, 61 tweets, 9 min read
A Thread

Horor love story

-pria idaman lain-

#bacahorror @bacahorror
Oke guys, tempo hari aku ketemu sama temen ku. Lebih tepatnya Kaka tingkat semasa kuliah dulu. Mas dana, baru saja di pindah tugaskan ke daerah di mana aku bekerja. Sebelumnya dia di tempatkan di daerah Bandung, Jawa barat.
Di sana dia bertemu dengan mantannya pacarnya a.k.a istrinya. Seminggu setelah SK pindah mas dana turun, dia langsung menghubungiku
"Koe nengndi cuk ? Seh neng Cilacap ta ?" (Kamu dimana cuk ? Masih di Cilacap kan ?)"
"Oe mas, dingaren ngabari. Mesti ana apa apa kiye. Iya esih Nang Cilacap bae (oe mas, tumben ngabarin, pasti ada apa apa ini. Iya masih di Cilacap aja"
"Aku wingi bar di pindah neng cabang Cilacap, sesok dolan Yo.
Kangen aku mbek koe. Sui gak ngeceni awakmu hahahaha" (aku kemaren habis di pindah ke cabang Cilacap. Besok main ya, rindu aku sama kamu. Lama ngga ngejek kamu hahaha)
"Asem. Yawis kabari Bae mas" (yasudah kabari saja mas) jawabku santai.
Malam Minggu tiba. Mas dana menawarkan diri untuk menjemput ku. Lalu Kuberi tahu alamat rumahku. Dan sampailah dia. saat aku masuk mobil ada wanita cantik sambil menggendong bayi, sekitar umur 6-7 bulanan.
"Kenalke, Iki mantanku" (kenalin ini mantanku) kata mas dana sambil mengenalkan istrinya padaku.
"Diyo" kenalku sambil menjabat tangan istri mas dana
"Reni" jawabnya dengan suara khas logat sundanya.
Setelah aku masuk ke mobil kita langsung menuju tempat tongkrongan yang biasa aku tempati. Tak lama, minuman dan cemilan yang kami pesan datang. Secara tidak langsung aku menyeletuk.
"koe nganggo pelet opo mas. Kok iso entuk ngene Ki lhooo" (kamu pake pelet apa mas kok bisa dapet kaya gini lhooo)

"Matamu i. Angel cuk. Ijab wae nganti ping Pindo" (matamu itu. Susah cuk. Ijab saja sampe 2 kali) jawabnya dengan logat khas Semarang
"Lah kok iso, piye critane ?" (Lah kok bisa gimana ceritanya ?) Tanyaku dengan sangat penasaran

"Dadi ngene lhoooooo" (jadi gini lhoo)
Oke guys setelah ini, aku cerita sebagai mas dana. Dan insyaallah sudah dibolehkan untuk ngepublish cerita ini. Nama sudah aku Samarin semuanya. Oke guys. Prepare your self !!!!
2015. Aku lulus kuliah. Dan Alhamdulillah aku langsung mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan di daerah Bandung. 6 Bulan berlalu. Banyak yang sudah menanyakan "kapan rabi, wes mampu ta koe ?" (Kapan menikah, sudah sanggup kan kamu)
Ya memang menikah itu ibadah, tapi aku masih sedikit sakit hati sama mantanku yang gak tau malu. Mungkin karena masih ada trauma karena perilaku mantanku, jadi aku belum siap untuk menikah dalam waktu dekat ini. Sampai sampai pada suatu waktu.
Aku melihat OG (office girl) di tempat aku bekerja. Memang aku jarang melihat nya. Karena aku begitu sibuknya dengan pekerjaan yang di berikan. Belum lagi wamil yang diberikan perusahaan ku 6 bulan lalu selama 3 bulan. Jadi aku di kantor baru sekitar 3 bulanan juga.
"Jancuk ayu juga tak delok delok" (jancuk cantik juga kalo tak liat liat)
Aku mulai berpikir untuk sekedar berkenalan. Ku dekati dan mulai bertanya.
"Halo mbak, istirahat dulu, nanti capek lho."
"Nuhun kang, tanggung"
"Dana" (langsung menjulurkan tangannya)
"Reni kang" jawabnya
Singkat cerita kita mulai dekat, dan saling bertukar nomor telepon. sudah 2 bulanan kita dekat dan aku sudah mulai membulatkan tekad untuk memilih nya sebagai pasangan hidupku, sampai pada saat kawan seruanganku meyakinkan diriku.
"Kamu yakin dan sama dia?"
"Insyaallah rud. Aku gak peduli pekerjaan dan latar belakangnya. Aku cuma butuh orang yang bisa bikin nyaman"
"Aku kasih tau, karena kamu pegawai baru disini, dan belum tau dia siapa. Dia itu cewe aneh. Suka ngomong sendiri.
Suka nangis tiba tiba di ruang OG tuh"
"Ah masa, boong kan lu ?"
"Serius, emang kamu pernah liat dia waktu di pantry sendirian ? Enggak kan ? Kita yang sudah lama kerja disini sudah tau semua"
Memang sih, saat jam istirahat makan siang, Reni kalo aku chat gak pernah bales. Aku telpon gak pernah ngangkat juga. Dan dia selalu bilang sih, kalo mau nemuin dia chat / telpon dulu. Karena takutnya lagi banyak kerjaan di kantor.
Keesokan harinya jam makan siang, aku yang kelaparan berinisiatif ke pantry untuk sekedar membuat mie instan. Jalanlah aku ke pantry. Dan mendengar suara perempuan sedang menangis tersedu-sedu. Aku mengintip lewat celah pintu. Aku kaget setengah mati.
Reni menangis dengan menghadap ke atap, seperti memohon maaf kepada seseorang yang didepannya tidak ada siapapun.
Tanpa pikir panjang aku langsung kembali ke ruanganku.
Dan memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Bingung, cemas, dan perasaan campur aduk yang tidak bisa aku jelaskan.

Keesokan harinya, aku memberanikan diri melihat apa yg terjadi. Tanpa pikir panjang aku langsung saja membuka pantry.
Dan benar saja, Rani dengan mata sembab, seperti orang baru menangis dan menatapku.
"Kamu ngapain kesini ? Kan aku udh bilang, kalo mau ketemu hubungi aku dulu"
"Aku cuma mastiin kamu baik baik aja"
"Mas, ada hal yang mau aku omongin ke kamu"
"Soal ?"
"Hubungan kita mas"
"Kenapa ? Ada yang salah sama sikap aku ?"
"Bukan mas, ada yang gak suka kamu Deket sama aku, udah sebulan ini aku di gangguin terus"
"Udah udah, tenang aja, aku bakal jagain kamu"
Selang beberapa hari, kejadian aneh itu kembali terulang. Aku menguping apa yang keluar dari mulut reni.
"Udah, cukup. Aku punya kehidupan ku sendiri, kamu punya alam mu sendiri. Aku berhak bahagia sama makhluk seperti ku juga"
"Bukan, bukan kamu, aku tau kamu yang nemenin aku dari kecil, tapi kamu ngga bisa nikah sama aku, kita beda dunia. Kita beda alam. Kita gak bakal bisa bersatu. Udah lah biarin aku bahagia sama makhluk sepertiku" tambah Reni sambil menangis makin kencang
Jujur saja, aku baru pertama mendengar orang berbicara sendiri seperti itu. Untuk memastikan aku pergi ke rumah Reni, untuk memastikan keadaan Reni ke orang tuanya. Sampai di rumah Reni, Reni sedang keluar. Entah kemana. Tapi aku tetap memaksakan masuk dan bertemu ibunya.
"Masuk nak," sambut Bu Harti kepadaku
"Iya Bu, terimakasih" sahutku sambil masuk kedalam rumah.
Aku sudah beberapa kali kesini dan sudah akrab dengan Bu Harti. Ayah Reni seorang pekerja serabutan.
Pantas, Reni setelah lulus SMA langsung mencari kerja untuk membantu perekonomian keluarganya.
"Bu, Reni sakit atau kenapa ?" Tanyaku pada Bu Harti yang sedang membuatkan secangkir kopi untukku
"Kamu sudah lihat ? Reni sebenarnya seperti apa ?"
Sambil tetap mengaduk kopi yang dibuatnya.
"Sudah Bu, saya lihat dengan mata saya sendiri"
"Dari kecil, Reni gak punya temen main. Saya sibuk dengan pekerjaan rumah, ayahnya bekerja siang malam. Dia anak tunggal nak"
"Lalu ?"
"Sejak saat itu, Reni sering berbicara sendiri. SANGAJI. Nama kawan masa kecilnya"
"Darimana ibu tau ?"
"Duluuuuu sekali, Sangaji pernah masuk ke tubuh Reni. Memohon agar dibolehkan selalu dekat dengan Reni. Dan berjanji untuk tidak mengganggunya."
"Lalu ibu memperbolehkannya ?"
"saya cuma takut ada apa apa dengan Reni jika tidak memperbolehkannya tetap disisi Reni"
Aku hanya bisa diam dan mengangguk.
Setelah bercerita panjang lebar. Reni, yg tiba tiba masuk sambil membanting pintu dengan wajah merah, dan diam tanpa sepatah katapun.
Dan boooom !!!
Tiba tiba matanya melotot melihat ke arahku.
"Koe ngopo neng kene ? Reni wes dadi wekku. Gausah koe nggangguni cah Iki maneh" (kamu ngapain disini ? Reni sudah menjadi milikku, gak usah kamu mengganggu ank ini)
Jujur, aku kaget sekaligus takut. Reni yang notabennya orang Sunda tulen, berbicara fasih bahasa Jawa.
"Aku Sangaji, ngerti aku sopo ?Lungo, nek rak gelem Cikoko" (aku Sangaji, tau aku siapa ? Pergi jika tak mau celaka) tiba tiba Reni pingsan dan tak sadarkan diri.
"Bu, bawa rumah sakit atau gimana ?"
"Sudah biarkan saja nanti juga sadar" jawab bu Harti sembari menangis lirih dan membacakan doa doa untuk Reni.

Tak lama kemudian Reni sadar, dan berbicara
"Kamu dengar mas ? Ada yang gak suka. Setiap laki laki yang dekat sama aku, selalu begini. Dan dia pergi setelah melihat kondisiku yang seperti ini. Mereka selalu menganggap aku gila"
Aku hanya terdiam, bingung dan ingin langsung pamit
Saat aku mau menuju luar rumah, Bu Harti berkata padaku
"Hati hati nak, biasanya laki laki yang sudah tau kondisi Reni seperti ini, dia akan celaka. Banyak yang sudah jadi korban. Bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Banyak berdoa sama Allah ya nak"
Aku hanya mengangguk dan segera meninggalkan rumah reni sambil berpikir. Apa hantu bisa sampai berbuat sejauh itu ?

Sejak saat itu, hal aneh mulai mendatangi ku. Beberapa hari setelah hari itu, mobil yang sedang aku bawa tiba tiba ban pecah, padahal kondisi ban sangat baik.
Setelah itu dikantor banyak file file hardcopy di mejaku hilang tanpa bekas. Seperti ada yang mengambil. Padahal itu file penting perusahaan, bisa bisa aku di keluarkan dari perusahaan ini. Dan terakhir yang paling menyeramkan seperti mata batinku dibuka paksa.
"AS* Sangaji as*" gumam ku karena bisa melihat mbak Kunti yang berada di seberang kosanku.
"Hik hik hik"
"Bajirut" gumamku dalam hati setelah mendengar tangisan mbak Kunti
"Ati ati Mase, Sangaji Dudu wong apik" (hati hati masnya, Sangaji bukan orang baik)
Dan sleeeeb !!!!!!
dia menghilang tanpa jejak.
"Bajirut" lagi lagi aku bergumam.
Bagaimana tidak kaget, orang sepertiku tiba tiba bisa melihat hal tersebut.
Beberapa hari kemudian, aku di tugaskan untuk melembur pekerjaan di kantor. SENDIRIAN !!!!
Ya, awalnya aku menolak, karena tau banyak makhluk yang tidak bisa aku lihat, dan sekarang aku melihat nya dengan jelas.
Tapi, akhirnya aku mau melakukannya dan menunjukkan keprofesionalan ku pada atasanku.
Hari mulai Maghrib. Aku yg saat itu sedang fokus, tiba tiba ada sesosok laki-laki tinggi besar menghampiriku,
dan menunjuk arah pantry. Aku diam sejenak untuk menghilangkan rasa takut, dan tiba tiba.
"Braaakkk" pintu ruanganku terbuka. Ternyata Rudi, dia sedang gabut dan menyusulku ke kantor. Dan dalam sekejap makhluk itu hilang entah kemana.
"Ngapain rud, bikin kaget saja"
"Gabut gua. Gua temenin ya"
"Siap. Eh btw gua ke pantry dulu, laper. Bikin kopi sekalian gak ?"
"Boleh boleh"
Kami memutuskan untuk pergi ke pantry bersama, dan benar saja, lagi lagi sesosok makhluk sudah berada di dalam. Aku yg kaget langsung menggumam
"Asu i, bang***"
"Kamu kenapa dan ? Kaget gitu ?"
"Gak papa woles aja" jawabku ke rudi
"Opo Rudi gak weroh ya ?" (Apa Rudi gak liat ya ?) Kataku dalam hati.
Dengan santainya, Rudi merebus air untuk membuat kopi, dan sosok itu tepat di sebelah Rudi. Sosoknya tidak seperti "mereka" pada umumnya.
Wajahnya mirip manusia, dan dia tersenyum padaku. Aku sedikit takut, karena hanya aku yg bisa melihat nya tersenyum. Daaaaaaann
"Praaaang" piring di rak tiba tiba terjatuh. Rudi kaget dan melihat ke arah rak
"Anjing, cuk pulang cuk, tempat ini udah gak aman" teriak rudi
Rudi langsung mematikan kompor dan langsung keluar bersamaku dari pantry dan menuju ke ruangan kami.
"Sumpah balik sekarang dan, kalo gak gua tinggal nih" kata Rudi tergesa gesa.
"Iya iya, ini balik kok"
Dalam sekejap kutinggalkan pekerjaan ku, dan kubawa ke rumah.
"Sangaji" tiba tiba aku teringat nama itu. Aku berpikir apa itu Sangaji atau bukan. Sampai berbuat sejauh itu untuk mencegah ku bersama dengan Reni.
Singkat cerita, ayah ibuku datang ke Bandung untuk melamar Reni. Dan saat itu juga, kita melakukan "rembug tua" untuk membahas rencana pernikahan aku dan Reni.
Tibalah saat ijab qobul. Ada hal yang membuatku tidak fokus. Sangaji (mungkin) berdiri tepat di depan pintu. Sosoknya sama dengan yang di pantry saat itu. Saat ijab di mulai tiba tiba Reni. Diam dan berteriak. Suaranya berat seperti lelaki paruh baya.
"Bubar. Bubar Kabeh. Reni wekku, gak ono seng oleh ndueni. Reni mung siji, mung nggo aku" (bubar. Bubar semua. Reni punyaku. Tidak ada yang boleh memilikinya. Reni cuma satu dan untuk aku" teriak Reni yang sebenarnya bukan reni
Bu Harti yang memang sudah menyiapkan semuanya termasuk orang pintar untuk menangkal itu semua.

Dan pada akhirnya ijab qobul ku diundur 2 hari karena masalah yang di sebabkan oleh Sangaji.
Setelah kami menikah pun Sangaji masih sedikit banyak 'menjahili' rumah tangga kami.
Dia selalu menunggu di depan pintu rumah kami. Melempari rumah kamu dengan telur busuk yang bau nya sangat menyengat.
"Sayang Sangaji itu siapa sebenarnya?"
"Dia itu pria idamanku dari kecil. Sejak kecil dia udah nemenin aku.
Dia selalu melindungi ku dari makhluk-makhluk sepertinya yang mau menjahili aku. Tapi aku sadar. Dia berbeda dari aku, dan dia tidak terima itu."
"Oh ngono to mas, Alhamdulillah Saiki wes gak ono opo opo ta ? (Alhamdulillah sekarang sudah tidak ada apa apa kan ?)
"Iyo Alhamdulillah. Wong let pirang Minggu aku rabi, aku njaluk di ruqyah, bojoku Yo di ruqyah, omah ku diresiki. Terus ku njaluk mata batin ku di tutup."
(iya Alhamdulillah, orang selang beberapa Minggu aku nikah, aku minta di ruqyah, begitupun istri ku. Rumahku dibersihkan (dari hal ghaib) terus aku minta mata batin ku di tutup)
"Tapi mas aku meh takok" (tapi mas, aku mau tanya)
"Tako'o wae"
"Iku seng neng sebelahmu nggendol wae mbe koe sopo mas ? Kok ngganteng putih ? Seng njogo koe ya ?"
(Itu yang di sebelahmu nempel terus sama kamu siapa mas ? Kok ngganteng putih ? Yang njagain kamu ?
"Dudu, lah iku sangaji" (bukan, lah itu yang namanya Sangaji)
"Pantesan dadi idaman mbak Reni" tanyaku dalam hati
Oke guys, ceritanya cukup dulu. Jadi gimana ? Kalian percaya sama 'temen masa kecil' atau engga guys ?

Thanks banget yang udah mau baca sampe selesai. Maaf banyak typo dan bahasa yang gak nyambung. Percayalah Tuhan selalu melindungi kita. Salam Hororism
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Hororism

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!