My Authors
Read all threads
1. Kompleksitas Pluralisme Agama

Minggu ini kelas kami dilakukan secara online karena jumlah mahasiswa yang positif covid meningkat tajam setelah satu minggu masuk kelas. Kabar gembira, minggu depan kelas akan dilakukan secara in-person lagi.
2. Setelah menelisik pandangan kitab suci (Alkitab dan Qur’an) tentang keragaman agama, kelas memfokuskan pada perbincangan teoritis apa itu pluralisme agama. Bacaan yang saya pilih sebagai pemantik diskusi ialah buku “Problems of Religious Diversity” karya Paul J. Griffiths.
3. Prof. Griffiths mengalisis problem keragaman agama dgn cukup baik dan memunculkan pertanyaan2 penting utk direnungkan. Bukan hanya problem definisi “agama” dlm pluralisme agama, tp juga mendiskusikan pertanyaan2 filosofis dan teologis yg muncul dari kenyataan keragaman agama.
4. Bagaimana kita bisa hidup di tengah keragaman? Apa kaitan pluralisme agama dengan klaim kebenaran? Tentu “pluralisme” bisa dimaknai bermacam-macam, tergantung konteks dan tujuan penggunaannya. Kita memahami konsep itu sebagai respons positif atas keragaman agama.
5. Persoalan yg menyita bnyk perhatian ialah adanya klaim2 kebenaran yg beragam, bahkan bertentangan. Beragam belum tentu bertentangan. Dua klaim kebenaran disebut bertentangan apabila keduanya tidak mungkin sama-sama benar; hanya satu yang benar. Ini dari sudut pandang teologis.
6. Misalnya, dlm Kristen, Yesus itu Tuhan sementara dlm Islam disebut Nabi. Atau, dlm Kristen, Yesus disalib, tapi dlm Islam tidak. Itu contoh kebenaran yang bertentangan. Bagaimana menyikapi keragaman bahkan pertentangan klaim kebenaran tersebut? Itu yg dibahas kaum teolog.
7. Sub-disiplin teologi Kristen yang tumbuh subur sejak 1970-an diwarnai perbincangan serius terkait pertanyaan itu. Jika Yesus itu inkarnai Tuhan dlm Kristen, lalu apakah Tuhan “hadir” dlm komunitas agama2 di luar Kristen. Sub-disiplin ini kemudian dikenal sbg “teologi agama2.”
8. Sejak konsili Vatikan II, pandangan Kristen ttg agama2 lain menjadi lebih positif. Konsili Gereja2 Dunia juga mulai mengajukan pertanyaan “Bagaimana rencana keselamatan Ilahi dalam tradisi agama-agama di luar Kristen?” Itu pertanyaan konsultasi yang dimunculkan tahun 1970.
9. Satu decade berikutnya, tepatnya tahun 1983, teolog-cum-sarjana Alan Race munculkan tipologi “Eksklusivisme, Inklusivisme, dan Pluralisme” dalam bukunya Christians and Religious Pluralism. Tipologi itu begitu terkenal dan menjadi paradikmatik, walaupun mendapat banyak gugatan.
10. Kita diskusikan asumsi2 dasar dari 3 kategori itu (eksklusivisme, inklusivisme, pluralisme). Jg, kita diskusikan tokoh2 pentolannnya. Misalnya, dari pendukung eksklusivisme, kita diskusikan Karl Barth, Hendrik Kaemer, Paul Althaus, hingga yg kontemporer seperti Harold Netland
11. Dari kelompok inklusivis, dan ini yang paling umum dianut di kalangan Kristen, terutama Katolik, kita diskusikan Karl Rahner, Hans Kung, Jacques Dupuis, Gavin D’Costa, atau dari Protestan, bisa disebut Paul Tillich, Wolfhart Pannenberg, Lesslie Newbigin atau M.M. Thomas.
12. Kategori pluralis juga diwakili banyak sekali. Misalnya, John Hick, Stanley Samantha, Raimundo Panikkar, atau Paul Knitter. Tentu, orang2 tersebut tidak bicara hal yang sama, tapi arah pandangan teologis mereka bisa atau umum dikategiorikan ke dalam kategori tertentu.
13. Diskusi jadi hangat saat kelas bicarakan pandangan John Hick, “nabi”-nya kaum pluralis, sekaligus paling kontroversial. Pandangan Hick seringkali disalahpahami atau disederhanakan sebagai “menyamakan semua agama.” Itu pandangan orang yg tidak membaca karya2 Hick secara cermat
14. Jika ada waktu weekend ini saya ringkaskan pandangan Hick sekaligus keberatan yang dimunculkan mahasiswa saya. Kayaknya catatan kuliah ini sudah terlalu panjang. Diskusi di kelas sangat semarak krn sebagian mahasiswa mengidentifikasi diri sebagai “inklusivis” atau “pluralis.”
15. Ketika saya lemparkan pertanyaan polling, tak satupun yang mendukung pandangan eksklusivis. Jika ditanyakan kepada mahasiswa di Tanah Air, mungkin sebagian besar masuk kategori eksklusivisme. Artinya, cenderung merasa paling benar sendiri. Pengalaman hidup memang berbeda.
16. Di bagian akhir kuliah kita berdebat soal kegunaan tipologi “eksklusivisme, inklusivisme, dan pluralisme” yg sudah banyak dikritik orang itu, sekaligus memperbincangkan secara kritis alternatifnya. Kritik trhdp tipologi itu dirangkum oleh Perry Schmidt-Leukel. Silahkan baca.
17. Kita diskusikan alternatif tipologi yang diajukan Hans Kung dan Veli-Matti Karkkainen. Tipologi Kung sbg berikut: 1. No religion is true, 2. One religion is true, 3. Every religion is true, 4. One religion is true in whose truth all religions participate. Mirip dgn Alan Race.
18. Karkkainen menggunakan terminologi yang khas Kristen, yakni 1. Ecclesiocentrism, 2. Christocentrism, 3. Theocentrism, dan 4. Realitycentrism. Perlu satu semester untuk menjelaskan kategori2 tersebut dan tokoh2nya, hehe
19. Tampak betapa semarak diskursus teologi Kristen terkait agama2. Di kalangan sarjana Muslim, mulai ada perbincangan ke arah itu, tapi tak cukup berkembang. Saya tak melihat ada upaya serius utk mengembangkan teologi agama2 secara mendalam, jujur, dan utk kebaikan bersama.
20. Dulu almarhum Nurcholish Madjid (Cak Nur) mulai merintis. Sayangnya, gagasan Cak Nur soal pluralisme agama tdk dikembangkan oleh generasi berikutnya. Jangankan “mengembangkan” yang dirintis Cak Nur, mungkin tak ada generasi penerusnya yang memahami pluralisme di level beliau.
21. Jk saya serukan kaum Muslim perlu berpikir serius bgmn sikapi keragaman agama bukan berarti saya anjurkan mrk meniru Kristen. Silakan kembangkan diskursus pluralisme agama dari akar tradisi Islam. Teologi agama2 dlm Kristen juga dibangun dari fondasi teks dan tradisi mereka.
22. Umat Muslim perlu percaya diri mengajukan pandangan tentang pluralisme agama utk didiskusikan dan diperdebatkan. Jika merasa benar sejatinya jangan takut terlibat dalam perbincangan intelektual. Pluralisme agama memang kompleks, dan menghindarinya bukanlah jawaban.
23. Wah cukup dulu ya. Selamat berakhir pekan, man-teman! Stay safe and healthy....
@threadreaderapp please unroll..
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Mun'im Sirry

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!