Umur memang tidak ada yang tau dan ternyata kebaikan dan perpanjangan umur masi ia dapatkan ,
Bila mengenang kejadian yang pernah menimpanya sewaktu dulu ia sampai sekarang masi tidak percaya kalau ia masi bisa hidup sampai sekarang.
Kita mulai..
Saya tidak terlalu percaya sebenarnya akan paman saya ini karena kita memang biasa canda bareng dan kluyuran bareng karena usia kita memang tidak terlalu jauh,
tapi ketika dia menceritakan pengalamanya ini sikapnya berbeda,,
Dengan nada yang serius
Sebenarnya paman saya ini adalah orang kampung sebelah yang menikah dengan keponakan saya,
Jadi y panggil paman ajh deh biar enakan,
Bukan tanpa alasan saya menanyakanya sampai tiga kali karena di rasa memang sangat sulit lolos dari hal tersebut
Biar ga bingung makhluk apa dan ceritanya gimana saya akn mulai saja.
Mohon maaf bila banyak typo atau bahasa yang kurang di mengerti
Ntar bikin kopi dulu
Plakk,,
Tangan mendarat di kepala riski,
Lara woy,,
(Sakit tau)..
Riski memegangi belakang kepalanya,,
Sendal anyar aja di edek koe kotor,,
Ngali ngalih,,
(Sandal baru nih jangan di injak nanti kotor..
Minggir minggir,,)
Duh sendal karo endas masi larang sendal kosi,,.
(Duh sendal sama kepala masi mahalan sandal)
Gerutu riski kepada temanya,,
Dolan yu bari nyamper ojak
(Main yu sambil jemput ojak)
Ajak dimas,,
Hari masi terlihat cerah meski matahari sudah nampak tergelincir ke arah barat,
Dimas dan Riski berjalan terburu buru untuk cepat sampai ke rumah yang di tuju,,
Tak lupa ketapel dan kelereng sudah mereka bawa
Kemanapun biasanya mereka selalu bertiga karena memang sudah sangat akrab dan teman sebaya sedari kecil sampai sekarang ini.
Jak,,kojak,,
Teriak mereka memanggil nama kawanya,,
Mene meng guri,,
Sahut suara dari arah belakang rumah,
Rojak woy dudu kojak,,kaya baso bae range,,
(Rojok woy bukan kojak, gue bukan baso)
Protes di layangkan ojak kepada riski dan dimas yang berjalan menghampirinya,,
(Ada apa kesini?)
Tanya ojak kepada kedua temanya,
Luru manuk yu mumpung masi awan enak bari jalan-jalan.
(Cari burung yu mumpung masi siang sekalian jalan-jalan)
Ucap dimas menerangkan maksud kedatanganya,
(Ketapelnya rusak belum di betulin)
Jawab ojak,
Yang ws gampang duh gentenan bae,,
(Y udah gampang duh nanti gantian ajh)
Ucap dimas meyakinkan..
Cabut,,
Jawab ojak singkat.
Dengan tanpa tujuan sebelumnya mereka bertiga berangkat
Mendi kine dim,,laka manuk-manuk acan,
(Kemana lagi dim,,ga da burung sama sekali)
Tanya Riski kepada dimas karena sedari tadi tak menemukan burung yang sedang mereka buru
(Ah kemana ajah lah,,senemunya jalan ajh)
Dimas menjawab,
Tak terasa mereka sudah di ujung desa,,
Mang desa sebelah bae yu bokat bae ana.
(Ke desa sebelah ajh yu siapa tau ajah ada)
Usul ojak kepada kedua temanya.
Setelah sampai mereka langsung memasuki pekarangan di desa ini,,
Ketapel dan kelerang sudah meeeka persiapkan sedari tadi
Sampai akhirnya mereka duduk di bawah pohon mangga yang cukup besar,
Neng lagi pada apa ning kono?
(Nak kalian sedang apa disitu?)
Tanya lelaki paru baya yang membawa cangkul di pundaknya,
(Lagi ngadem pak habis cari burung)
Ojak menjawab pertanyaan lelaki tua tersebut,
Oww ya wis suan baka luru manuk aja sampe ning karang pojok sing ana makame ya
( ow y udh hati hati kalau cari burung jangan sampai di pekarang pojok
Ucap lelaki tua trtsebut mengingatkan)
Lah emnge knpa mang?
(Lah emangnya knpa pak?)
Tanya ojak binggung'
Y pokoke aja bae,
ana sing nunggune.
(Y pokonya jangan ajh,
Ada penunggunya)
Seru lelaki tua tersebut sambil berjalan meninggalkan mereka,
(Ada apa sih yah?)
Mereka bertanya tanya.
Oh iya dau inget ..
Ojak mengatekan Riski dan dimas,
Ana apa sih jak gawek kaget bae,,
(Ada apa sih jak bikin kaget ajh)
Tanya dimas,,
Arane gulang-gulang,,
( kata orang tua sih di kebun mangga itu ada penunggunya,
Namanya gulang-gulang.)
Gulang-gulang ini adalah sejenis dedemit yang mirip dengan butho ijo atau genderuwo,
Yang sengaja di pelihara
Dan setiap orang yang mencoba mengambil harta bendanya atau macam -macam dengan majikanya maka makhluk ini tidak segan segan untuk mencelakakan bahkan bisa mengurung dan menangkap roh kita.
Ah paling bobad kun luh ceke aka jokoti peleme,
(Ah palingan juga bohong biar gak di ambil mangganya)
Ucap Riski penuh percaya.
Aii ira wani tah emnge?
( emng lo berani?)
Tegas ojak menyahut
(Ya enggak sih)
Riski hanya tersenyum kecut.
Ah coba bae dikit deleng..
(Ah coba lihat dulu ajh).
Ajak dimas penasaran,
Akhirnya mereka sepakat untuk hanya melihat lihat saja tanpa masuk maupun mengambil sesuatu di dalamnya.
Wahh kin tah karange,,
Peleme akeh nemen cohh.
(Wah ini ya kebunya,, mangganya banyak baget cohh)
Terlihat pemandangan di depan mata yang menggiurkan untuk anak desa seprti mereka,
Buahnya yang terlihat matang dan begitu banyaknya
Siapa yang tak tergoda di buatnya,
Inget,,mene mene kih cuma deleng bae aja sampe jokot,
(Ingat kesini tuh cuma mau lihat ajah jngan sampe ngambil)
Namun nampaknya ojak juga sperti ingin mengambil buah tersebut,
Ah jokot siji bae masa kelangana iku sih,,
(Ah ngambil satu ajh ga akan keciri sih)
Riski coba merayunya,
Los ira bae baka emng wani mah.
( silahkan kamu ajah kalo emng berani mah)
Pyen dim jokot ora?
( gimana dim ambil gak?)
Tanya riski kepada dimas.
Duhh keder cah ragu rang,
( duh binggung euy gw ragu)
Dimas terlihat bimbang.
Baka emng ira iraan wani mh ceg rang mh ora meluan,,ora tanggung jawab.
Ojak sekaan tidak sepemikiran terhadap kedua temanya,
Ah ngomong bae kucir,,
( ah bilang ajah takut)
Ejek Riski kepada ojak,
bagen,,sing penting selamet..
(Ga ppa,,yang penting selamat)
Ojak memilih untuk mengalihkan pandangnya dari kebun tersebut semntara dimas dan Riski mencoba melempari batang mangga tersebut,
Berharap biah mangga bisa jatih lalu mereka bisa mengambilnya
Namun aneh,,
Wah bener kin di jaga demit
(Wah bener nih di jaga demit dimas berprasangka,,
Uwis ris,,mandeg
Ngalih bae yu
(Udh ris berhenti pindah ajh yu) ajak dimas kepada Riski.
Mereka berjalan kearah ojak yang menunggu di depan kebun ini,
Namun ojak malah berlari ke arah mereka,
Manuk gede woy mabur mono
(Burung besar woy terbang kesitu)
Ucap ojak mengarahkan telunjuknya
Ojak mengarahkan ketapelnya
Riski pun demikian,
Saling Membidik sasaran mereka berupa burung tekukur,
Sratttt,,sratttt
Suara peluru kelereng menerpa dedaunan
Kena kena,,
Teriak kedua sniper kampung ini
Namun aneh,,bukan burung yang jatuh tapi buah mangga,,
Lah bisae sih ?
(Lah kok bisa)
Tanya ojak dan riski bingung..
Wis gawaen peleme eman
(Udh basa mangganya sayang)
Ucap ojak,
Riski pun mengambilnya dan membawanya,,
Semua nampak normal dan baik baik saja
Setelah mengaji dari mushola yang berada cukup jauh dari rumahnya riski pun pulang sekitar jam 8 malam
Assalamualaikum,,
ucap Riski ketika membuka pintu depan rumahnya,,
Manjing nang,,,
(Masuk nak)
Ucap suara yang mirip ayahnya
Batinya merasa aneh.
Hawanya beda,,terasa sangat panas, dan insting nya menajam di rasa itu bukanlah sosok dari ayahnya yang selama ini ia kenal,
Perasanya begitu sangat tidak enak,
Riski ragu untuk melangkah masuk
Ada apa ini riski tak bisa beeucap sepata kata pun,
Sosok tersebut menatap kearahnya ,
aneh badan dan wujudnya langsung berubah seketika
Wajahnya merah darah penuh borok,
Matanya merah menyala,
Lidahnya menjulur menjilat jilat,
Panjang rambutnya samapai menyentuh tanah,
Postir badannya bungkuk dan jari jemarinya sebesar pisang raja dengan aroma yang busuk
Uwahhhhhhhhhhh,,
Riski berteriak sekencang kencangnya,,
Segera berlari mencari pertolongan,,
Duhh saya dari tadi merinding ini pemirsa,
Ira kenapa ris?
Tanya pak abdur bingung .
Riski tak menjawab ia hanya menangis ketakutan,
Ayahnya yang baru pulang bekerja sebagai tukang becak segera menghampiri anaknya
(Ayahnya menanyakan)
Namun Riski tak mampu menkawab,,ia terlihat begitu ketakutan,,bahkan kakinya sampai gemetaran,
Ya wis ayu balik bae isin di delwng ning tangga.
( y udh ayo pulang ahh malu di lihatin tetangga)
Ajak pak iman kepada anaknya tersebut,
Jedarrrrrr,,
Bola api terlihat mengantam ruma pak iman( ayah Riski)..
Apa kae,,,
(Apa itu)
Banaspati mang
Ucap pak abdur,
Duhh gusti ana apa maning kine kih,
(Duh gusti ada apa ini sebenarnya)
Ucap pak iman bertanya,
(Tidur di sini ajh pak,takut bahaya,)
Pak abdur menyarankan,
Peristiwa ini juga banyak di saksikan warga di sekitar rumah pak iman,
Namun para warga lain menyangka bahwa itu adalah santet yang sedang di kirim untuk mencelakakan tuan rumah,
Banyak dari para penduduk yang belajar ilmu hitam dan putih
Untuk berjaga jaga diri dan untuk melukai yang lain.
Segerah menunaikan sholat dan memohon perlindungan,
Malam ini hanya awal dari teror selama seminggu kedepan yang dimana makhluk tersebut mengincar jiwa Riski atas perbuatan yang telah ia lakukan,
Semua normal,
Kehidupan yang menyebalkan kembali di jalani
Baik Riski,ojak,dimas bahkan ayahnya pun masih belum tau dengan apa yang terjadi sebenarnya ,
Tak ada gangguan di kala siang hari namun berbeda cerita jika malam menjelang
di tambah dengan ayahnya yang selalu pulang malam sehabis bekerja,
Riski takut untuk masuk ke dalam rumahnya sendiri ,
Entah kenapa sedari tadi ketika pulang mengaji ia merasa seperti ada yang mengawasi
Itulah tujuan yang Riski pikirkan,
Palihan yang lebih baik dari pada ia harus di rumahnya sendirian,
Jadi sementara sambil menunggu ayahnya pulang riski main ke rumah dimas,
Tok,,tokk,tokk,
Punten .
Ia sakedap,,
Jawaban suara dari dalam,
Grak,,,
Pintu di buka
Tanya dimas heran,,
Arep sensus penduduk mas,,
Y arep dolan umahe ira dikit.
(Mau sensus penduduk mas,,
Y mau main kerumah lo dulu)
Jawab riski,
Eh,, manjing
(Ehh,,masuk)
Sepih sih,
Ucap riski ketika masuk kedalam,
Oh iya bapane rang Drung balik ris,,
(Iya bapak gw belum pulang,,paling bentar lagi)
Dimas menjelaskan,
Y ws deleng tv bae cke pilem angling dharma rameh,
(Y udah nonton tv ajh film angling dharma rameh)
Riski menyarankan,
Selang waktu beberapa lama,,
Tokk tok tok,,
Iya kodikit,,
(Ia sebentar)
sahut dimas sambil berjalan ke arah sumber suara
Grakkk
Pintu terbuka
Namun tak ada siapapun,,,
Laa wong wong sih?
(Gak ada orang sih?)
Dimas bingung,,
Ia kembali masuk ke dalam
(Tadi denger suara ngetuk pintu kan ris?)
Tanya dimas kepada riski
Ia mau krungu
(Ia tadi denger)
Jawabnya,
Dimas kembali duduk di depan layar tv nya karena memang sedang rameh adegan film yang ia tonton,
Tokk tokk tokk,,
Duhh sapa sih cemerane,
(Duhh siapa sih badjinganya)
Dimas mulai merasa kesal di buatnya,
Grakkk,,,
Pintu kembali di buka namun sama tak di dapati seorang pun di balik pintu yang ia buka,,
Sapa aih ngerjani.?
(Siapa sih yang ngerjain.?)
Marah dan sedikit rasa takut bercampur jadi satu sebenarnya dalam diri mereka berdua,,
Teruma riski yang sudah sangat parno di buatnya,
Dimas mengajak riski unruk mengeceknya bersama sama siapa yang ada di balik pintu
Ketika sampai di depan pintu
Cekral,,cekrak,,
Gagang pintu seakan coba di buka dari luar,,
Mendadak hawa rumah dimas menjadi panas dan engap,,
Tubuh Riski pun sudah merinding di sekujur badanya,
Cekrakk cekraakk
Huwahahahahaahaha suara tawa nan berat terdengar dari balik pintu,
Riski dan dimas beringsut mundur kebelakang,,
Kini ketakutan menyekap mereka berdua,
Dorrr,,,,,
Lampu ruang tamu di atas mereka meletus
Dan mendadak semua lampu yang nerada di rumah dimas mati,
Begitu gelap menambah rasa ketakutan pada diri mereka berdua,,
Beggg,,
pungung mereka menabrak tembok
Namun aneh terasa empuk dan ada lain yang menghalangi punggung mereka,
Khreekkkkkkkzzzzhh
Suara dari sosok yang mereka anggap tembok tersebut sedang menunduk kebawah melihat mereka dari atas
Tubuh Riski mengejang,,mulutnya menganga menahan ketakutan sementara sosok tersebut terus melihatnya dengan sengit,
Tangan daro sosok terswbut mencengkram tubuh dimas dan riaki yang membatu tertahan takut yang luar biasa,,
(Binatang),,
Teriak suara dari luar melempar sesuatu kearah makluk tersebut,
Uwaarrrggghhh
Suara teriakan makhluk tersebut dan melempaskan cengkeraman tanganya dari tubuh dimas dan riski,
Mene rik lurua lawan sing seimbang
( kesini anj*ng cari lawan yang sepadan)
Dia orang sahabat sekaligus saudara riski,
Topan kini menantang makhluk yang menggangu keponakanya,
Y bisa dibilang merdeka berdua ini mempunyai ilmu yang entah itu ilmu apa,,
Mereka belajar dari gurunya yang masi satu desa dengan Mereka
(Berani beraninya ganggu keponakan gw,,sini anj*ing)
Kelakar topan menantang makluk tersebut,,
Huwahahahaa
Maluk tersebut hanya tertawa dan menghilang begitu saja,
Melayu mendi demit kaen,,
(Lari kemana tuh demit)
Ucap topan
(Lari kemana dia,,hayu kejar da)
Ajaknya kepada nanda,,
Dengan mengikut bau sengit yang berasal dari makluk tersebut mereka mencoba mencari dimana keberadaannya.
Semntara dimas dan Riski tampak begitu syok,,
Semntara tatapanya mereka begitu kosong,,
Begitu terguncang jiwanya atas kejadian yang mereka alami,
Tak lama ayah dimas dayang dsn begiti histeris melihat keadan putranya,
Segerah berteriak meminta tolong kepada para tetangganya,
Setelah di obati oleh seswpuh desa keadaan mereka sedikit membaik dan segera di beri air putih
Begitu ramai orang berkerumun di rumah dimas karena ingin melihat kedaanya secara langsung,
Mereka saling bertanya perihal apa yang telah terjadi pada kedua anak tersebut
Tapi kemana lagi nih paman gw ah,,
Keluyuran mulu orangnya
Aja sampe kedaden,,
Durung wayahe lan durung ana ukuran ilmune ngadepi demit sing sakti maring lui tua
Bocae bisa celaka,
(Susulin topan sama nanda cepat,
Jangan sampai kejadian..
Belum saatnya dan belum sebanding ilmu mereka berhadapan
Mereka bisa celaka)
Ucap sesepuh desa menyuruh para warga lain mencari keberadaan topan dan nanda.
Terlihat sangat panik dan binggung,
Entah apa yang terjadi dengan malam ini,
Semua orang terlihat bertanya tanya,
resah melanda penduduk desa
Topan dan nanda memukul mundur makluk tersebut dengan ilmu yang mereka miliki sampai keujung desa namun keadaan menjadi terbalik 180%.
Makhluk yang tadi nampak tergopoh gopoh meladeni kedua pemuda tersebut kini menyerang mereka berdua,
Membuat nanda dan topan terpundur dan terdesak,
Sekuat tenaga mencoba melawan namun energi mereka telah terkuras drastis akibat pertempuran tadi,
Rupanya makhluk tersebut tak berdaya di dalam desa
Kini topan dan nanda terdesak sebelum akhirnya mereka terjatuh dan memuntahkan dara segar dari dalm mulutnya,
Tubuh mereka terkapar
Pak diman sang sesepuh desa menujukan jari'nya ke arah ujung desa,
Dengan sigap para warga lain segerah menuju ke arah yang pak diman tunjuk,
Nampak warga yang lain semakin penuh tanda tanya dengan apa yang telah terjadi
Sudah memasuki pukul 11 malam,
Para warga membawa topan dan nanda menuju rumah salah satu warga,
Mereka segera merawat dan mencoba mengobati luka di bantu oleh seorang sepuh desa lainya,
Muntahan darahnya mengalir ke kaos yang mereka pakai
Malam ini di tutup dengan berbagai cerita di sepanjang desa,
Setelah kejadian malam kemarin
Riski terlalu takut untuk masuk ke rumahnya sendiri,
Sekarang ia tengah berada di rumah ojak,
Bayangan sesuatu seperti selalu mengikuti dan mengawasinya,
Dengan ekspresi wajah yang pucat dan masi syok berat riski mencoba berfikir
Ia pun bertukar pendapat dan pemikiran bersama ojak sahabatnya
Wis aja di pikiri bae, mungkin.deweke mung pegel bae kurang istirahat.
Ko rang ngomong karo bapane ira kon ora turu ning kene b dikit
Mungkin lu cuma capek ajh kurang istirahat
Nato gw omongin ke bapaklu suru lu tidur di sini ajh)
Ucap ojak berusaha menenangkan sahabatnya,
Iya ksuwun jak
(Ia makasih jak)
Balas ucapan riski.
Tengah malam ,
Ketika kantuk mulai membawa raga
Yahh itulah yang riski butuhkan
Suatu ketenangan untuk sekedar bisa beristirahat,
Gubrrakkkk,..
Suara jendela di gedor dari luar,
Riski dan ojak masi terlelap dalam tidurnya,
Suara kembali terdengar,
Dengan mata yang masi menahan kantuk ojak mencoba membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi,
Gedubrugggg,,
Suara hantaman di atas lemarinya membuat ojak kaget dan beringsut mundur kelabakan,
Di atas lemari duduk sosok hitam legam dengan muka merah menyala tengah melihat kearahnya,
Sontak ojak kaget dan berteriak dengan sangat kencang,
Membuat ayahnya berlari menuju kamarnya,
Astagfirulloh,,
Ayah ojak segera melempar sosok tersebut dengan tasbih
Tubuh Sosok tersebut menggeliat seakan terkena sesuatu yang menyakitkan,
Riski bangun dengan ekspresi terkejut melihat apa yang tengah terjadi,
Dengan sekejap mata sosok tersebut hilang
Ayah ojak mendekati anaknya yang terlihat sangat ketakutan,
Ayahnya beeiaaha menenangkanya dengan segelas air dan sudah di beri doa,
Dengan kejadian tadi membuat ayah ojak kini berdzikir di dalam kamar ojak
Pak bayu yang merupakan ayah ojak berkunjung sambil mengantarkan riski ke rumahnya,
Tentu di sambut baik oleh pak iman yah riski,
Punten kang,,
Ucap pak bayu ketika melihat pak iman tengah duduk di depan rumahnya,
Eh mangga,,
Jawab pak iman menyambut tamunya,
(Ini saya nganterin anakmu pulang sekalian ada sesuatu yang mau saya omongin)
Tutur pak bayu kepada pak iman.
Mangga dodok dikit kang,
(Silahkan duduk dulu)
Jawab pak iman menyambut
(Ini si riski suru istirahat saja dulu kasihan semalaman tidak bisa tidur)
Ucap pak bayu kepada pak iman,
Riski pun masuk ke dalam rumahnya dan tertidur di tengah ruang tamu yang berkursi rotan,
Setelah di rasa suasananya tepat barulah pak bayu berujar apa yang ingin ia sampaikan,
Mau arrp ngomong apa kang kayar serius pisan
(Tadi mau bicara apa pak kayaknya serius sekali)
Dadi kenen kang,,
Riski iku kayae ws ana sing ngincer,
( jadi gini pak,,riski itu sepwrti sudah di incar)
Ucap pak bayu dengan nada sesuai,
Di incer apa lan kenapa kang?
( di incar apa dan kenapa pak?)
Ia kula ngerungu sing tangga jarene Riski iku wis rong dina di wedeni bae ning demit,
Nah mau bengi paa Riski turu karo ojak ning umahe kula demite gah nongol ning kamere ojak,
Rasa rasae sih Riski iku ws di incer,
Nah pas tadi malam riski tidur sama ojak di rumah saya demitnya juga ikut nongol di kamarnya ojak,
Saya rasa riski memang sudah di incar oleh demit tersebut)
Ucap pak bayu menerangkan
Mending kula bae sing di incer,anji sekudu mati gah aja anak kula bagen kulane bae,
(Duhh tuhan apa salah anak.Saya sampai bisa begini,
Mending saya saja yang di incar,
Kalau harus mati mending saya saja jangan anak saya)
Sing sabar kang kula coba bantu aja sampe kedaden,
( yang sabar pak saya akan mencoba membantu biar gak kejadian),
Pak bayu mencoba menenangkan,
(Mending nanti malam riski jangan tidur di rumah dulu,
Usahakan jangan sampai tidur
Usahakn jahanhan sampai terpejam matanya,,)
Ucap Pak bayu memberi petunjuk ,,
Terus kon turu ngendi kang kula keder,,
duhh gusti nasibe badan lagi kenang bala,
Ya tuhan nasib celaka sedang menimpa badan)
Nestapa pak iman mengucap penuh nelangsa.
Kon ning tajug bae dikit
Insa allah demit bli bakal bisa manjing lan ganggu,
( suru di mushola ajah dulu
Insa allah demitnya ga bakal bisa masuk dan ganggu)
Riski baru trtbangun dari tidur panjangnya dengan raut wajah lelah dan pucat,
Yahnya menyuruh Riski untuk mandi dan bergegas sholat dan mengaji di mushola biasa riski menimba ilmu agama,
Ataa saran dari pak bayu tadi pak iman berniat bertemu dengan kang sholeh,
Uatad diman riski belajar mengaji,,
Bermaksud menyampaikan keluh kesah dan saran dari pak bayu tadi
Pak sholeh sedang tidak ada,,
Ia sedang ada kepeluan sehingga tidak bisa mengajar ngaji dan urusan lainya di rumahnya ,
Baru besok beliau pulang,
Sementara di mushola hanya ada ajat,,murid kepercayaan pak sholeh,
Seorang pemuda yang mempunyai perawakan tinggi dan putih,
meminta tolong agar ajat mau menemani dan melindungi Riski,
Dan berpesan agar riski jangan sampai tertidur,
Pak iman pun memberikan sekantung plastik belimbing wulu dan kedondong Dengan maksud agar riski tetap terjaga
Bukan tanpa sebab beliau tidak mau menemani anaknya namun karena di malam ini ia dapat giliran ronda yang mengharuskanya berkeliling untuk menjaga keamanan kampungnya
Malam ke 4.
Malam berlalu begitu pelan untuk Riski yang mengharapkan datangnya siang,
Riski berbating sembari mengobrol bersama ajat di dalam mushola,
Riski tak menggubris obrolan ajat yang sepertinya asik sendiri,
Hingga riski terbuai dalam lamunannya sendiri,
Lama kelamaan suasana menjadi begitu hening ,
Lahh koplokk,,
Kon baturi malah turu dewek,,
Gendeng,,
(Lahh sialan,,suru nemenin malah dia tidur
Gendeng)
Ucap riski kesal ketika melihat ajat yang sudah tertidur di sampingnya
Suara dengkuran ajat menggangu pendengaran riski,
Duh ngorok pisan kaya suara desel,
(Duhh ngoroknya kaya suara mesin disel)
Ucap Riski gregetan,,
Di tengah dengkuran ajat samar samar riski medengar suara langkah kaki yang begitu berat
Tak lama trtdengar suara bising dari luar mushola di mana ia berada,
Di tempat berbeda,
Pak bayu sedang mengucap doa doa di ruang tamunya yang entah itu bacaan apa,
Namun terlihat begitu fasih ia mengucapkanya,
Braakkrrgggg,,
Pak bayi berdiri untuk melihat keadaan,
Mengintip dari balik tirai jendelanya,
Alangkah terkejutnya ia kwtika melihat banyak sosok di depan rumahnya,
Seperti sedang mengepungnya dari segala arah
Berjaga jaga jika mereka berniat masuk ke dalam rumahnya,
Sementara itu
Pak iman masi menunggu di dalam rumahnya,
Menunggu teman temanya datang mnjemput dirinya untuk meronda malam ini
Suara bising yang berasal dari lemari anaknya,,
Awalnya ia ragu dan takut namun rasa penasaran mengalahkan segalanya,
Peelahan ia mendekati lemari tersebut yang seperti terguncang dengan sendirinya
Perlahan pak iman mendekati lemari tersebut sambil mengumpulkan segala keberanianya,
Tangan gemetar dengan hebatnya
Sesosok kuntilanak hitam keluar dari dalam lemari dan hilang begitu saja menembus dinding kamar anaknya,
Sontak pak iman lari ketakutan menuju pintu keluar rumahnya,
Bakan ia sampai menabrak teman temanya yang datang untuk mengajaknya meronda
(Ada apa pak?)
Tanya temanya penasaran.
Denagn nafas yang masi tak teratur pak iman tidak menjawab pertanyaan dari temanya tersebut,
Melihat keadaan pak iman yang seperti ketakutan pak abdur memberinya air minum untuk menenagkan pak iman
( di minum dulu pak)
Pak abdur menyodorkan minuman dalam botol,
Seperti orang yang tengah kehausan pak iman meneguk habis air minum dalam botol tersebut,
Setelahnya barulah ia merasa sedikit tenang dan mencwritakan apa yang baru saja ia alami
Ia khawatir terjadi sesuatu dengan anknya tersebut,,
Lahh iya bli kalingan,,dimas gah endi ya,,?
(Lah iya lupa,,dimas kemana yah)
Tanya pak abdur kepada temanya,,
(Lah kamu kan dari tadi sendirian ajah)
Jawab temanya,,
Oraa,,mau kuh kita mangkat mene karo dimas,
(Enggak,,tadi saya berangkat kesini sama dimas kok)
sanggah pak abdur,
Ko coba deleng ning umah
(Coba saya lihat dulu di rumah)
Lah wong kah piyen,,ora campleng dadi bapa,
(Lah tuh orang gimana,,gak becus jadi bapak)
Ucap temanya setengah kesal,
Pak abdur sampai di depan rumahnya yang terkunci dari luar karena memang sengaja ia kunci
Lah sira kuh pyen ketemu ana ning jero bae,
( lah kamu itu gimana tau tau ada di dalam ajh)
Tanyanya kepada dimas,,
Lah bapak sing pyen,,wong lagi ning wc malah di kunci sing jaba umahe,
Orang saya lagi di wc malah di kunci dari luar rumahnya)
Lah kan mau melu metu karo bapak meng jaba,?
(Lah bukanya tadi ikut keluar sama bapak?)
Tanya pak abdur heran..
Apaeee,,rang kih lagi ning wc tris krungu bapa ngomong mbuh karo sapa terus
(Apaan,,saya itu lagi di wc terus denger bapak ngomong gak tau sama siapa,eh tau tau pintunya udh di kunci ajh,)
Jawab dimas,,
Lah terus mau sapa sing karo bapa?
( Lah terus tadi yang sama bapak?)
Mbuhh,
(Ga tau),,
Jawab dimas singkat
(Udah cepet keluar)
Perintah pak abdur kepada dimas,
Sepertinya sosok yang bersama pak abdur tadi adalah makhluk yang menjelma menjadi anaknya,
Di mushola di tempat riski berada,
Seaakn memutari bangunan ini untuk mencari cela agar makhluk tersebut bisa masuk ke dalam,
Riski di cekam ketakutan,
Tak ada yang bisa ia andalkan selain dirinya sendiri,
Beejuang melawan ketakutan yang tak kenal ampun
Seperti menunggu waktu yang tepat untuknya masuk mencengkram,
Takut,cemas,putus asa, menyatu dalam dirinya,
Entah dapat bisikan dari mana riski bertayamum memakai debu di dinding mushola
Semakin ia membaca semakin ketenangan yang ia rasakan,
Perlahan rasa takut dan cemas perlahan menghilang,
Namun suara gemuru terdengar begitu keras di luar mushola,
Sementara Ajat masi mengorok
Tapi itu di rasa lebih baik paling tidak ada manusia yang menemaninya fikir riski,,
Kuntilanak merah berada di depan pintu rumah pak bayu,
Diam mematung tak bergerak sedikitpun,
Pak bayu membaca surat yasin untuk mengusir sosok tersebut
Mau sholat dulu
Benrapa warga lain pun ikut menemani,
Mereka tak menahan meronda untuk sementara waktu mengikuti pak iman yang cemas dengan keadaan anaknya,
Ketika mushola sudah terlihat dari kejahuan
Bangunan mushola sedang di kerumuni oleh bangsa dedemit yang begitu banyaknya,
Pak iman memaksa untuk mendekat sebelum akhirnya di tarik oleh rekanya karena khawatir akan keselamatan pak iman,
Mereka berlari menjahui mushola tersebut
Namun tak ada jawaban yang di dapat,
Karena di rasa ada sesuatu yang membahayakan maka pak abdur dan dimas menyusul langkah mereka,
Setelah dirasa sudah jauh dan aman
Setelah di ceritakan pak abdur malah mengajak dimas untuk segera pulang ke rumahnya karena takut ataa apa yang sudah di tuturkan para temanya,
Di luar sanah masi terdengar suara meraung raung,,suara tertawa dan berbagai suara lainya,
Riski tak meladeninya dan terus membaca seaakan tak terpengaruh dari suara suara yang menggangunya ,
Sahutan suara adzan mengentikam bacaannya dan langsung tertidur begitu saja,
Pagi menjelang ajat yang terbangun dari tidurnya segera membangunkan riski yang nampak tertidur lelap,
(Woy bangun,,di temenin malah tidur),
Ucap ajat sambil mengoyang goyangkan tubuh riski,,
Riski trtbangun dengan mata yang masi menahan kantuk,
Raup,,sembayang dikit,,
(Cuci muka,,sholat dulu)
Ucap ajat ketika riski terbangun
Setelah di jelaskan panjang lebar pak soleh hanya menganguk dan menyarankan pak iman agar riski tidur di rumah pak soleh saja,
Riski tidur di rumah pak soleh,
Tampak begitu nyaman dan tenang ketika berada di rumah pak soleh yang Riski rasakan,
Riski tidur di ruang tamu uang ber alaskan karpet empuk ,,
Terasa sangat lelap tidurnya karena ini yang memang Riski butuhkan sekian hari lamanya
Tak seperti yang kemarin malam terlihat di luar mushola ,
Pak sholeh terus melantinkan bacaan surat-surat dari al-Qur'an yang ia baca,
Sebenarnya pak haji iwan yangvlebih mengerti tentang semua ini
Di malam ke 6,
Riski masih tidur di rumah pak sholeh dan kini beserta ayahnya,
Riski yang masi belum mengerti tentang apa yang menimpanya janya mendengarkan pembicaraan
Setelah di beri semacam kertas kecil dan harus di baca sebelum tidur riski berbaring untuk segera tidur karena malam yang telah larut,
Pak haji iwan telah pulang dari perjalanan jauhnya,
Sore harinya setelah ustad soleh membicarakan perihal apa yang terjadi dengan Riski
pak haji iwan menyuruh riski untuk datang dan menginap di rumahnya,,
Malam harinya pak iman dan riski datang kerumah pak haji
Monggo dodok dikit kang iman,,
( silahkan duduk dulu pak iman)
Seruh pak haji mempersilahkan mereka duduk,
Wis ora usah kanda,,kula wis weruh kabeh,
(Udah ga usah cerita,,saua sudah tau semua)
Ucapan pak haji memotong
Riski jokot pelem ning karang pojok desa pinggir ya,
(Riski ngambil mangga di pojok desa sebelah ya)
Ucap pak haji kepada riski.
Lah weruan temen,
( lah kok tau)
Ucap riski dalam hati.
Ia pak bener,karo ojak maninge dimas,
( Iya pak bener
Jawab Riski mengakui perbuatannya,
Mekenen nang,,
Karang kaen lah ana penjagae arane gulang gulang pada bae karo buta ijo rupane,
Kuen kuh saton sing kon jaga karang kuen ning majikane,dadi baka ana wong nyolong atau macem macem
Kan pasti di jokot ragae go mbukamg ning istanae,
Akeh pasukane setan kene lah,
(Jadi begini nak, di kebun itu ada yang jaga,namanya gulang gulang atau sama dengan butha ijo wujudnya,
Itu makhluk yang di suru menjaga kebun tersebut
Jadi kalo ada orang yang mau nyolong atau macam macam pasti bakal di datangi makhluk itu,
Akan di ambil raganya secara paksa untuk di kadikan pembantu di istanahnya,
Pasukanya begitu banyak.)
Pak haji menerangkan kepada riski akan masalah yang ia hadapi selama ini
Riski merasa panas dalam tubuhnya kerena begitu kaget
Dengan besarnya masalh yang selama ia hadapi,
Tapi ira kih manjinge ebat,,ajaib masi bisa urip sampe sekien,
Soale paling sue kuh mung sewengi trtus esuke ws laka ambekane wong sing urusan karo setan kuen luh
Ucapa pak haji membuat riski semakin takut di buatnya
Wis tenang ko bakal tak urus kabeh ceke aja kedaden,
Ko mengke ayu di pareki wong sing due karange jaluk nyabut setan sing ganggune,
Skien wa riski turua bae sing tenang aja kepikiran bae,
Urusan bengi kien kula sing ngurus setan kuen,,aja watir,
(Untuk malam ini biar saya yang mengurus makhluk itu)
Bagaiman bisa tidur tenang sedangkan masalh begitu besar menimpa dirinya,. Pikir Riski,
Pak iman nampak sesikit lega dan tenang karena pak haji iwan bersedia membantu masalah yang di hadapinya,
Wia kang ora usah watir,,kula sing bakal lawan satoan kuen
Ucap pak haji kepada pak iman,
Ia matur ksuwun kang,
(Ia terima kasih banyak pak)
balas pak iman
Istirahat dulu
Bermaksud menunggu dan melawan makhluk tersebut,
Sementara pak iman menjaga dan menemani putranya sambil terus mengucap bacaan dan doa doa
Angin berhembus dengan kencangnya ,menggoyangkan batang rumpun bambu di sebelah rumah pak haji,
Seprti badai yang menerpa,
Hawa panaa seketika memenuhi ruang di mana riski dan ayahnya berada,
Aneh memang
Pak iman terus mebaca bacaanya,
Haji iwan dan ustad soleh entah sedang berbuat apa,
Riski tak tau apa yang terjadi di luar sanah,
Pak ustad soleh dan pak haji iwan masuk kedalam rumah dengan baju yang basah karena keringat,
Menepuk pundak pak iwan yang tengah tertidur sambil duduk bersila,
Kang tangi,,
aja kene turue,hayu ning kasur bae karo riskie kuh
Ucap pak haji iwan,
Oh iya nggih kang..
Mereka akhirnya berpindah ketempat yang lebih nyaman untuk tidur melepas lelah.
Keesokan harinya..
Mereka berempat berjalan menuju desa sebelah
Pak haji tau karena semalam ia sempat berbincang dengan makhluk yang mengincar raga Riski sebelum akhirnya maklik tersebut terusir dengan daya dan upaya yang pak haji serta ustad soleh miliki
Seperti sudah menunggu kedatangan mereka sang empunya rumah sudh duduk di depan rumahnya yang seaakan menyambut baik tamunya tersebut,
Ucap pak haji,
Mangga,,,
Jawab samg pemilik rumah yang berusia sekitar 60 tahun,
Melihat sang pemilik rumah Riski seperti tidak asing dengan wajahnya,
Di rasa ia perna berjumpa namun entah dimana ia tak mengingatnya,
Manjing bae kang aja ning jaba
Ucap sang pemilik rumah.
Meeeka pun masuk ke dalam rumah dengan di sambut 2 buah keris yang saling menyilang di hiasan dinding ruang tamunya,
Kula kih jaluk ampura kang bokat di rasa tekae kula sedaya kih ganggu panjenengan,
Namun kula kih resah
Dadi mohon saget di culna ponakane kulae kih,
(Saya minta maaf bila kedatangan kami semua ini menggangu anda,tapi saya sedang rrsah karena peliharaan anda ini mengincar saudara saya,
Jadi saya mohon untuk di lepaskan incaranya
Dengan sedikit basah basih terlebih dahulu pak haji segera mengutarakan maksud dan tujuanya datang kesini
Wis tak warahi aja jejokotan ning karang pojok tapi masi angger bae dadi ya ddu salahe kula,
Kula gah aslie emong mkonon kuh tapi ya piyen maning kula kih mengkel,greget kebonane ntok bae di colong ning wong
Sudah saya bilang sama anak ini jangan asal ngambil di kebun itu tapi tetp ajh,
Saya juga gak mau sebenarnya mah tapi mau gimana lagi saya kesal,gregetan karena hasil kebun saya selalu di curi orang)
Ia menjelaskan kepada pak haji dan semua orang yang ada disitu
( perkenalkan saya pak jamal yang punya kebun dan sudah memperingatkanmu sewaktu pulang dari kebun)
Rupanya pak jamal ini adalah pria tua yang membawa cangkul waktu Riski dimas dan ojak berteduh
Dengan negosiasi yang berlangsung di kedua belah pihak maka di setujuilah suatu kesepakatan bersama
Yaitu ada mahar yang harus di bayar berupa uang dengan jumlah nominal tertentu
Seprti membeli bencana atau membeli ancaman kematian,
Pihak pak haji mensetujuinya dengan mahar 500 ribu rupiah,
Yang dimana pada waktu itu adalah jumlah yang besar,
Mungkin jutaan pada waktu sekarang ini
Namun tentu pasti akan membuat istrinya panik,khawatir dan syok,
Pak iman pun mengurungkan niatnya dan memilih untuk meminjam saja ke tetangganya
Pak iman begitu berterima kasih atas ssgala bantuan yang pak haji berikan dan berjanji untuk segera melunasi hutang uang tersebut
Ia mengiklaskan uang tersebut untuk membantu pak iman dan Riski,
Singkat cerita mereka pun pamit pulang dengan harapan dan kehidupan yang baru setelah Riski lolos dari kematian yang mengincarnya,
Bahkan kita sendiri pun bukan pemiliknya
Hanya tuhan yang masa esa berhak dan memiliki kuasa penuh atas diei kita ini,
Tak ada yang tak mungkin jika tuhan sudah berkehendak dan menentukan arah yang akan kita tuju
Saya sebenernya males mengorek informasi dari mereka karena memang tidak terlalu akrab dan berteman baik dengan Mereka,
Terlebih topan,dengan sikap angkuh dan sombongnya yang selalu membuat kesal sebenarnya
Topan tidak bisa diandalkan, ketika saya menanyakan perihal kejadian tempo dulu yang menimpanya beesama nanda dia selalu menjawab dengan sombong dan kelakar tentang kekuatannya,
Saya muak mendengarnya
STORY FROM NANDA
Tangi,,di gulati topan kah,
(Bangun,,di variin topan tuh)
Ucap ibunya membangunkan nanda,
Ana apa sih buh,,waraen bae masi turu konon,,
(Ada apa sih bu,,bilang ajah masi tidur gitu)
Jawab nanda malas,,
Woyy turu bae kaya wong mati,,ayuh nongkrong
Ajak topan yang masuk kedalam kamar nanda,
Ah masi ngantuk,,weruh dewek telung dina ora turu geding gah,,
(ah masi ngantuk,,tau sendiri tiga hari gak tidur)
Jawab nanda masih dengan nada malas,
Ahh ayu agian,,
(Ayo cepet),,
Setalah mandi dan berganti pakaian nanda segwra menghampiri topan yang menunggunya di ruang tamu,
Sue temen aduse kaya perawan bae,,
(Lama banget mandinya kaya perawan ajah)
Ucap topan kesal menunggu
Arep nongkrong ngendi?
(Ayo brangkat,,mau nongkrong dimana?)
Tanya nanda,
Biasa pos ronda bae kah,
(Biasa di pos ronda ajah)
Jawab topan bersemangat
Mereka pun berangkat menujubpos ronda tepat jam 9 malam,
Dalam perjalanan ke pos ronda topan mencium bau sangit
Topan mnghentikan langkahnya,
Aana apa sihh?
(Ada apa sih?)
Tanya nanda heran.
Kodikit,,mambu sangit da,,
Keambung beli?
(Sebentar,,Bau sangit da,,kecium gak?)
Ucap topan sambil terus mengendus
Jawab nanda,
Hayi gulati,,ana setan lewat biasa kin,,
(Ayo cari,,biasanya ada setan lewat ini)
Ajaknya kepada nanda
Sebenarnya suda bebrapa bulan belakangan nanda dan topan belajar ilmu kanuragan,
Awalnya nanda memang tidak terlalu peecaya akan hal hal tersebut namun karena ajakan topan yang memaksa
Toh ada gunanya juga jikalau ilmunya memang bisa di pelajari dan di kuasai,
Hanya untuk berjaga jaga dari bahaya yang datang pada dirinya pikir nanda kala itu,
Dan baru tiga hari yang lalu nanda menyelesaikan tahap akhir
Yaitu pati geni dan tidak tertidur selama 3 hari,
Mata mereka terus mengawasi setiap jengkal area yang mereka lewati,
Berharap bisa bertemu dan memusnahkan makhluk tersbeut dengan ilmu yang baru mereka pelajari,
Gagian udagi,,seklian nacak ilmu anyar,
(Itu demitnya dekatin rumah pak abdur, ayo kejar sekalian memcoba ilmu baru)
Ajak topan kepada nanda,
Dengan tergesa gesah mereka berlari kearah rumah pak abdur
Hey satoan,,
Mene baka wani,,
Luru lawan sing seimbang'
(Hey binatang,,
Sini kalau berani,,cari lawan yang seimbang)
Ucap topan penuh percaya diri
Namun matanya menatap penuh amarah kepada topan dan nanda,
Makhluk tersebut tersenyum licik dan berubah menjadi kepulan asap hitam berlalu meninggalkan rumah pak abdur,
Nanda dan topan pun mengejarnya sambil berlari
Hey aja melayu setan,,
(Hey jangan lari setan).
Teriak topan kepada mahkluk tersebut ,
Sampai di luar desa kepulan asap tersebut berubah menjadi makhluk tinggi besar yang begitu menyeramkan,
Membuat nanda gentar di hadapanya,,
Dengan sombongnya ia malah terus menantang,,
Namun dari balik pekarangan dan pohon di ujung desa muncul ratusan makhluk yang tak kalah menyeramkan wujud dan bentuknya
Seperti teman atau mungkin bala tentara sang gulang gulang tersebut,
Tangan di hadapkan di dada mereka masing masing,,
Bersiap mengeluarkan ilmu dan tenaga dalam yang sudah mereka kuasai,
Tangan mereka mengepul mengelurkam asap putih,
Seperti energi besar yang sedang mereka kumpulkan
Namun tidak berpengaruh untuk sosok tinggi besar yang mereka kejar sedari tadi
Ia seperti tertawa kepada topan dan nanda
Tangan mereka bergetar seperti menahan dan dan mengumpulkan energi ilmu yang besar,
Dengan hentakan tangannya bola api tercipta
Namun dengan remehnya ia mementalkanya,
Terlihat seperti serangga kecil yang menggangu,
Makhluk tersebut membuka tanganya lebar lebar dan tercipta lah bola api yang begitu besar di sertai kilatan seperti petir kecil yang mengiringnya,
Topan dan nanda terpundur dan kemudian bola api beserta kikatan petir tadi menerjang dan mengenai tubuh mereka sehingga membuat topan dan nanda terkapar
Dengan tangan dan kaki terbakar seperti telah tersambar petir,,
Pandangannya menjadi kabur dan perlahan menjadi gelap hingga akhirnya mereka tergeletak tak sadarkan diri
Nanda baru pulih setelah 15 hari lamanya tak berdaya
Ibinya begitu histeris dan iba melihat keadaan putranya,
Hingg jatuh pingsan tak sadarkan diri sewaktu pertama kali melihat kondisi nanda,
Ke'esa'an tuhan adalah mutlak ,
Tidak ada yang tidak mungkin untuknya,
Yang dimana raga akan tertinggal di bumi dan jiwa yang akan melanjutkan perjalanannya di akhirat,
Maka persiapkanlah perjalanan panjang dari jiwa tersebut dengan amal kebaikan,
Teruslah berbuat baik walau kadang dunia tak baik padamu
Saya mohon maaf bila mana banyak kesalahan,
Kesalahan lisan maupun tangan
Serta pengetikan yang membuat binggung dan salah di mata anda semua,
Tak ada manusia yang tak pinua salah.
Sekian ,
Terima kasih,