My Authors
Read all threads
MENANTANG NYALI

@bacahorror
#bacahorror
Cerita datang dari paman saya sendiri sewaktu dulu ia berhasil lolos dari maut,
Umur memang tidak ada yang tau dan ternyata kebaikan dan perpanjangan umur masi ia dapatkan ,
Puja dan puji syukur kepada tuhan selalu ia panjatkan,

Bila mengenang kejadian yang pernah menimpanya sewaktu dulu ia sampai sekarang masi tidak percaya kalau ia masi bisa hidup sampai sekarang.

Kita mulai..
Tunggu dulu,,,
Saya tidak terlalu percaya sebenarnya akan paman saya ini karena kita memang biasa canda bareng dan kluyuran bareng karena usia kita memang tidak terlalu jauh,
tapi ketika dia menceritakan pengalamanya ini sikapnya berbeda,,
Dengan nada yang serius
Dan sedikit takut bilamana ia mengenang kejadian itu,
Sebenarnya paman saya ini adalah orang kampung sebelah yang menikah dengan keponakan saya,
Jadi y panggil paman ajh deh biar enakan,
Saya sampai harus menanyakannya kebenaran cerita ini sampai tiga kali untuk menyakinkan kalau ceritanya itu benar dan bukan sekedar mengarang saja,
Bukan tanpa alasan saya menanyakanya sampai tiga kali karena di rasa memang sangat sulit lolos dari hal tersebut
Karena menurut berita orang-orang disini kita hanya mampu menikmati jangka waktu yang singkat bila kita berurusan dengan makhluk ini.

Biar ga bingung makhluk apa dan ceritanya gimana saya akn mulai saja.
Mohon maaf bila banyak typo atau bahasa yang kurang di mengerti
Saya akan mencoba sebisa mungkin menceritakan dengan detail dan bisa di pahami,

Ntar bikin kopi dulu
Setting waktu sekitar tahun 2005.

Plakk,,
Tangan mendarat di kepala riski,
Lara woy,,
(Sakit tau)..
Riski memegangi belakang kepalanya,,

Sendal anyar aja di edek koe kotor,,
Ngali ngalih,,
(Sandal baru nih jangan di injak nanti kotor..
Minggir minggir,,)
Seru dimas kepada Riski yang tengah menginjak sendal yang baru di beli ayahnya..

Duh sendal karo endas masi larang sendal kosi,,.
(Duh sendal sama kepala masi mahalan sandal)
Gerutu riski kepada temanya,,

Dolan yu bari nyamper ojak
(Main yu sambil jemput ojak)
Ajak dimas,,
Mereka berjalan menuju rumah ojak yang berada di pojokan desa,,

Hari masi terlihat cerah meski matahari sudah nampak tergelincir ke arah barat,

Dimas dan Riski berjalan terburu buru untuk cepat sampai ke rumah yang di tuju,,
Tak lupa ketapel dan kelereng sudah mereka bawa
Yaaa hari ini rencananya mereka akan berburu burung di sekitaran desa,
Kemanapun biasanya mereka selalu bertiga karena memang sudah sangat akrab dan teman sebaya sedari kecil sampai sekarang ini.

Jak,,kojak,,
Teriak mereka memanggil nama kawanya,,

Mene meng guri,,
(Sini di belakang)
Sahut suara dari arah belakang rumah,

Rojak woy dudu kojak,,kaya baso bae range,,
(Rojok woy bukan kojak, gue bukan baso)
Protes di layangkan ojak kepada riski dan dimas yang berjalan menghampirinya,,
Anapa mene-mene?
(Ada apa kesini?)
Tanya ojak kepada kedua temanya,

Luru manuk yu mumpung masi awan enak bari jalan-jalan.
(Cari burung yu mumpung masi siang sekalian jalan-jalan)
Ucap dimas menerangkan maksud kedatanganya,
Rang terpele bodol durung tak beneri,
(Ketapelnya rusak belum di betulin)
Jawab ojak,

Yang ws gampang duh gentenan bae,,
(Y udah gampang duh nanti gantian ajh)
Ucap dimas meyakinkan..

Cabut,,
Jawab ojak singkat.

Dengan tanpa tujuan sebelumnya mereka bertiga berangkat
Menyusuri belakang desa dan pekarangan warga berharap bertemu dengan apa yang mereka cari,

Mendi kine dim,,laka manuk-manuk acan,
(Kemana lagi dim,,ga da burung sama sekali)
Tanya Riski kepada dimas karena sedari tadi tak menemukan burung yang sedang mereka buru
Ah mendi bae wis,,senemune dalan bae..
(Ah kemana ajah lah,,senemunya jalan ajh)
Dimas menjawab,

Tak terasa mereka sudah di ujung desa,,

Mang desa sebelah bae yu bokat bae ana.
(Ke desa sebelah ajh yu siapa tau ajah ada)
Usul ojak kepada kedua temanya.
Untuk sampai ke desa sebelah mereka harus melewati tanggul pematang sawah yang cukup besar dan lebar yang memisahkan kedua desa ini.

Setelah sampai mereka langsung memasuki pekarangan di desa ini,,
Ketapel dan kelerang sudah meeeka persiapkan sedari tadi
Namun setelah sekian lama mencari mereka tak mendapatkan buruanya juga,
Sampai akhirnya mereka duduk di bawah pohon mangga yang cukup besar,

Neng lagi pada apa ning kono?
(Nak kalian sedang apa disitu?)
Tanya lelaki paru baya yang membawa cangkul di pundaknya,
Lagi ngadem mang tes luru manuk
(Lagi ngadem pak habis cari burung)
Ojak menjawab pertanyaan lelaki tua tersebut,

Oww ya wis suan baka luru manuk aja sampe ning karang pojok sing ana makame ya
( ow y udh hati hati kalau cari burung jangan sampai di pekarang pojok
Yang ada makamnya,)
Ucap lelaki tua trtsebut mengingatkan)

Lah emnge knpa mang?
(Lah emangnya knpa pak?)
Tanya ojak binggung'

Y pokoke aja bae,
ana sing nunggune.
(Y pokonya jangan ajh,
Ada penunggunya)
Seru lelaki tua tersebut sambil berjalan meninggalkan mereka,
Anapa sih yah?
(Ada apa sih yah?)
Mereka bertanya tanya.

Oh iya dau inget ..
Ojak mengatekan Riski dan dimas,

Ana apa sih jak gawek kaget bae,,
(Ada apa sih jak bikin kaget ajh)
Tanya dimas,,
Jarr wong wong tua sih ning kebon pelem kuen luh ana sing jagae
Arane gulang-gulang,,
( kata orang tua sih di kebun mangga itu ada penunggunya,
Namanya gulang-gulang.)

Gulang-gulang ini adalah sejenis dedemit yang mirip dengan butho ijo atau genderuwo,
Yang sengaja di pelihara
Untuk menjaga harta,benda,sawah,kebun atau apapun yang di anggap berharga oleh pemiliknya,
Dan setiap orang yang mencoba mengambil harta bendanya atau macam -macam dengan majikanya maka makhluk ini tidak segan segan untuk mencelakakan bahkan bisa mengurung dan menangkap roh kita.
Itulah mengapa bisa sangat gawat dan berbahaya jika harus berurusan dengan makhluk ini

Ah paling bobad kun luh ceke aka jokoti peleme,
(Ah palingan juga bohong biar gak di ambil mangganya)
Ucap Riski penuh percaya.

Aii ira wani tah emnge?
( emng lo berani?)
Tegas ojak menyahut
Y bli sihh ehehehe
(Ya enggak sih)
Riski hanya tersenyum kecut.

Ah coba bae dikit deleng..
(Ah coba lihat dulu ajh).
Ajak dimas penasaran,

Akhirnya mereka sepakat untuk hanya melihat lihat saja tanpa masuk maupun mengambil sesuatu di dalamnya.
Mereka harus berjalan lumayan jauh untuk menuju tempat tersebut,

Wahh kin tah karange,,
Peleme akeh nemen cohh.
(Wah ini ya kebunya,, mangganya banyak baget cohh)

Terlihat pemandangan di depan mata yang menggiurkan untuk anak desa seprti mereka,
Terlebih pohon mangga budiraja yang memang sedang berbuah lebat di depan mata
Buahnya yang terlihat matang dan begitu banyaknya
Siapa yang tak tergoda di buatnya,

Inget,,mene mene kih cuma deleng bae aja sampe jokot,
(Ingat kesini tuh cuma mau lihat ajah jngan sampe ngambil)
Ojak memperingatkan,

Namun nampaknya ojak juga sperti ingin mengambil buah tersebut,

Ah jokot siji bae masa kelangana iku sih,,
(Ah ngambil satu ajh ga akan keciri sih)
Riski coba merayunya,

Los ira bae baka emng wani mah.
( silahkan kamu ajah kalo emng berani mah)
Ojak coba menantang Riski.

Pyen dim jokot ora?
( gimana dim ambil gak?)
Tanya riski kepada dimas.

Duhh keder cah ragu rang,
( duh binggung euy gw ragu)
Dimas terlihat bimbang.

Baka emng ira iraan wani mh ceg rang mh ora meluan,,ora tanggung jawab.
Kalo emng berani mh silahkan ,gw ga ikutan dan gak tanggung jawab,
Ojak sekaan tidak sepemikiran terhadap kedua temanya,

Ah ngomong bae kucir,,
( ah bilang ajah takut)
Ejek Riski kepada ojak,

bagen,,sing penting selamet..
(Ga ppa,,yang penting selamat)
Ojak tak terbujuk ejekan serta rayuan temanya

Ojak memilih untuk mengalihkan pandangnya dari kebun tersebut semntara dimas dan Riski mencoba melempari batang mangga tersebut,
Berharap biah mangga bisa jatih lalu mereka bisa mengambilnya
Namun aneh,,
Puluhan kali mereka melempar namun buah mangga tak kunjung jatih dari tangkai'nya ,

Wah bener kin di jaga demit
(Wah bener nih di jaga demit dimas berprasangka,,

Uwis ris,,mandeg
Ngalih bae yu
(Udh ris berhenti pindah ajh yu) ajak dimas kepada Riski.
Seakan sudah tau dengan apa yang dimas fikir'kan riski pun menyudahi perbuatanya,
Mereka berjalan kearah ojak yang menunggu di depan kebun ini,
Namun ojak malah berlari ke arah mereka,

Manuk gede woy mabur mono
(Burung besar woy terbang kesitu)
Ucap ojak mengarahkan telunjuknya
Mereka pun mengejar burung tersebut yang terbang kearah pohon mangga tadi,

Ojak mengarahkan ketapelnya
Riski pun demikian,
Saling Membidik sasaran mereka berupa burung tekukur,

Sratttt,,sratttt
Suara peluru kelereng menerpa dedaunan
Kena kena,,
Teriak kedua sniper kampung ini
Bruggg,,
Namun aneh,,bukan burung yang jatuh tapi buah mangga,,

Lah bisae sih ?
(Lah kok bisa)
Tanya ojak dan riski bingung..

Wis gawaen peleme eman
(Udh basa mangganya sayang)
Ucap ojak,
Riski pun mengambilnya dan membawanya,,
Semua nampak normal dan baik baik saja
Namun tidak untuk malam ini,
Setelah mengaji dari mushola yang berada cukup jauh dari rumahnya riski pun pulang sekitar jam 8 malam

Assalamualaikum,,
ucap Riski ketika membuka pintu depan rumahnya,,

Manjing nang,,,
(Masuk nak)
Ucap suara yang mirip ayahnya
Namun tak terlalu jelas karena lampu yang tak menyala,
Batinya merasa aneh.
Hawanya beda,,terasa sangat panas, dan insting nya menajam di rasa itu bukanlah sosok dari ayahnya yang selama ini ia kenal,
Perasanya begitu sangat tidak enak,
Riski ragu untuk melangkah masuk
Seakan kakinya tertahan ,,jantungnya berdegub dengan kencang tak beraturan dan tak dapat ia kontrol,rasanya begitu panas dan sesak,
Ada apa ini riski tak bisa beeucap sepata kata pun,

Sosok tersebut menatap kearahnya ,
aneh badan dan wujudnya langsung berubah seketika
Tubuhnya membesar dan menunggu sekitar 2,5-3 meter,
Wajahnya merah darah penuh borok,
Matanya merah menyala,
Lidahnya menjulur menjilat jilat,
Panjang rambutnya samapai menyentuh tanah,
Postir badannya bungkuk dan jari jemarinya sebesar pisang raja dengan aroma yang busuk
Seperti siap menerkam dan menangkap riski yang masi memegangi daun pintu rumahnya,,

Uwahhhhhhhhhhh,,
Riski berteriak sekencang kencangnya,,
Segera berlari mencari pertolongan,,

Duhh saya dari tadi merinding ini pemirsa,
Pak abdur yang mendengar suara teriakan segera keluar dari rumahnya untuk melihat keadaan,

Ira kenapa ris?
Tanya pak abdur bingung .
Riski tak menjawab ia hanya menangis ketakutan,

Ayahnya yang baru pulang bekerja sebagai tukang becak segera menghampiri anaknya
Lah kenang apa nangis?
(Ayahnya menanyakan)
Namun Riski tak mampu menkawab,,ia terlihat begitu ketakutan,,bahkan kakinya sampai gemetaran,

Ya wis ayu balik bae isin di delwng ning tangga.
( y udh ayo pulang ahh malu di lihatin tetangga)
Ajak pak iman kepada anaknya tersebut,
Riski hanya menggeleng masi tak berani berucap,

Jedarrrrrr,,
Bola api terlihat mengantam ruma pak iman( ayah Riski)..

Apa kae,,,
(Apa itu)
Banaspati mang
Ucap pak abdur,
Duhh gusti ana apa maning kine kih,
(Duh gusti ada apa ini sebenarnya)
Ucap pak iman bertanya,
Turu kene bae mang ,,bokat bahaya ,
(Tidur di sini ajh pak,takut bahaya,)
Pak abdur menyarankan,

Peristiwa ini juga banyak di saksikan warga di sekitar rumah pak iman,
Namun para warga lain menyangka bahwa itu adalah santet yang sedang di kirim untuk mencelakakan tuan rumah,
Memang pada saat itu seakan sudah umum hal tersebut terjadi,
Banyak dari para penduduk yang belajar ilmu hitam dan putih
Untuk berjaga jaga diri dan untuk melukai yang lain.
Pak iman memutuskan untuk maauk dan bermalam di rumah pak abdur,
Segerah menunaikan sholat dan memohon perlindungan,
Malam ini hanya awal dari teror selama seminggu kedepan yang dimana makhluk tersebut mengincar jiwa Riski atas perbuatan yang telah ia lakukan,
Keesokan harinya
Semua normal,
Kehidupan yang menyebalkan kembali di jalani
Baik Riski,ojak,dimas bahkan ayahnya pun masih belum tau dengan apa yang terjadi sebenarnya ,

Tak ada gangguan di kala siang hari namun berbeda cerita jika malam menjelang
Rasa takut masi menyelimuti riski atas kejadian kemarin yang ia jumpai,
di tambah dengan ayahnya yang selalu pulang malam sehabis bekerja,
Riski takut untuk masuk ke dalam rumahnya sendiri ,

Entah kenapa sedari tadi ketika pulang mengaji ia merasa seperti ada yang mengawasi
RUMAH dimas ,
Itulah tujuan yang Riski pikirkan,
Palihan yang lebih baik dari pada ia harus di rumahnya sendirian,
Jadi sementara sambil menunggu ayahnya pulang riski main ke rumah dimas,

Tok,,tokk,tokk,
Punten .
Ia sakedap,,
Jawaban suara dari dalam,
Grak,,,
Pintu di buka
Eh ris ana apa?
Tanya dimas heran,,

Arep sensus penduduk mas,,
Y arep dolan umahe ira dikit.
(Mau sensus penduduk mas,,
Y mau main kerumah lo dulu)
Jawab riski,

Eh,, manjing
(Ehh,,masuk)

Sepih sih,
Ucap riski ketika masuk kedalam,

Oh iya bapane rang Drung balik ris,,
Paling demat maning..
(Iya bapak gw belum pulang,,paling bentar lagi)
Dimas menjelaskan,

Y ws deleng tv bae cke pilem angling dharma rameh,
(Y udah nonton tv ajh film angling dharma rameh)
Riski menyarankan,

Selang waktu beberapa lama,,

Tokk tok tok,,
Suara ketukan pintu dari depan begitu intens terdengar,

Iya kodikit,,
(Ia sebentar)
sahut dimas sambil berjalan ke arah sumber suara

Grakkk
Pintu terbuka
Namun tak ada siapapun,,,

Laa wong wong sih?
(Gak ada orang sih?)
Dimas bingung,,

Ia kembali masuk ke dalam
Mau krungu suarane wong ngetok lawang kan ris?
(Tadi denger suara ngetuk pintu kan ris?)
Tanya dimas kepada riski

Ia mau krungu
(Ia tadi denger)
Jawabnya,

Dimas kembali duduk di depan layar tv nya karena memang sedang rameh adegan film yang ia tonton,

Tokk tokk tokk,,
Suara ketukan pintu kembali terdengar,,

Duhh sapa sih cemerane,
(Duhh siapa sih badjinganya)
Dimas mulai merasa kesal di buatnya,

Grakkk,,,
Pintu kembali di buka namun sama tak di dapati seorang pun di balik pintu yang ia buka,,

Sapa aih ngerjani.?
(Siapa sih yang ngerjain.?)
Sampai ketiga kalinya suara ketukan pintu kembali terdengar,

Marah dan sedikit rasa takut bercampur jadi satu sebenarnya dalam diri mereka berdua,,
Teruma riski yang sudah sangat parno di buatnya,
Dimas mengajak riski unruk mengeceknya bersama sama siapa yang ada di balik pintu
Mereka mendekati pintu secara bersamaan,,
Ketika sampai di depan pintu

Cekral,,cekrak,,
Gagang pintu seakan coba di buka dari luar,,
Mendadak hawa rumah dimas menjadi panas dan engap,,
Tubuh Riski pun sudah merinding di sekujur badanya,

Cekrakk cekraakk
Gagang pintu masi bergerak namun taka ada suara dari sosok di luar sanah,,

Huwahahahahaahaha suara tawa nan berat terdengar dari balik pintu,
Riski dan dimas beringsut mundur kebelakang,,
Kini ketakutan menyekap mereka berdua,

Dorrr,,,,,
Lampu ruang tamu di atas mereka meletus
Energi dari lampu seakan kala dari energi yang berasal dari sosok tawa berat tadi,
Dan mendadak semua lampu yang nerada di rumah dimas mati,

Begitu gelap menambah rasa ketakutan pada diri mereka berdua,,
Dimas dan riski berjalan mundur kearah tembok

Beggg,,
pungung mereka menabrak tembok
Namun aneh terasa empuk dan ada lain yang menghalangi punggung mereka,

Khreekkkkkkkzzzzhh
Suara dari sosok yang mereka anggap tembok tersebut sedang menunduk kebawah melihat mereka dari atas
Liurnya menetes mengenai wajah riski,,
Tubuh Riski mengejang,,mulutnya menganga menahan ketakutan sementara sosok tersebut terus melihatnya dengan sengit,

Tangan daro sosok terswbut mencengkram tubuh dimas dan riaki yang membatu tertahan takut yang luar biasa,,
Satoannn,,
(Binatang),,

Teriak suara dari luar melempar sesuatu kearah makluk tersebut,

Uwaarrrggghhh

Suara teriakan makhluk tersebut dan melempaskan cengkeraman tanganya dari tubuh dimas dan riski,

Mene rik lurua lawan sing seimbang
( kesini anj*ng cari lawan yang sepadan)
Suara dari topan yang di temani nanda ,
Dia orang sahabat sekaligus saudara riski,
Topan kini menantang makhluk yang menggangu keponakanya,

Y bisa dibilang merdeka berdua ini mempunyai ilmu yang entah itu ilmu apa,,
Mereka belajar dari gurunya yang masi satu desa dengan Mereka
Wani wani ganggu ponakane rang,,mene kirik..
(Berani beraninya ganggu keponakan gw,,sini anj*ing)
Kelakar topan menantang makluk tersebut,,

Huwahahahaa
Maluk tersebut hanya tertawa dan menghilang begitu saja,

Melayu mendi demit kaen,,
(Lari kemana tuh demit)
Ucap topan
Melayu mendi kan,,hayu udagi da,
(Lari kemana dia,,hayu kejar da)
Ajaknya kepada nanda,,

Dengan mengikut bau sengit yang berasal dari makluk tersebut mereka mencoba mencari dimana keberadaannya.

Semntara dimas dan Riski tampak begitu syok,,
Tubunya lemas,,
Semntara tatapanya mereka begitu kosong,,
Begitu terguncang jiwanya atas kejadian yang mereka alami,

Tak lama ayah dimas dayang dsn begiti histeris melihat keadan putranya,
Segerah berteriak meminta tolong kepada para tetangganya,
Tak lama ayah riski pun datang untuk melihat anknya dan betapa begitu kaget dan syok'nya ayahnya melihat keadaan riski yang seperti orang linglung dengan tatapanya yang kosong,

Setelah di obati oleh seswpuh desa keadaan mereka sedikit membaik dan segera di beri air putih
Yang sudah di bacakan doa doa terlebih dahulu oleh sesepuh desa,

Begitu ramai orang berkerumun di rumah dimas karena ingin melihat kedaanya secara langsung,

Mereka saling bertanya perihal apa yang telah terjadi pada kedua anak tersebut
Saya apdet nanti sambil menanyakan hal yang kurang di mengerti dan lebih detail lagi kepada yang punya cerita,,
Tapi kemana lagi nih paman gw ah,,
Keluyuran mulu orangnya
Susulana topan karo nanda agian,,
Aja sampe kedaden,,
Durung wayahe lan durung ana ukuran ilmune ngadepi demit sing sakti maring lui tua
Bocae bisa celaka,
(Susulin topan sama nanda cepat,
Jangan sampai kejadian..
Belum saatnya dan belum sebanding ilmu mereka berhadapan
Dengan demit yang lebih tua dan sakti
Mereka bisa celaka)
Ucap sesepuh desa menyuruh para warga lain mencari keberadaan topan dan nanda.

Terlihat sangat panik dan binggung,
Entah apa yang terjadi dengan malam ini,
Semua orang terlihat bertanya tanya,
resah melanda penduduk desa
Di tempat berbeda
Topan dan nanda memukul mundur makluk tersebut dengan ilmu yang mereka miliki sampai keujung desa namun keadaan menjadi terbalik 180%.
Makhluk yang tadi nampak tergopoh gopoh meladeni kedua pemuda tersebut kini menyerang mereka berdua,
Ilmu yang ia keluarkan bak kilatan petir kecil bercampur api
Membuat nanda dan topan terpundur dan terdesak,
Sekuat tenaga mencoba melawan namun energi mereka telah terkuras drastis akibat pertempuran tadi,

Rupanya makhluk tersebut tak berdaya di dalam desa
Karena ada pagar ghaib yang mengelilingi desa tersebut tetapi ketika keluar dari desa makhluk tersebut mendapatkan kekuatanya kembali,

Kini topan dan nanda terdesak sebelum akhirnya mereka terjatuh dan memuntahkan dara segar dari dalm mulutnya,
Tubuh mereka terkapar
Di ujung desa,

Pak diman sang sesepuh desa menujukan jari'nya ke arah ujung desa,
Dengan sigap para warga lain segerah menuju ke arah yang pak diman tunjuk,
Nampak warga yang lain semakin penuh tanda tanya dengan apa yang telah terjadi
Waktu bergulir dengan cepat dan pasti,
Sudah memasuki pukul 11 malam,
Para warga membawa topan dan nanda menuju rumah salah satu warga,
Mereka segera merawat dan mencoba mengobati luka di bantu oleh seorang sepuh desa lainya,

Muntahan darahnya mengalir ke kaos yang mereka pakai
Dengan luka gosong terbakar di kaki dan tangan mereka,

Malam ini di tutup dengan berbagai cerita di sepanjang desa,
Malam ke-3

Setelah kejadian malam kemarin
Riski terlalu takut untuk masuk ke rumahnya sendiri,
Sekarang ia tengah berada di rumah ojak,
Bayangan sesuatu seperti selalu mengikuti dan mengawasinya,
Dengan ekspresi wajah yang pucat dan masi syok berat riski mencoba berfikir
Tentang semua yang telah ia alami
Ia pun bertukar pendapat dan pemikiran bersama ojak sahabatnya

Wis aja di pikiri bae, mungkin.deweke mung pegel bae kurang istirahat.
Ko rang ngomong karo bapane ira kon ora turu ning kene b dikit
(Udah jangan di pikirin ajh
Mungkin lu cuma capek ajh kurang istirahat
Nato gw omongin ke bapaklu suru lu tidur di sini ajh)
Ucap ojak berusaha menenangkan sahabatnya,

Iya ksuwun jak
(Ia makasih jak)
Balas ucapan riski.

Tengah malam ,
Ketika kantuk mulai membawa raga
Untuk trtlelap dengan buaian mimpi mimpi yang menjadi hiasan di kala tidur
Yahh itulah yang riski butuhkan
Suatu ketenangan untuk sekedar bisa beristirahat,

Gubrrakkkk,..
Suara jendela di gedor dari luar,
Riski dan ojak masi terlelap dalam tidurnya,
Gubrrakkk,,
Suara kembali terdengar,
Dengan mata yang masi menahan kantuk ojak mencoba membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi,

Gedubrugggg,,
Suara hantaman di atas lemarinya membuat ojak kaget dan beringsut mundur kelabakan,
Bagaimana tidak,
Di atas lemari duduk sosok hitam legam dengan muka merah menyala tengah melihat kearahnya,
Sontak ojak kaget dan berteriak dengan sangat kencang,
Membuat ayahnya berlari menuju kamarnya,

Astagfirulloh,,
Ayah ojak segera melempar sosok tersebut dengan tasbih
Yang ia pakai untuk menghitung dan mengucap istighfar di waktu sholat malam,

Tubuh Sosok tersebut menggeliat seakan terkena sesuatu yang menyakitkan,
Riski bangun dengan ekspresi terkejut melihat apa yang tengah terjadi,

Dengan sekejap mata sosok tersebut hilang
Dengan hanya meninggalkan asap hitam tipis dan menguap begitu saja,

Ayah ojak mendekati anaknya yang terlihat sangat ketakutan,
Ayahnya beeiaaha menenangkanya dengan segelas air dan sudah di beri doa,

Dengan kejadian tadi membuat ayah ojak kini berdzikir di dalam kamar ojak
Keesokan harinya
Pak bayu yang merupakan ayah ojak berkunjung sambil mengantarkan riski ke rumahnya,
Tentu di sambut baik oleh pak iman yah riski,

Punten kang,,
Ucap pak bayu ketika melihat pak iman tengah duduk di depan rumahnya,

Eh mangga,,
Jawab pak iman menyambut tamunya,
Iki kula ngateraken anake sampeyan balik bari sekalian kula peng ngomong karo sampeyan kang,
(Ini saya nganterin anakmu pulang sekalian ada sesuatu yang mau saya omongin)
Tutur pak bayu kepada pak iman.

Mangga dodok dikit kang,
(Silahkan duduk dulu)
Jawab pak iman menyambut
Kih riskie kon liren dikit melas senget mau bengi bli bisa turu,
(Ini si riski suru istirahat saja dulu kasihan semalaman tidak bisa tidur)
Ucap pak bayu kepada pak iman,

Riski pun masuk ke dalam rumahnya dan tertidur di tengah ruang tamu yang berkursi rotan,
Basa basi terlebih dahulu di bicarakan sebelum masuk kedalam inti dari apa yang mau di sampaikan,

Setelah di rasa suasananya tepat barulah pak bayu berujar apa yang ingin ia sampaikan,

Mau arrp ngomong apa kang kayar serius pisan
(Tadi mau bicara apa pak kayaknya serius sekali)
Pak iman mencoba menanyakan perihal ucapan pak bayu tadi

Dadi kenen kang,,
Riski iku kayae ws ana sing ngincer,
( jadi gini pak,,riski itu sepwrti sudah di incar)
Ucap pak bayu dengan nada sesuai,

Di incer apa lan kenapa kang?
( di incar apa dan kenapa pak?)
Ucap pak iman menanggapi pak bayu,

Ia kula ngerungu sing tangga jarene Riski iku wis rong dina di wedeni bae ning demit,
Nah mau bengi paa Riski turu karo ojak ning umahe kula demite gah nongol ning kamere ojak,
Rasa rasae sih Riski iku ws di incer,
(Saya denger dari tetangga katanya riski sudah di takut takutin selama dua hari ini sama demit,
Nah pas tadi malam riski tidur sama ojak di rumah saya demitnya juga ikut nongol di kamarnya ojak,
Saya rasa riski memang sudah di incar oleh demit tersebut)
Ucap pak bayu menerangkan
Duhh gusti salahe apa anake kula kuh,kenapa mekenen dadie,
Mending kula bae sing di incer,anji sekudu mati gah aja anak kula bagen kulane bae,
(Duhh tuhan apa salah anak.Saya sampai bisa begini,
Mending saya saja yang di incar,
Kalau harus mati mending saya saja jangan anak saya)
Dengan wajah melas dan begitu terpukul pak iman meratapi nasib anaknya,

Sing sabar kang kula coba bantu aja sampe kedaden,
( yang sabar pak saya akan mencoba membantu biar gak kejadian),
Pak bayu mencoba menenangkan,
Mending ko bengi Riskie aja kon turu ngumah dikit lan kula pesen riski aja sampe turu soale demit kuen jokot roh'e pas lagi turu dadi tulung aja sampe turu bengi kuh usahakna kon melek bae,
(Mending nanti malam riski jangan tidur di rumah dulu,
Usahakan jangan sampai tidur
Karena demit itu akan mengambil roh'nya riski.sewaktu tidur
Usahakn jahanhan sampai terpejam matanya,,)
Ucap Pak bayu memberi petunjuk ,,

Terus kon turu ngendi kang kula keder,,
duhh gusti nasibe badan lagi kenang bala,
(Terus harus tidur di mana pak,
Ya tuhan nasib celaka sedang menimpa badan)
Nestapa pak iman mengucap penuh nelangsa.

Kon ning tajug bae dikit
Insa allah demit bli bakal bisa manjing lan ganggu,
( suru di mushola ajah dulu
Insa allah demitnya ga bakal bisa masuk dan ganggu)
Sore hari menjelang pertanda waktu akan berganti dengan malam,
Riski baru trtbangun dari tidur panjangnya dengan raut wajah lelah dan pucat,

Yahnya menyuruh Riski untuk mandi dan bergegas sholat dan mengaji di mushola biasa riski menimba ilmu agama,
Pak iman pun menemani anaknya beeangkat ke muahola yang cukup jauh dari rumahnya,
Ataa saran dari pak bayu tadi pak iman berniat bertemu dengan kang sholeh,
Uatad diman riski belajar mengaji,,
Bermaksud menyampaikan keluh kesah dan saran dari pak bayu tadi
Siall,,
Pak sholeh sedang tidak ada,,
Ia sedang ada kepeluan sehingga tidak bisa mengajar ngaji dan urusan lainya di rumahnya ,
Baru besok beliau pulang,
Sementara di mushola hanya ada ajat,,murid kepercayaan pak sholeh,
Seorang pemuda yang mempunyai perawakan tinggi dan putih,
Dengan berat hati pak iman menitipkan anaknya kepada ajat,
meminta tolong agar ajat mau menemani dan melindungi Riski,
Dan berpesan agar riski jangan sampai tertidur,
Pak iman pun memberikan sekantung plastik belimbing wulu dan kedondong Dengan maksud agar riski tetap terjaga
Dengan ucapan salam pak iman berlalu berjalan meninggalkan mushola,

Bukan tanpa sebab beliau tidak mau menemani anaknya namun karena di malam ini ia dapat giliran ronda yang mengharuskanya berkeliling untuk menjaga keamanan kampungnya
Pak iman berjanji untuk sesering mungkin melihat keadaan di mushola untuk memastikan anaknya tetap baik baik saja,

Malam ke 4.

Malam berlalu begitu pelan untuk Riski yang mengharapkan datangnya siang,

Riski berbating sembari mengobrol bersama ajat di dalam mushola,
Tak banyak yang bisa ia bicarakan karena memang riski tak terlalu berteman dekat dengan ajat,

Riski tak menggubris obrolan ajat yang sepertinya asik sendiri,
Hingga riski terbuai dalam lamunannya sendiri,

Lama kelamaan suasana menjadi begitu hening ,
Tak ada ocehan ajat yang sedari tadi mengganggu telinganya,,

Lahh koplokk,,
Kon baturi malah turu dewek,,
Gendeng,,
(Lahh sialan,,suru nemenin malah dia tidur
Gendeng)
Ucap riski kesal ketika melihat ajat yang sudah tertidur di sampingnya
Khokkkk,,,khokkkk,,khokkk,,rsszzzz,
Suara dengkuran ajat menggangu pendengaran riski,

Duh ngorok pisan kaya suara desel,
(Duhh ngoroknya kaya suara mesin disel)
Ucap Riski gregetan,,

Di tengah dengkuran ajat samar samar riski medengar suara langkah kaki yang begitu berat
Riski segera ber'istighfar,

Tak lama trtdengar suara bising dari luar mushola di mana ia berada,

Di tempat berbeda,

Pak bayu sedang mengucap doa doa di ruang tamunya yang entah itu bacaan apa,
Namun terlihat begitu fasih ia mengucapkanya,

Braakkrrgggg,,
Pintu rumahnya seperti di lempar sesuatu yang besar,,
Pak bayi berdiri untuk melihat keadaan,
Mengintip dari balik tirai jendelanya,

Alangkah terkejutnya ia kwtika melihat banyak sosok di depan rumahnya,
Seperti sedang mengepungnya dari segala arah
Pak bayu trtis mengucap doa doa sambil terus mengawasi keadaan di depan rumahnya,
Berjaga jaga jika mereka berniat masuk ke dalam rumahnya,

Sementara itu
Pak iman masi menunggu di dalam rumahnya,
Menunggu teman temanya datang mnjemput dirinya untuk meronda malam ini
Suara dari dalam kamar riski membuatnya terkejutnya,
Suara bising yang berasal dari lemari anaknya,,
Awalnya ia ragu dan takut namun rasa penasaran mengalahkan segalanya,
Peelahan ia mendekati lemari tersebut yang seperti terguncang dengan sendirinya
Perasaan takut berpadu dengan besarnya besarnya rasa penasaran yang di miliki membuat adrenalin terpompa sehingga detak jantung menjadi tak karuan di buatnya,,

Perlahan pak iman mendekati lemari tersebut sambil mengumpulkan segala keberanianya,
Tangan gemetar dengan hebatnya
Bragghhhhh,,,hussssssssss,,,

Sesosok kuntilanak hitam keluar dari dalam lemari dan hilang begitu saja menembus dinding kamar anaknya,

Sontak pak iman lari ketakutan menuju pintu keluar rumahnya,
Bakan ia sampai menabrak teman temanya yang datang untuk mengajaknya meronda
Ana apa mang?
(Ada apa pak?)
Tanya temanya penasaran.
Denagn nafas yang masi tak teratur pak iman tidak menjawab pertanyaan dari temanya tersebut,

Melihat keadaan pak iman yang seperti ketakutan pak abdur memberinya air minum untuk menenagkan pak iman
Di ombe dikit kang,,
( di minum dulu pak)
Pak abdur menyodorkan minuman dalam botol,

Seperti orang yang tengah kehausan pak iman meneguk habis air minum dalam botol tersebut,

Setelahnya barulah ia merasa sedikit tenang dan mencwritakan apa yang baru saja ia alami
Setalh menceritakan kejadianya pak iman beranjak bangun karena ingat denga anaknya,
Ia khawatir terjadi sesuatu dengan anknya tersebut,,

Lahh iya bli kalingan,,dimas gah endi ya,,?
(Lah iya lupa,,dimas kemana yah)
Tanya pak abdur kepada temanya,,
Lah sampeyan kan senget mau dewekan bae,
(Lah kamu kan dari tadi sendirian ajah)
Jawab temanya,,

Oraa,,mau kuh kita mangkat mene karo dimas,
(Enggak,,tadi saya berangkat kesini sama dimas kok)
sanggah pak abdur,

Ko coba deleng ning umah
(Coba saya lihat dulu di rumah)
Pak abdur pun berlari menuju rumahnya,,

Lah wong kah piyen,,ora campleng dadi bapa,
(Lah tuh orang gimana,,gak becus jadi bapak)
Ucap temanya setengah kesal,

Pak abdur sampai di depan rumahnya yang terkunci dari luar karena memang sengaja ia kunci
Pak abdur membukanya dan melihat dimas yang tengah menonton tv,

Lah sira kuh pyen ketemu ana ning jero bae,
( lah kamu itu gimana tau tau ada di dalam ajh)
Tanyanya kepada dimas,,

Lah bapak sing pyen,,wong lagi ning wc malah di kunci sing jaba umahe,
(Lahh bapak yang gimana,
Orang saya lagi di wc malah di kunci dari luar rumahnya)

Lah kan mau melu metu karo bapak meng jaba,?
(Lah bukanya tadi ikut keluar sama bapak?)
Tanya pak abdur heran..

Apaeee,,rang kih lagi ning wc tris krungu bapa ngomong mbuh karo sapa terus
Ketemu metu bae bari lawange di kancing,
(Apaan,,saya itu lagi di wc terus denger bapak ngomong gak tau sama siapa,eh tau tau pintunya udh di kunci ajh,)
Jawab dimas,,

Lah terus mau sapa sing karo bapa?
( Lah terus tadi yang sama bapak?)

Mbuhh,
(Ga tau),,
Jawab dimas singkat
Wis age metu,,
(Udah cepet keluar)
Perintah pak abdur kepada dimas,
Sepertinya sosok yang bersama pak abdur tadi adalah makhluk yang menjelma menjadi anaknya,

Di mushola di tempat riski berada,
Suara langkah kaki yang berat masi terdengar,
Seaakn memutari bangunan ini untuk mencari cela agar makhluk tersebut bisa masuk ke dalam,

Riski di cekam ketakutan,
Tak ada yang bisa ia andalkan selain dirinya sendiri,
Beejuang melawan ketakutan yang tak kenal ampun
Mata merah menayala selalu mengawasinya dari balik jendela mushola,
Seperti menunggu waktu yang tepat untuknya masuk mencengkram,

Takut,cemas,putus asa, menyatu dalam dirinya,
Entah dapat bisikan dari mana riski bertayamum memakai debu di dinding mushola
Di lanjutkan dengan membaca al-Qur'an sambil menyilangkan kakinya,
Semakin ia membaca semakin ketenangan yang ia rasakan,
Perlahan rasa takut dan cemas perlahan menghilang,
Namun suara gemuru terdengar begitu keras di luar mushola,
Sementara Ajat masi mengorok
Dengan suara dengkuranya yang keras,
Tapi itu di rasa lebih baik paling tidak ada manusia yang menemaninya fikir riski,,

Kuntilanak merah berada di depan pintu rumah pak bayu,
Diam mematung tak bergerak sedikitpun,
Pak bayu membaca surat yasin untuk mengusir sosok tersebut
Sebentar,
Mau sholat dulu
Dengan langkah yang sempoyongan pak iman menuju mushola dimana riski berada,,
Benrapa warga lain pun ikut menemani,
Mereka tak menahan meronda untuk sementara waktu mengikuti pak iman yang cemas dengan keadaan anaknya,

Ketika mushola sudah terlihat dari kejahuan
Nampak pemandangan yang begitu mengerikan,
Bangunan mushola sedang di kerumuni oleh bangsa dedemit yang begitu banyaknya,
Pak iman memaksa untuk mendekat sebelum akhirnya di tarik oleh rekanya karena khawatir akan keselamatan pak iman,

Mereka berlari menjahui mushola tersebut
Hingga berpapasan dengan pak abdur yang bertanya heran kepada mereka semua yang tengah berlari,
Namun tak ada jawaban yang di dapat,

Karena di rasa ada sesuatu yang membahayakan maka pak abdur dan dimas menyusul langkah mereka,

Setelah dirasa sudah jauh dan aman
Barulah pak abdur kembali menanyakan apa yang sebenernya telah terjadi sehingga membuat mereka semua berlari,

Setelah di ceritakan pak abdur malah mengajak dimas untuk segera pulang ke rumahnya karena takut ataa apa yang sudah di tuturkan para temanya,
Riski masi trrus membaca isi dari kitab suci,,
Di luar sanah masi terdengar suara meraung raung,,suara tertawa dan berbagai suara lainya,
Riski tak meladeninya dan terus membaca seaakan tak terpengaruh dari suara suara yang menggangunya ,
Singkat cerita waktu subuh telah tiba
Sahutan suara adzan mengentikam bacaannya dan langsung tertidur begitu saja,

Pagi menjelang ajat yang terbangun dari tidurnya segera membangunkan riski yang nampak tertidur lelap,
Woy tangi,,di baturi malah turu,,
(Woy bangun,,di temenin malah tidur),
Ucap ajat sambil mengoyang goyangkan tubuh riski,,

Riski trtbangun dengan mata yang masi menahan kantuk,

Raup,,sembayang dikit,,
(Cuci muka,,sholat dulu)
Ucap ajat ketika riski terbangun
Siangnya pak ustad soleh bertamu kerumah Riski untuk menanyakan perihal kepeeluan pak iman kemarin,

Setelah di jelaskan panjang lebar pak soleh hanya menganguk dan menyarankan pak iman agar riski tidur di rumah pak soleh saja,
Malam ke 5,,

Riski tidur di rumah pak soleh,
Tampak begitu nyaman dan tenang ketika berada di rumah pak soleh yang Riski rasakan,

Riski tidur di ruang tamu uang ber alaskan karpet empuk ,,
Terasa sangat lelap tidurnya karena ini yang memang Riski butuhkan sekian hari lamanya
Semntara di luar rumah hanua ada sedikit sosok yang terlihat,
Tak seperti yang kemarin malam terlihat di luar mushola ,

Pak sholeh terus melantinkan bacaan surat-surat dari al-Qur'an yang ia baca,
Sebenarnya pak haji iwan yangvlebih mengerti tentang semua ini
Namun karena beliau masi dalam perjalanan pulang setelah berhaji kemungkinan baru akan tiba lusa nanti,

Di malam ke 6,
Riski masih tidur di rumah pak sholeh dan kini beserta ayahnya,

Riski yang masi belum mengerti tentang apa yang menimpanya janya mendengarkan pembicaraan
Ayahnya dengan pak ustad soleh,

Setelah di beri semacam kertas kecil dan harus di baca sebelum tidur riski berbaring untuk segera tidur karena malam yang telah larut,
Hari ke 7
Pak haji iwan telah pulang dari perjalanan jauhnya,

Sore harinya setelah ustad soleh membicarakan perihal apa yang terjadi dengan Riski
pak haji iwan menyuruh riski untuk datang dan menginap di rumahnya,,

Malam harinya pak iman dan riski datang kerumah pak haji
Mereka dipersilahkan duduk oleh pak haji iwan

Monggo dodok dikit kang iman,,
( silahkan duduk dulu pak iman)
Seruh pak haji mempersilahkan mereka duduk,

Wis ora usah kanda,,kula wis weruh kabeh,
(Udah ga usah cerita,,saua sudah tau semua)
Ucapan pak haji memotong
Perkataan pak iman,

Riski jokot pelem ning karang pojok desa pinggir ya,
(Riski ngambil mangga di pojok desa sebelah ya)
Ucap pak haji kepada riski.

Lah weruan temen,
( lah kok tau)
Ucap riski dalam hati.

Ia pak bener,karo ojak maninge dimas,
( Iya pak bener
Sama ojak dan dimas juga)
Jawab Riski mengakui perbuatannya,

Mekenen nang,,
Karang kaen lah ana penjagae arane gulang gulang pada bae karo buta ijo rupane,
Kuen kuh saton sing kon jaga karang kuen ning majikane,dadi baka ana wong nyolong atau macem macem
Pasti bakal di tekani setan kuen,
Kan pasti di jokot ragae go mbukamg ning istanae,
Akeh pasukane setan kene lah,

(Jadi begini nak, di kebun itu ada yang jaga,namanya gulang gulang atau sama dengan butha ijo wujudnya,
Itu makhluk yang di suru menjaga kebun tersebut
Oleh majikanya,
Jadi kalo ada orang yang mau nyolong atau macam macam pasti bakal di datangi makhluk itu,
Akan di ambil raganya secara paksa untuk di kadikan pembantu di istanahnya,
Pasukanya begitu banyak.)
Pak haji menerangkan kepada riski akan masalah yang ia hadapi selama ini
deggg,,,
Riski merasa panas dalam tubuhnya kerena begitu kaget
Dengan besarnya masalh yang selama ia hadapi,

Tapi ira kih manjinge ebat,,ajaib masi bisa urip sampe sekien,
Soale paling sue kuh mung sewengi trtus esuke ws laka ambekane wong sing urusan karo setan kuen luh
( tapi kamu itu termasuk hebat,,ajaib bisa hidup sampe sekarang,soalnya paling lama orang yang berurusan dengan makhluk tersebut hanya sehari sebelum meninggal tak bernyawa)
Ucapa pak haji membuat riski semakin takut di buatnya
Pak iman pun tak kalah terkejut dengan ucapan yang pak haji lontarkan,

Wis tenang ko bakal tak urus kabeh ceke aja kedaden,
Ko mengke ayu di pareki wong sing due karange jaluk nyabut setan sing ganggune,
Skien wa riski turua bae sing tenang aja kepikiran bae,
(Udah tenang saya bakal mengurus semuanya biar ga terjadinanti besok kita datengi orang yang punya kebunya suru narik makhluk yang menggangu kami selama ini)

Urusan bengi kien kula sing ngurus setan kuen,,aja watir,
(Untuk malam ini biar saya yang mengurus makhluk itu)
Jangan khawtir,
Bagaiman bisa tidur tenang sedangkan masalh begitu besar menimpa dirinya,. Pikir Riski,

Pak iman nampak sesikit lega dan tenang karena pak haji iwan bersedia membantu masalah yang di hadapinya,

Wia kang ora usah watir,,kula sing bakal lawan satoan kuen
(Sudah kang ga usah khawatir biar saya yang lawan binantang ini)
Ucap pak haji kepada pak iman,

Ia matur ksuwun kang,
(Ia terima kasih banyak pak)
balas pak iman
Masi lumayan panjang jalan ceritanya,
Istirahat dulu
Di temani pak soleh pak haji iwan melangkah keluar untuk duduk di depan rumahnya sambil membawa kopi dan makanan ringan,
Bermaksud menunggu dan melawan makhluk tersebut,
Sementara pak iman menjaga dan menemani putranya sambil terus mengucap bacaan dan doa doa
Selang waktu beberapa lama,
Angin berhembus dengan kencangnya ,menggoyangkan batang rumpun bambu di sebelah rumah pak haji,
Seprti badai yang menerpa,
Hawa panaa seketika memenuhi ruang di mana riski dan ayahnya berada,
Aneh memang
Riski yang pura pura tertidur terus mengawasi keadaan di sekitarnya,
Pak iman terus mebaca bacaanya,
Haji iwan dan ustad soleh entah sedang berbuat apa,
Riski tak tau apa yang terjadi di luar sanah,
Jam 2 malm di hari ke 7 setalah teror berlangsung,

Pak ustad soleh dan pak haji iwan masuk kedalam rumah dengan baju yang basah karena keringat,
Menepuk pundak pak iwan yang tengah tertidur sambil duduk bersila,

Kang tangi,,
aja kene turue,hayu ning kasur bae karo riskie kuh
( pak bangun,,jangan tidur di sini Di kasur aja sama riski'nya sekalian)'
Ucap pak haji iwan,

Oh iya nggih kang..

Mereka akhirnya berpindah ketempat yang lebih nyaman untuk tidur melepas lelah.

Keesokan harinya..

Mereka berempat berjalan menuju desa sebelah
Untuk menghampiri dan bertamu dengan tuan yang punya tanah dan makhluk tersebut,

Pak haji tau karena semalam ia sempat berbincang dengan makhluk yang mengincar raga Riski sebelum akhirnya maklik tersebut terusir dengan daya dan upaya yang pak haji serta ustad soleh miliki
Terlihat rumah yang tak begitu megah dan memiliki aura negatif yang tinggi,

Seperti sudah menunggu kedatangan mereka sang empunya rumah sudh duduk di depan rumahnya yang seaakan menyambut baik tamunya tersebut,
Punten,,
Ucap pak haji,

Mangga,,,
Jawab samg pemilik rumah yang berusia sekitar 60 tahun,

Melihat sang pemilik rumah Riski seperti tidak asing dengan wajahnya,
Di rasa ia perna berjumpa namun entah dimana ia tak mengingatnya,

Manjing bae kang aja ning jaba
(Masuk saja jangan di luar)
Ucap sang pemilik rumah.

Meeeka pun masuk ke dalam rumah dengan di sambut 2 buah keris yang saling menyilang di hiasan dinding ruang tamunya,

Kula kih jaluk ampura kang bokat di rasa tekae kula sedaya kih ganggu panjenengan,
Namun kula kih resah
Ingonane sampeyan kih ngincer sedulure kula,
Dadi mohon saget di culna ponakane kulae kih,
(Saya minta maaf bila kedatangan kami semua ini menggangu anda,tapi saya sedang rrsah karena peliharaan anda ini mengincar saudara saya,
Jadi saya mohon untuk di lepaskan incaranya
Kepada keponakan saya ini)
Dengan sedikit basah basih terlebih dahulu pak haji segera mengutarakan maksud dan tujuanya datang kesini
Ia kula wis paham,,

Wis tak warahi aja jejokotan ning karang pojok tapi masi angger bae dadi ya ddu salahe kula,
Kula gah aslie emong mkonon kuh tapi ya piyen maning kula kih mengkel,greget kebonane ntok bae di colong ning wong
(Ia saya paham,,
Sudah saya bilang sama anak ini jangan asal ngambil di kebun itu tapi tetp ajh,
Saya juga gak mau sebenarnya mah tapi mau gimana lagi saya kesal,gregetan karena hasil kebun saya selalu di curi orang)
Ia menjelaskan kepada pak haji dan semua orang yang ada disitu
Kenalaken kula mang jamal sing due kebonan lan wis warahi sewaktu balik sing kebonan
( perkenalkan saya pak jamal yang punya kebun dan sudah memperingatkanmu sewaktu pulang dari kebun)

Rupanya pak jamal ini adalah pria tua yang membawa cangkul waktu Riski dimas dan ojak berteduh
Yahh pantas saja riski seperti perna melihat wajah lelaki tersebut,

Dengan negosiasi yang berlangsung di kedua belah pihak maka di setujuilah suatu kesepakatan bersama
Yaitu ada mahar yang harus di bayar berupa uang dengan jumlah nominal tertentu
Untuk menarik makhluk tersebut agar tak menggangu Riski lagi,
Seprti membeli bencana atau membeli ancaman kematian,

Pihak pak haji mensetujuinya dengan mahar 500 ribu rupiah,
Yang dimana pada waktu itu adalah jumlah yang besar,

Mungkin jutaan pada waktu sekarang ini
Sebenarnya bisa saja pak iman mendapatkan uang trtsebut karena memang istrinya/ibu riski sedang bekerja sebagai TKW di saudi arabia,
Namun tentu pasti akan membuat istrinya panik,khawatir dan syok,
Pak iman pun mengurungkan niatnya dan memilih untuk meminjam saja ke tetangganya
Tapi langsung saja pak haji membayar kontan nominal mahar uang tersebut agar tidak ada lagi teror yang menimpa riski dan para warga lainya,
Pak iman begitu berterima kasih atas ssgala bantuan yang pak haji berikan dan berjanji untuk segera melunasi hutang uang tersebut
Namun pak haji menolaknya,
Ia mengiklaskan uang tersebut untuk membantu pak iman dan Riski,

Singkat cerita mereka pun pamit pulang dengan harapan dan kehidupan yang baru setelah Riski lolos dari kematian yang mengincarnya,
Tak ada yang bisa memiliki jiwa dan raga ini,
Bahkan kita sendiri pun bukan pemiliknya
Hanya tuhan yang masa esa berhak dan memiliki kuasa penuh atas diei kita ini,

Tak ada yang tak mungkin jika tuhan sudah berkehendak dan menentukan arah yang akan kita tuju
Bagaimana keadaan nanda dan topan?

Saya sebenernya males mengorek informasi dari mereka karena memang tidak terlalu akrab dan berteman baik dengan Mereka,
Terlebih topan,dengan sikap angkuh dan sombongnya yang selalu membuat kesal sebenarnya
Namun saya tertarik untuk mengetahui sudut pandang dari mereka ini,
Topan tidak bisa diandalkan, ketika saya menanyakan perihal kejadian tempo dulu yang menimpanya beesama nanda dia selalu menjawab dengan sombong dan kelakar tentang kekuatannya,
Saya muak mendengarnya
Jadi saya memilih untuk menggali informasi dari nanda saja,

STORY FROM NANDA
daa,,,nandaa,,,
Tangi,,di gulati topan kah,
(Bangun,,di variin topan tuh)
Ucap ibunya membangunkan nanda,

Ana apa sih buh,,waraen bae masi turu konon,,
(Ada apa sih bu,,bilang ajah masi tidur gitu)
Jawab nanda malas,,

Woyy turu bae kaya wong mati,,ayuh nongkrong
(Tidur aja kaya orang mati,,ayu nongkrong)
Ajak topan yang masuk kedalam kamar nanda,

Ah masi ngantuk,,weruh dewek telung dina ora turu geding gah,,
(ah masi ngantuk,,tau sendiri tiga hari gak tidur)
Jawab nanda masih dengan nada malas,

Ahh ayu agian,,
(Ayo cepet),,
Topan menarik tangan nanda,,
Setalah mandi dan berganti pakaian nanda segwra menghampiri topan yang menunggunya di ruang tamu,

Sue temen aduse kaya perawan bae,,
(Lama banget mandinya kaya perawan ajah)
Ucap topan kesal menunggu
Hayu mangkat,,
Arep nongkrong ngendi?
(Ayo brangkat,,mau nongkrong dimana?)
Tanya nanda,

Biasa pos ronda bae kah,
(Biasa di pos ronda ajah)
Jawab topan bersemangat

Mereka pun berangkat menujubpos ronda tepat jam 9 malam,

Dalam perjalanan ke pos ronda topan mencium bau sangit
Dan bau kabel yang terbakar,
Topan mnghentikan langkahnya,

Aana apa sihh?
(Ada apa sih?)
Tanya nanda heran.

Kodikit,,mambu sangit da,,
Keambung beli?
(Sebentar,,Bau sangit da,,kecium gak?)
Ucap topan sambil terus mengendus
Iya sih,
Jawab nanda,

Hayi gulati,,ana setan lewat biasa kin,,
(Ayo cari,,biasanya ada setan lewat ini)
Ajaknya kepada nanda
Dengan kepercayaan dirinya dua orang pemuda ini mencari makhluk tersebut,

Sebenarnya suda bebrapa bulan belakangan nanda dan topan belajar ilmu kanuragan,
Awalnya nanda memang tidak terlalu peecaya akan hal hal tersebut namun karena ajakan topan yang memaksa
Ia pun sulit menolak ajakan sahabatnya tersebut,
Toh ada gunanya juga jikalau ilmunya memang bisa di pelajari dan di kuasai,
Hanya untuk berjaga jaga dari bahaya yang datang pada dirinya pikir nanda kala itu,

Dan baru tiga hari yang lalu nanda menyelesaikan tahap akhir
Dari penyempurnaan ilmunya tersebut,
Yaitu pati geni dan tidak tertidur selama 3 hari,

Mata mereka terus mengawasi setiap jengkal area yang mereka lewati,
Berharap bisa bertemu dan memusnahkan makhluk tersbeut dengan ilmu yang baru mereka pelajari,
Kah demite mareki umahe mang abdur
Gagian udagi,,seklian nacak ilmu anyar,
(Itu demitnya dekatin rumah pak abdur, ayo kejar sekalian memcoba ilmu baru)
Ajak topan kepada nanda,

Dengan tergesa gesah mereka berlari kearah rumah pak abdur
Topan melempar sebuah batu pusaka kepada makhluk tersebut,,
Hey satoan,,
Mene baka wani,,
Luru lawan sing seimbang'
(Hey binatang,,
Sini kalau berani,,cari lawan yang seimbang)
Ucap topan penuh percaya diri
Dan makhluk tersebut pun berteriak seperti kepanasan,,

Namun matanya menatap penuh amarah kepada topan dan nanda,
Makhluk tersebut tersenyum licik dan berubah menjadi kepulan asap hitam berlalu meninggalkan rumah pak abdur,

Nanda dan topan pun mengejarnya sambil berlari
Hingga ia sampai di ujung desa,

Hey aja melayu setan,,
(Hey jangan lari setan).
Teriak topan kepada mahkluk tersebut ,

Sampai di luar desa kepulan asap tersebut berubah menjadi makhluk tinggi besar yang begitu menyeramkan,
Membuat nanda gentar di hadapanya,,
Tapi tidak untuk topan,,
Dengan sombongnya ia malah terus menantang,,

Namun dari balik pekarangan dan pohon di ujung desa muncul ratusan makhluk yang tak kalah menyeramkan wujud dan bentuknya
Seperti teman atau mungkin bala tentara sang gulang gulang tersebut,
Bibir mereka berdua mengucap mantra mantra ,,
Tangan di hadapkan di dada mereka masing masing,,

Bersiap mengeluarkan ilmu dan tenaga dalam yang sudah mereka kuasai,

Tangan mereka mengepul mengelurkam asap putih,
Seperti energi besar yang sedang mereka kumpulkan
Dengan kibasan tanganya nanda dan topan seperti membakar para makhluk yang jumlahnya ratusan tersebut
Namun tidak berpengaruh untuk sosok tinggi besar yang mereka kejar sedari tadi
Ia seperti tertawa kepada topan dan nanda
Kemudian tangan topan dan nanda di satukan untuk mengeluarkan energi besar yang berharap bisa memusnahkan makhluk besar tersebut,
Tangan mereka bergetar seperti menahan dan dan mengumpulkan energi ilmu yang besar,
Dengan hentakan tangannya bola api tercipta
Menuju kearah makhluk tersebut,
Namun dengan remehnya ia mementalkanya,
Terlihat seperti serangga kecil yang menggangu,

Makhluk tersebut membuka tanganya lebar lebar dan tercipta lah bola api yang begitu besar di sertai kilatan seperti petir kecil yang mengiringnya,
Nanda dan topan terdesak karena sosok yang jumlahnya ratusan yang mereka bakar tadi kembali menyerang,,

Topan dan nanda terpundur dan kemudian bola api beserta kikatan petir tadi menerjang dan mengenai tubuh mereka sehingga membuat topan dan nanda terkapar
Dan memuntahkan darah segar dari dalam tubuhnya,
Dengan tangan dan kaki terbakar seperti telah tersambar petir,,
Pandangannya menjadi kabur dan perlahan menjadi gelap hingga akhirnya mereka tergeletak tak sadarkan diri
Setelah warga menemukan dan membawa mereka ke rumah sepuh desa,mereka langsung di obati dengan entah apa nanda sensiri tidak tahu cara dan bahan yang sepuh desa pakai unruk mengobati kedua pemuda nekat tersebut,

Nanda baru pulih setelah 15 hari lamanya tak berdaya
Menahan luka luar dan dalam di tubuhnya,
Ibinya begitu histeris dan iba melihat keadaan putranya,
Hingg jatuh pingsan tak sadarkan diri sewaktu pertama kali melihat kondisi nanda,
Sebenarnya makhluk tersebut adalah penunggu pusaka yang sengaja di tanam oleh pemiliknya di area yang sudah di pilih untuk menjaga harta dan benda dari yang punya pusaka tersebut,

Ke'esa'an tuhan adalah mutlak ,
Tidak ada yang tidak mungkin untuknya,
Jiwa dan raga berada dalam satu wadah,
Yang dimana raga akan tertinggal di bumi dan jiwa yang akan melanjutkan perjalanannya di akhirat,

Maka persiapkanlah perjalanan panjang dari jiwa tersebut dengan amal kebaikan,
Teruslah berbuat baik walau kadang dunia tak baik padamu
Menuju bulan yang sangat baik ini marilah kita awali dengan kebaikan yang terus di pertahankan,

Saya mohon maaf bila mana banyak kesalahan,
Kesalahan lisan maupun tangan
Serta pengetikan yang membuat binggung dan salah di mata anda semua,
Kebenaran dan kesalahan adalah mutlak milik manusia,
Tak ada manusia yang tak pinua salah.
Sekian ,
Terima kasih,
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Katakuri

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!