1. Kenapa non-Muslim bukan kafir?
Saya pernah menulis “umat Kristiani itu kaum beriman, bukan kafir” (geotimes.co.id/kolom/umat-kri…) yg mendapat reaksi cukup luas. Brsama “Umat Kristiani bukan Nasrani”, 2 tulisan saya yg paling bnyk views
Saya pernah menulis “umat Kristiani itu kaum beriman, bukan kafir” (geotimes.co.id/kolom/umat-kri…) yg mendapat reaksi cukup luas. Brsama “Umat Kristiani bukan Nasrani”, 2 tulisan saya yg paling bnyk views
2. Saya jg pernah tulis, upaya hilangkan kata “kafir” dari kosakata orang Islam itu tdk jujur, yg juga dapat tanggapan umumnya negatif. Saya paham waktu itu saya berespons isu yg muncul dlm muktamar NU. Knp saya sebut tdk jujur (disingenuous) krn kata “kafir” jelas ada dlm Quran.
3. Jika dua statemen itu dikombinasikan, maka bisa diformulasikan begini: Benar Quran menyebut kelompok tertentu sebagai kafir, tapi sebutan itu tidak digunakan bagi non-Muslim. Kenapa?
4. Saya akan menjawabnya semudah mungkin dipahami. Dalam bacaan saya, Quran menggunakan kata “kafir” hanya ditujukan kepada mereka yang tidak beriman. Jadi, “kafir” itu kebalikan dari “mukmin,” bukan kebalikan dari “Muslim.”
5. Kriteria apakah seseorang disebut “mukmin” atau “kafir” ialah beriman kepada Allah, Tuhan yang maha esa, bukan apakah ia menganut agama tertentu (din). Kriteria ini sering diabaikan sehingga salah mendefinisikan kaum beriman!
6. Karena itu, barangsiapa memiliki iman dan menerima keesaan Tuhan, maka ia disebut “orang beriman” atau “mukmin.” Jika tidak beriman pada keesaan Tuhan, maka ia “kafir,” apapun keyakinan keagamannya. Yahudi dan Kristen adalah agama monoteistik, yg mengimani Tuhan yg satu.
7. Quran secara eksplisit mengatakan bahwa ahlul kitab (Yahudi dan Kristen) mengimani Tuhan yang sama dengan kaum Muslim. Pengertian ini bisa diperluas untuk meliputi agama Hindu dan Budha yg, menurut sejumlah ahli, dalam esensi transendensinya juga monoteis.
8. Mereka semua kaum beriman (mukmin) dan bukan kafir. Lalu, bagaimana menjadi Muslim? Gampang. Mengimani dua kalimat syahadat. Syahadat pertama “Bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah” adalah konfesi iman, dan kalimat kedua “Bersaksi Muhammad adalah utusan Allah” kredo Islam.
9. Non-Muslim mengimani yg pertama, tapi tidak yang kedua. Artinya, mereka adalah kaum beriman (mukmin), tapi bukan Muslim. Jadi, menyebut non-Muslim sebagai kafir itu tidak Qurani, sebab mereka kaum beriman. Semoga penjelasan ini mudah dipahami.
Oh iya, tepat tgl 17 Agustus, saya pasang "rumah burung" di belakang rumah. Mohon jgn dikasiktahu Aa Gym karena mirip salib. Maturnuwun... 
@threadreaderapp unroll
