How to get URL link on X (Twitter) App
Berulang kali aku mencoba merapikan baju kemeja putih dan bawahan rok berwana hitam yang aku kenakan.
Jarum jam menunjukkan pukul 23.16 WIB. Dan aku masih dalam perjalanan pulang menuju rumah kontrakan seorang diri dengan menggunakan kendaraan roda dua ku. Hari ini aku baru saja pergi dari kos salah satu teman untuk berdiskusi mengenai skripsi yang sedang kami kerjakan.
"Krieekk..." terdengar suara pintu terbuka.
Matahari senja kian redup. Cerahnya langit akan segera terganti dengan gelapnya malam. Terdengar lantunan merdu adzan maghrib menggema terasa menggetarkan jiwa.
Aku, ibu,ayah dan pria kecil saat ini berada dalam satu ruangan di dalam rumah. Ibu meminta saran dan bantuan kepada pria kecil itu agar diriku ini tidak terus menerus kesurupan di sekolah. Selain memang mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah,hal itu sangat mengganggu ku
Aku menatap kedua telapak tanganku yang berwarna putih pucat dan tampak gemetar. Nafasku berhembus tak beraturan.Keringat dingin mengalir jatuh menetes dari ujung hidung ke telapak tangan.Ada sesosok makhluk mencoba mengambil alih ragaku. Makhluk mengerikan yang haus akan ragaku.
"Udah taukan berita anak kelas 10 yang sering kesurupan itu?"
Mentari menyinari hari.Ku pegang erat pinggang kakak ku dari belakang.Ku rasakan hembusan angin pagi menerpa wajah.Terdengar suara sepeda motor yang kami kendarai.Terlihat kendaraan berlalu lalang dan begitu padat.Sekarang memang waktu dimana semua orang mulai sibuk dengan segala
Dari kecil hingga kini aku beranjak SMA, aku merasakan tubuhku yang sering kali terasa lemah,kepala bagian tengkuk terasa berat. Kadang aku tidak bisa mengendalikan kelebihan ku hingga aku jatuh pingsan. Sering kali aku izin sekolah karena tubuhku yang kelelahan.
Nafasku terengah-engah, baru saja aku selesai menerima hukuman karena keterlambatan ku hadir tidak tepat waktu pada kegiatan MOS pagi ini.
Ku melangkah berjalan perlahan menyusuri pesisir pantai paling selatan. Ku nikmati hembusan angin laut yang menerpa diri. Layaknya lukisan alam, langit berwarna biru dilapisi oranye dan kuning dengan coretan awan putih. Burung-burung terbang menari mengelilingi pantai dan lautan.
Tangannya yang terasa hampa menggenggam tanganku dengan erat,ku lihat ada cincin permata ungu melingkar di jari manisnya. Aku dapat melihat jelas wajahnya yang cantik dari samping.Jarak kita sangat dekat hanya sejengkal.Aku pun dapat mencium aroma wangi tubuhnya yang begitu khas.
Aku anak yang periang,selalu bersemangat,percaya diri, pemberani, cerewet, bahkan beberapa teman mengatakan aku anak yang rame dan gila.Tidak ada yang tahu bahwa aku memiliki kemampuan ini, teman-temanku bahkan orang tuaku dan semua kakak-kakak kandungku. Tapi seiring berjalannya
Jarum jam menunjukan pukul 07.00 WIB, bel sekolah pun berbunyi panjang beberapa kali menandakan akan di mulainya upacara bendera rutin setiap hari senin. Seluruh warga sekolah mulai berkumpul di tengah lapangan. Aku yang saat itu baru saja tiba di sekolah, melihat gerbang akan
Aku sangat menyukai seni. Segala sesuatu yang berbau seni aku sangat mengaguminya. Apapun itu entah seni rupa, seni tari, seni musik, seni berbahasa dan seni-seni yang lain. Walau mungkin sebenarnya hanya sedikit bakat ku di bidang seni.
Bel sekolah berbunyi beberapa kali menandakan waktu seluruh siswa dan siswi untuk masuk ke dalam kelas masing-masing dan memulai pelajarannya kembali. Aku yang saat itu sedang bercanda bersama teman-teman di teras kelas segera bergegas masuk ke dalam kelas. Sembari menunggu guru,
Mentari pagi tampak menyinari hari. Terdengar suara burung bernyanyi merdu saling bersahutan. Udara sejuk terasa menyegarkan, dan aku pun mulai bersiap untuk berangkat ke sekolah. Aku kenakan seragam putih biru,kaos kaki berwarna putih serta sepatu berwarna hitam.Karena hari ini