Aku menatap kedua telapak tanganku yang berwarna putih pucat dan tampak gemetar. Nafasku berhembus tak beraturan.Keringat dingin mengalir jatuh menetes dari ujung hidung ke telapak tangan.Ada sesosok makhluk mencoba mengambil alih ragaku. Makhluk mengerikan yang haus akan ragaku.
Matanya besar melotot tak memiliki kelopak mata,mulutnya robek hingga ke belakang dan tak memiliki bibir.Rambutnya tipis nyaris botak.Aroma makhluk ini sangat amis menyengat. Jari-jarinya yang panjang menyatu dengan kuku memegang ubun-ubun kepala ku dari belakang berusaha menarik
memaksa ku untuk keluar dari raga. Aku tetap diam bertahan berusaha untuk tidak melepaskan.Entah sudah beberapa menit aku berada di toilet sekolah.Sengaja aku mengunci pintu toilet berdiam diri di sini. Aku harap tidak ada seorangpun yang tahu.Aku mencoba untuk menyelesaikan
masalah ku sendiri, aku tidak ingin membuat kehebohan lagi di sekolah.Lutut dan kakiku sudah basah dengan air karena posisiku sekarang duduk berlutut di lantai toilet.Makhluk ini sudah membuntuti ku sejak aku tiba di sekolah dan kemungkinan besar memang berasal dari luar sekolah.
Air liurnya terus menetes. Dalam hati aku terus berdoa, ku baca ayat yang aku hafal, dan aku sangat berharap aku tidak kalah dengan makhluk ini.
Teringat saat aku menuju ke kelas, aku sudah mencium aroma tak sedap dan merasa gelisah. Si kakek sudah memperingatkan ku sedari rumah
untuk tidak perlu berangkat ke sekolah, karena firasatnya mengatakan akan ada sesosok makhluk ilmu tinggi berbahaya yang baru saja bangun dari tidur panjangnya.
Sesampainya di kelas aku bergegas pergi menuju ke toilet. Bukannya aku bertingkah cuek tidak mendengarkan si kakek,
aku hanya mencoba untuk berpikir positif, dan meyakini bahwa Allah akan selalu melindungi ku dari makhluk tak terlihat yang berniat buruk padaku. Sangat sulit menggambarkan rasa sakit yang ku alami sekarang. Perih dan panas saat diri ini dipaksa keluar dari tubuh. Berulang kali
terlintas dalam benak apakah ini ajal ku? Apakah aku akan mati di sini? Apakah ini akhir dari hidupku?
Aku tak sanggup menahannya lagi, akhirnya aku menyerah melepas diri dari raga, ku biarkan tangan menyeramkan itu menarik dan melempar ku sangat jauh dari raga. Sekilas aku
melihat mata dan mulutnya yang menyeringai senang.
Aku berpikir apa yang akan di lakukan makhluk itu dengan ragaku sekarang?
Ku lihat dia mulai mengendus ragaku, mengelilingi ragaku, kemudian tak lama dia berhasil membayanginya. Perlu penyesuaian lama untuknya agar dapat masuk
sempurna ke tubuhku. Dia mulai menggerakkan kaki mengangkat badan dan berdiri. Menggerakkan leher dan kepala kemudian menoleh ke arahku dan tersenyum mengejek.
Aku tersentak terdiam, menatapnya dan mulai berpikir bagaimana cara merebutnya kembali. Makhluk tu berhasil membayangi
ragaku hampir sempurna. Mulai berjalan keluar toilet,sedikit terlihat berat langkah kakinya terseret. Ragaku terlihat jalan menunduk, dia mulai berjalan ke lapangan sekolah, dan masuk ke barisan kelas berdiri di paling belakang.
Iya benar saja hari ini adalah senin, dan saat ini
sedang berlangsung upacara rutin. Terlihat temanku yang menanyakan keterlambatan ku hadir, dan menunjuk ke arah rok seragam sekolahku yang sudah basah. Ragaku hanya diam kosong tidak merespon. Teman-teman ku yang lain berusaha untuk cuek dan tak ambil pusing, walaupun sesekali
mereka menengok ke arah ragaku merasa aneh.Ada salah satu teman yang punya inisiatif keluar dari barisan dan memanggil salah satu PMR yang sedang berjaga.Dia menunjuk ke arah ragaku kemudian PMR dan temanku menghampiri,mereka menyentuh tangan dan kening.Ku dengar temanku berkata
"telapak tangannya dingin banget, keningnya juga tidak terasa hangat." Kemudian mereka mengajak ragaku untuk keluar barisan.
Tapi ragaku hanya diam tak bergerak. Makhluk itu menatap temanku merasa tidak suka. Dia merasa terganggu. Tak lama ragaku mengamuk dan berteriak kencang.
Suaranya mengguncang penjuru sekolah dan membuat seluruh warga sekolah tersentak.Ragaku mulai memukul diri sendiri, mencakar wajah, menjambak rambut, menggigit tangan dan jari dengan keras. Beberapa teman mencoba menghentikan dan menahan gerakan ragaku. Aku yakin orang lain yang
melihat ini akan beranggapan aku gila dan depresi.
Tak lama datanglah beberapa guru, ragaku di bawa beberapa teman laki laki dan guru ke masjid sekolah. Di situ tangan ku di tahan agar tidak melukai diri sendiri, kakiku terus menendang dan melawan.Ini adalah pemandangan terburuk
dan mengerikan yang pernah aku alami.
Tak lama aroma khas tercium olehku, wanita Ungu mendekap ku erat dari belakang kemudian bertanya ,"kamu tidak apa-apa?"
Aku menjawab dengan menganggukkan kepala.
Dengan cepat wanita merah melewati kami menuju makhluk menyeramkan itu,
berniat akan melawan tapi wanita ungu berteriak berkata "jangan kamu lakukan! Dia tidak sepadan denganmu! "
Wanita merah terhenti dan tampak kesal,"kenapa tidak? makhluk rendahan seperti itu aku bisa mengatasinya dengan mudah!"
"Ya dia memang rendahan tapi dia cukup cerdik dan
berbahaya, lihat dia menyerang raga, jika raga terluka parah, maka tidak dapat menerima ruh kembali. Dan itu sangat tidak baik." jawab wanita ungu tegas.
Aku menatap wanita ungu dengan keheranan, apakah maksudnya aku akan mati apabila tidak dapat kembali ke dalam raga? Itu sangat
mengerikan. Aku tidak mau mati dalam keadaan seperti ini. Banyak orang akan salah paham padaku dan tidak tahu yang sebenarnya.
"Apakah ada sesuatu yang bisa aku lakukan?"tanyaku tiba-tiba.
Wanita ungu menoleh ku menatap dan tersenyum," ada, tetap di sini dan jangan cemas, berdoa
memohon lah selalu."
Si kakek dan si bocah datang bersamaan,ternyata makhluk itu tidak hanya menggemparkan sekolah tapi juga kerajaan ini. Banyak makhluk penghuni sekolah berlarian ke sana kemari,berlalu lalang, seolah semua keluar dari persembunyiannya.
Si kakek berkata,"makhluk
mengerikan itu bukan berasal dari sini, dan ini sangat tidak baik, aku cemas Sang Ratu akan mendengar kegaduhan ini."
Aku mengerutkan kening dan bertanya dalam hati, Sang Ratu? Siapa itu Sang Ratu??
Karena keadaan sudah tidak memungkinkan untuk berlama di masjid sekolah, ragaku
terpaksa dipindah ke ruang UKS. Tak lama kemudian kedua orang tuaku datang, mereka terkejut dengan keadaan ragaku. Ragaku masih mengamuk tak terkendali, hingga kesulitan untuk dibawa pulang. Ada beberapa guru yang mencoba menenangkan hasilnya nihil.
Aku melihat wajah ibu yang
sangat sedih dan terluka, tapi mencoba untuk tetap tenang. Wanita ungu memegang pundak ku sebelah kanan berkata,"tenanglah semua akan baik-baik saja."
Tiba-tiba aku mendengar suara nyanyian merdu yang menggetarkan hati. Nyanyiannya begitu syahdu, aku tak begitu mengerti bahasa
yang di ucapkan. Tapi nyanyiannya seakan membuat yang mendengarkan tenang. Semua makhluk tak kasat mata penghuni sekolah mendadak diam tak bergerak dan mereka duduk berlutut seraya menyembah. Ku lihat sang kakek pun membungkukkan badan memberi hormat.
Aku mencari tahu asal suara
tapi tak nampak apapun. Hingga akhirnya dari kejauhan aku melihat seperti puluhan prajurit kerajaan berjalan melangkah berbaris rapi. Sampai tepat di depan kami para prajurit berbaris berjejer terbelah menjadi dua kanan dan kiri. Kemudian di tengah mereka muncul wanita bergaun
kuning bermahkota emas. Wajahnya sangat cantik, dia berjalan melangkah sambil menari dan bersenandung. Nyanyian merdu dan syahdu itu berasal dari wanita ini.
Sambil terus membungkuk memberi hormat si kakek berkata," dialah Sang Ratu pemimpin tertinggi kerajaan ini."
Aku tersentak
tak menyangka akan bertemu dengan Sang Ratu. Sang Ratu berjalan mendekatiku sambil terus menari dan bersenandung. Wanita ungu dan wanita merah mereka bersiap berjaga berada di sampingku. Wajah mereka sangat tenang tidak ada rasa takut ataupun cemas sedikitpun.
Mata Sang Ratu
kemudian melirik ke arahku, seketika itu juga dia berhenti bergerak, tidak menari dan tidak menyanyi. Seketika keadaan hening dan semua terdiam. Baru aku akan membuka mulut berbicara, Sang Ratu sudah lebih dulu berkata,"Jadi kamu yang di sebut memiliki kemampuan itu? Penerus dari
manusia tua itu?Tak ku sangka kamu seorang perempuan."
Aku diam tak berkata apapun hanya menggigit bibir.
Sang Ratu lanjut berkata "Aku tidak suka ada keributan di kerajaanku. Karena kehadiranmu disini banyak makhluk dari luar datang menginginkan mu. Aku tak ingin rakyatku tidak
merasa aman dan nyaman. Makhluk itu akan terus mengincar mu. Dan aku akan selesaikan ini."
Sang Ratu kemudian kembali menari, tapi gerakannya kali ini mengandung makna yang aku ketahui. Dia bersenandung menggerakkan tangan dan kakinya seperti mengeluarkan busur dan anak panah,
kemudian bersiap membidik ke arah makhluk yang bersemayam di ragaku. Lalu seperti melepaskan anak panah tepat kesasaran makhluk mengerikan itu berteriak kencang kesakitan, seketika keluar terlepas dari ragaku.
Ragaku terjatuh ke lantai diam tak bergerak. Makhluk itu terluka parah
berguling guling kesakitan.
Sang Ratu tersenyum sinis berkata," tidak sepantasnya makhluk sepertimu masuk dalam kawasan ku dan membuat keributan."
Dia menoleh ke arahku," kamu, masih belum aman. Izinkan aku memakai ragamu sementara agar tidak ada yang mencoba mencelakai."
Aku menoleh kearah wanita ungu, menatap wanita merah dan melihat kakek, mereka kompak menganggukkan kepala mengisyaratkan setuju. Aku pun berkata sambil tersenyum pada Sang Ratu," baiklah, terima kasih."
-selesai-
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Berulang kali aku mencoba merapikan baju kemeja putih dan bawahan rok berwana hitam yang aku kenakan.
Berulang kali pula aku menarik nafas panjang dan mengeluarkannya.
Aku menatap tajam diri ku dalam cermin. Hari ini adalah hari sidang pendadaran ku. Kuliah ku selama 3,5 tahun
Akan dipertaruhkan di hari ini. Aku memiliki nilai IPK yang tidak terlalu kecil, hampir mendekati cumlaude. Dahulu memang aku sangat ingin sekali lulus dengan predikat cumlaude, tetapi sekarang yang aku inginkan hanya ingin segera lulus dan pergi dari kampus ini. Aku merasa jenuh
Jarum jam menunjukkan pukul 23.16 WIB. Dan aku masih dalam perjalanan pulang menuju rumah kontrakan seorang diri dengan menggunakan kendaraan roda dua ku. Hari ini aku baru saja pergi dari kos salah satu teman untuk berdiskusi mengenai skripsi yang sedang kami kerjakan.
Karena kota besar tentu saja jam selarut ini masih terlihat ramai kendaraan berlalu lalang di jalanan. Terlihat pula beberapa cafe dan tempat-tempat nongkrong masih padat di kunjungi oleh para pemuda dan pemudi.
Aku masuk ke dalam kamar kos yang memiliki ukuran cukup besar. Ini adalah kamar kos kakakku. Setelah seharian mencari kos untuk aku nantinya, akhirnya kami dapat berbaring beristirahat. Aku sengaja mencari kos yang
tidak terlalu jauh dari kampus, karena untuk beberapa hari ini aku belum memiliki kendaraan pribadi.
Sebenarnya aku masih sangat ragu untuk tinggal di salah satu kos tepat depan kampus swasta ternama ini, tapi karena waktu yang mendekati hari dimana aku harus melaksanakan ospek,
Matahari senja kian redup. Cerahnya langit akan segera terganti dengan gelapnya malam. Terdengar lantunan merdu adzan maghrib menggema terasa menggetarkan jiwa.
Mataku menatap ragaku yang kini sedang dililit ular raksasa bersisik warna hijau gelap dan bermata merah. Sedangkan aku
kini terjebak dikelilingi beberapa sosok makhluk hitam tinggi besar bermata merah menyala. Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan, aku tidak tahu apa yang mereka inginkan. Satu yang ku tahu, mereka berniat buruk padaku.
Aku duduk memeluk lutut, terdiam menggigit bibir
Aku, ibu,ayah dan pria kecil saat ini berada dalam satu ruangan di dalam rumah. Ibu meminta saran dan bantuan kepada pria kecil itu agar diriku ini tidak terus menerus kesurupan di sekolah. Selain memang mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah,hal itu sangat mengganggu ku
berkosentrasi dalam semua hal. Nilai ku di sekolah anjlok, aku tidak dapat mengikuti kegiatan apapun di luar sekolah. Aku bahkan tidak menonjol dalam bidang akademik. Ibu sangat khawatir dengan masa depan ku sekarang.
Pria kecil diam duduk bersila sambil memejamkan mata.