Thread Kali ini saya akan menceritakan tentang anak yang memiliki kelebihan sebagai INDIGO.
Mungkin sebagian besar semua orang sudah tau bagaimana seseorang yang mempunyai kelebihan ini.
#bacahorror
Rijal anak pertama dari sutarjo dan rumini. Seperti orang tua pada umumnya bahagianya mereka setelah 9bulan menunggu anak pertama lahir. Rijal tumbuh besar berbeda dengan anak balita lainnya. Di usia kurang dari 1 tahun Rijal sudah bisa bicara lancar dan berjalan.
"Rijal... Ayo melu budhe neng mburi omah, golek pelem dinggo lotisan" Ajak budhe.
( Rijal... Ayo ikut budhe ke belakang rumah, nyari mangga buat lotisan)
"Ayok budhe Rijal nderek" Jawab Rijal
Setelah mereka mendapatkan apa yang mereka cari, Rijal melihat sesuatu yang aneh.
"Budhe.. Budhe... Niku enten andong apik banget" Ucap Rijal
(Budhe.. Budhe... Itu ada andong bagus banget)
"Andong opo to jal, wong ra eneng opo opo kok" Jawab budhe
"Niku lho budhe teng nduwur kali, jarane putih budhe, andonge apik banget " Ucap Rijal dengan senang.
( itu lho budhe diatas sungai, kudanya putih, andong nya bagus banget)
( ah jangan aneh aneh kamu jal, nakut nakutin budhe lho)
Di situ Rijal melihat andong dengan kuda putih, dan disaat itu juga ada yang turun dari andong itu berpenampilan pakaian serba hijau
"Jal... Jal... Jal.... Heh kok malah ngalamun, ayok muleh" Ucap budhe.
( jal.. Jal.. Jal... Heh kok malah melamun, ayok pulang)
"Njih budhe" Jawab Rijal kaget.
(Ealah malah ditinggal lari)
Sesampainya dirumah Rijal menceritakan kejadian itu ke bapak dan ibunya. Tetapi karena Rijal masih kecil dianggap orangtuanya hanya imajinasi anaknya saja.
"Pak.. Pak.. Ak mau bar weruh andong karo jaran putih karo macan loreng gede banget pak" Ucap Rijal dengan tergopoh-gopoh.
(Pak.. Pak.. Pak saya tadi habis liat andong sama kuda putih sama macan loreng besar banget)
"Le.. Bapak ro ibuk jogo warung sik ya, Rijal karo budhe neng ngomah ya" Ucap pak Tarjo.
"Rijal mengangguk tanda setuju"
Karena angkringan buka sampe malam, jadi Rijal dirumah sama budhe sampai mereka pulang.
"Iyo Le, bobok sik wae nek ngantuk... Budhe tak nonton TV " Jawab budhe.
(Iya kak, tidur dulu saja kalau sudah ngantuk.. Budhe nonton TV)
Waktu Rijal tidur, Rijal bermimpi didatangi makhluk yang kemarin mengikutinya.
"Le... Awakmu dianugerahi karo sik kuoso iso ndelok bangsa sik ra ketok" Ucap macan.
(Nak.. Dirimu dianugerahi sama yang kuasa bisa melihat bangsa makhluk yang tidak terlihat)
(Kamu siapa.. Knp bisa bicara)
"Aku macan loreng Le, sik melu awakmu pas neng mburi omah wingi" Jawab sang macan.
(Saya macan loreng nak, yang ikut kamu waktu di belakang rumah kemarin)
(Nak bapakmu itu juga mempunyai penjaga macan, jadi kalau bapakmu besok melihat saya mengikutimu jangan kaget)
(Saya mengikuti dirimu karena utusan dari ratu Kidul untuk menjagamu)
"Buk... Buk... Buk... " Suara Rijal memanggil ibuknya.
Rijal terbangun dan memanggil ibuknya.
"Eneng opo jal... Ibukmu iseh neng warung " Ucap budhe.
(Ada apa jal.. Ibukmu masi diwarung)
"Budhe.. Rijal ngimpi ditekani macan" Kata Rijal ketakutan.
(Budhe.. Rijal mimpi didatengin macan)
(Oalah... Cm mimpi nak, makanya kalau mau tidur berdoa dulu)
"Tp macane iso ngomong budhe" Ucap Rijal
(Tp macannya bisa bicara budhe)
"Kakean ntn kartun raj koe ki" Jawab budhe sambil tertawa
Setelah mimpi malam itu, Rijal didatengi teman baru. Ada tuyul, kuntilanak, pocong, genderuwo, segala bentuk setan datang ke Rijal. Tetapi Rijal tidak takut sama sekali karena ada penjaga seekor macan tersebut.
Jadi pak Tarjo itu walaupun mempunyai penjaga tetapi tidak bisa melihat langsung.
(Nak kamu mainan sama siapa kok bicara sendiri)
"Niki pak, Rijal duwe konco anyar, iki macan loreng" Ucap Rijal semangat.
(Ini pak, Rijal punya teman baru, ini macan loreng)
(Mbah ini anaku, jangan diganggu ya)
"Ak ra ngganggu, ak diutus karo ratu Kidul kanggo jogo anak iki" Ucap macan loreng.
(Saya tidak menganggu, saya diutus sama ratu Kidul untuk menjaga anak ini)
(Oh.. Maaf mbah saya tidak tau, baik kalau hanya untuk menjaga anak saya, tidak apa² mbah, maafkan saya)
"Kui macanmu di jogo ojo sak penake dewe, neng kene eneng sik luwih duwur " Ucap macan loreng
(Itu macanmu dijaga jangan semaunya sendiri, disini ada yang lebih tinggi)
(Baik mbah)
Di cerita ini Saya akan menuju dimana Rijal di manfaatkan sama tetangganya untuk mencari benda pusaka.
Pada suatu saat, Rijal bertemu dengan pakdhe nya. Yang sebelumnya pakdhe nya sudah tau kalau Rijal memiliki kelebihan tersebut.
(Nak mau kemana ayo ikut pakdhe)
"Ajeng ten pundi pakdhe? " Jawab Rijal
(Mau kemana pakdhe)
"Tak kek i duite 20ewu mengko jal, gelem ra?" Ajak pakdhe dengan iming iming uang.
Karena iming iming uang dari pakdhe, Rijal menyetujui ajaknya. Rijal tidak tau kalau pakdhe mangajaknya untuk mencari benda pusaka.
(Pakdhe.. Rijal mau diajak kemana ini kenapa di kebun)
"Mengko nek wes tekan tak kandani le" Jawab pakdhe.
(Nanti kalo sudah sampe tak kasih tau)
"Pakdhe... Kok neng kebon ameh golek opo niki" Ucap Rijal
(Pakdhe.. Knp di kebun mau nyari apa ini)
(Iya nak, saya minta tolong kamu, carikan benda pusaka yang bisa kamu ambil disini)
"Loh... Ak raiso pakdhe, ak ra duwe ilmu" Ucap Rijal dengan tegas.
"Di cobo sik jal, wong durung di jajal kok muni raiso" Ucap pakdhe ngegas.
"Nendi sik eneng jal, duduhne pakdhe" Kata pakdhe lagi.
(Di coba dlu jal, blm dicoba kok sudah bilang gak bisa)
(Dmn yang ada jal, kasih tau pakdhe)
"Kae pakdhe.. Neng ngisor watu gede eneng keris" Ucap Rijal
(Itu pakdhe dibawah baru besar ada keris)
Dengan senang pakdhe langsung menyuruh Rijal untuk mencabut keris tersebut.
(Mbah saya minta tenaganya)
Gak tau kenapa Rijal dengan mudahnya mencabut keris tersebut.
"Pakdhe niki kerise pun saget " Ucap Rijal.
(Pakdhe ini kerisnya sudah bisa)
"Rijal hanya mengangguk tanda setuju"
Pakdhe yang begitu senangnya, sudah merencanakan untuk menjual lagi keris pusaka itu ke orang lain.
"Baik Pak , rijal janji gak akan mau lagi kalau diajak pakdhe" Jawab rijal.
"Soalnya bahaya buat kamu, kalau belum punya ilmu tinggi, -
Rijal mengangguk tanda mengerti.
Sampai akhirnya rijal menginjak umur 15tahun , rijal mendalami ilmu kebatinan nya dan berguru dengan gurunya.
"Loh mas dika, gmn kabarnya? lama gak ketemu.. Sekarang kerja dmn? " Sapa rijal.
"Eh rijal, alhamdulillah baik ini, sekarang kerja di toko ini" Ucap dika teman rijal.
" Lumayan jal, udah 3tahun lebih, lha sekarang kamu sekolah dmn? " Jawab dika.
"Oh udah lama ya mas, ini mas saya bantuin bapak sama ibuk jaga angkringan kalau sore aja tapi, kalo pagi sekolah.. Hehe" Ucap rijal.
" Lha iya jal, daripada main² gak jelas mending bantuin bapak ibuk" Ucap dika.
"Mas dika, boleh ngomong sesuatu gak " Kata rijal dengan serius.
Sambil mengeryitkan dahinya.
"Maksudnya gmn ya jal? " Jawab dika
"Hah... Yang bener jal, kamu tau darimana? Jangan sembarangan lho jal ngomongnya!! "Jawab dika.
"Mau ngapain jal? " Jawab dika
" Yoweslah..nanti saya kerumahmu habis kamu tutup warung" jawab dika dengan penasaran.
"Yaudah jal saya balik dulu ya, nanti saya kerumahmu jam 10an setelah kamu tutup warung" imbuh dika.
" Belum jal, barusan sampe juga ini" Jawab dika.
"Monggo mas masuk dulu, saya tak masukin barang² warung dulu" Ucap rijal.
Begitu dika masuk rumah rijal, dia merasakan hawa yang berbeda, hening.
"Hihihihi"....
" Hmmmm... Hmmmm"
"AllahuAkbar jal... Getgeti wae" Jawab dika kaget karena tibatiba rijal berdiri di belakangnya.
"Hehehe... Maaf mas mengagetkan" Ucap rijal dengan tawa lirih.
"Oh iya mas, maaf jg tadi ada yang gangguin mas dika ya, itu di belakang pintu masuk ada mbak kunti lagi liatin mas dika" Ucap rijal.
"Heh mbak kunti ??... Mbok Jangan nakut²in gitu jal" Jawab dika ketakutan
"Mbuh ah jal, udah buruan tadi katanya mau ngasih tau saya masalah pekerjaan yg saya tempatin sekarang? Ada apa?" Jawab dika dengan penasaran.
" Kamu tau darimn kalo ada pesugihan" Jawab dika.
Dika Sedikit gak percaya dengan ucapan rijal tersebut. Akhirnya rijal mencoba untuk berkomunikasi dengan macan loreng yang mengikuti rijal waktu itu.
Setelah semua selesai, dika ijin untuk balik kerumah dan menunggu bagaiman reaksi juragannya. Seperti apa yang di katakan rijal tadi.
" Halo mas dika, gmn mas? Ucap rijal
"Halo jal, sumpah saya kaget bukan main, waktu saya datang ke toko, juragan sudah menunggu saya di dalam dengan muka marah" Jawab dika
"Ya saya ketakutan jal, seperti kerasukan setan dan ngomong gak jelas " Jawab dika
"Ya udah mas, santai ada saya, saya bisa bantu kalau mas dika di apa²in sama dia" Ucap rijal menenangkan dika.
(Santai... Santai kepalamu jal, terus saya harus gmn, langsung pulang gak kerja atau gmn)
"Hahahaha.... Rijal ketawa
(Sialan jal malah ketawa, saya panik ini)
"Sorry.. Sorry mas lha lucu soalnya" Ucap dika ngledek.
"Yaudah hari ini saya tak masuk aja mau sekalian pamitan resign" Jawab dika
"Oke jal, yawes tak lanjut kerja sik" Jawab dika
Dan untuk kisah rijal sebenarnya masih banyak yang pengen saya ulas lg, tp nunggu yang lebih serem dulu.
Sekian.
Selamat malam.