Pertama, sikap tegas membela kedaulatan bangsa dianggap sebagai sikap ingin perang.
Kedua, karena pikirannya hanya tentang perang senjata maka kalkulasinya adalah kekuatan militer Indonesia tak mungkin mengalahkan China
1. Pasar yg besar.
2. Ekonomi yg berkembang.
3. SDA.
4. Utang.
Dll.
Jangan ketawa dulu. Utang, ya utang, bisa juga kita jadikan senjata. Setelah ini akan kami buktikan bahwa bangsa kita pernah dan sukses melakukannya.
Akhirnya IGGI dibubarkan dan dibentuk konsorsium baru bernama CGI yg anggotanya sama tapi minus Belanda.
Saat itu posisi Indonesia jauh lebih bergantung pada IGGI dibanding saat ini kita terhadap China
Ini pertanyaan penting agar kita tak terjebak narasi yg disebarkan oleh trio LBP, Edhy Prabowo dan Prabowo
Tanpa Indonesia China akan kesulitan mendapatkan SDA, pasar untuk produk2nya, dan penyaluran tenaga kerjanya!
Jangan2 ada beberapa pejabat yg punya relasi bisnis dengan China lalu mencapuradukkan urusan bisnisnya dengan kedaulatan negara?
Anasir2 yg mengeluarkan pernyataan2 yg melemahkan posisi tawar negaranya sendiri terhadap China bisa dinyatakan sebagai PENGKHIANAT BANGSA!
China lebih butuh Indonesia dari pada Indonesia butuh China!
Kita tak menolak investasi tapi kita menolak jika investasi harus mengorbankan kedaulatan NKRI!