tentang tata bahasa #Sanskerta sederhana #mantra yg umum dipakai, seperti:

oṁ namaḥ śivāya, gaṇapataye namaḥ, namo bhagavate vāsudevāya, namo buddhāya, dst.
Sanskerta adl bahasa mantra; susunan & bunyinya sengaja dirancang utk memaksimalkan efek mantra (= instrumen pikiran).

Jadi, agar memperoleh efek maksimal, kita perlu memahami makna dan mampu mengucapkannya dgn tepat—ibarat 'password' utk mengakses sstu harus tepat.
Kalau kita perhatikan mantra-mantra pendek di atas punya 3 elemen dasar:

1. oṁ (pranava — benih suara awal semesta);
2. namaḥ (namo adl ubahan fonem dr namaḥ krn hukum sandhi);
3. nama dewata yg dipuja (śiva, vāsudeva, buddha, dst).
Beberapa mantra lain juga memuat 'bīja' yaitu biji atau benih mantra, berupa bunyi/aksara pendek sepanjang satu atau dua suku kata. Bīja digunakan utk keperluan khusus. Misalnya bīja untuk cakra-cakra: laṁ, vaṁ, raṁ, yaṁ, dan seterusnya.
Kebetulan mantra-mantra di atas tidak memakai bīja. Oṁ dan bīja mantra tidak bisa diterjemahkan. Mereka bisa berdiri sendiri.

Sedangkan kita dua unsur yang lain (#2 dan #3) bisa punya tata bahasa dan bisa diterjemahkan.

Namaḥ berasal dari √nam = membungkuk, sungkem, memberikan hormat. Namaḥ di sini berarti hormat/penghormatan.

Kata ini dirangkaikan (di depan atau di belakang) kata benda yg menunjuk KEPADA siapa penghormatan tsb ditujukan. Karena itu bentuknya datif (caturthī vibhakti).
Bagaimana membuat nama/kata benda menjadi datif dlm bhs Sanskerta? — dgn membubuhi akhiran ttu di belakang kata dasarnya:

śiva (m) -> śivāya,
buddha (m) -> buddhāya,
kṛṣṇa (m) -> kṛṣṇāya,

tapi...
gaṇapati (m) -> gaṇapataye,
agni (m) -> agnaye,
viṣṇu (m) -> viṣṇave.
Untuk nama-nama feminin, akhirnya agak berbeda:

durgā -> durgāyai,

sarasvatī -> sarasvatyai,
lakṣmī -> lakṣmyai,
gāyatrī -> gāyatryai,
kālī -> kālyai.
Masih sering terjadi umat Hindu sendiri sering salah menuliskan—lepas dari diakritiknya—dan mengucapkannya.

Yg paling sering adalah memotong 'ya' di akhir nama Dewata yang dituju, misalnya: oṁ namaḥ śiva ya, oṁ śivarāditya ya namo namaḥ, dst—dianggap seperti 'ya Tuhan'.
Kata 'namaḥ' bisa tetap ditulis/dibunyikan sebagaimana adanya, namun bisa berubah menjadi 'namo' jika kata selanjutnya dimulai dengan: b/bh, n/m, y, r, l, v, dst.

Misalnya:
namO namaḥ, namO bhagavate, namo buddhāya.

tetapi...
bhagavate namaḤ, buddhāya namaḤ.
Sekali lagi, 'namaḥ' bisa diletakkan di depan atau di belakang kata datifnya—artinya tidak akan berubah.

Sekian dulu. Selamat mencoba!

Namo namaḥ! 🙏🏼
Oh ya, tambahan...

Salam 'namaste' yang populer itu juga punya struktur sama:
namaḥ + te (datif 'engkau'). Namaḥ berubah menjadi namas karena diikuti kata berawalan 't'.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Harimbawa
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!