Yang mengambil perumpamaan "Bahtera Nabi Nuh" bukan MUI, bukan pula pemuka agama. Perumpamaan utk menggambarkan persiapan jika "Dunia Tenggelam" itu dikatakan oleh Gubernur Bank Indonesia. Pertanda apa Tweep?
Kisah Bahtera Nuh menggambarkan seorang yg mendapat visi akan keadaan krisis kemudian menawarkan solusi. Jangankan solusi diterima, visi Nuh bahwa akan ada bencana mengancam pun cuma menjadi bahan candaan. Bahkan ketika tanda2 sdh terlihat.
Penolakan terhadap solusi "Bahtera" ketika bencana datang bahkan datang dari kalangan terdekatnya: anaknya sendiri. Anak ini ngeyel tidak mau memakai solusi Bahtera. Setelah denial akan tanda2 krisis, kenudian ngeyel pada tawaran solusi. Bahkan ketika air bah sudah sampai leher.
"Air Bah" #Covid19 sudah jelas datang. Tidak perlu lagi utk mengutak-atik statistik dan dipresentasikan setiap hari seolah ketinggian air bah masih semata kaki padahal hampir mencapai leher. Segera rumuskan "Bahtera Solusi", tentukan skenario penyelamatan. Jalanan.
Ini menjadi penting (kok malah ketularan Jubir), sehingga langkah2 prioritas menjadi jelas. Pesan sampai pada masyarakat langkah2 apa yg harus dilakukan pada tahap apa. Bukan malah mengirimkan telegram penangkapan terduga penghina. Apa urgensinya saat bencana?
