Td pagi ada yg pesan padaku agar hari ini ngegas kawanan "bencana adalah azab".

Pembacaanku atas sejarah manusia justru menunjukkan, bahwa relasi manusia dengan bencana berkontribusi besar, pada lahir dan berkembangnya agama dan keagamaan.

Yuk kita bongkar.
Ketika manusia masih hidup mengembara, dari satu tempat ke tempat lain, mengikuti hewan2 buruan mereka dan mencari sumber air, bahaya selalu mengintip di sepanjang jalan.

Manusia purba hidup berdampingan dgn hewan2 yg bukan sj buas tapi berukuran "raksasa".
Di hadapan ancaman kematian ini, ada dua hal yg patut disebut scra khusus:
1/ ketidakberdayaan manusia menghadapi ancaman. Tanpa cakar atau taring, dgn peralatan yg sgt sederhana, manusia msh tergolong mangsa, bukan predator.
2/ tingkat kelahiran anak manusia relatif rendah.
Aku mau menyorot khusus soal tingkat kelahiran anak ini. Sebagian besar spesies memiliki tingkat perbanyakan keturunan yg tinggi. Semakin tinggi tingkat mortalitas pd spesies itu, makin tinggi pula tingkat perbanyakan keturunannya.
Biasanya hewan pemangsa memiliki tingkat perbanyakan keturunan lebih rendah drpd hewan mangsa, krn mortalitasnya jg lebih rendah.

Anehnya, pd manusia, tingkat kelahiran anak yg rendah (biasanya hny 1/thn) tjd sejak manusia masih berstatus mangsa.
Masa manusia berada dlm kandungan mmg gak lumrah panjangnya. Sembilan bulan! Ada hewan lain yg juga harus sekian lama: gajah, badak, paus... hewan2 yg secara natural tdk pnya bnyk pemangsa alami.
Nah, satu hal yg ditemui pd mahluk2 dgn masa gestasi (dlm kandungan) yg panjang adlah kapasitas utk duka mdalam krn kematian.

Penjelasan biologisnya ada dua:
1. brkmbangnya sistem limbik (pengatur emosi) dlm otak;
2. kematian adlh hilangnya investasi biologis yg besar.
Spesies dgn masa gestasi panjang biasanya memiliki sistem limbik yg lebih berkembang. Pnya kapasitas emosi yg lebih penuh. Gajah, misalnya, bisa mengingat kuburan induk bahkan neneknya. Dan berziarah ke sana secara periodik.
Pd manusia purba, yg terancam kiri-kanan oleh bahaya dan kematian, tiap kematian pasti merupakan pukulan besar. Kapasitas merasakan emosinya besar tapi kemampuan menangkal bahayanya ya seadanya.

Apa solusi manusia utk atasi ini? Sistem Tabu.
Tabu (taboo) adlh kata dari bahasa bangsa2 Pasifik, yg artinya: larangan atau suci.

Lewat sistem tabu, manusia mewariskan pengetahuan untuk survive pada generasi di bawahnya. "Jangan lakukan ini atau itu, tabu." Padahal di balik itu ada trik utk survive.
Manusia butuh secepatnya membuat anak2nya mengerti: jauhi hewan buas. Bgmana caranya? Buat hewan2 buas itu berstatus "suci."

Kelak, ketika peralatan manusia bertambah baik, terutama stlh ditemukannya teknologi logam, relasi manusia dgn hewan buas berubah. Tp tabunya tetap ada.
Di Sumatera, misalnya, masih banyak yg tdak mau menyebut kata "harimau". Harus disebut "datuk".

Ini peninggalan dari masa di mana manusia masih secara rutin menjadi menu santap malam harimau. Harus ada sistem yg menjauhkan manusia dari wilayah jelajah harimau.
Tp ancaman kematian bg manusia tdk hanya datang dari hewan buas. Ancaman itu jg datang dari alam.

Ancaman dari hewan buas, manusia purba masih bs mengerti polanya. Masih bs cari pemecahannya. Ancaman dari alam seperti ga ada ujung-pangkalnya. Tahu2 gunung meletus, tahu2 banjir.
Jika keadilan ada di muka bumi ini, satu2nya yg adil adalah alam. Tempat2 yg paling subur, paling menghasilkan, pastilah mengandung bahaya paling besar juga.

Tinggal di tepi pantai, bs kena rob/tsunami. Di pinggir sungai, kena bandang. Di kaki gunung yg subur, kena letusan.
Tp manusia purba tak mengerti hal ini. Jangankan manusia purba, manusia modern sj masih bnyk yg tak tahu mengapa gunung bs meletus.

Adanya kekuatan mematikan, yang sungguh tak dapat dipahami nalar manusia (masa itu), membuka jalan utk lahirnya konsep ttg keilahian.
Demikian eratnya kelindan kesejarahan antara strategi survival manusia dengan bencana dan kematian, sampai sekarang ilah yg mendominasi pemikiran manusia modern adalah satu ilah yg awalnya adalah Dewa Gunung bangsa Kanaan (negeri mereka skrg ditempati bangsa Palestina).
Kata Arab "ilah", Aram "Elah", Yahudi "eloah" punya komponen yang sama: El.

Legenda ttg meleburnya konsepsi monoteistik Yahudi dgn dewa2 Kanaan, dipaparkan dlm Kitab Eksodus, ketika Abraham berdamai dgn Melkisedek. Melkisedek adlh priest-king, El adlh Dewa Tertinggi Kanaan.
Entah apa kisah Abraham dan Melkisedek itu benar terjadi. Yg jelas, El, yg tadinya "hanya" Dewa Gunung, yg sklipun Tertinggi tp tetap hny satu di antara banyak, kini menjadi satu2nya ilah.

El Shaddai. The god of the mountain. Tadinya harafiah.
So. Yahudi menyerap El, sang Dewa Gunung, menjadi satu2nya ilah yg mrka sembah. Kristen dan Islam mengaku sbg penerus/pewaris ilah yg tunggal ini. Dan, tanpa disengaja, ikut menyembah Dewa Gunung yg naik status jadi The Almighty.
Semuanya gara2 manusia purba harus merumuskan strategi bertahan hidup, di tengah ancaman pemangsa dan bencana alam. Rumusan tabu sbg pewarisan pengetahuan ttg survival. Berkembang jd penyembahan, dst dst. The rest is history.
Apa take away dr kisah ini? Menurutku begini: tabu & sistem kepercayaan dibangun manusia agar survive berhadapan dgn bencana/ancaman. Apakah agama, sbg sistem kepercayaan modern, membantu manusia survive di hadapan bencana (seperti COVID) atau malah mengganggu?

Silakan direnung.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Kᴇɴ Nᴅᴀʀᴜ

Kᴇɴ Nᴅᴀʀᴜ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @kenndaru

30 Oct
Ini keliru. Metode yg disebut di sini, istilahnya slow down atau put down. Tolong bedakan istilah politik dgn makna kamusnya. Tiga pilar Pembangkangan Sipil (John Rawls, 1971) adlh: harus terbuka dinyatakan, non-violent, secara sadar melanggar hukum dan rela terima hukumannya.
Kenapa Pembangkangan Sipil harus terbuka dinyatakan?

Krn tujuan akhir dr PS adlh penyadaran publik atas ketidakadilan satu peraturan. PS bukan perlawanan pribadi. PS adalah cara utk menarik simpati publik, agar publik paham bhw aturan tertentu tidak adil.
Dlm situasi tertentu, spt di jaman dulu, ketika pajak ditarik langsung pd WP, ada petugas yg keliling narik pajak, penolakan membayar pajak dapat mjadi bentuk pembangkangan sipil. Krna penolakan itu terbuka di depan publik.

Jaman skrg, sistem pajaknya online, ga bs lagi.
Read 8 tweets
30 Oct
Dendam masa lalu itu racun bagi peradaban. Tentara Salib membunuh Muslim. Tentara Osmaniah membantai Kristen Armenia. Hindu dan Muslim saling bunuh ketika India-Pakistan berpisah... Kapan siklus balas dendam ini akan berakhir?
scmp.com/week-asia/poli…
Dunia sekarang bergerak ke arah Reparasi dan Pemulihan. Tapi para pemimpin politik terus saja sibuk mengipasi pengikutnya dgn dendam masa lalu.

"PKI bunuh jenderal2, kita harus basmi PKI!" Lah anak2nya para jenderal itu sj sdh memaafkan, lu msh kipas terus.
Apa pelaku pelanggaran HAM masa lalu, pelaku pembantaian2 keji itu, tidak perlu dihukum?

Tujuan menghukum adlh utk mencegah pelanggaran serupa terjadi di masa datang.

Maka hukuman tdk boleh mjdi satu2 jalan. Harus ada jalan rekonsiliasi. Restorative justice.
Read 6 tweets
7 Oct
Gara2 beredar info bahwa tuntutan buruh atas Ciptaker adalah hoax, terpaksa gw bangun subuh2 buat bikin klarifikasi atas tuntutan buruh yg dituduh hoax itu. Kita mulai ya...

#BatalkanRUUCiptaKerja
#BatalkanOmnibusLaw
#BangunPartaiPekerja
Bakal jadi berat banget buat kawan2 yg penetapan UMK-nya tidak memuaskan, krn kudu berjuang ke ibukota propinsi. Biaya lagi, waktu lagi.
Upah per piece itu sdh lama jadi mainan di pabrik... target selalu dibikin terlalu tinggi sehingga ga kekejar oleh buruh, bahkan setelah lembur ga dibayar. Sekarang, praktek ini dilegalkan.
Read 11 tweets
28 Sep
Aku lihat berita ini diperbandingkan dgn "campur tangan" RI dlm urusan Palestina. Kedua hal ini TAK DAPAT DIPERBANDINGKAN krena:

1/ PBB *mengakui* Palestina sbg teritori merdeka; PBB *tdk mengakui* Papua sbg teritori merdeka.

2/ Sejarah geopolitik kedua teritori sangat berbeda.
PBB pnya The Special Committee on the Situation with regard to the Implementation of the Declaration on the Granting of Independence of Colonial Countries and Peoples (atau the Special Committee on Decolonization C-24). Komite ini yg tentukan apakah satu teritori berhak merdeka.
Kenapa PBB harus jadi rujukan untuk hak kemerdekaan?

Spya kita ga cherry-picking. Kita pakai standar PBB utk SEMUA urusan HAM. Bukan mengambil standar sesuai kemauan/kepentingan politik sendiri.

HAM itu tata dunia yg berkeadilan. PBB guardian-nya.
Read 12 tweets
22 Sep
Baik yg pro pilkada ditunda maupun yg pro pilkada lanjut sama2 cherry picking dlm ambil contoh dan komparasi. Damn you all.
Buat yg ambil contoh Amrik sbg negara yg ga menunda pemilu, gw kasih tau nih: Amrik gagal menangani COVID dgn efektif. Amrik tu contoh negara besar yg resource-nya seabrek tp penanganan COVID-nya bahkan kalah dari Senegal.
Buat yg ambil contoh New Zealand sbg negara yg berani nunda pemilu, gw kasih tau nih: New Zealand itu sukses menangani COVID karena lockdown-nya diiringi oleh DARURAT SIPIL. Makanya keras. Lu main golf ga pake masker, masuk penjara, titik. Lu pada gak mau juga kan Darurat Sipil?
Read 4 tweets
17 Sep
Tukang nasi goreng merangkap intel? Intel kok ngaku? Wartawan kok tegap dan cepak?

Bnyk mitos ttg intel, tpi kek mana sbnarnya intel bekerja? Bdasarkan pengalaman berhadapan dgn intel Indo, ada 3 fungsi yg mrka lakukan:
1/ intimidasi
2/ penyusupan
3/ netralisasi ancaman.
1/ Intimidasi

Fungsi inilah yg paling banyak ditemui oleh masyarakat, terutama di era ORBA. Intimidasi sbnarnya adlh salah 1 taktik netralisasi juga, tp sifatnya pasif.

Intel nasgor ga enak, wartawan cepak, memang tugasnya menampilkan diri. Sbg peringatan: we're watching you.
Kenapa kok ga diem2 aja, trus tiba2 melakukan penangkapan? Belasan tahun setelah ORBA berakhir, baru aku dapat alasannya: krna biaya proses perkara itu mahal. Kalau org tak jadi melakukan kejahatan/melawan negara krn takut, itu sdh cukup.
Read 26 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!