Coba ya kami ilustrasikan yang kami maksud sebagai kegiatan modular, dan kenapa susah distandardisasi
Kalo pajack atau beyatjukay, mau sampay kiamat juga kerjaannya sama: realisasi penerimaan.
Juga dengak sekre yang kerjaannya tiap taun selalu sama. Ini gampang standardisasinya.
Tapi bagaimana dengan kegiatan seperti misalnya penyaluran pupuk bersubsidi? Kalau tiba-tiba dewa berkehendak subsidi dihentikan lalu diganti kerjaan lain, artinya tupoksi harus diredesain.
Masalahnya dewa dewi kita ababil. Program ganti-ganti mulu. Abis waktu cuma revisi KPI.
Kalau pake kegiatan, gampang. Setop honor kegiatan pupuk, desain kegiatan lain. Strukturnya pembiayaannya sama, cuma kerjaannya aja beda.
Bahkan bisa dioutsource kalo mau. Begitchu cynt.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Melanjutkan trit yang ini ya. Intinya, sebelum jaman tukin, pi in is gajinya secara garis besar bisa dibagi 2: basic income (gapok) + dan proyek income (honor2 kegiatan, espipidi, dll). Gapok dibiayai akun 51, proyek dari akun 52.
Bisa dibilang, gapok ini gaji yang dibayar buat ngerjain tupoksi. Kita dapat uang extra kalo ada proyek tambahan. Yaa semacam 'tugas tambahan lainnya yang diberikan atasan'.
Masalahnya, 'tugas tambahan' ini malah banyak banget ngelebihin tupoksi, dan sering dibilang 'kerjaan yang ada duitnya'. Masalah lain ya emang biasanya pi in is gak punya tupoksi de facto juga sih. Gapok jadi serasa passive income 😌😌😌
Tapi ini semua berpangkal di honorarium dan espipidi. Potong anggarun=potong income. Lho katanya income pi in is semua sama? Sesuai U*U? Itu mah gaji alias Passive income. REAL Income beda lagi 😌😌😌
Jadi jaman dulu tuh pi in is kan gajinya kecil banget. Tapi tiap ada proyek, ada duitnya. Jadi pendapatan pi in is tuh gini:
Base income + proyek income
Base income semua pi in is sama diatur oleh PP sesuai golongan dan pangkat. Semua sama dari sabang-merauke.
Yuhuuu tuips pi in is berprestasi! Di hari minggu yang indah ini, kita bahas tentang pimpinan inkompeten yuk! Tentu saja pimpinan inkompeten di pi in is jelas hanya oknum dan cuma segelintir. Tapi tetap penting dibahas. Kita pake artikel ini yak! ideas.ted.com/why-do-so-many…
artikel-artikel tersebut membahas soal kenapa banyak orang bego kok bisa jadi bos. Kenapa banyak bos tuh abusive, toxic, lebay, tukang marah-marah, baperan, gak suka kritik, narsis dan kayak ga peduli sama anak buah maupun institusi. Bos kan harusnya orang terbaik. kok bisa?