Supaya bisa lebih memahami sejarah, berikut aku jelasin sedikit mengenai Eropa Abad Pertengahan.
-A Thread-
Mengenai periodesasi abad pertengahan ini sebenarnya banyak versinya. Tapi kita ambil dari pendapatnya Carlton J. H. Hayes sebagimana yang dikutip oleh Mohamad Hadi Sundoro, yang membagi abad pertengahan menjadi tiga bagian:
1. Early Middle Age pada abad VI-XI. Terjadi invasi suku-suku barbar dan disintegrasi kerajaan Franka. Terjadi semacam pergolakan kebudayaan yang berasal dari Byzantium, Muslim dan Barat itu sendiri.
2. The High Middle Age and The Flowering of Europe pada abad XI-XIV. Ini eranya perang salib dan periode inilah benih-benih emas kesusastraan dan seni mencapai klimaksnya.
3. The Late Middle Age and The Enrooting of Nationalism yang berlangsung setelahnya. Di sinilah titik awal monarki Perancis dan Inggris dan perkembangan kapitalisme serta dimulainya ekspansi ke negeri jauh.
Secara garis besar Barat bisa dibagi atas tiga periode; Zaman Klasik, Abad Pertengahan dan Zaman Modern. Nah abad pertengahan inilah Eropa mulai merangkak menuju singgasana dunia. Di periode ini juga disebut Abad Iman dan Abad Gelap. Masing-masing asik buat dikaji.
Dalam segi sosial, masyarakat Eropa pada abad pertengahan menjunjung tinggi hukum adat. Pemimpinnya adalah bangsawan pemilik lahan luas, basis kehidupannya berasal dari agraria, dan cenderung patuh terhadap hukum.
Tingginya pengaruh gereja pada masa inilah yang membuat abad ini disebut juga abad iman. Masa itu terjadi peristiwa yang kini terjadi di Indonesia dalam konteks kekinian; mabok agama. Gereja tidak hanya memiliki kuasa atas surga-neraka seseorang, tapi juga pemerintahan.
Sebab penyelewengan oknum gereja inilah yang kelak akan lahir yang disebut dengan sekularisme. Bagi sebagian kalangan agama pada masa itu menjadi salah satu penyebab kemajuan Eropa, di sisi lain menyebutnya sebagai biang kerok kemunduran yang abad inipun disebut abad gelap.
Mengenai mengapa kok periode itu disebut abas gelap ini pembahasannya juga luas. Ntar aku bahas tersendiri. Intinya abad pertengahan ini menjadi garis start bagaimana Eropa mulai berbenah, sedangkan di sisi lain dunia Islam mulai mundur secara masif.
Ada satu hal yang perlu diperhatikan buat siapapun: bagi korban selamat dari bencana, insiden atau segala hal yang "buruk" apalagi sampai memakan korban jiwa, orang yang selamat ini selain mengalami syok, sedih, (dll), juga ia berhadapan dengan satu musuh terbesar:
Rasa bersalah
Barusan saya nonton salah satu dokumenter tentang peristiwa tsunami di Jepang, ada satu kisah yang menarik, yaitu arwah seorang anak yang merasuki tubuh seseorang dan ia menceritakan kisahnya ketika tsunami terjadi..
"aku lari sambil memegang tangan adikku. Kami dikejar air di belakang. Adikku berkata jika ia sangat lelah, tapi aku tak menghiraukannya sebab air benar-benar telah dekat. Hingga tiba-tiba tangan adikku terlepas, lalu ia hanyut..."
Jika kamu tipe orang yang kuat menahan kantuk, ambillah waktu habis shubuh atau dinihari. Dua waktu itu otak dalam kondisi yang siap diajak konsentrasi penuh. Apalagi waktu shubuh (bangun tidur), efektif buat dipake hafalin sesuatu.
Jika gampang KO ama kantuk, ambillah waktu antara jam 2 siang sampe menjelang matahari terbenam. Siang hari cenderung panas, tapi jam 2 sudah adem. Jika kamu makan jam 12, jam 2 udah enteng. Bisa juga tidur dulu sebentar. Jam ini kondisi udara sangat pas, apalagi dibawah pohon.
Masih banyak orang yang memandang sebelah mata perasaan seperti kesepian, perasaan cemas dan seterusnya. Kesehatan mental masih dianggap sesuatu yang "tidak terlalu serius" sehingga depresi pun dianggap "alah gitu doang"
Beberapa waktu lalu aku bertemu teman lama. Dia beberapa bulan lalu video call saya tiba-tiba, minta saran sebab lagi pusing oleh banyak tekanan. Setelah ngga ada kabar, kita ketemu kemaren dan dia berkata jika dia baru saja sembuh dari depresi.
Bukan self diagnosis, melainkan benar-benar habis dari psikiater dan positif. Dia terbuka dan terang-terangan minta saran kami (kami ngumpul 8 orang di dekat pantai, yah sekadar ngopi nostalgia). Akhirnya pembicaraan kami diantaranya juga seputar kesehatan mental.
Semua perang didasarkan pada tipu daya. Jika mampu, berpura-puralah tidak mampu; jika aktif, berpura-puralah tidak aktif; jika dekat, buatlah seolah-olah anda berada di tempat jauh; jika jauh, buatlah seolah-olah anda dekat.
Jika prajurit anda 5x lebih kuat, seranglah dia; jika 2x lebih kuat, pecah-belahlah dia; jika sebanding, bertempurlah (kemenangan ditentukan oleh Jendral); jika kalah jumlah, mundurlah.
Mengapa orang pintar seringkali gagal menyampaikan materi atau menjelaskan sesuatu secara sederhana? Ini adalah sesuatu yang disebut dengan Curse of Knowledge.
Biasanya sering tuh kalo kita dengerin profesor ngomong, pake istilah aneh-aneh yang susah dipahami oleh telinga awam. Contoh deh, sebagai anak ekonomi atau perbankan, pasti kamu sering ngomong pake kata-kata misal surplus, defisit, dll. Kamu paham, tapi yang lain?
Semakin kita ahli dalam bidang yang kita dalami, maka pemahaman kita terhadap hal yang rumit akan menjadi mudah. Ini dalam konteks pribadi. Tapi di sisi lain, kita juga melupakan fakta kalo orang lain itu ngga sedalam kita memahami sesuatu itu.
Klasifikasi Negara, supaya kamu bisa paham kenapa ada yang disebut negara miskin, berkembang dan maju?
-A Thread-
Jadi ada dua klasifikasi umum yang harus diketahui dulu. Ini penting supaya ngga salah paham.
- klasifikasi outdated, yang sederhananya adalah klasifikasi negara miskin hingga maju. Ini sebenarnya subjektif, sebab tidak pernah ada kesepakatan atau definisi baku tentang ini. Praktisi dan ekonom bebas membuat klasifikasi terhadap suatu negara. Inget kan berita Indonesia