KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 26
Perang Bani Qainuqa

Pada perjanjian yang lalu yang diadakan oleh Rasulullah dengan orang-orang Yahudi, telah disebutkan bahwa beliau dan kaum muslimin sudah berusaha untuk melaksanakan isi perjanjian tersebut.
Tetapi sebaliknya orang-orang Yahudi tak ada seorang pun yang mematuhi isi perjanjian.
Mereka selalu melakukan penghianatan sehingga meresahkan kaum muslimin.
Ibnu Ishaq berkata Syas bin Qais seorang tokoh Yahudi yang sangat kufur dan sangat membenci serta dengki kepada kaum muslimin melewati beberapa orang sahabat Rasulullah ﷺ dari kabilah Aus dan Khazraj yang berada dalam suatu majelis yang telah menyatukan mereka.
Mereka sedang berbincang-bincang di dalam majelis tersebut.
Melihat persatuan dan hubungan baik sesama mereka di atas dasar Islam, telah membangkitkan kemarahan Syas bin Qais.
Dia berkata dalam hati:
"Para tokoh telah bersatu di negeri ini. Demi Allah, saya tidak akan bersama mereka Apabila para tokoh mereka bersatu di negeri ini karena suatu ketetapan".
Ia kemudian menyuruh seorang pemuda Yahudi yang ikut bersamanya untuk mendatangi mereka dengan mengatakan:
"Datanglah kepada mereka dan duduklah bersama mereka, kemudian ingatkan akan peristiwa Bu'ats dan peristiwa-peristiwa sebelumnya, dan alunkan kepada mereka beberapa syair yang berisi tentang pertengkaran mereka."
Pemuda Yahudi itu pun melakukannya, maka kaum muslimin ketika itu menjadi bertengkar sampai dua orang dari dua kabilah itu melompat ke atas suatu kendaraan lalu terjadi perang mulut.
Dua kelompok tersebut menjadi marah semuanya dan berkata:
"Telah kami lakukan janji kalian yang menyakitkan."
"Senjata, senjata."

Mereka lalu keluar mendatangi lawannya dan hampir terjadi peperangan.

Peristiwa tersebut sampai kepada Rasulullah ﷺ lalu Beliau bersama para sahabat mendatangi mereka seraya mengatakan:
"Wahai kaum muslimin, ingat Allah, Allah! Apakah kalian menyerahkan seruan jahiliyah sementara aku masih di tengah-tengah kalian, setelah Allah menunjukkan kalian kepada Islam dan memuliakan kalian dengannya,
memutuskan kalian dari perkara jahiliyah, menyelamatkan kalian dari kekufuran dan menyatukan hati kalian?"

Mendengar itu semua, akhirnya kaum muslimin pun sadar bahwa apa yang terjadi itu merupakan tipu daya setan dari musuh mereka.
Mereka kemudian menangis dan saling berangkulan antara kaum Aus dan kaum Khazraj, kemudian meninggalkan tempat bersama Rasulullah ﷺ dengan penuh ketaatan.
Allah telah memadamkan dari mereka tipu daya musuh Allah, Ibnu Qais.
Itulah, apa yang dilakukan dan diupayakan oleh Yahudi untuk menimbulkan keresahan dan permusuhan di tengah-tengah kaum muslim, dan menghalangi jalan dakwah islam.
Dalam hal ini mereka memiliki berbagai program.
Mereka menebarkan berbagai isu, beriman pada pagi hari dan kufur di sore harinya, untuk menanamkan benih-benih keraguan di dalam hati kaum yang lemah.

Mereka mempersempit jalan-jalan kehidupan terhadap orang yang memiliki hubungan keuangan dengan mereka.
Apabila mereka mempunyai tanggungan hutang kepada orang mukmin dan tdk dapat melunasinya mereka mengatakan sesungguhnya hutangku kepadamu hanya kubayar ketika kamu masih berada di atas agama nenek moyangmu, apabila kamu telah keluar dari agama nenek moyangmu tdk akan kubayar lagi
Mereka melakukan itu sebelum Perang Uhud sekali pun mereka terikat perjanjian dengan Rasulullah ﷺ.
Rasulullah dan para sahabat tetap bersabar atas hal itu semua, agar mereka mau sadar, di samping untuk mewujudkan keamanan di dalam negeri.
Tetapi, mereka tidak melihat bahwa Allah telah menolong orang-orang yang beriman di medan Badar dan mereka telah memiliki kekuatan dan kewibawaan orang-orang yang jauh maupun yang dekat.
Maka mereka menyatakan kejahatan dan permusuhannya secara terang-terangan.
Orang Yahudi yang paling dengki dan paling jahat adalah saat Kaab bin Asyraf, sebagaimana halnya Bani Qainuqa merupakan kelompok yang paling jahat di antara ketiga kelompok Yahudi.
Bani Qainuqa tinggal di dalam Madinah.
Profesi mereka adalah tukang sepuh dan pembuat bejana.
Dengan profesi tersebut setiap orang dari mereka memiliki alat-alat perang. Jumlah prajurit mereka adalah 700 orang.
Mereka adalah Yahudi Madinah yang paling berani dan Yahudi pertama yang melanggar perjanjian.
Ketika Allah memberikan kemenangan kepada kaum muslimin di Badar, ulah mereka semakin brutal.

Mereka membangkitkan keributan dengan mencela dan mengganggu setiap muslim yang mendatangi pasar mereka, sampai mereka berani mengganggu para wanita kaum muslimin.
Tatkala kejahatan mereka sudah memuncak, Rasulullah ﷺ mengumpulkan mereka, menasehati mereka, dan mengajak mereka kepada kebenaran.
Tetapi kejahatan dan kesombongan mereka semakin menjadi.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan dari jalur Ibnu Abbas berkata:

"Setelah Rasulullah ﷺ berhasil menundukkan orang-orang Quraisy dalam Perang Badar, beliau mengumpulkan orang-orang Yahudi di pasar Bani Qainuqa dan berkata:
"Wahai orang-orang Yahudi, masuklah kedalam Islam sebelum kalian ditimpa oleh apa yang telah menimpa kaum Quraisy."

Mereka mengatakan:
"Hai Muhammad, Janganlah Engkau membanggakan kemenangan terhadap kaum Quraisy mereka itu tidak mengerti ilmu peperangan.
Seandainya kami yang Engkau hadapi dalam peperangan niscaya Engkau akan mengetahui siapa sebenarnya kami.”

Kemudian Allah SWT menurunkan ayat :
قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَىٰ جَهَنَّمَ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ

Katakanlah kepada orang-orang yg kafir:
Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam.
Dan itulah tempat yg seburuk-buruknya.
Ali 'Imran (3:12)
قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۖ فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَىٰ كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ ۚ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ
Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur).
Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka.
Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.
Surah Ali 'Imran (3:13)
Makna jawaban dari Bani Qainuqa itu merupakan pernyataan terbuka untuk berperang, tetapi Nabi ﷺ menahan amarahnya dan bersabar, demikian pula kaum muslimin.
Mereka menunggu sampai orang-orang Yahudi berbuat kejahatan melampau batas.
Orang-orang Yahudi dari Bani Bani Qainuqa bertambah berani.
Tidak lama kemudian mereka berbuat kerusuhan di Madinah.
Mereka berusaha untuk membinasakan kaum Muslimin dan menutup celah-celah kehidupan mereka.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam dari Abu Aun bahwasanya seorang wanita Arab datang ke pasar Bani Qainuqa untuk menjual barang dagangannya.
Dia mendatangi tukang sepuh dan duduk di sana.
Tiba-tiba beberapa orang Yahudi menginginkan wanita itu untuk membuka penutup mukanya.
Tetapi wanita itu menolak.
Tanpa diketahui oleh wanita itu secara diam-diam tukang sepuh itu menyangkutkan ujung pakaian yang menutup seluruh tubuh wanita Arab itu pada bagian punggungnya.
Ketika wanita itu berdiri terbukalah aurat bagian belakangnya.
Orang-orang Yahudi yang melihatnya tertawa terbahak-bahak.
Wanita itu kemudian berteriak meminta pertolongan.
Mendengar teriakan itu salah seorang dari kaum Muslimin menyerang tukang sepuh Yahudi itu dan membunuhnya.
Orang-orang Yahudi yang berada di tempat itu kemudian mengeroyoknya dan membunuhnya.
Peristiwa itulah yang menyebabkan terjadinya peperangan antara kaum muslimin dan orang-orang Yahudi dari Bani Qainuqa.
Melihat peristiwa biadab yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dari Bani Qainuqa, Rasulullah hilang kesabaran.
Beliau menyerahkan urusan Madinah kepada Abu Lubabah bin Abdul Mundzir.
Menyerahkan bendera kaum muslimin kepada Hamzah bin Abdul Mutholib, dan bersama tentara Allah beliau berangkat menuju Bani Qainuqa.

Ketika Yahudi dari Bani Qainuqa melihatnya, mereka segera berlindung di dalam benteng-benteng mereka.
Kemudian kaum muslimin mengepung mereka dengan ketat yaitu pada hari Sabtu pertengahan bulan Syawal tahun kedua Hijrah.

Pengepungan itu berlangsung selama 15 hari sampai awal bulan Dzulqaidah.
Allah timpakan rasa takut ke dalam hati mereka.
Akhirnya mereka menyerah dan bersedia menerima hukumannya yang akan diputuskan oleh Rasulullah ﷺ menyangkut budak, harta, istri, dan anak keturunan mereka.

Ketika itu Bangkitlah Abdullah bin Ubay bin Salul memainkan peran kemunafikannya.
Dia mendesak Rasulullah ﷺ agar memaafkan mereka, dengan mengatakan,

"Wahai Muhammad perlakukanlah para sahabatku itu dengan baik". (Mereka adalah para sekutu kabilah Khazraj yang salah seorang pemimpin nya adalah Abdullah bin Ubay).
Permintaannya itu tidak ditanggapi oleh Rasulullah ﷺ . Abdullah bin Ubay mengulangi permintaannya tetapi beliau berpaling darinya, sambil memasukkan tangannya ke dalam baju besinya lalu berkata kepadanya:
"Tinggalkan aku!" Beliau marah dan wajahnya tampak berubah, lalu berkata lagi,
"Celakalah kau, tinggalkan aku!"

Tetapi sang munafik tersebut tetap saja pada keinginannya dan berkata:
"Tidak, demi Allah aku tidak akan meninggalkan Engkau sebelum Engkau memperlakukan para sahabatku itu dengan baik."

"400 orang tanpa perisai dan 300 orang bersenjata lengkap yang telah membelaku terhadap semua musuh-musuhku itu, apakah Engkau habisi nyawanya dalam waktu sehari?
Demi Allah aku betul-betul menghawatirkan terjadinya bencana itu."

Rasulullah ﷺ memperlakukan si munafik tersebut yang baru sebulan menampakkan keislamannya dengan memberikan perhatian kepadanya.
Dia serahkan orang-orang Yahudi itu kepadanya dengan syarat mereka harus keluar dari Madinah dan tidak boleh hidup berdekatan dengan kota Madinah.

Mereka pun keluar menuju daerah di sekitar Syam, dan tidak lama kemudian sebagian besar dari mereka meninggal dunia.
Rasulullah ﷺ menerima harta kekayaan mereka.
Dari harta tersebut beliau mengambil tiga keping uang, dua baju besi, tiga pedang, tiga tombak, dan seperlima ghanimah.
Orang yang bertanggung jawab mengumpulkan ghanimah adalah Muhammad bin Maslamah.
Perang Sawiq

Ketika Shafwan bin Umayyah, orang-orang Yahudi, dan orang-orang munafik melakukan makar, Abu Sufyan berfikir untuk melakukan suatu tindakan yang kecil resikonya, tetapi jelas pengaruhnya.
Ia berupaya untuk segera melakukan tindakan untuk memelihara kedudukan kaumnya, dan menunjukkan kekuatan mereka

Abu Sufyan bernazar tidak akan membasahi rambutnya dengan air karena junub sebelum menyerang Muhammad.
Maka ia pun keluar membawa 200 tentara untuk memenuhi nadzarnya
Mereka tiba di suatu terusan yang menghadap ke gunung Naib, dari Madinah sekitar satu barid atau 12 mil.
Tetapi ia tidak berani menyerang Madinah secara terang-terangan.
Ia melakukan suatu tindakan seperti tindakan pembajakan yaitu memasuki pinggiran Madinah secara sembunyi-sembunyi di tengah-tengah kegelapan malam.

Dia mendatangi Huyai bin Al-Khattab dan meminta dibukakan pintu, namun Huyai tak mau dan merasa ketakutan.
Kemudian ia mendatangi Salam bin Musykam, pemimpin Bani Nadlir pada saat itu.

Setelah meminta izin ke Salam bin Musykam, Ia pun diberi izin, diberi minum khamer dan memperoleh informasi tentang keadaan kaum muslimin pada saat ini darinya.
Kemudian pada malam itu juga Abu Sufyan keluar dan menemui para sahabatnya, lalu mengutus satu pasukan dari mereka dan menyerang suatu tempat di pinggiran kota Madinah yang bernama Aridl.
Mereka menebang dan membakar beberapa pohon kurma dan di sana mereka membunuh seorang lelaki Anshor dan sekutunya yang sedang berada di kebun mereka.
Setelah itu mereka melarikan diri ke Mekah.

Peristiwa tersebut sampailah ke telinga Rasulullah ﷺ.
Lalu Beliau segera mengejar Abu Sufyan dan kawan-kawannya.

Akan tetapi, mereka segera melarikan diri dengan sangat cepat, mereka melemparkan bekal makanan mereka yang berupa tepung (sawiq) dalam jumlah yang banyak untuk memperingan beban dan agar dapat lari lebih cepat lagi.
Rasulullah ﷺ pun sampai di Qarqaratul Kadar, kemudian kembali pulang, dan kaum muslimin membawa tepung (sawiq) yang dilemparkan oleh orang-orang kafir itu.
Sehingga peristiwa ini dinamakan dengan perang sawiq.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Dzulqaidah tahun kedua Hijriyah dua bulan setelah peristiwa Badar.

Dalam perang ini Rasulullah menyerahkan urusan Madinah kepada Abu Lubabah bin Abdul Mundzir.

Bersambung besok, insya Allah 🙏🏿

Sallu ala Nabi🌹

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Sayid Machmoed BSA

Sayid Machmoed BSA Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @sayidmachmoed

26 Nov
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 28

Abdullah Bin Ubay

Semua keberhasilan Rasulullah ﷺ itu membuat hati Abdullah bin Ubay berubah semakin sesak karena dengki. Image
"Jika ini dibiarkan, lenyap sudah impianku untuk menjadi pemimpin Madinah lagi seperti dulu!" demikian pikirnya.
"Aku harus mencari jalan untuk menjauhkan Muhammad dari umatnya."
Abdullah bin Ubay mulai menyebarkan desas-desus,
"Mengapa Rasulullah ﷺ memberi bagian harta rampasan kepada Utsman bin Affan? Padahal, Utsman tidak ikut ke Perang Badar! Ini pasti karena Utsman lebih dicintai dari kita semua!"
Read 91 tweets
26 Nov
Kisah Sebutir Nasi Yang Membuat Habib Luthfi Muda Terdiam

Dalam perjalanan mencari ilmu, Maulana Habib Luthfi bin Yahya berjumpa dengan seorang kiai sepuh. Habib Luthfi terkagum menyaksikan akhlak kiai sepuh yang luar biasa. Image
Yakni ketika dahar (makan), ada butiran nasi yang terjatuh lalu dipungut dan dikembalikan ke piring untuk dimakan kembali.

"Kenapa harus diambil Yai, kan cuma sebutir Nasi?" Ujar Habib Luthfi Muda penasaran.
"Lho... jangan dilihat sebutir nasinya, Yik. Apa kamu bisa bikin nasi sebutir ini, bahkan seperti seribu menir saja?"
Deg.... terdiamlah Habib Luthfi Muda.
Read 10 tweets
25 Nov
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 27

Perang Dzi Amar

Peperangan ini merupakan operasi militer terbesar yang dipimpin Rasulullah ﷺ , sebelum Perang Badar.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun ketiga Hijriah. Image
Faktor penyebabnya adalah intelijen Madinah menyampaikan berita kepada Rasulullah ﷺ , bahwa ada sekelompok besar dari bani Tsa'labah dan Maharib berkumpul untuk melancarkan serangan di pinggiran Madinah.
Maka Rasulullah ﷺ mendorong kaum muslimin untuk keluar berperang.
Kemudian keluarlah Beliau membawa 450 tentara yang berkendaraan maupun yang berjalan kaki.
Beliau menyerahkan urusan Madinah kepada Utsman bin Affan.
Read 66 tweets
23 Nov
NASEHAT SEORANG BOCAH MEMBUAT IMAM ABU HANIFAH.RA MENANGIS

Abu Hanifah Nu'man bin Tsabit, atau populer di sebut Imam Hanafi, pernah berpapasan dengan seorang anak kecil yang tampak berjalan mengenakan sepatu kayu.
“Hati-hati nak dengan sepatu kayumu itu, jangan sampai kau tergelincir”, sang Imam menasehati

Bocah ini pun tersenyum, menyambut perhatian pendiri madzhab Hanafi ini dengan ucapan “terima kasih”

“Bolehkah, saya tahu namamu, Tuan?”
Tanya si bocah.

“Nu'man”
“Jadi, Tuan lah yang terkenal dengan gelar Al-Imam Al-A'zham (Imam Agung) itu?”

“Bukan aku yang menyematkan gelar itu, masyarakat lah yang berprasangka baik dan menyematkan gelar itu kepadaku”
Read 5 tweets
23 Nov
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 25

Mekah Terkejut

Sementara itu keadaan sebaliknya menimpa Mekah, Al Haisuman bin Abdullah Al Khuza'i tergesa-gesa memasuki Mekah.
Diberitakannya kehancuran pasukan Quraisy dan bencana yang telah menimpa para pemimpin, pembesar, dan bangsawan mereka
Mulanya orang Mekah tidak percaya, tetapi setelah yakin bahwa Al Haisuman tidak mengigau, seluruh kota menjadi penuh dengan jerit tangis.

Abu Lahab yang tidak ikut berperang sangat terpukul mendengarkan berita mengerikan itu.
"Tidak mungkin!"
"Tidak mungkin!" demikian igaunya.
Keesokan harinya, ia jatuh sakit dan menderita demam selama tujuh hari sebelum akhirnya meninggal.

Para pemuka Quraisy pun berkumpul untuk memutuskan yang akan mereka lakukan.
Read 79 tweets
20 Nov
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 24

Hamzah

Hamzah bin Abdul Muthalib bersama pasukannya berdiri melakukan penjagaan di dekat kolam pasukan muslim.
Kolam itu merupakan tempat penting dalam pertempuran Badar.
Jika pasukan Quraisy berhasil merebut kolam dan menghilangkan dahaga mereka, pasukan muslimlah yang akan kehausan.

Kemudian, sepasukan berkuda Quraisy mendekat.
Dua penunggang kuda terdepan berhasil ditaklukan Hamzah.
Namun, penunggang ketiga lolos dan berhasil membuka celah pertahanan untuk diterobos para penunggang lain yang terkenal tangguh.
Namun Hamzah sendiri berdiri menutup celah tersebut dengan pedang siaga di tangan.
Satu demi satu para penunggang Quraisy yang kehausan maju.
Read 51 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!