penelitian lebih dari 1000 dokumen ABRI-TNI
75 tahun terakhir, apa aja yg diatur internal dr UU
(sambil telpon2an)
Dari angkatan 45(partisipan perang kemerdekaan) byk yg lanjut
Dr '50an turun
Stabilitas lulusan sesko angkatan gab dan lemhanas di 60an, naik sedikit angkatan 70an
Yg punya gelar sarjana-pascasarjana, seiring waktu terus meningkat
Setelah revolusi kemerdekaan byk dikirim ke luar negeri.
Setelah itu pelan2 yg sekolah ke luar negeri menurun, dari 60an ke 90an,conscious decision kalo kirim perwira ke luar negeri klo sistemnya ga ada di luar negeri. pas makin membaik,turun signifikan
Data kurang lengkap,spotty pasca perang dingin. Ada embargo US dsb.
+- jumlah PA kita dikirim ke US tidak pernah melampaui era perang dingin. Pola serupa,semakin terlembaganya dikmil di dalam negeri,semakin kurang dirasa PA harus dikirim ke US atau neg lain
meningkatnya kualitas dik,harapannya kualitas SDM TNI meningkat utamanya di sisi ORG smp institusi scr umum = capab. dev.
Belum keliatan.
90an-00an lulusan LN,2-3 taun di sesko,karir kurang cerah
700an PA AD ke LN th 50~80an,statistik=ga ada korelasi dik tinggi/LN dg karir sukses
Di Singapura, Jepang, lulusan LN = karir cerah, mengisi posisi2 kunci.
Kenapa penting?Kalo dik tinggi ga bisa duduki posisi kunci,dorongan utk mendorong capab. org
"Ngapain capek2 belajar kalo ilmu ga dipakai?"
Semakin ada persepsi itu = stagnasi learning capacity institusi
Efek lgsg, bkn cuma kualitas atau tk dik, tapi nerjemahkan kualitas dik ke institusi, menentukan kualitas learning capacity lembaga militer
tingkatkan kual dik TNI kalo ga dibarengi kebijakan personel profesional ga cuma lobi, ga cukup
Ada logjam,ratusan kolonel nganggur 1-3 thn,bukti SD kita walopun high quality bs jd sisi
Sist personil harus dirombak dan diperbaiki
berubahnya sisdik di sesko dsb selama 30 taun terakhir,sedikit ga sinkron,kebijakan dikmil scr keseluruhan,bermasalah.
Value dik tinggi sipil+LN,dianggap ga setara lulusan sesko dalam negeri atau lemhanas.
Seberapa cocok dg operational demand TNI saat ini
Ops demand di Papua, Sulawesi, COVID dsb, tapi ada banyak hal yg ga bs taken for granted
Perubahan konflik kawasan dg China perlu long term strategic thinking, ga bs harap hanya day to day challenges padahal strat challenges signifikan
Memikirkan ulang def planning
Perlahan 75 thn terakhir,sejak 80an baru ada long term planning terintegrasi ga hanya msg2 angkatan,sistem ditweak sana sini ga konsisten
Ada byk kelemahan dg asumsi capab based def planning,sementara situasi mendorong kembangkan scenario based
Capab, ancaman umum luas sekali, ga jelas timeframe, skenario apa digunakan kekuatan militer dsb
Asumsi2 def planning akan pengaruh byk memodelkan org yg berdampak ke kebijakan personil, dik dst
berpikir strat dalam def planning,berpikir birokratis menerapkan kebijakan pers.
Pembicara kedua adalah Kol Pnb M Apon, alumni Tarnus angkatan pertama
Di AL, KSAL pernah kampanyekan bhw DanSat di TNI AL minimal S2, kalau TNI AU belum ada,shg persyaratan jabatan tertentu mensyaratkan pendidikan S1~S3 = belum mengarah ke sana
Kalau dihitung statistik S3 di AL dan AU bisa kalah jauh
Saya mau sampaikan pola dik di AU, tidak semua tapi yg terkait
Di AU plg tdk dibagi 3 jalur dik:
Dik bang umum
Dik iptek
Dik bang spesialisasi / dik kual si(?)
Dik Bang Um secara langsung paling berkaitan dengan kenaikan pangkat
Di TNI AU utk Kapten ada Sekkau, di AD ada Selapa 1-Selapa 2.
Tertingginya SESKOAU
Klo dia tdk lulus Sekkau,maka naik pangkat Mayor akan terhambat/tidak normal,nunggu 2-3 periode
Begitu juga tidak lulus Seskoau, naik pangkat Letkolnya mundur lagi. Shg yg dikejar di TNI adalah dik bang um,krn berkaitan lgsg dg kepangkatan.
Dik iptek terkait kepangkatan dan jabatan,saat ini korelasinya blm positif. Kalopun ada hny ada bbrp kasus,tdk signifikan/umum
Misal S1 S2 S3 (maka) karir bagus (ya tidak), tp adanya UNHAN,byk PA TNI tmsk AU lbh terpacu ambil, shg berkarir di lemdik,skrg ini terbuka peluang lbh besar.
Sampai skarang AU dik iptek S2-S3,blm diprogramkan scr baik,dlm arti,orgas butuh ahli2 di bidang apa sih?
Bid logistik,bid akuisisi pesawat,misal,maka disekolahkan seorang PA menempuh dik itu. Misal lichting saya Letkol Kennedy Ginting sekolah itu,ilmunya kepake di Kemhan. Tp dlm byk hal nempuh S2-S3 itu keputusan sendiri,walopun sekolah atas biaya dinas/beasiswa
Yg dpt beasiswa harusnya diarahkan kalo ahli bidang personil, diarahkan ke pembinaan personil,dsb
Shg selesai dik,cari2 sendiri saya lbh pas di mana. Bukan "krn sudah dik di sini,saya tempatkan di sana, bangun orgas di situ". Ke dpn,mudah2an seperti itu,tp bukan pekerjaan mudah
Saat ini ada keengganan tempuh jalur dik S2/S3,personil yg tempuh dik,remunerasi turun 2 Grade, pdhl butuh biaya sekolah dll,remun malah hilang
Sekolah ke LN,krn indonesia lepas dr negara berkembang,di bbrp negara ga dapet uang saku.
pdhl angkatan ga ada insentif dik LN, hny didukung Mabes TNI, angkatan tidak punya
Krn sayang personil di LN keleleran,akhirnya byk yg begitu ditawarkan(sekolah di LN) tidak disambut baik,krn susah belajar cari ilmu,susah juga hidup, bingung
Menempuh dik itu hilang kesempatan dinas
Waktu LPDP muncul 2013 saya ditawari,tp saya kalkulasi,klo 2013-2014 sy dik,dulu saya danskadron taruna,saya ambil dik 4-5 taun,jabatan strategis mayor letkol hilang,kesempatan berkarir lbh sempit. akhirnya saya tidak ambil
Ambil dik S3,klo ambil beasiswa harus lepas jabatan,pdhl sy posisi baru naik Kolonel waktu itu,dan menurut saya hilang kesempatan2 berkarir di kedinasan dan berpengaruh ke selanjutnya. pdhl S3 saya ga terlalu berpengaruh bg dinas,bs dikatakan S3 kepuasan diri
Dr sisi kesejahteraan susah dg kondisi skarng,hilang kesempatan berkarir duduki jabatan ABC,berpengaruh ke karir berikutnya,stlh lulus tanda tanya,sy dpt jabatan bagus atau tidak? krn dik iptek, bukan dik bang um
current issue di AU,skrg kampanye indonesia maju,pimpinan TNI AU menerjemahkan demikian.kami di seskoau skrg,seminar2 yg dilaks sekolah yg semestinya didahului kunjungan tp krn covid jd daring,mengarah ke bin pemberdayaan SDM menuju indonesia maju
seskoau skrg,walopun dibanding seskoal telat,seskoau menjalankan prog pascasarjana dg prodi operasi udara (?)
dg adanya S2 di seskoau,tentunya kalo ikuti aturan kemendikbud,dosen2nya minimal S2 dan S3,yg semestinya linier dg strat ops ud
ini buka peluang lebih luas utk personil AU yg punya titel S3,khususnya yg ilmunya menjurus HAN,akan sgt diperlukan. mnrt saya itu current issue di TNI AU,shg orang sudah makin semangat lagi menempuh S3,utamanya bg non crew...
...krn personil AU yg crew, pnb dan navigator,mnempuh dik cukup berat. Pnb ada tuntutan profesi di kedinasan,captaincy,instructor,dll. Utk kejar profesi saja dr sisi waktu kerepotan. klo dia mau tambah bang diri,ambil S2/S3,sesuatu hal yg sgt besar,jd trade off.
Saya ambil dik atau karir,klo di awal2 masa muda
Pas letkol harus ada jabatan2 yg dilalui, kalo ngga pas penempatan jabatan, sudah.,..
di sesko tni ada dosen, profesor, blg:
sebenarnya klo bapak2 para pasis lulusan tentara,harusnya cita2 yg didahulukan adl jadi jenderal,bukan mengejar S3. kalau saya ilmuwan,cita2 saya harus jd doktor atau profesor
Walopun menurut saya belum tentu benar, tapi menyulut semangat personil lain, wah saya harus menang di lapangan, bukan teori keilmuan yg digunakan di kelas (?)
tapi saya yakin menempuh dik S2 dan S3 akan ubah cara pikir seorang PA,krn dampak yg besar dari dik bukan hanya ilmunya
tp bgmn menerapkan yg dia dapat, cara berpikir.
Paradigmanya yg berubah. Kalo paradigma lbh bagus,otomatis akan bawa budaya/angin segar di org yg lbh bagus lah,sy percaya itu. Saya ke adek2,temen2 di TNI AU,sering dorong ayo tetep ambil dik di ling sipil
jadi kalo kita bergaul,tnyata ilmu kita belum ada apa2nya,cuma jago di kandang aja. byk diskusi,byk serap pandangan orang2.
(end of session)
Sesi Letkol Inf Frega Wenas akan dimulai
Transformasi human resource management ke human capital management, perlu perubahan paradigma,tp bbrp tahun terakhir mulai ada perubahan, personil yg ada jd human capital. Shg bgmn org melengkapi individu utk bs kontribusi lbh efektif dan efisien
trinitas: personil, alutsista,doktrin
Kuncinya personil.
Utk di AD,senada dg bang Alpon,saya sederhanakan jd dua, dikbangum (mil) dan dikiptek (sipil)
Tantangan,sblm Akademi angkatan dpt gelar D-4,adl lanjutin ke dik tinggi sangat sulit.
saya utk S1 harus kuliah dulu 3 semester utk dpt 72/73 SKS utk dpt gelar S1. Somehow kebijakan negara lain liat dari work exp. Sehingga rekam jejak kedinasan dan sus singkat diambil jd relevan dan dihitung SKS. Saya berbekal ijazah akmil bs ambil S2
Bersyukur setelah 2011 Akademi angkatan durasi diperpanjang dan dpt gelar, (mendorong) lulusan akademi angkatan bs lanjut S2
Dlm konteks HCM gmn identifikasi,individu2 ini masuk kategori apa,generalis atau spesialis.
Mil tujuannya klo ditanya yg lulus akademi,cita2 jd jenderal laksamana marsekal, tp ga semua bs sampe pucuk jabatan. dlm orgas byk elemen,skill dan spes yg hrs dimiliki. saya lihat kurang dipertajam, gmn atur komposisi siapa gen dan spes, pendidikannya menyesuaikan
Kalo saya cermati, dik tinggi apalg smp S3 tdk hrs sampai level sana
Blueprint belum jelas
Pemberian jabatan dari mabes angkatan dan kebijakan pimpinan. ke depannya akan lebih efektif apabila bs tentukan,misal kayak di AS,
setiap Pa ada 3 kualifikasi yg tentukan rekam jejak penugasan dia di inst mil atau lintas inst, di kemlu AS ada 98 Pa aktif AS ditempatkan. Poinnya,ini semua teridentifikasi,rekam jejak terbaca, siapa di State Dept, Pentagon dll
Doktrin yg saya terima setiap Pa harus siap, baik sat ter atau ops, 3 ini lengkap dilewati. Problem sama juga dengan AU dan AL, mengejar kelengkapan riwayat jabatan
Saya sekolah durasi tidak sebentar 4 taun S3,tradeoff,sy tidak duduki jabatan dandim,dpt ilmu,network,mengajar,
...asisten riset.
Poin soal embargo,ini tulisan saya di AUS soal IMET. Peluang kita apgret kapasitas Pa kita. Utk Pa AD yg disekolahkan ke Leavenworth utk Sesko Angkatan, mayoritas sampe level PaTi
NDU setara Lemhanas,pak Marciano,KASAD Pak Andhika,
krn dik LN bkn hnya impact ke TNI tp ke negara,tiap Pa angkatan akan jd duta bangsa,harus disiapkan
Tantangan di lapangan,ada 2 utama:
Kualifikasi bahasa,rata2 minta B. Inggris min IELTS 6.5, sampe 7.5 utk doktoral. TOEFL bisa 100,108 beda program
Susah krn budaya,dlm terapkan HCM belum utuh,begitu ada tawaran/peluang,berusaha cari yg sifatnya instan,ini orang bahasa inggris bagus, tarik aja. padahal harusnya balik ke isu generalis spesialis, kembali ke rekam jejak. kalo terkendala bahasa,
sekolahkan dulu bahasa 1 tahun, baru ikut seleksi dan dikirim. Kalo rekam jejak, terkait kebutuhan orgas,sudah disiapkan.
Pd lv S2 relatif lbh mudah,susah kalo kirimkan Pa TNI utk prog S3,apalagi kalo S2 tidak di negara sama
Saya kesulitan awal S2 krn harus mandiri,diuntungkan posisi dosen,bekal ada sedikit lbh dr rekan lain,passion geluti 1 topik tertentu jd proposal diterima, 300 applicant saya dpt. tdk semua Pa TNI memiliki pemikiran ini, saya liat senior atau adek2, S3 sbg status atau prestis.
Pdhl prosesnya bukan gelar2an tapi kontribusi apa. Lulus,terlepas ga ada insentif karir pangkat,tp keilmuan = kontribusi utk negara. Saya sbg dosen bagian dari tri dharma perguruan tinggi.
(skip)
Dg adanya embargo,cukup banyak hambat tingkatkan kapasitas TNI,termasuk AD,krn >10 taun,saya sebut lost decade, tidak bisa jalankan kemitraaan capacity building dg negara yg ada hub kemitraan dg AS. Opsi kita kirim ke luar sangat terbatas,apalg dik sipil,yg spes sj minim
Mulai 2005, IMET, dg negara mitra, meningkat signifikan. Mulai ikut dik ranger,airborne di AS dan negara lain.
Utk dik mil sy lihat lompatannya baru terjadi inisiasi di 2014,kebetulan sy terlibat proses LPDP. Visi presiden SBY kirim TNI POLRI kirim S2 S3
Kita siasati kirimkan Pa dlm jumlah banyak, salah satunya dg sesko yg bergelar, (membuat) misal ke AS dari 1 jadi 2 orang, AUS jadi 6 orang, dll terobosan lain bisa diberdayakan
di TNI AD sendiri dalam 2-3 taun terakhir dg skema afirmasi TNI POLRI cukup byk peningkatan,yg sekolah di inggris cukup meningkat, harapannya konsisten
Klo ingin buat loncatan,manfaatkan skema yg ada, LPDP peluang yg sangat baik, yg saya tau di AL mencoba koor biaya dik di Monterrey melalui LPDP,shg saat tagihan dibayarkan LPDP sama antara prog bilateral, tidak ada pembedaan,shg tidak discourage Pa kita yg sekolah.
75 tahun HUT TNI, fokus SDM unggul,pondasi kuat TNI melakukan loncatan dalam kapasitas SDM.
Dg perkembangan AS keluarkan doktrin multi domain ops (MDO), inggris keluarkan integrated concept, akan pengaruhi TNI kembangkan kapasitasnya
Sesi Mayor Laut (E) Priyadi Hartoko akan dimulai
Materi Mayor Priyadi
Kutipan Presiden Jokowi
Menjadi directive utk saya jabarkan apa yg dilakukan di satuan saya
mengapa mendidik masyarakat?
Skema dik TNI AL masih behaviorism: mhsw sebagai objek
Harusnya di constructivism,mahasiswa diencourage bangun pengetahuan scr mandiri,agar pengetahuan dipahami dan ditransformasikan di kemudian hari
Beh.ism = mahasiswa penyebar info,harusnya dosen jd fasilitator
Hak utk dik,penyediaan ruang dan kesempatan
Masalah diskriminasi,thdp minoritas,SARA
Menghargai waktu diri sendiri dan orang lain,misal procrastinating itu tidak hargai waktu sendiri
Literasi rendah,akumulasinya jd fanatisme buta dan sifat eksklusif-tidak toleran
Bicara dik tinggi di AL,tdk lepas dari STTAL dan Disdikal.
Menggarisbawahi peran Disdikal,encourage personil bersaing sehat utk diberikan kesejahteraan berupa menjalani dik
Disdikal selenggarakan prog tingkatkan kualifikasi dosen di lingkup AL
Disdikal juga tekankan pembangunan karakter,ada 3 hal harus ditemui
lulus dlm akademik
lulus dlm kesamaptaan jasmani
lulus dlm (?)
talent scouting sejauh ini di AL sudah berjalan.
saya selesai prog akhir taun kemarin saya ditempatkan di STTAL,bs benar2 bs belajar mengenai dinas di lemdik,(aplikasikan) soal penelitian dan proposal.
Menurut saya alur dik di AL sudah sesuai arahan UNESCO
5 paling penting dikotak merah
Closing quote
Selanjutnya sesi para penanggap
Penanggap Kombespol Aswin Azhar: kalau ambil S2 S3 harus study to your passion, kalau masih dikaitkan (masih pengen) ngejar pangkat, berarti belum go to your passion
"you get more than just a degree" kalo sekolah tinggi
Sedang belajar cara untuk sukses, sehingga tidak ada kekhawatiran waktu belajar ini akan mengambil waktu di karir saya,klo yakin belajar skill to success.
Penanggap berikutnya, Kol Arh Ign. Wahyu Jatmiko
Membahas Taksonomi Bloom
tantangan selaraskan pengembangan dik dan pengembangan karir, butuh kajian, shg bang pers di TNI menemukan sweet spot yg memajukan hal tsb. Dik lancar,bang kapasitas,karir tidak dikorbankan
level dik mil sulit diakui dik sipil utk diakui derajat setara, misal sus spes TNI walaupun bs berikan ketrampilan spesifik,namun apabila dipadankan utk pengakuan di sipil,sulit. saat meneruskan dik sipil,latar sebelumnya sulit jd dasar
Perlu perumusan,pemikiran,langkah2 penting,apabila nanti pers TNI ingin gerak bang diri atau dharmabakti diri di luar lingkup mil,jd tantangan.
Hal2 ini mjdkan kita perlu berpikir lebih lanjut utk atasi hal2 tsb
Penanggap ketiga, Dubes RI untuk Venezuela, Mayjen TNI (Purn) Imam Edy Mulyono
Sharing Pak Imam terkait pendidikan beliau
Isu, sekolahnya apa jabatannya apa ketika pulang, belum sesuai. harusnya sesuai kebutuhannya apa.
Saya passion di peacekeeping,kedua border security, ini jarang ada yg punya, jadi kepake (di mana mana)
peacekeeping saya tekuni terus, saya bintang satu ga diduga2 ya kepala peacekeeping sentul itu.
QnA:
Dari Enrico, Angkasa Readers Community kepada mas Evan: Apakah ada one size fits all solution untuk kebijakan personil, semisal adanya "job marketplace" seperti AIM/Assignment Interactive Module-nya US Army,
sehingga personil punya wawasan lebih luas tentang kesempatan dan bagaimana mereka akan ditempatkan
Evan:
Saya rasa ga ada,ada byk hal mendasar,misal apa policy soal pensiun dini,apakah perlu dibarengi second career management,bukan cuma discharge tp dibantu
kebijakan2 mendasar ini ckp byk,bkn cuma soal jenjang kepangkatan sesuai tabel yg sudah digariskan,tp juga apa perlu diskusi mengurangi jumlah dlm sekian tahun,apa perlu proses transparansi jenjang karir ke dalam,cukup byk belum
ada sebagian sudah mulai dibahas,temen2 di AJENAD,MABESAD saya rasa sudah mulai bahas reformasi birokrasi dsb,repotnya struktur terus berubah,validasi orgas berjalan, apapun kebijakan personil yg dibenahi,ga bisa mulai sebelum stop ubah struktur minimal 5-10 thn
Respon Kol Apon terkait isu SDM:
Bagi Pa TNI yg pny S2/S3,kadang bawaannya org punya degree,ada rasa "ini lho aku","saya ada bekgron gini gitu dibeginikan satuan/dinas",ini kritik kita bahwa kita harus siap dan lapang dada,apa yg dinas berikan kita nikmati dan bahagia dg itu
Pola pembinaan SDM tkait dik yg perlu didorong dinas kpd pers,ke dpn memang saatnya dik TNI membuka diri,cth di SESKOAU dlm orasi ilmiah kpd prog pascasarjana seskoau,kerma lem sipil dan mil tidak bisa dielakkan di masa depan; kolaborasi,penyetaraan,ke dpn hal keharusan
Idealnya ke dpn kita sbg Pa muda hrs ada tekad bhw dik yg diberikan/dilaks oleh Pa yg diberikan beasiswa,hrsnya orgas menyiapkan personil siapa yg mau dikader. Prajurit diberikan,nurut. Km dr Letda tertarik di bid ren?shg dikasih kesempatan dik bid itu,akan sangat prof di situ
yg jd masalah,org2 yg kemungkinan laku di luar akan riskan bg TNI,bs saja keluar dr TNI AU. Kalo Pnb,sy lbh asik di luar,ya keluar krn ada kemampuan yg bs ditawarkan di luar
Ada pers lain yg ingin bang pribadi,mau sekolah ini itu atas biaya sendiri,dinas tdk boleh batasi
dinas bs sampaikan,itu kan kemauan anda utk pny kepakaran di bid itu,klo tdk dibutuhkan dinas,dinas tidak kasih pengertian. tapi kalo sekolah yg dibutuhkan dan dibiayai dinas,dinas harusnya pertimbangkan penempatan selanjutnya
Letkol Frega Wenas:
Kendala beasiswa LPDP,khususnya AD sudah fokus bid2 mana yg jd tujuan berangkatkan perwira,tp kendala B. Inggris, rekam jejak mismatch sebelum dikirimkan dik tinggi, cth Pa Inf belajar logistik,tp sebelumnya intel (ditolak perti luar)
Kontribusi masih kurang dlm bentuk tulisan, jurnal. Publikasi utk organisasi maupun indonesia
Mayor Priyadi:
Bang karir belum sesuai ilmu didapat, ini terkait talent scouting,klo di AL sudah berjalan baik walaupun belum 100% sempurna
Sy pulang prog doktoral ditempatkan di STTAL,sesuai bid keilmuan saya dan bs laks transfer ilmu,ngajar di level S1 dan lain
Ada yg sy pelajari saat doktoral,bhw sy belajar kontrol yg bs kita atur. Bahagia atau tidak hidup ada beberapa faktor,ada yg bisa diatur ada yg tidak bisa. Yg tidak bisa diatur misal dinas penempatan kita,tdk usah dijdkan keluhan,akhirnya efek ke kita sendiri
"Kebijakan selalu berubah", tidak usah takut perubahan pasti ada maksud baik di dlmnya,tdk selalu sejalan rencana kita,tp kebijakan itu tidak mengatur kita sendiri tp personil dlm orgas,harus paham dan tidak egois
"beasiswa rendah",harus memaklumi negara kita bukan superpower kaya bs kirim pers keluar negeri dg beasiswa sangat besar. cth indeks terbesar LPDP ada byk dikurangi,apalagi beasiswa lain yg tdk sebesar LPDP. harus kreatif,tdk byk ngeluh
S2 S3 saya bukan prog TNI AL ,tp bakamla, mgunakan indeks dari Dikti, cukup utk berangkat sendiri, krn berangkat sm keluarga harus mikir ekstra utk mencukupi keluarga. saya lapor atase dan konjen,saya putar otak apa yg bs utk cukupi keb keluarga di sana. misal di kampus jd tutor
Jd laboran bantu praktek lab,bantu dlm grup spv bisa koreksi,atau kerja di retail misalnya kalau dimungkinkan. tidak semua negara aturan sama.
tidak 100% di luar negeri itu enak,apalagi di negara hi cost harus kreatif
"orgas vs kesempatan sekolah" di AL ada kebijakan,dari dinas,ketika sebarkan pengumuman buka sekolah A-Z,sudah disesuaikan kebutuhan orgas. tdk ada yg seenaknya sendiri daftarnya kemana
saya liat di AL sebisa mungkin pers yg disekolahkan ketika pulang bisa dimanfaatkan. sistem ini belum sempurna,tapi jalan menuju ke sana sudah ada
End of webinar, sampai jumpa di webinar ikastara berikutnya! (kalau bahas natsec or mil hehe)
Bahkan di Menwa ITB aja, calon anggota dan peserta diklat tidak boleh disentuh atau disuruh yang tidak kualifikasi SUSPELAT (Kursus Pelatih) yang sudah dapet materi Etika Pelatih dll. Artinya, ngebentuk junior itu "Earned",bukan karena "saya lebih senior saja".
Konsep "Pelatih Sakti" di Menwa ITB:
Pelatih ga boleh keliatan istirahat, santai, letoy
Di balik Pelatih yang tampil prima, ada pelatih yg pas balik ke belakang atau barak pelatih, aslinya lagi demam,panas dingin,letih puol dll. "Pelatih Sakti" bukan utk pelonco,tp jd contoh.
Sebuah C-17 Globemaster III dari 21st Airlift Squadron telah meninggalkan Travis Air Force Base pada 28 Agustus 2020 untuk misi berdurasi 4 hari mengirimkan 500 ventilators bantuan USAID dalam 17 palet ke Jakarta, Indonesia. dvidshub.net/news/377063/tr…
Dari 1000 ventilator bantuan USAID untuk Indonesia, 500 di antaranya disalurkan melalui kerjasama dengan DoD.
Misi sekaligus menjadi demonstrasi kesiapan mobilitas global dalam 48 jam. Bantuan diekspektasikan tiba pada 30 Agustus ini.
Penyaluran ventilator sebanyak 100 unit telah disalurkan secara simbolis pada 28 Juli lalu di Kementerian Luar Negeri RI.
Diingetin fesbuk kejadian 6 tahun lalu (2014), plus reply dari Kolonel Tek Martinus Bram Susanto. Dan ternyata campaignnya masuk berita sampai direspon Kapuspen TNI AU saat itu.. Yang skarang beliau jadi PangTNI 😅