Thread by @satupersen_id

Tips Mengatasi Kecanduan Belanja Online
.
.
.
Compulsive Buying Disorder, a Thread

Siapa di antara lo yg pas karantina jadi sering belanja di toko online?

Terus, setelah checkout, merasa seneng bgt, tp jadi nyesel pas sadar klo udh ngabisin banyak uang utk barang yg ternyata gak lo butuhin bgt?

Elo pun merasa uang lo terbuang percuma. Br kemarin uang jajan masuk, skrg habis lagi.

Kalo lo termasuk orang yang pernah mengalami hal tadi, maka kemungkinan lo menunjukkan beberapa tanda-tanda adiksi belanja atau biasa disebut compulsive buying disorder (CBD).

Klo lo beneran merasa mengalami hal tsb, pas banget!

Di thread kali ini, gue mau jelasin banyak hal tentang CBD dan apa yg bisa lo lakukan untuk mengatasinya. Simak thread ini sampe selesai, ya!

Pertama, apa itu compulsive buying disorder? Kok istilah ini asing ya?

Compulsive buying disorder adalah gangguan psikologis dmn seseorang memiliki dorongan gak terkontrol utk belanja. Ketika gak bisa memenuhi dorongan itu, org tersebut akan terus ngerasain tekanan.

Dorongan ini muncul ketika org tersebut lg ngalamin situasi/perasaan yg negatif (Faber, 2010). Makanya, seseorang dgn CBD jadi punya kebiasaan belanja yg gak sehat.

CBD ini jg berdampak negatif terhadap keuangan lo, hubungan lo dgn orang lain, serta kondisi psikologis lo.

Misal, ketika lagi sedih karena diputusin pacar, seseorang yang punya CBD mungkin akan belanja banyak barang tanpa mikir-mikir.

Setelah belanja, dia nyesel beberapa hari kemudian karena duitnya abis utk beli barang yg, ternyata, sebagian besar barang-barangnya gak guna.

Dia juga mungkin punya banyak kartu kredit, terus sering belanja pake kartu tsb sampai limit.

Setelah itu, dia bisa jadi merasa menyesal, stress karena banyak utang, atau kena masalah sama orang tua.

Walaupun gak ada di DSM atau buku panduan psikolog untuk mendiagnosis gangguan mental, masalah compulsive buying ini termasuk ke dalam diagnosis klinis karena serupa dengan fenomena adiksi atau kecanduan.

Pada CBD, org yg punya masalah tsb bs punya kebiasaan utk terus menerus belanja demi menghilangkan stress/perasaan negatif lainnya.

Mereka jg terus melakukan hal ini, walaupun mereka mungkin merasa dampak negatif seperti perasaan menyesal.

Kalo lo merasa sering belanja ketika bete dan susah utk berhenti meski lo udah menyesal kebanyakan hamburin duit, maka kemungkinan lo memiliki masalah ini.

Masalahnya sesimpel kebablasan pesen Go-Food atau selalu beli cemilan di minimarket setiap lo merasa stres dan galau.

Tapi twit sebelum ini gak bisa lo gunakan utk self-diagnose ya. Untuk mendapatkan diagnosis compulsive buying disorder ini, lo disarankan untuk konsultasi ke profesional, yaitu psikolog atau psikiater.

Tp, gue bs kasih lo tips utk meminimalisir dampak buruk masalah ini.

Beberapa hal yang bisa lo coba terapkan kalo lo mau meminimalisir masalah compulsive buying yang mungkin lo punya adalah:

1. Catet pengeluaran lo
2. Persulit diri lo utk belanja
3. Coba alternatif strategi mengatasi stress

1. Catet setiap pengeluaran lo

Dgn melakukan ini, lo bisa lebih mudah melihat utk apa lo ngabisin uang lo. Catatan ini bs bantu lo utk menyadari bahwa segala hal yang lo beli ternyata gede klo dijumlahin..

Skrg udh banyak app buat ngelola keuangan kok, download aja salah satu.

2. Persulit diri lo utk belanja.

Uninstall aplikasi e-commerce supaya lo gak gampang checkout barang. Lo bisa coba tinggalin kartu kredit lo di rumah kalo lo pengguna kartu kredit.

Klo lo seneng megang cash, simpen uang lo di kamar nyokap. Minta ke nyokap klo lo butuh uang itu.

3. Coba alternatif strategi mengatasi stress.

Seperti yg udh gue jelasin, kalo lo punya CBD, artinya lo melakukan ini sbg cara mengatasi stress. Lo bs cari alternatif strategi lainnya, misal cerita ke temen lo, dengerin lagu, joget, olahraga.

Tapi, klo lo merasa sulit mencoba tips2 ini/cara lain, lo bisa coba utk konseling sama psikolog.

Masalah compulsive buying ini bisa jadi muncul karena ada masalah dlm aspek psikologis lo yang bisa bikin lo kesulitan mengurangi kebiasaan itu sendiri.

Dengan konseling, lo akan dibantu utk mengetahui masalah yg lo alami & gmn menghadapinya.

Satu Persen sendiri bisa memfasilitasi lo untuk konsul ke psikolog seandainya lo merasa perlu. Kalo lo tertarik, lo bisa langsung klik link berikut -> satupersen.net/layanan/konsul…

Kalo lo takut psikolog lo gak bisa memahami lo, tenang aja.

Sebelom konseling, psikolog akan mencoba memahami riwayat hidup dan masalah lo lebih dalam melalui asesmen pra-konseling. Jadi, mereka bisa milih pendekatan dan penanganan yg pas buat lo.

Selain itu, lo akan dibantu untuk memahami diri lo dan mengetahui keputusan yang tepat bagi lo melalui berbagai tes psikologi.

Lo juga dibantu untuk bisa nyelesain masalah lo dgn personalized worksheet, sesuai dgn lo.

Banyak kan manfaatnya? Ikut konseling lo mungkin perlu keluar duit. Tp, coba lo itung belanja kompulsif lo setaun terakhir, udah abis brp banyak?

Kalo menurut gue, mendingan lo keluar sekian ratus ribu utk konseling drpd utk barang yg gak penting.

Oke, sekian penjelasan gue tentang compulsive buying disorder. Walaupun rasanya susah, lo bisa kok mengatasi masalah ini.

Jangan lupa like dan retweet thread ini, siapa tau ada yang membutuhkan ;)

#SatuPersen #HidupSeutuhnya