Membahas batasan usia 17 Tahun untuk consent penggunaan media sosial. Di bawah itu perlu consent dari orang tua.
Inti dari yang saya sampaikan tadi: 1/ Pengaturan batas usia 17 tahun user boleh punya consent (persetujuan) sendiri tanpa didampingi ortu ini akan melindungi anak. 2/ Perusahaan, platform, bisnis dll yang membuat layanan dan penggunanya sebagian atau seluruhnya adalah anak2..
harus mengikuti aturan ini: memastikan data anak yg dikumpulkan sudah benar, dipahami anak, dan dpt consent orang tua, dll. 3/ Pengumpul data tidak bisa lagi bebas mengumpulkan data dari anak tanpa consent ortu dengan tanpa konsekuensi hukum.
4/ Selain memaksa platform untuk comply dg aturan usia ini, UU PDP juga diharapkan akan meningkatkan perhatian kita semua tentang pentingnya melindungi (data) anak di media sosial; artinya harus ada edukasi dan literasi lebih masif lg kepada anak dan orang tua.
5/ Di negara maju yang sudah melek privasi, ortu umumnya sudah terbiasa mendampingi (consent) anaknya. Dan itu buah dari literasi digital yang diberikan pemerintah kepada ortu (juga kakek/nenek), misal via program buat mereka di sekolah anak2/cucunya.
6/ Kondisi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan: bahkan anak belum usia 2 tahun sudah diberi akses ke medsos (youtube) padahal haram hukumnya; anak bebas akses medsos tanpa literasi dan pengawasan; konten pornografi anak dan pedofilia yang berseliweran.
7/ Terakhir, UU PDP ini udah telat disahkan, harusnya sudah kemaren2. Jadi, jangan tunda-tunda lagi.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Karena tugas saya yg diminta membantu @perpusnas1 membangun Indonesia OneSearch.id, tentu saya gunakan Drone Emprit juga untuk memantau percakapan publik tentang "buku."
Jadi saya punya data sejak April 2018. Selama ini relatif sepi. Tapi 2 hari ini ramai.
>>
SNA “BUKU”: 21 NOVEMBER 2020
Hari Sabtu itu, peta percakapan tentang "buku" seperti biasa: tidak ada polarisasi, scattered, random, meluas, oleh netizen dan teman-teman dekatnya.
Tak ada yang menonjol.
SNA “BUKU”: 22 NOV 2020 (00:00-13:00)
Minggu pagi, hingga pukul 1 siang, peta mulai berubah. Beberapa top influencers membangun percakapan tentang sebuah topik terkait "buku."
Selain netizen yg udah biasa membahas buku, ada beberapa akun yang ramai diRT.
Tadi habis Maghrib pulang dari RS, istriku cerita tentang pasiennya. Biasanya cerita-cerita yang bikin miris. Seperti di Jakarta tp ada aja bayi yang stunting, ortu yang ndak paham MPASI, dll.
Kali ini yang bikin bahagia.
>>
Si ayah muda tiba-tiba mengeluarkan buku catatan dan bolpen, lalu terus mencatat dengan serius saat aku mulai menjelaskan tentang MPASI yang benar untuk bayinya. Sang ibu yang duduk di sebelahnya juga mendengarkan dengan seksama, sambil memangku bayinya.
"Wah bapak nyatet omongan saya nih?" Aku cukup terkejut melihatnya.
Si ayah muda tersenyum sambil mengangguk malu...
"Aduu jadi terharu saya, baru nemu loh ada ayah di RS ini yang serajin ini. Pinter banget, ayah siaga nih." Si ayah muda jadi tambah senyum-senyum hehe.
Kemarin (17 Nov) selama 9 jam @aniesbaswedan diperiksa polisi. Sejak tanggal 16 November, response publik sudah tinggi.
Seperti apa peta, narasi, dan emosi mereka?
THREAD
TREN: RESPONSE TINGGI ATAS DIPERIKSANYA ABW OLEH POLISI
Grafik tren seminggu terakhir memperlihatkan ada peningkatan tajam sejak tanggal 16 November, puncaknya pada 17 November 2020.
Peta SNA ABW
Cluster Pro ABW lebih besar dari yang Kontra. Banyaknya warna hijau pada cluster Pro memperlihatkan dukungan positif pada @aniesbaswedan, sedangkan warna merah pada cluster Kontra menunjukkan tingginya sentimen negatif kepada ABW.