@bacahorror
#bacahorror
"Wah maling!" Pikir Pak Ramlan. Ia berlari ke arah jendela. Sekelebat bayangan hitam melesat di hadapan Pak Ramlan.
"Tidak ada apa-apa nak" kata Pak Ramlan. Ia tadi sempat melihat sosok itu, wajahnya hitam legam. Tercium amis darah.
"Bapak kenapa cepat pulang?" Tanya Bu Ramlan.
"Tidak enak bada bu"
"Sudahlah pak, kalaupun itu makhluk halus ya mereka tidak akan mengganggu. Percayalah bahwa keluarga itu sudah di tempat yang layak" kata Bu Ramlan.
Pak RT berdiri di depan pintu bersama 5 warga.
"Ada apa pak?".
"Kami yang hendak bertanya.apa yang terjadi di rmh ini?" Tanya pak RT.
"Pak Agung mendengar suara letusan senjata api dari rumah ini" kata Pak RT.
"Tidak ada letusan apapun pak, kami tertidur lelap" kata Pak Ramlan. Sulaimah yang juga terbangun, berdiri di tengah ibu dan bapaknya.
"Yakin".
Pak RT dan bapk2 lain berpandangan. Mereka mengangguk lalu berpamitan.
"Kata siapa?"
"Kata teman-teman. Katanya tadi malam ada suara setan dari rumah ini"
Dug! Dug! Dug dug dug!
"Sulaimah kenapa kamu di sini?"
"Main" kata Sulaimah.
"Keluar!"
"Ndak mau, Sulaimah senang main di sini" kata Sulaimah.
"Selamat tinggal bapak" katanya lagi.
Tak ada siapapun.
Pak Ramlan mengambil barang-barang yang diperlukan dan kembali ke rumah sakit.
Sulaimah telah tiada. Sebuah peristiwa yang memukul jiwa Pak Ramlan.
"Lalu setelah itu?" Tanya saya.
"Ada lagi yang tinggal di sana. Karena tahun 2000 rumah itu saya kontrakkan" kata Pak Karmin.
Pak Karmin menyesap kopinya, lalu memulai cerita yang kedua.
"Aku sedang bermain" kata bocah itu.
"Dengan siapa?"
"Dengan temanku. Tapi mereka sedang bersembunyi"
"Dimana?"
"Di sini"
"Kok main di rumah saya?"
"Ini rumah saya" kata gadis kecil itu
"Tidak, di sini saja" kata anak kecil itu bersikokoh. Rahmi heran, kenapa anak itu bermain di rumahnya.
"Namany siapa?"
"Sulaimah" sahut anak kecil itu lalu berlari sambil tertawa meninggalkan Rahmi. Rahmi diam seribu bahasa.
"Kamu berani sendirian?" Tanya Ratih.
"Kan Bima punya temen mah sekarang" kata Bima. Ratih senang anaknya punya teman. Maka Bima diizinkan pulang, karena biasanya Bima menyusul ibunya.
Ratih tak curiga sama sekali. Namun ketika Pak Karmin bertamu ke rumahnya untuk memeriksa, Ratih menemukan fakta yang mengejutkannya.
"Darimana kau Bima?"
"Main mah sama Sulaimah"
"Bohong!!! Tidak ada Sulaimah"
"Bener mah, Bima ndak bohong" kata Bima menangis mendengar suara ibunya yang terdengar marah.
"Beneran mah"
"Coba panggil Sulaimah sekarang!" Seru Ratih.
"Sulaimah! Sulaimah!" Seru Bima sambil terisak.
"Sulaimah tidak mau datang. Dia takut sama mama" kata Bima lirih. #
"Ma, Salimah mau ketemu Mama" kata Bima. Ratih terperanjat. Tapi ia mengikuti langkah Bima. Jendela ruang tamu terbuka.
"Liat mah, itu Sulaimah" kata Bima menunjuk pohon. Ratih melihat sosok kecil berbaju putih di sana.
"Ma,Bima mau main sama Sulaimah" kata Bima. Tapi Ratih terus berjalan, mengunci pintu kamar dan menarik Bima ke dalam selimut.
"Tidur Bima, besok kau sekolah"
"Lebih baik begitu Bima. Mama janji, mama yang akan menemani Bima main" kata Ratih menghibur Bima.
"Ini nih janda yang sering diomongin orang" kata Pria tadi.
"Pucuk dicinta, nikmatpun tiba" sahur pria yang lain.