Kata ulang adalah bentuk kata yang diperoleh melalui proses reduplikasi atau pengulangan, baik secara keseluruhan, sebagian, maupun perubahan.
Kata ulang yang mengulang seluruh bentuk kata, baik kata dasar maupun kata berimbuhan. Disebut pula dwilingga.
Anak-anak, jenis-jenis, jawaban-jawaban, pertanyaan-pertanyaan, ibu-ibu, bapak-bapak, sekolah-sekolah, dsb.
Kata ulang yang pengulangan katanya hanya terjadi pada sebagian kata saja. Disebut juga dwipurna.
Lelaki, sesama, sesekali, pepohonan, bebatuan, dedaunan, leluhur, leluasa, dsb.
Kata ulang yang mendapat pengulangan kata pada kata dasarnya serta mendapatkan imbuhan dalam pengulangannya.
Bersalam-salaman, bermaaf-maafan, berpeluk-pelukan, berpegang-pegangan, tarik-menarik, tolong-menolong, pukul-memukul, dsb.
Kata ulang ini sebenarnya adalah kata dasar, tetapi struktur katanya terlihat seperti kata ulang utuh.
Kupu-kupu, kura-kura, paru-paru, ubur-ubur, ubun-ubun, cumi-cumi, pura-pura, laba-laba, kunang-kunang, aba-aba, hati-hati, lumba-lumba, dsb.
Kata ulang yang kata dasarnya mendapat atau mengalami perubahan bunyi. Disebut juga dwilingga salin suara.
Sayur-mayur, bolak-balik, lauk-pauk, gerak-gerik, teka-teki, serba-serbi, mondar-mandir, gonjang-ganjing, dsb.
Dalam judul, kata ulang yang dikapitalisasi kedua katanya hanya kata ulang utuh dan semu.
Tujuh Gejala Kanker Paru-Paru
Serba-serbi Jam Tangan Mekanik
Waspada Sindrom Baru Corona Mengintai Anak-Anak
Tolong-menolong dalam Kebaikan