Gunung arjuno
( Sebuah perjalanan spiritual penduduk lokal)
#bacahorror #horror #ceritahoror #kisahnyata
Gunung yang satu ini memang sudah tidak asing lagi di kalangan para pendaki Indonesia,
terletak di Jawa Timur, gunung ini memiliki keindahan yang sangat luar biasa,
Jadi tidak sedikit dari kami yang rutin mendaki gunung ini dengan maksud lain.
saya datang lalu berdoa dengan maksud bersyukur atas hasil bumi yang diberikan tuhan terhadap saya.
Karena memang beda niat kali ya,,
dan karung beras sebagai tempat tidur saya, hal ini memang membuat saya seolah meninggalkan duniawi sejenak,
dan merasakan ketenangan hidup.
adalah pasar dieng .
betul..itu adalah pasar setan yang menjadi mitos terkenal di gunung ini,Bagiku,, itu bukanlah mitos,
pasar dieng merupakan tempat yang wajib saya kunjungi ketika mendaki gunung ini.
Tetapi pada tahun 98 nan, saya sudah sering tidak berjumpa dengan nya walau kadang hanya ingin bercengkrama...
karena kegiatan tersebut saya anggap sudah tidak perlu lagi, mengingat jaman sudah modern serta faktor keamanan,
jadi saya putuskan untuk berhenti mengunjungi gunung arjuno lagi.
Sering sekali dia mendaki bersama teman teman nya, dan pulang membawa cerita yang seolah menjadi kebanggaan tersendiri baginya.
Akhirnya waktu itu saya berniat mengajak putraku untuk naik ke arjuna, selain saya sudah lama tidak kesana, saya juga bermaksud memberikan edukasi penting,
Singkat cerita, saya mengajak teman kerjaku Agos ( nama samaran), untuk perjalanan kali ini biar tidak sepi sepanjang perjalanan.
karena Agos datang seorang diri,
mengingat saya mengajak putra saya, jadi perjalanan kami akan kami lakukan bertiga,
Dan itu sebuah pantangan di gunung arjuno.
Hal itu membuat saya berfikir dua kali, apakah perjalanan ini dilanjutkan atau tidak.
" Halah ini kan zaman udah maju,, itu kan dulu, sekarang beda, kamu kan sering sekali, ndaki arjuna, masak lu takut ilang, kata agos.
" Lho yah kita gak bawa tenda. ? Tanya anakku,
" Terus kita tidur dimana donk ! Sahut dia
" Petualangan pala lu peyang" ucapku dalam hati,.
Anak sekarang memang sok bilang petualangan tanpa mikir kejadian apa saja yang mungkin saja bisa terjadi sewaktu kita di gunung.
memasuki ladang warga Sekitar pukul 7 malam an, saya memang berangkat malam karena siang harus menyelesaikan pekerjaan dahulu.
" Yah ada pendaki lain turun tuh liat sebelah kanan " kata dia
" Sudah jangan dihiraukan jalan saja" ucapku
" Sudah jangan banyak omong kok, maju aja kalau kamu rame terus , kamu kutinggal disini ".
Karena saya tau yang dia lihat itu bukan manusia, karena waktu itu saya tidak melihatnya, cuma anak saya yang bisa lihat,
apa mungkin mereka sengaja memperlihatkan diri kepada anakku,karena dia anak pertamaku mungkin mereka mencium bau dia, fikirku.
seperti tidak boleh bilang capek,
mengeluh dingin, masih jauh ya, pakai baju merah hingga kata kata kotor pun tidak boleh di katakan disini,
sepanjang malam karena kita istirahat disamping jalan , dan gak bawa tenda ya, jadi ketika ada interaksi dan kita membuka mata pasti langsung hutan waktu itu view nya 😆,
karena saya sudah terbiasa dgn hal itu, jdi sya tdak terlalu kaget.
sesekali si Agos mencolek, ku, mungkin dia mau kasi tau aku, apa aku dengar apa yg dia dengar ya😆 ,
alhasil dia memelukku erat erat dari belakang.
Malam istirahat, saya habiskan dengan memandangi wajah anakku dan berharap anak ku bisa menjadi orang yang baik suatu saat nanti.
kami pun melanjutkan perjalanan,
setelah sarapan, kami melakukan perjalanan dengan langkah yang penuh semangat,. Sempat beberapa kali kita nyasar, karena tumbuhan rimbun dan jarak pengelihatan terbatas, nyasar pun sering terjadi di tengah perjalanan kami,.
( " NGOMPAS "di youtube episode ini dijelaskan, saya bingung jelasin di tulisan ).
memang tujuan awal saya kesini dulu, sambil beri pengetahuan ke anak,
juga mau takziyah,
dan siapa tau saya ketemu kakek uyut waktu itu, fikirku.
Yes akhirnya ada yang memanggil namaku, setelah ku telusuri sumber suara, ternyata dia memang kakek uyut.
kami pun bercengkerama kecil karena sudah lama tidak berjumpa.
Dan saya melanjutkan obrolan kecil saya dengan kakek,
Kakek pergi sambil berkata,
Disela sela duduk santai saya coba memberi pengetahuan tentang pasar dieng kepada anak ku,
agar tetap bisa menjaganya kelestarian nya,
kami putuskan untuk segera kembali melanjutkan perjalanan turun, waktu itu saya memang sengaja lewat alas lali jiwo (hutan lupa diri ),
Sesampainya di alas lali jiwo, kami istirahat sejenak sembari merasakan aura mistis disini yang memang sangat kental,
kita tersesat dan berputar putar di kawasan alas lali jiwo hingga hampir 2 jam, kita seolah oleh mmasuki labirin, muter muter tidak jelas di tempat yang sama, bahkan saya sempat tinggalkan tanda di salah satu pohon,
setelah kebingungan kami pun putuskan untuk berdoa dan takziyah, berharap kita bisa keluar dari tempat ini
Saya pun bilang ke agos dan anak saya,
sudah ayo jalan lagi insyalah sekarang bisa pulang, tuturku.
dan betapa kagetnya ternyata kita keluar di arah lawang wonosari,. Rute ini melenceng jauh dari rute awal pendakian saya.
Meski tidak masuk akal, memang sudah menjadi pantangan dan mitos penduduk lokal jadi sebaiknya wajib di patuhi ya.
Cerita ini sudah saya upload di youtube
" Lakon story ",
agar kita bisa mengetahui interaksi apa saja yang di rasakan oleh si anak waktu itu.
Di youtube saya bagikan cerita ini dari sudut pandang si anak,. Meskipun berbeda penyampaian dan interaksinya.
intinya alur ceritanya semua sama.