Yang rambut merah namanya Ghusty, militan IMJ Semarang. Waktu SMP dia pernah ikut lomba rap gitu, jurinya kang Iwa, doi juara 1. Dream come true, momen 30 tahun Iwa K berkarya, doi dapat kesempatan emas berduet dengan idolanya di panggung Liztomania.
Di konser 30 tahun Iwa K berkarya ini, IMJ nurunin 2 team, plus 1 kelompok tunanetra, pecah sih konsernya. Gw bilang sama anak2, pas konser gw mau duduk anteng nonton konsernya, album Topeng itu pernah bikin satu Indonesia ini demam rap.
Era 90-an, di kampung-kampung, tiap malam minggu anak-anak muda saling adu street dance gitu lah. Sampe sekarang, lagu “Bebas” masih masuk dalam 150 lagu terbaik sepanjang masa, versi rolling stone. Siapa yang ngga hapal coba?
Balik soal Ghusty, ada kesan mendalam sih di konser itu. Dia punya mimpi besar untuk duet dengan kang Iwa. 2019 dia gabung IMJ, ditahun itu pula dia gw ajak ke Jakarta dan manggung dengan kang Iwa. Mimpinya tercapai, semuanya sudah di atur oleh Allah.
Waktu masih tidur di terminal, tiap balik ngamen gw suka cerita ke kawan2 gw, tentang mimpi mau buat satu tempat untuk mewadahi mereka berkarya. Entah kapan, tapi gw selalu yakin kalau mimpi itu pasti akan jadi kenyataan, walau saat itu makan di warteg aja masih ngutang 😂
Sebagian besar orang yang gw kenal sering bilang gw halu, tapi ngga apa-apa, semua kata-kata yang menyakiti hati itu gw jadikan cambuk untuk diri gw sendiri biar makin semangat kerja kerasnya.
Boom! 2014 IMJ berdiri.
Bangunannya pun ngga kalah megah dari mimpi-mimpi besar yang ada dikepala semua militan yang tergabung di dalamnya. Lengkap dengan studio rekaman dan panggung dengan set soundsystem yang sangar.
Belum besar banget memang, tapi setidaknya cukup untuk membungkam semua pesimisme dan kata-kata jahat yang selama ini mau mengubur mimpi gw dan mimpi kawan-kawan gw di jalanan.
Pesan gw, kalau lo punya mimpi, tulis itu besar-besar di tembok kamar lo. Atau jadiin walpaper di hp lo yang setiap saat bisa lo baca. Kalau orang lain bisa, lo juga pasti bisa. Memang jalannya ngga akan mulus, tapi percayalah dengan kekuatan diri lo sendiri.
Komitmen, konsisten, loyal dan totalitas dalam berjuang. Bangun lingkungan pertemanan yang sehat, jauh-jauh dari orang toxic, suara mereka hanya distrosi saja. Berkarya, banyak mulut itu tai kucing.
30 tahun berkarya, konsistensilah yang menjadikan kang Iwa menjadi legend. Belajar dari pengalaman orang lain, bekerja lebih keras dari mereka, semesta akan mendukung.
Ada juga yang mengemis dan menjadikan “ngamen” sebagai kedoknya di jalanan. Yang maksa juga ngga kalah banyak. Ini yang kerap menjadikan profesi “pengamen” mendapat stigma buruk di mata masyarakat.
Sulitnya lapangan pekerjaan, keterbatasan ekonomi, faktor lingkungan dan pendidikan menjadi sebab banyak dari mereka yang menjadikan jalanan sebagai ladang mencari nafkah. Masalah sosial ini tidak bisa dipandang dari satu sisi saja. Banyak hal yang yang menjadi penyebabnya.
Saya akan menceritakan kronologis kejadiannya secara detil agar semua pihak dan masyarakat kota Depok dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Sejak 2019, @IMJ_ID & Pesona Square aktif komunikasi terkait program pengamen naik kelas yang memang menjadi salah satu program pemkot Depok sejak tahun 2016. Dimana musisi-musisi jalanan binaan IMJ Kota Depok diberikan akses untuk mengamen di Mall-mall yang ada di kota Depok.
Lagi beli kelapa muda, jadi inget tahun 2012 pernah dikasih bonggol kelapa, isi bonggolnya kuntilanak.
Bukan hoax loh, kuntilanak asli 😄
Ada yang mau tau kronologis ceritanya ngga? kebetulan lagi nyantai. Bukan thread-thread lah, share pengalaman aja 😄
Oke berhubung ada yang mau nyimak, gue ceritakan soal kuntilanak ini. Ohia, gue type orang yang harus liat dulu baru percaya yang mistis-mistis, ini cerita nyata tahun 2012. Mulai ya 😎