, 73 tweets, 10 min read
My Authors
Read all threads
Pasar setan & alas lali jiwo
Gunung arjuno
( Sebuah perjalanan spiritual penduduk lokal)

#bacahorror #horror #ceritahoror #kisahnyata
Gunung Arjuna,
Gunung yang satu ini memang sudah tidak asing lagi di kalangan para pendaki Indonesia,
terletak di Jawa Timur, gunung ini memiliki keindahan yang sangat luar biasa,
Tetapi bagiku, gunung ini adalah berkah bagi warga kampungku, dimana sebagian warga di kampungku masih menggantungkan hidupnya dengan mencari kayu bakar serta menanam sebidang sayuran tepat di kaki gunung ini.
Karena lahan yang begitu subur, hasil panen kami sangat memuaskan, hal itu membuat kami patut bersyukur atas berdirinya gunung ini, tepat di belakang kampung kami.
Bagi sebagian warga, selain sebagai ladang mencari nafkah, gunung arjuno juga digunakan sebagai tempat untuk menenangkan diri hingga mencari keberkahan spiritual,
Jadi tidak sedikit dari kami yang rutin mendaki gunung ini dengan maksud lain.
Contohnya saya, saya setiap tahun diharuskan mendaki gunung ini, hal ini, sudah menjadi tradisi keluarga turun temurun yang diwariskan oleh kakek nenek saya,
biasanya saya mendaki dengan maksud menenangkan diri, dan mengunjungi beberapa tempat yang memang dianggap sakral oleh keluarga saya,

saya datang lalu berdoa dengan maksud bersyukur atas hasil bumi yang diberikan tuhan terhadap saya.
Pendakian saya sangat berbeda dengan anak muda jaman sekarang yang mendaki gunung dengan peralatan lengkap,

Karena memang beda niat kali ya,,
Dari dulu saya mendaki hanya berbekal umbi2 an untuk makanansaya,
dan karung beras sebagai tempat tidur saya, hal ini memang membuat saya seolah meninggalkan duniawi sejenak,
dan merasakan ketenangan hidup.
Sejak tahun 70 an, saya sudah mendaki gunung ini, pahit manis pengalaman sudah saya alami, fenomena - fenomena ghoib pun seolah menjadi kejadian yang pasti selalu saya temui,
Salah satu tujuan saya,
adalah pasar dieng .

betul..itu adalah pasar setan yang menjadi mitos terkenal di gunung ini,Bagiku,, itu bukanlah mitos,
pasar dieng merupakan tempat yang wajib saya kunjungi ketika mendaki gunung ini.
karena di tempat ini, saya memiliki seorang teman tak kasat mata, dia dulu sering membantu saya, waktu saya mulai tersesat, waktu saya jatuh, kedinginnn hingga bertemu binatang buas, dia saya panggil kakek uyut, karena badannya yang keriput.
Maklum lah waktu itu tahun 70 an track jalan kita yang ciptain sendiri loh...
Tetapi pada tahun 98 nan, saya sudah sering tidak berjumpa dengan nya walau kadang hanya ingin bercengkrama...
Seiring berjalan nya waktu, kegiatan ini sudah saya hentikan sekitar tahun 2000 an,

karena kegiatan tersebut saya anggap sudah tidak perlu lagi, mengingat jaman sudah modern serta faktor keamanan,
jadi saya putuskan untuk berhenti mengunjungi gunung arjuno lagi.
Hingga akhirnya, anak laki laki saya menginjak dewasa, dia mewarisi hobby ayahnya yaitu mendaki gunung,.
Sering sekali dia mendaki bersama teman teman nya, dan pulang membawa cerita yang seolah menjadi kebanggaan tersendiri baginya.
Saya hanya tersenyum dan memberikan nasihat-nasihat agar tetap menjaga sopan santun kalau di hutan.

Akhirnya waktu itu saya berniat mengajak putraku untuk naik ke arjuna, selain saya sudah lama tidak kesana, saya juga bermaksud memberikan edukasi penting,
bahwa gunung bukan cuma sekedar tempat untuk mendaki , banyak hal yang belum dia mengerty, fikir ku.

Singkat cerita, saya mengajak teman kerjaku Agos ( nama samaran), untuk perjalanan kali ini biar tidak sepi sepanjang perjalanan.
Dan saya terkejut waktu itu,
karena Agos datang seorang diri,
mengingat saya mengajak putra saya, jadi perjalanan kami akan kami lakukan bertiga,
Dan itu sebuah pantangan di gunung arjuno.
karena mendaki dalam jumlah ganjil, memang sudah menjadi mitos sejak dulu, hal itu memang dilarang entah alasannya saya kurang faham, konon jika ganjil satu dari kami akan hilang,
Hal itu membuat saya berfikir dua kali, apakah perjalanan ini dilanjutkan atau tidak.
Setelah melakukan sedikit obrolan kamipun sepakat melanjutkan perjalanan,

" Halah ini kan zaman udah maju,, itu kan dulu, sekarang beda, kamu kan sering sekali, ndaki arjuna, masak lu takut ilang, kata agos.
Aku pun menyetujui pendapatnya ,mengingat juga waktu itu saya melihat putraku yang sudah sangat antusias untuk melakukan perjalanan ini.

" Lho yah kita gak bawa tenda. ? Tanya anakku,
" Gak usah, sekarang kamu ikut cara ayah, biar lain kali kalau kamu mendaki gunung biar lebih bijaksana, mau berbagi sama teman dan tidak sombong, karena kalau di gunung, uang itu tidak berarti,tapi rasa setia kawan itu sangat di uji,
di gunung kamu akan tau siapa yang benar benar akan menjadi sahabat kamu " tutur ku sambil membelai pundaknya, dia sudah dewasa juga ya, dia lebih tinggi dari aku" ucapku dalam hati.

" Terus kita tidur dimana donk ! Sahut dia
" Disini ni. Tiap orang bebas bawa berapa, mau 3, 4 gpp, makin banyak makin hangat" sambil ku keluarkan karung bekas beras yang sudah saya cuci bersih.
" Hah.! Serius?.. kan kita bisa bawa tenda yah! Kita bisa sewa, di rental camp sudah lengkap sekarang " protes anak ku.
" Kalau semua di fasilitasi, perjalanan ini menjadi tidak berarti !! Kenapa kamu sekalian gak sewa porter biar ada yang bawain, kan ayah sudah bilang, semua ini ayah lakukan agar kelak kamu lebih bijaksana jika di alam bebas," kataku meyakinkan.
" Wahh mantab nih,, ini baru namanya petualangan" katanya penuh semangat.

" Petualangan pala lu peyang" ucapku dalam hati,.
Anak sekarang memang sok bilang petualangan tanpa mikir kejadian apa saja yang mungkin saja bisa terjadi sewaktu kita di gunung.
Persiapan pun lengkap, karena jarak gunung tidak jauh dari tempat saya, perjalanan dimulai dengan berjalan kaki,
memasuki ladang warga Sekitar pukul 7 malam an, saya memang berangkat malam karena siang harus menyelesaikan pekerjaan dahulu.
Ditengah perjalanan yang sudah memasuki hutan tiba tiba anakku bertanya dengan polosnya,

" Yah ada pendaki lain turun tuh liat sebelah kanan " kata dia

" Sudah jangan dihiraukan jalan saja" ucapku
Dia terus bertanya dan akhirnya saya bentak dengan nada keras supaya dia mengerty maksud saya,

" Sudah jangan banyak omong kok, maju aja kalau kamu rame terus , kamu kutinggal disini ".
Dia langsung faham maksud saya dan langsung diam seketika,

Karena saya tau yang dia lihat itu bukan manusia, karena waktu itu saya tidak melihatnya, cuma anak saya yang bisa lihat,
dan Jalur yg saya lalui ini memang jalur tidak resmi dan jalur yang dibuat warga untuk mencari kayu, jadi tidak ada petunjuk arah ataupun pos peristirahatan resmi sepanjang track ini, jadi, track ini sngt tdak dianjurkan bagi pendaki lain, mstahil dong ada pndaki lain lwat sini.
Waktu itu saya kaget dia masih muda gini kok sudah bisa lihat makhluk lain y,
apa mungkin mereka sengaja memperlihatkan diri kepada anakku,karena dia anak pertamaku mungkin mereka mencium bau dia, fikirku.
Akhirnya kita sampai di gubuk warga,yang biasanya memang saya buat istirahat ketika saya mendaki gunung ini, waktu itu agos , saya suruh berdoa dan takziah minta izin bahwa kita mau numpang istirahat.
Disela sela kami istirahat, saya coba menasehati anak saya tentang pantangan pantangan di gunung ini,
seperti tidak boleh bilang capek,
mengeluh dingin, masih jauh ya, pakai baju merah hingga kata kata kotor pun tidak boleh di katakan disini,
Dia mendengarkan dengan baik kata kataku, seolah kaget dengan pendakian kali ini, kenapa banyak sekali hal yang tidak boleh dilakukan, beda sekali ya waktu gua mendaki sama temen2." Mungkin dia mikir gitu 😆.
Kita pun istirahat,
sepanjang malam karena kita istirahat disamping jalan , dan gak bawa tenda ya, jadi ketika ada interaksi dan kita membuka mata pasti langsung hutan waktu itu view nya 😆,
Suara orang lewat, suara tangisan, rintihan hingga sulara gamelan musik jawa pun menemani spanjang malam kami,
karena saya sudah terbiasa dgn hal itu, jdi sya tdak terlalu kaget.
sesekali si Agos mencolek, ku, mungkin dia mau kasi tau aku, apa aku dengar apa yg dia dengar ya😆 ,
waktu itu saya cuma senyum dan coba menakuti dia,
alhasil dia memelukku erat erat dari belakang.

Malam istirahat, saya habiskan dengan memandangi wajah anakku dan berharap anak ku bisa menjadi orang yang baik suatu saat nanti.
Keesokan harinya,,
kami pun melanjutkan perjalanan,
setelah sarapan, kami melakukan perjalanan dengan langkah yang penuh semangat,. Sempat beberapa kali kita nyasar, karena tumbuhan rimbun dan jarak pengelihatan terbatas, nyasar pun sering terjadi di tengah perjalanan kami,.
Waktu itu jalan yang sudah ada, bukan menjadi patokan rute kami, karena jalan itu mungkin terbentuk karena orang membuatnya untuk mencari kayu bakar, bukan ke puncak,.
Waktu itu ilmu kami sebagai orang lokal yaitu ngompas,
( " NGOMPAS "di youtube episode ini dijelaskan, saya bingung jelasin di tulisan ).
Akhirnya kami pun sampai di pasar dieng. Dan bermaksud bermalam disini, dan muncak besuk pagi saja,
memang tujuan awal saya kesini dulu, sambil beri pengetahuan ke anak,
juga mau takziyah,
dan siapa tau saya ketemu kakek uyut waktu itu, fikirku.
Malam pun tiba, waktu saya habiskan dengan obrolan2 kecil hingga akhirnya kita putuskan untuk istirahat lebih awal, agar besuk tubuh bisa fit waktu ke puncak.
Saya pun terbangun, karena suara berisik seperti di tengah keramaian, waktu itu pun saya bersyukur karena menemui fenomena ini, karena saya terakhir kesini saya tidak mendengar apapun, setelah melihat teman dan anaku masih tertidur pulas, saya pastikan cuma saya yang mendengar,
dan akhirnya saya putuskan untuk jalan - jalan sedikit mengelilingi area tersebut.

Yes akhirnya ada yang memanggil namaku, setelah ku telusuri sumber suara, ternyata dia memang kakek uyut.
kami pun bercengkerama kecil karena sudah lama tidak berjumpa.
( Dia adalah sosok kakek tua dan mengaku sebagai salah satu penjaga di kawasan pasar dieng ini, pertemuan kami, terjadi sudah dulu sekali,
wktu itu saya kira dia adalah warga kampung bawah,yang bertapa disini, ternyata dia adalah makhluk halus yang brsahabat,dulu tiap saya naik gnung ini, sya slalu berjumpa, selang beberapa thun kemudian saya tidak pernah mnjumpai dia lagi, hingga skrng akhirnya bisa berjumpa lagi
Obrolan kami pun terhenti sejenak, ketika saya tau anak ku ternyata bangun dan memanggil ku, waktu itu saya gugup karena saya berfikir nanti kalau anak saya mendengar semua ini dan dia depresi gimana ? Fikirku.
Alhamdulilah anakku pun tertidur kembali setelah ku suruh untuk istirhat,
Dan saya melanjutkan obrolan kecil saya dengan kakek,
Sambil mendengarkan riuh keramaian seolah kita sedang di pasar, aku dan kakekpun sepakat untuk berpisah.
Kakek pergi sambil berkata,
" Gunung ini sudah tidak seperti dulu lagi, kini gunung mulai rame dengan pendaki pendaki yang rata rata anak muda, semoga mereka bisa menjaganya " kurang lebih kutipan kata itu yang saya ingat darinya.
Saya pun kembali tidur dengan perasaan bahagia bisa berjumpa dengannya setelah sekian lama tidak ketemu.
Pagi pun datang menyinari, kami bersiap untuk pergi kepuncak gunung untuk menikmati indahnya lautan awan,
Disela sela duduk santai saya coba memberi pengetahuan tentang pasar dieng kepada anak ku,
agar tetap bisa menjaganya kelestarian nya,
Setelah puas menikmati pemandangan,
kami putuskan untuk segera kembali melanjutkan perjalanan turun, waktu itu saya memang sengaja lewat alas lali jiwo (hutan lupa diri ),
Karena si agos penasaran dengan kawasan tersebut, yang mitosnya hutan tersebut bisa membuat orang tersesat jika fikiran mereka kotor, sombong dll.

Sesampainya di alas lali jiwo, kami istirahat sejenak sembari merasakan aura mistis disini yang memang sangat kental,
Di sela sela kita istirahat, agus terlihat kebingungan dan berkata " hutan nya biasa saja,maksud nya bisa membuat lupa diri itu yang gimana ya ? Lawong jelas sekali jalan nya, lebih membingungkan waktu kita jalan berangkat tadi lah " kata agos
" Itu mmang jadi mitos dsini gos jngn crewet " imbuhku sngja mnghindari dbat.Agus pun tetap tidak terima dengan pendapat saya, akhirnya saya berkata,"sdah ayo turun ,nnti klau istirahatnya terlalu lma jadi lemas, & tidak bersmangat lagi" ktaku sambil mngajak ank ku untuk berdiri
Akhirnya yang saya khawatirkan pun terjadi,
kita tersesat dan berputar putar di kawasan alas lali jiwo hingga hampir 2 jam, kita seolah oleh mmasuki labirin, muter muter tidak jelas di tempat yang sama, bahkan saya sempat tinggalkan tanda di salah satu pohon,
setelah berjalan beberapa menit saya tetap kembali ke pohon tersebut.

setelah kebingungan kami pun putuskan untuk berdoa dan takziyah, berharap kita bisa keluar dari tempat ini
selang beberapa waktu terlihat kakek uyut datang dan tersenyum sambil memberi isyarat untuk jalan mengikuti dia,

Saya pun bilang ke agos dan anak saya,
sudah ayo jalan lagi insyalah sekarang bisa pulang, tuturku.
Akhir cerita,,kami bisa keluar dari kawasan alas lali jiwo,
dan betapa kagetnya ternyata kita keluar di arah lawang wonosari,. Rute ini melenceng jauh dari rute awal pendakian saya.
Saya pun tetap bersyukur karena lolos dari alas lali jiwo,dan tersadar jumlah kami yang ganjil yang sangat beresiko jika mendaki gunung ini. Saya merasa bersalah dan hanya memikirkan anak saya jika tadi sampai kenapa napa..
Soal jumlah ganjil,
Meski tidak masuk akal, memang sudah menjadi pantangan dan mitos penduduk lokal jadi sebaiknya wajib di patuhi ya.
Kami pun melanjutkan perjalanan pulang dengan menggunakan jasa ojek, untuk menuju rumah kami yang jaraknya 1 jam lebih lo berkendara, kebayang kan betapa jauhnya nyasar.
Yang terpenting di cerita ini kami bisa sampai rumah dengan selamat.

Cerita ini sudah saya upload di youtube
" Lakon story ",
tetapi semua saya ceritakan ulang dalam sudut pandang si anak,
agar kita bisa mengetahui interaksi apa saja yang di rasakan oleh si anak waktu itu.
Semua kejadian ini nyata dan benar adanya saya mendapatkan cerita langsung dari semua orang yang terlibat, bahkan keberangkatan pendakian ini waktu itu, saya juga ada di lokasi pemberangkatan.
jadi cerita ini sangat real tanpa saya kurangi atau tambahi, mungkin ada bebarapa yang tidak saya sampaikan karena permintaan narasumber.
Cerita ini saya ceritakan ulang dari sudut pandang si ayah.meskipun saya tidak terlibat lngsung dalam cerita ini, saya pastikan semua kejadian tersebut berdasarkan kejadian aslinya, karena pelaku dalam cerita tersebut adalah ayah dan keluarga sahabat saya,
jadi saya sudah mendegar cerita ini sengan detail dan berkali kali.

Di youtube saya bagikan cerita ini dari sudut pandang si anak,. Meskipun berbeda penyampaian dan interaksinya.
intinya alur ceritanya semua sama.
Jika kalian suka dengan cerita cerita saya, mohon bantuannya dukung chanel saya cukup di subscribe saja, saya akan membagikan cerita saya lebih terjadwal lagi dan saya pastikan semua cerita saya ini real, nyata dan non fiksi,
Terimakasih teman teman semoga cerita ini menemani hari hari kalian
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with gerilya

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!