@bacahorror
#BacaHorror
"Kau belum tau daerah sini Fan, janganlah kau melakukan hal-hal yang berbahaya itu" kata Pak Kepala Sekolah.
"Tapi sebelum berangkat, kau temuilah Ai Karom. Agar Ai Karom bisa kasih titipan untuk menjaga kalian" kata Pak Kepala Sekolah.
Regu Macan : 7 Orang
Regu Enggang : 7 Orang
Regu Anggrek : 5 orang.
Namun salah satu anggota Regu Enggang sakit pas hari H, jadinya yang berangkat hanya 20 orang.
"Sudah! Aku jaga sendirian saja" kata Firman saat gilirannya tiba. Itu sekitar pukul 1 malam.
"Apa yang terjadi Man?" Tanya Pak Irfan.
Firman tak menjawab.
"Minyak apa itu Dul?" Tanya Pak Irfan.
"Dari Umak (ibu), katanya dari Ai Karom" kata Dul.
Pak Irfan lalu teringat pesan kepala Sekolah.
"Tidak melakukan apa-apa pak" kata Firman.
"Kamu tidak bisa membohongi saya Man. Tentu kamu berdua telah melakukan hal yang tidak senonoh bukan?"
"Maksud bapak?"
"Syarat apa Pak?"
Pak Irfan kemudian menyampaikan sebuah sarat kepada Firman. Firman memperhatikan dengan saksama.
"Kita ke kiri aja, sepertinya mereka di sana" kata Firman.
"Tapi ini tandanya ke kanan" kata Jihad
"Penjelajahan seperti ini rutenya memang diputar-putar" Firman bersikukuh.
"Kau yakin lewat sini Man?" Tanya Hindun
"Percayakan saja pada Firman. Kalaupun kita salah jalan, kita pasti menemukan jalan kembali ke tenda" kata Firman meyakinkan.
"Mau pulang Ai" kata Rahimah.
"Sudah di sini saja. Jangan pulang dulu"
"Permisi Ai,kita mau pulang" kata Jihad berpamitan. Kakek itu hanya tersenyum. Dul menyadari sesuatu. Ia ingat kaki kakek itu mirip dengan yang ia lihat dekat tenda. Dul merinding ngeri.
"Hei Firman! dul! Jihad! Kalian dengan bapak?" Seru Pak Irfan. Tak terdengar sahutan.
"Kita jalan balik aja" kata Jihad.
"Tidak, kita sudah terlalu jauh. Kita pasti akan menemukan jalan keluar sebentar lagi" kata Firman.
"Jihad benar, kita kembali saja ke jalan tadi dan ikuti jalan yang benar" ujar Hindun.
"Kenapa dul?" Tanya Rahimah.
"Kakek itu seram, sebelumnya aku melihatnya di tempat kita berkemah" kata Dul.
"Jangan mengarang Dul" kata Firman.
"Sumpah, aku melihatnya saat Hindun kesurupan" kata Dul.
"Hei Hindun!!!"
"Pak Irfan, akhirnya datang juga" kata Hindun
"Kemana yang lain?"
"Firman yang menyuruh saya menunggu bapak di sini" kata Hindun.
"Ini demi kebaikan kalian Hindun"
"Iya Pak, saya sudah dengar dari Firman" kata Hindun.
5, ya 5. Hindun ada di sana.
Ia menoleh ke perempuan yang sedang ia peluk. Perempuan itu menyeringai.
"Siallll!" Seru Pak Irfan sambil merapikan pakaian lalu lari tunggang langgang.
Dul menanangis. Perlahan-lahan sosok itu berubah menjadi seorang kakek tua yang mereka kenal.
"Kalian berdua telah menodai hutan ini" kata kakek itu menunjuk Firman dan Hindun. Mereka berdua gemetar.
"Untuk kalian bertiga, maafkan saya karena kalian harus terlibat" kata Kakek tadi ke Dul, Rahimah, dan Jihad. Mereka diam.
"Kau lihat itu kan Jihad?" Tanya Dul.
"Jelas, jelas sekali" kata Jihad.
"Syukurlah kalian selamat" hanya itu kalimat dari Ai Karom.