, 81 tweets, 12 min read
My Authors
Read all threads
A Thread

Horor true story

-Kembalikan Dia-

#bacahorror
#threadhorror
@bacahorror
Malem guys, lama gak update dan pengen banget nulis sebenarnya. Kali ini aku dapet cerita dari sahabat ku, Remi. Beberapa Bulang lalu, sebelum pandemi, Remi meneleponku dan mengabari kalo dia akan menikah.
"Heh Yo, ngko bengi neng angkringan ya"
( heh Yo, nanti malem ke angkringan ya) kata Remi pada ku di telfon
"Wah, arep ana apa kiye, mesti bebojoan" (wah, mau ada apa ini, mesti mau ada pernikahan) jawabku santai.
"Ngerti Bae, pokoke teka ya" (tau aja, pokoknya Dateng ya) saut Remi
Malam hari nya aku benar benar datang ke angkringan. Dan Remi ternyata bersama dengan tunangannya. mereka membawa beberapa undangan untuk ku dan teman teman seangkatan ku.
Weh rem, apa kabar" sapa ku saat pertama bersua Remi
"Alhamdulillah baik, kamu gimana ?" Jawab Remi
"Ya aku kaya kie Bae, goletna bojo mbok lah" (ya aku kaya gini aja, cariin istri lah) jawabku sambil cengengesan
"Patute, nyong be golet dewek" (Patute, aku be cari sendiri) kaya Remi lagi
"Oiya, ini undangan, aku nitip buat temen-temen juga ya sekalian" tambahnya
"Oke oke, ora gratis loh ya" (oke oke, ngga gratis loh ya) candaku
"Bocah kurang aja" (anak kurang ajar) jawab Remi
"Hahaha, eh btw koe Ra Sida Karo Beny ?" (Hahaha, eh btw kamu gak jadi sama beny ?) Tanyaku ke Remi
"Engga Yo, ceritanya panjang" jawab Remi sambil berkeluh kesah
"Lho ? Lho ? Lho ? Biasane ? Dulu mas, Remi direbutin sama 2 cowo mas, namanya Abe sama beny"
Tanyaku heran sekaligus memberi tahu tunangan Remi
Mas Hendra, hanya tertawa dan tersenyum kecut.
"Meneng koe lah brisik" (diam kamu lah, berisik) kata Remi ngegas
"Lah priwe sih ceritane. Nyong urung di ceritakan kiye" lah gimana sih ceritanya. Aku belum di ceritain ini) kataku ke Remi
Bentar ya gaissss, sebats dulssss. Kecut nih mulut wkwkwkwk
Oke lanjoootttt. Jadi ini berdasarkan true story' ya, nama aku samarin. Dan yang pasti semuanya ada narasumbernya
Jadi gini ceritanya

Aku Remi, aku punya sahabat baik namanya Diyo, dia selalu ndengerin apapun keluh kesahku. Tapi yang satu ini ngga aku ceritain ke siapapun kecuali ke keluargaku. Beberapa tahun lalu, saat aku masih duduk di bangku kuliah, aku bertemu dengan Diyo,
aku bersama dengan Abe, temen kuliahku. Sebenernya dia bukan hanya sekedar teman, tapi orang yang aku sukai. Diyo tau, Diyo kenal baik dengan Abe. Dan aku ceritain semuanya ke Diyo, termasuk beny, temen abe yang suka sama aku.
Beny itu orang yang ambisius banget. Emang sih dia pinter. Dia juga cekatan sekaligus peka. Aku juga sebenarnya "sedikit" suka sama beny itu. Tapi kayaknya aku gak bakal milih keduanya, karena mungkin saja aku bisa merusak persahabatan mereka kalo aku milih salah satu.
Sampai pada suatu saat....
"Rem, balik kuliah jam berapa ?" Tanya Abe padaku
"Nanti jam 3 be, gimana?" Tanyaku balik
"Yah gak bisa bareng dong" jawab Abe
"Ya gak papa lah, emang harus bareng terus ya" candaku malu ke Abe
"Ya engga juga sih. Hahaha" kata Abe
"Yodah aku tinggal dulu ya, ada kelas nih" sahutku untuk memotong obrolan kita
"Oke rem"
Dan di dalam kelas hape ku berbunyi dan itu dari beny. Dia ngirim pesan yang isinya
"Rem balik kelas aku tunggu di gerbang ya, temenin cari buku di gramed depan"
Tanpa pikir panjang saat selesai kuliah aku langsung menuju gerbang dan kebetulan aku juga sedang mencari buku untuk matkul ku. Sudah ada beny di sana dengan motor Vario nya
"Yuk Ben, sekalian aku juga mau cari buku tentang struktur tanah" ajakku ke beny
"Gasssss!!!!!!!"

Setelah cari buku, aku diajaknya makan malam, dan dia menawarkan diri untuk mengantarku ke kosan.
"Buset aku gak pernah senyaman ini Deket sama cowo" gumamku dalam hati
"Bahkan Abe ngga segitunya sama aku"
Karena emang beny kaya ngasih semuanya buat aku. Kenyamanan dan perhatian yang dia kasih lebih dari siapapun.
"Yap, dah sampe turun woi, enak bener nyender" kata beny saat sudah sampai depan kosanku
"Oiya wkwkwk, sory sory. Thanks ya buat hari ini.
Dan aku pun masuk kedalam kamar kosku yang tidak begitu luas. Aku senyum senyum sendiri sampai lupa waktu. Dan mengecek jam di hape ternyata sudah menunjukkan pukul 17.35
"Wah udah Maghrib nih." Gumamku dalam hati.
Dan gaj sengaja banyak sekali pesan masuk dan ternyata itu dari Abe. Dari pesanya sih dia sangat menghawatirkanku.
Tapi aku jawab dengan slow "aku gak papa be, aku cuman cari buku bareng beny tadi"
Dan kriiiiingggggggggg nada dering di hape ku berbunyi
"Woi rem, ngapain aja kamu sama beny ?"
"Ihh apaan sih, cuman cari buku juga" jawabku
"Tolong rem, jangan Deket Deket sama beny. Boleh kenal tapi jangan terlalu dalem. Bahaya" kata Abe lagi
Aku mulai bingung kenapa Abe seperti ini. Segitu cemburunya dia sama beny ?"
Aku langsung menutup telpon dan aku bergegas mandi

Disini kejadian aneh mulai terjadi
Bentar gaissss, ada yang ngliatin malem malem gaissss. Sabar ya
Disini kejadian aneh mulai terjadi

Aku lihat samar samar ada seseok wanita tua berambut di konde ada di dalam kamar mandi. Sontak aku berteriak
"Aaaaaaaaaaa"
"Ono opo dek" tanya beberapa mbak kos yang memang sudah cukup lama tinggal di kos itu,
dan aku yang notabene anak baru di kosan itu selalu di panggil dek.
"Ngga papa mbak, cuman kaget ada kecoak tadi" jawabku dengan sedikit bulu kuduk yang merinding
"Oh, gowes Nek gak ono opo opo. Syukurlah" kata mbak Nina. Dia orang baik banget.
Kamarnya di sebelah kamarku, aku juga sering pinjem beberapa barang dari dia. Maklum, anak cewek tau sendiri lah pastinya.
Oiya, FYI, kosku kamar mandi luar ya. Karena cari yang murah dan pas di kantong. Deket kampus dan burjo juga.
Aku kuliah di Semarang di salah satu univ ternama di Tembalang. Dan di daerahku, banyak banget emang hal hal yang berbau mistis. Tapi gimana lagi uang kos murah dan letaknya strategis jadi aku ambil aja.
Sebelum kejadian ini aku gak pernah di liatin penampakan yang aneh aneh, tapi gak tau kenapa hari ini tuh beda banget.
Akhirnya aku mandi dengan perasaan was was. Di dalem kamar mandi pun aku merasa gak nyaman. Beberapa kali pintu kamar mandi ku di ketok.
"Iya ini udah selesai mbak" kataku sambil membuka pintu kamar mandi dengan sedikit marah, tapi apa yang terjadi ? Boooooom
Tidak ada siapapun disana.
Aku cek ke semua kamar kos, yang berpenghuni hanya 3 kamar dari total 10 kamar yang terisi, kamarku, mbak Nina dan mbak Shintia.
"Mbak opo mau ono sing ndodok kamar mandi" ( mbak apa tadi ada yang mengetuk pintu kamar mandi ? ) tanyaku ke mbak Nina, karena memang kamar Mbak Nina bersebelahan tepat dengan kamar mandi.
"Gak ono, aku malah bingung koe ngomong Dewe bar metu Seko WC" (Gak ada, aku malah bingung kamu ngomong sendiri setelah keluar dari kamar mandi)
Aku kembali ke kamar dengan sedikit menggumam.
Dan aku berusaha positif thinking. Mungkin mbak kos yang lain sedang jahil.
Keesokan harinya aku kuliah seperti biasanya. Dan kebetulan aku sekelas dengan Abe.
"Rem, ono kejadian aneh Ra wingi ?" (Rem, ada kejadian aneh gak kemaren ?)
Tanya Abe yang memang orang Semarang asli. Dan kayaknya dia sok care deh.
"Gak ono opo opo!!" Jawabku sedikit galak.
"Beneran ? Habis kamu pergi sama beny, gak ada apa apa ?" Tanya Abe lagi dengan memaksa
"Gak ada bee, ya Allah. Harus berapa kali aku ngomong sih" jawabku ketus
"Yo sory sory rem, aku cuman khawatir"
"Ya gak segitunya juga be, dah ah. Dosen dah mau Dateng"
Setelah pulang kuliah, aku langsung kembali ke kos. Sekitar jam 4an sore.
Sebenarnya aku pengin langsung masuk ke kamar dan tidur, tapi langkah ku di hentikan oleh mbak Shintia, yang kamarnya lebih dekat dengan pintu masuk.
"Loh rem, lu baru balik ?" Tanya mbak Shintia, dengan logat khas Jabodetabek nya
"Iya mbak, kenapa ?" Tanyaku heran
"Gak papa, eh habis ini temenin gua ke burjo ya, laper pen makan"
"Iya mbak okey" jawabku santuy
Setelah aku membersihkan diri, aku langsung ke kamar Mbak nina untuk sekedar mengajaknya makan malam bersama dengan mbak Shintia. Tapi mbak Nina menolaknya dan akhirnya aku pergi berdua saja dengan mbak Shintia
"Eh, lu tau gak kenapa gua tadi nanya gitu ke elu" tanya mbak Shintia membuka obrolan sesaat setelah kami pesan makanan
"Enggak mbak, kenapa ?" Tanyaku halus
"Tadi gua liat lu, masuk ke kamar lu, sebelum lu balik jam 4an tadi. gua tanya, rem baru balik lu. Dia ngangguk lewat depan kamar gue, tapi jujur, gua gak liat masuk lewat pintu atau gimana" bisik mbak Shintia
"Ah masa mbak, gak percaya aku mbak. Aku kan baru pulang tadi jam 4an"
"Eh serius dah. Saran aja sih, mending lu malem ini jangan tidur di kosan, takutnya ada apa apa. Gua juga denger semalem lu tereak kan. Gua tau bukan kecoa yang lu liat. Gua jamin itu." Kata mbak Shintia
"Kok dia tau ya?" Gumamku dalam hati
"Ya ntar liat aja mbak gimana," jawabku dan kebetulan pesanan kami datang dan siap di santap.
Sepanjang jalan dari burjo ke kosan aku juga sempat berpikir. Apa iya, ada 'mereka' ?
Selama ini kan padahal gak pernah mereka tuh ganggu aku dan penghuni kos yang lain
Ngantuk gessss, lanjot besok ya awokawokawok
Eh tanggung deng tinggal sedikit. Sabar ya mata ku tinggal 5 Watt ini
Malam semakin larut, dan aku semakin tidak bisa tidur. Aku masih kepikiran apa yang terjadi. Secara spontan aku membuka laptop untuk mencicil tugas besar yang diberikan dosen pada ku.
Dan samar sama aku mendengar suara
"Remi ~" suaranya begitu lembut dan lirih. Aku kaget dan aku tengok kanan dan kiriku. Tapi tidak ada apa apa. Saat aku kembali fokus mengerjakan tugas ku, ada yang mengetuk jendela kaca kamarku. Aku diam sejenak dan berpikir.
Karena aku yakin pasti bukan mbak kos atau siapapun. Aku sudah merasa tidak enak. Aku ingin pergi dari kamar ini, tapi aku bingung harus gimana. Tiba tiba suara itu terdengar lagi
"Remi, Remi, Remi," bahkan sampai 3 kali aku ingin menangis sebenarnya.
Tapi aku berusaha kuat.
Aku langsung menaiki tempat tidurku dan menarik selimut dan menutupi tubuhku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Jujur rasanya aku ingin menangis. Tapi apa yang bisa ku perbuat ?
Semuanya datang seperti benar benar ingin menghabisi ku.
Belum lagi ada yang menyentuh telapak kakiku dengan perlahan. Itu membuat ku menangis sampai tidak bisa tidur.
Tapi aku mendengar samar samar suara orang mengaji. Sepertinya itu suara mbak Nina. Dan perlahan sentuhan di telapak kakiku mulai hilang perlahan.
Dan aku mulai tenang dan bisa tidur lelap sampai adzan subuh berkumandang.
Paginya aku kuliah, seharusnya aku sekelas dengan Abe dan beny. Tapi beny tidak datang hari ini. Gak tau kenapa dan ala alasannya.
"Be, beny kemana ?" Tanyaku ke Abe
"Gak Reti, Ket wingi aku ngejaki dolan Yo gak ono respon" (gak tau, dari kemaren aku ngajak main juga gak ada respon)
"Oh gitu. Be, habis kelas ada waktu gak ?"
"Ada, piye ?"
"Yo ntar aja ke kantin ya"
"Oke oke" jawab Abe
Dan tepat dosen masuk dan kami duduk terpisah.
Saat jam kuliah selesai, aku dan Abe bergegas ke kantin dan kami bercerita panjang lebar
" Be, yang kamu bicarain kemaren itu kenapa sih ? Ada apa dengan beny ?" Tanyaku langsung to the point' ke Abe
"Rem, sebenere"
"Apa sih be, cerita aku gak bakal tau kalo gak kamu ceritain"
"Sebenere, orang tua beny, ikut perguruan ilmu hitam"
"Whaaaatt ? Kok iso loh !!!" Jawabku heran.
"Iya rem. Beny emang biasa aja, dan dia gak ngikutin jejak orang tuanya.
Tapi aku gak tau dia akan berbuat sejauh apa demi ambisinya, apapun !!!!" Kata Abe
"Makannya aku kemaren bilang ke kamu kaya gitu jujur aku khawatir rem." Tambah Abe lagi
"Iya be, sory ya aku kemaren rada emosi, karena aku kira kamu terlalu lebay" jawabku
Dan setelah itu aku ceritakan semua yang aku alami setelah ketemu sama beny
"Bajirut, kurang ajar." Umpat Abe sesaat setelah dia mendengar ceritaku
"Kenapa be, kenapa" tanyaku
"Kiriman rem, kamu dikirimin 'something' yang bakal bikin kamu jatuh cinta sama beny, sejauh itu dia berbuat ? Bajirut bajirut"

Aku kaget, apa beny sampai berbuat itu ?
Waktu cepat berlalu. Aku kembali ke kosan dan hal itu kembali mengganggu ku
Aku lihat ada sesosok makhluk, memasuki kamar Mbak Shintia. Aku bingung apakah aku harus memberi tau mbak Shintia atau bagaimana
Aku masuk kamar dan tiba tiba
"BRAKKKKK"

Mbak Shintia tepat di belakangku, dan menutup pintu dengan keras. Dia menggenggam tanganku dengan erat, dengan tatanan rambut yang acak acakan, Dia mencengkeram tanganku begitu keras.
"Ini bukan kekuatan seorang wanita" gumamku dalam hati.
Dengan menangis aku mendengar apa yang dikatakan mbak Shintia
"Oh iki Remi, cah ayu, tak kandani, Nek pengen selamet, lungo o teko kene. Melas wong tuo mu. Nek koe balek mung nggowo jeneng mu tok" (oh ini Remi, anak cantik, tak bilangin. Kalo pengen selamat, pergi dari sini. Kasian orang tuamu kalo kamu kembali cuman bawa namamu)
kata mbak Shintia yang notabennya dia orang Jakarta, dan gak faseh ngomong bahasa Jawa
Aku cuma bisa diam dan menangis, tapi aku dengar dari luar suara mbak Nina menggedor-gedor pintu dan memanggil namaku. Sampai mbak nina masuk dan mbak Shintia sudah tergeletak di pangkuanku.
"Istighfar rem istighfar" kata mbak Nina menenangkan, dan ada warga kamar kos yang lain yang berkumpul semua di kamarku
"Astaghfirullah. Mbak Nina aku aku takut mbak aku takut. Kenapa cuma masalah cinta orang bisa berbuat senekat ini mbak. Aku bingung"
"Sabar dek, sabar. Gusti Allah mboten sare. Gusti Allah maha penyayang." Kata mbak Nina yang semakin menenangkan.
Semenjak hari itu, mbak Nina tidur di kamarku sering kali membacakan surat surat Al-Qur'an dan aku ijin kuliah selama beberapa hari.
Kondisi mbak Shintia jauh lebih menyedihkan. Dia seperti orang yang sudah tidak punya tenaga lemas dan linglung. Tapi setelah beberapa hari mbak Shintia mulai menjalani hidup perkuliahan seperti biasa.
Beberapa hari setelah kejadian itu. Aku kembali masuk kuliah. Dan beberapa hari aku masuk aku tidak melihat Abe, maupun beny di kampus
"Hey gais, apa gak ada yang liat Abe ?" Tanyaku ke teman teman yang lain
Tapi semuanya diam dan tak menjawab apa apa.
"Ditakoni malah pada meneng bae," (di tanyain malah pada diem aja) gumamku
Sampai saat jam kuliah selesai, Dimas, temen kuliah ku menghampiri.
"Rem wes sehat koe ?" ( Rem, udah sehat kamu ?)
"Udah dim, Alhamdulillah. Temen kosku baik baik semuanya" jawabku
"Tadi kamu tanya Abe Kemana to, nanti habis selesai kuliah terakhir ikut aku ya" ajak Dimas
"Kemana ? Aku gak mau ya kalo jauh jauh" ancamku
"Gak jauh, aku kasih tau something spesial" kata Dimas
"Yowes ntar tak tunggu"
Lalu Dimas pergi dan berlalu
Selesai kuliah jam akhir, aku langsung menemui Dimas.
Dan secara tidak sadar dia membawaku ke rumah sakit ternama di Semarang. Dan dia bercerita sedikit
"Aku temen SMA Abe sama beny, mereka emang Deket banget, katanya sih dari SMP. Tapi keluarga beny menganut ilmu yang bahaya." Cerita Dimas
"Aku udah denger sih dari Abe kalo yang masalah beny itu" jawabku
"Nah, ini udah sampai" sela Dimas
Aku lihat di sebuah kamar. Dan di dalam kamar itu ada Abe, yang terkapar lemah tak sadar. Dan yang bikin heran adalah, ngga ada satupun keluarga yang nemenin dia
"Udah liat ? Kondisi Abe kaya gini ?" Kata Dimas
"Udah dim kenapa bisa kaya gini ?" Tanyaku
"Abe sama beny itu sama aja, keluarga mereka sama sama penganut ilmu yang gak baik. Tapi yang aku denger, mereka beda aliran. Bahkan bisa dibilang bersebrangan, tapi mereka tetep sahabatan
Mereka gak pandang dari keluarga mana." Jelas Dimas
"Jadi ?????" Tanyaku heran
"Ya gitu, yang aku tau kalo kamu punya permintaan ke 'mereka' bakalan ada harga yang harus dibayar. Semakin sulit permintaan mu semakin besar juga bayarannya.
Bisa anggota tubuhmu, otakmu, atau bahkan nyawamu, itu sih yang aku pernah denger" jelas Dimas.
"Terus kenapa bisa kaya gini ? Dan, beny kemana ?" Tanyaku penasaran
"Beny masuk rumah sakit jiwa, dua hari lalu, dia baru dibawa ke Magelang.
Aku gak tau sama 2 sahabat ini, bisa berbuat nekat tanpa mikir ganjarannya"
"ooohh jadi gitu to ceritane" pangkasku
"Iya Yo" kata Remi padaku
"Oh gitu, trs gimana kabare Abe Sama beny ?" Tanyaku ke Remi
"Abe meninggal setengah tahun yang lalu, trs beny masih di RSJ Magelang, sambil dia sering teriak modaro modaro modaro" jawab Remi"
Dan 3 bulan lalu aku ketemu mas Hendra, insyaallah mas Hendra bisa nuntun aku kejalan yang benar setelah semua kejadian yang terjadi"
tambahnya
"Ya Alhamdulillah, semoga kalian bahagia, dan terimakasih ceritanya ya rem"
"Oke, sama sama, aku tak Bali disit ya, wis mbengi. Suwun Yo" ( oke sama sama, aku pulang dulu ya, sudah malam. Sekali lagi makasih ya Yo) kata Remi
So guys, ceritanya udah selesai nih. Gimana ? Apa emang bener cinta itu buta ? Apa bener ada pengirim dan ada pelindung ? Atau keduanya adalah pelindung ? Sampe sekarang pun Remi gak tau yang sebenarnya. Dia gak mau berurusan dengan masa lalunya
Satu yang pasti, Remi ingin Allah mengembalikan beny seperti biasanya, karena mengembalikan Abe adalah suatu hal yang gak mungkin.
Oke guys segitu dulu cerianya, makasih yang udah mau baca, makasih udah mau nungguin. Dan percayalah, Tuhan selalu melindungi kita.
Salam Hororism
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Hororism

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!