Horor Thread
“JURIT MALAM” [based on true story]
@bacahorror #bacahorror
Ramein bentar napa tong...
Kosongnya jadwal perkuliahan Deni setelah ujian semester membuatnya jenuh dan bosan. Selepas ujian semester Deni merasa tidak mempunyai kegiatan sama sekali dikampus.
Kamis, Tanggal sekian Bulan sekian Tahun 2007.
Sore hari Deni yang lagi duduk sendirian diwarung sebrang kampus, sedang tangannya mengaduk gelas dengan sendok besi.
“Den!!!“ Sapa teman Deni dari jalan sambil tangannya melambai dan menuju kearahnya.
Aryopun berjalan mendekati Deni yg sedang duduk sendirian.
Aryo sendiri membetulkan posisi duduknya sebelum memulai pembicaraan dengan Deni.
Wajah Aryo mulai sedih mendengar pernyataan Deni, tapi ia tak patah arang untuk merayunya.
Lantas botol air minum Aryo diletakkan secara perlahan dimeja depannya.
“Bukan itu saja masalahnya Den, Pembinanya untuk acara besok cuma aku sendirian Den.tolong bantuin aku! Beneran ini.”Pinta Aryo dengan serius.
“Ya gak tau Den, makanya aku minta bantuan kamu.” Jawab Aryo yang memelas kepada Deni
“Beneran Den jangan bohong ya” Ucap Aryo dengan nada meninggi karena takut dibohongi Deni
“Ok kalau begitu aku balik ke sekolahan dulu, mau persiapan sama anak-anak yang jadi panitia besok” Kata Aryo dengan senang, karena kepastian bantuan untuk acara besok sudah didapat.
Kepala Deni kembali sedikit tertunduk, melihat isi gelas didepannya.
Kesal dengan apa yang akan dijalani Deni menegakkan pandangannya kedepan.
Aryo kembali ke kantor dengan perasaan gembira dan hati berbunga karena sudah mendapatkan tujuannya.
Pagi hari sekitar Jam 7, selesai Deni mandi dia segera masuk kamar untuk berganti kostum. Seragam coklat mulai dipakai oleh Deni, berbagai atribut mulai dia kenakan satu persatu.
Dirasa sudah merasa perfect untuk penampilannya kali ini, hal itu diyakinkan ia dengan memandangi penampilannya didepan kaca.
Setelah sarapan ia tak butuh waktu lama menuju lokasi, sekian menit motor Deni memasuki sebuah gerbang SMAN yang besar. Sekolah faforit disalah satu kabupaten di Jawa Timur.
“Dibelakang pak” Jawab salah satu petugas keamanan tersebut sambil menunjukkan jalan yang mengarah disamping gedung utama disebelah timur.
“Den cepet sini” Kata Aryo dengan memandang Deni berjalan kearahnya.
Sambil mengenang masa lalu, mereka gayeng berdiri sambil ngobrol dipagi itu. Sedang untuk peserta acara kemah mulai berdatangan dari pintu gerbang.
Selesai acara seremonial, para peserta dipandu oleh panitia untuk mendirikan tenda. Waktu itu peserta dibagi menjadi dua, bagi siswa putra akan bermukim ditenda.
Keriuhan terjadi dipagi itu, semua bahu membahu memulai acara dengan mendirikan tenda sesuai grupnya. Meski tenda-tenda itu dipakai peserta siswa putra, tapi untuk peserta putri juga ikut membantu mendirikan tenda juga.
Deni dan Aji sontak langsung berlari kearah suara tersebut, sampai dibelakang rumah dinas ada siswa yang berlari keluar dari kamar mandi.
Perlahan Aji dan Deni membawa siswa ini ke Aula depan, ke tempat basecamp panitia. Siswa itu didisuruh minum dan didiamkan sejenak sampai ia bercerita ada apa sebenarnya.
“Ada orang bule didalam kamar mandi, mukanya hancur kak” Kata siswa ini pelan dengan menundukkan kepalanya. badannyapun tetap bergetar.
“Ya sudah sementara kamu disini dulu sampai tenang” Pinta Aji. Siswa tersebut disuruh istirahat dan dijaga oleh panitia lain.
“Ji sebenarnya ada dengan sekolah ini” Tanya Deni penasaran sambil menggandeng punggung Aji.
“Tapi Ji? ini masih sore, terus panitia yang lain bagaimana?”Tanya Deni yang takut akan keselamatan mereka semua.
“Bukan masalah pegangan Ji, tapi …” Belum selesai Deni bicara, Aryo datang dengan membawa mobil pick up.
"Siap kak" Jawab Aji yang langsung berjalan mendekati bak pick up
“Loh Yo, kamu bukannya tadi dibelakang” Kata Deni sambil memandang curiga kepada Aryo.
“Ayok makan dulu Den” Ajak Aryo sambil berjalan menggandeng tangan Deni dan berjalan memasuki basecamp panitia didalam Aula
"Tenang Den ,habis makan aku akan ritual kebelakang biar aman" Kata Aryo sambil makan
"Gak usah Den kamu bantuin anak-anak panitia bagikan nasinya saja, sama awasi mereka" Jawab Aryo
"Oh, ya sudah kalau begitu" Sahut Deni
Beberapa peserta dan panitia juga ikut merasakan bau itu, dan beberapa peserta juga merasakan bulu kuduk mereka berdiri
setelah bertemu Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke lapangan depan sekolah.
Malam itu Aryo berjaga dilokasi bertenda bersama sebagian panitia. Sedangkan untuk deni malam itu berjaga didepan Aula bersama Aji dan panitia yang lain.
Malam itu Deni langsung memandang Aji dengan tatapan tajam, “Ji ayok diperiksa kebelakang” Pinta Deni yang sudah penasaran.
"Tapi dibelakang ada suara yang minta tolong Ji" Kata Deni
"Biarkan saja kak, ini sudah malam. Dibelakang itu gak ada siapa-siapa kak, mending kak Deni disini saja" Sahut Aji
“Kak jangan, biarkan saja suaranya” Kata Aji sambil tiduran
“Kenapa Ji, siapa tahu ada peserta yang masih main didalam kelas” Jawab Deni pelan
"Tadi semua sudah diperiksa sama panitia, peserta sudah sesuai ditempat masing - masing kak" Sambung Aji
Satu persatu peserta mulai dari yang di Aula dan di dalam tenda. Mereka semua berjalan beriringan dengan tertib menuju ke masjid.
Setelah acara senam selesai, semua peserta bergantian untuk mandi dan makan pagi.
Deni dan Aryo sendiri sore itu masih diskusi dan persiapan dibasecamp, waktu terus berjalan hingga jam tujuh malam lebih.
Malam itu untuk materi sudah habis, yang ada semua peserta perkemahan hanya bernyanyi riang bersama sambil bermain game.
Dalam hitungan detik kayu yang sudah diberi minyak, dengan cepat api melahapnya.
Semakin lama semakin menurun kobaran api unggunya, pertanda acara api unggun harus selesai. karena malam itu waktu sudah menunjukkan sepuluh malam.
Hal ini diketahui dan dikuatkan lagi oleh Aji.
Lorong itu diatasnya ada lampu-lampu putih yang redup, jadi jalan terlihat agak samar-samar.
Sedang wajahnya suster ini berperawakan seperti gadis Eropa. Dia memakai sanggul putih kecil diatas ramput pirangnya
Deni yang mengetahui hal ini dia langsung menghampirinya
“Ada apa mbak? Mbak kok disini sendirian?”Tanya Deni sambil berjalan pelan didepannya
“Oh, kalau gitu permisi mbak ya. Saya lewat mau kekamar kecil” Kata Deni sambil meninggalkan wanita itu sendirian disamping kamar kecil.
Setelah menyelesaikan buang air, dia langsung bergegas keluar kamar kecil.
Ditengah jalan lorong itu berhias lampu putih yang meredup, tapi Deni tetap mengikuti mereka dan memastikan apa yang terjadi.
Saat Deni sudah sampai diujung barat gedung, Deni mengikat tanda itu di sebuah pohon dengan tergesa gesa.
“Hei siapa kamu” Teriak sosok yang duduk diatas kuda.
Deni yang berlari berhenti seketika dan menoleh kedepan gedung yang berada dikananya. karena lagi-lagi dia mendengar suara keras yang ramai dari gedung itu.
Sambil mencari pemandangan yang pas ia juga sembunnyi-sembunyi untuk menghindari kejaran pasukan dibelakangnya.
"Mau kemana kau "kata tentara eropa itu sambil memegang kaki Deni.
Semakin lama tenaga Deni semakin habis karena harus menendang-nendang tangan tentara itu tiada henti.
Merasa Deni sudah bebas dia berlari kencang sampai ke pos satpam depan sekolah.
Degg..deggg..deggg.. Sedang degup jantung yang berpacu cepat beriringan dengan rasa ketakutan semakin membesar. Sekujur tubuhnya pun mulai ikut bergetar menahan takut sejadi-jadinya.
“Tidak ada apa-apa pak, cuma kurang enak badan”. Jawab Deni sambil menoleh sedikit kearah belakang, sambil meyakinkan diri bahwa siapa sosok dibelakangnya.
“Duduk dikursi saja mas, atau saya antar kepanitia sekarang” Kata pak satpam tua sambil menepuk pundak Deni dengan perlahan.
“Oh ya sudah mas, silahkan. Bener tidak apa-apa mas?”Kata satpam tua yang ikut duduk disampingnya tapi diatas kursi
Setelah itu Deni yang merasa agak sedikit baikan, perlahan lahan dia berdiri dan ikut duduk dikursi. Waktu kepidahannya ini tubuhnya masih bergetar, berkeringat, dan menahan ketakutan.
Malam itu Deni sempat berpikir mau minta bantuan sama panitia.
kaki Deni terus berjalan merangsek kedalam halaman sekolah, meski dibetis kaki kanan Deni ada yang terasa aneh.
Tapi saat ia lihat dari tempatnya berdiri, pos itu terlihat kosong.
FYI. Menurut dari berbagai info, termasuk Aryo dan Aji setiap malam yang jaga disekolahan ini ada dua orang satpam. Sedang di pagi hari juga dua orang satpam.
"Dari tenda mas Aryo, masnya kok jalan sendirian. dari mana?" Jawab satpam muda itu.
Deni yang ketakutan mempercepat jalannya dengan berlari kecil.
"Yo sini sebentar" Ajak Deni sambil menarik tangannya untuk menjauh dari kerumunan para panita
"Gimana-gimana Den, ada apa?" Jawab Aryo serta tubuhnya ikut tertarik oleh tangan Deni.
"Iya Den, ingat aku yang paling tahu daerah sini. Jadi kamu tetap tenang saja, Ok!
"Tinggal yang dipost tiga Yo" Jawab Deni sambil menunjukkan tanda yang sudah berada ditangan kanannya.
"Iya...ya... Yo! ini aku mau ke post tiga kalau begitu" Sahut Deni dengan sedih dan rasa takutnya mulai timbul kembali.
Deni terus mempercepat langkahnya, hingga tiba diujung jalan dan berbelok kearah kanan.
Ruangan itu memang tampak sepi dan gelap, hanya cahaya redup dari lorong jalan yang memberi gambaran isi didalamnya.
"claakkk..clakkk...kraaakkk"
Didalam ruangan itu, ada sebuah kegiatan dua orang pria bule dengan wajah pucat pasi sedang memotong organ - organ tubuh penduduk pribumi.
Tak lama kemudian Deni dikagetkan oleh suara hentakan kaki kuda, suara-suara itu datang dari gedung SD yang berada agak jauh belakangnya. Deni yang kaget langsung menoleh kebelakang.
Saat suara langkah kuda itu berhenti, Deni kembali melihat kearah jalan di depan pemakaman.
"Ya allah, Ampun...maafkan saya, maafkan saya , maafkan saya " Kata Deni yang spontan,
Deni pelan - pelan tetap mundur dengan berjongkok kebelakang sambil menggenggam kainnya. Sedang mata dan tangannya mencari tempat lain untuk menaruh tanda itu.
Deni yang sadar akan keselamatannya kembali terancam, ia berlari melewati jalan beraspal disamping sekolah untuk menuju kedepan pos satpam kembali.
"Saya sakit pak, bapak bisa antarkan saya pulang ke kosan?" Jawab Deni yang tetap meringkuk kesakitan dan mulai berbalik menghadap satpam tua.
"Tidak usah pak, tolong antarkan saja saya ke kos pak. tempatnya dekat kok pak dari sini" Sambung Deni yang ingin langsung pulang.
Deni yang melihat petugas ini sudah siap, ia bergegas naik dijok belakang.
"Terima kasih pak bantuannya" Ucap Deni lagi kepada satpam tua itu, tapi satpam tua ini lagi-lagi tak menjawab dia hanya berjalan pergi dengan sepeda kecilnya.
Sementara Deni istirahat, kegiatan dilokasi tetap berjalan sesuai jadwalnya...
Setelah beberapa persiapan dirasa sudah fix semua oleh panitia, acara malam itupun dimulai. Panitia memulai acara dengan memberangkatkan regu pertama.
Regu pertama ini berjalan melewati pos satpam memutar kebarat hingga melewati lapangan kedua. Sampai akhirnya menemukan pos pertama.
Setelah didekati, para peserta akhirnya tahu bahwa pocong itu adalah bohongan.
"Krasssaaakkk...krasaaakkk ...krasaaakkk ...makan nih setan"suara lemparan benda dari salah satu peserta kesemak-semak arah pocong buatan itu.
Bahkan ada salah satu peserta yg sempat kencing dipost ketiga ini,tapi hal ini dilakukan disaat tidak ada yang tahu. Hal semacam ini jg dilakukan oleh regu-regu berikutnya.
Tapi dijeda kedatangan regu kedua sekitar 10 menit dan kedatangan regu selanjutnya, perihal peserta yang kesurupan ini semakin lama semakin banyak.
Minggu, Tanggal sekian Bulan sekian Tahun 2007.
Pertama, sambutan dari panitia dimulai terlebih dahulu dan selanjutnya diakhiri sambutan perpisahan dari pembina yaitu Aryo.
"Yo sekarang tolong antar aku pulang" Pinta Deni dengan mengatur nafasnya kembali, matanya yang panik saat itu juga melirik kekanan dan kekiri mengamati keadaan sekitar.
"Loh memangnya ada apa Den. Gak kekosan kamu saja?" Tanya Aryo, Deni kali ini menjawab dengan gelengan kepalanya dan tetap melirik kekanan kekiri dengan wajah panik.
"Sudah Yo, pokoknya antar aku pulang sekarang. nanti aku jelaskan dirumah" Ajak Deni yang memaksa dengan mimik ketakutan.
Sesampainya dirumah Deni, ia mengajak duduk diruang tamunya terlebih dahulu.
"Ya begitulah Den" Jawab Aryo yang masih mau menutipi sisi lain disekolahnya
"Maksudmu gimana Den?" Sambung Aryo
Disini Deni menceritakan pengalamnnya mulai hari pertama sampai dengan kejadian tadi pagi yang barusan ia alami.
"Ada apa Yo?" Desak Deni yang sudah penasaran
"Bekas rumah sakit, tapi di jaman penjajahan Belanda" Jawab Aryo pelan sambil menundukkan kepalanya
"Terus gimana peserta dan acara kamu tadi malam Yo" Tanya Deni kembali
"Alhamdulilah...syukur kalau begitu" Sambung Deni
"Ya memang begitulah Den, kondisi sekolah tempatku untuk mengais rejeki. Mau gimana lagi? Kata Aryo dengan pasrah
Setelah penjelasan dirumah Deni disampaikan panjang lebar, sore hari Aryo pamit kembali pulang.
Setelah upacara pagi, semua siswa masuk kelas. Baru saja guru masuk keruang kelas untuk memulai KBM satu persatu siswa yang mulai mengerang, mereka berteriak, bertingkah aneh dan meraung tak karuan.
Setelah suara dari sosok yang berada ditubuh siswa yang berbicara seperti itu, satu persatu siswa dan siswi yang kesurupan mulai sadar kembali.
Hari itu juga pihak sekolah menghubungi seseorang paranormal untuk menentralisir para penghuni lain disekolahan esok hari.
Pagi itu pak Setyo berangkat sendirian kesekolah Aryo, sampai dilokasi dia disambut oleh waka kesiswaan atau biasa dipanggil pak Hari.
Sedang Pak Hari dan Aryo yang menunggu diluar merasakannya juga dan mendengar dari beberapa ruang kelas suara-suara bangku berderit.
Pak Setyo yang duduk dikelas sendirian, tiba-tiba melihat gedung ini berubah menjadi sebuah rumah sakit. Rumah sakit yang ramai dengan suster dan dokter belandanya.
Begitu juga para pasiennya, mereka semua adalah warga eropa. Pak Setyo melihat satu sosok seperti pimpinan,
Waktu Pak Setyo melihat gedung sisi barat, dia melihat banyak penduduk pribumi yang disiksa secara bergantian. Sebagian penduduk pribumi di bunuh ditempat penyiksaan seperti hewan.
Setelah pembalasan dari warga pribumi, kematian Mr. John saat itu dengan kondisi mengenaskan dan jasad terkoyak bagai binatang. Sampai Jasadnya sudah tak berbentuk lagi.
"Ada apa kamu memanggilku, aku sudah terlanjur marah sama mereka" Jawab sosok pria ini dengan wujud mengerikan
"Saya mewakili anak-anak kemarin datang kesini untuk minta maaf kepada anda.
"Kamu tahu siapa aku" Bentak pria Belanda itu dengan sombong
Pak setyo hanya menggelengkan kepalanya, ia bersiasat mencoba menggali sendiri dari pengakuan sosok pria ini.
"Aku Johannes (nama aslinya), aku kepala rumah sakit dan kepala penjara disini!!! jadi aku yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi disini!" Jawabnya Mr John dengan lantang.
"Baik, aku dan semua anak buahku tidak akan menggangu kalian lagi asalkan besok kosongkan tempatku ini.
"Baik tuan, saya janji besok kami akan mengosongkan Areal ini selama satu hari,
Selesai berkomunikasi Mr John ini langsung menghilang dari hadapannya, dan pak Setyo pun langsung keluar kelas kosong ini.
Setelah itu Pak Hari langsung mengkomunikasikan hal ini kepada para pimpinan sekolah, dan meminta kepada pak Setyo untuk membantu mengontrol sekolahan ini selama dua hari kedepan.
Dihari Jum'at, hari keempat semua murid SMAN bisa bersekolah kembali dan bisa belajar dengan tenang dan aman terkendali.
-TAMAT-
, part 1
, part 2
, part 3
, part 4