Urwah bin Zubair putra dari Zubair bin Awwam ra.
Zubair bin Awwam adalah pembela Rasulullah ﷺ dan
termasuk satu dari sepuluh orang yang mendapat kabar gembira akan masuk jannah.
Urwah bin Zubair ini saudara Abdullah bin Zubair
Urwah tidak seberuntung kakaknya yang sempat melihat Nabi ﷺ, karena selisih umurnya sekitar 20 tahun, sehingga beliau tidak berkesempatan bertemu dengan Nabi ﷺ.
Yang paling membanggakan,
Allah ﷻ menakdirkan ia lahir dari rahim seorang shahabiah ternama, Asma binti Abu Bakar Ash-Shiddiq yang digelari Dzatun Nithaqain.
Urwah kecil dibesarkan dalam nuansa yang sarat dengan nilai-nilai ketakwaan, keilmuan, dan akhlak yang mulia.
Bibinya ialah Ummul Mukminin Aisyah ra wanita paling brilian dalam sejarah manusia.
Kakeknya ialah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, Khalifah Rasulullah ﷺ dan sahabat karibnya di dunia dan akhirat
Urwah bin Zubair termasuk salah seorang hafizh dan faqih.
Beliau menghafal hadits dari ayahnya. Beliau amat rajin shaum, bahkan tatkala ajal menjemputpun ia dalam keadaan shaum.
Beliau mengkhatamkan seperempat Al-Quran setiap harinya.
Beliau selalu bangun malam dan tak pernah meninggalkannya kecuali sekali saja, yaitu malam ketika kakinya harus diamputasi.
Saat para tabib telah kewalahan mengobati kanker kulit yang dideritanya. Penyakit itu menjalar dari kaki sampai ke betis.
Sedikit demi sedikit kakinya mulai membusuk.
Mereka khawatir jika dibiarkan, pembusukan itu akan merebak
ke seluruh kakinya bahkan ke tubuhnya. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengamputasi saja bagian yang membusuk tadi.
Dengan lemah lembut, mereka menawarkan kepadanya agar mau meminum khamr supaya tidak kesakitan selama proses amputasi dilakukan.
Namun, jawaban Urwah sangat mengejutkan.
Urwah berkata:
“Tak pantas rasanya bila aku menenggak barang haram sambil mengharap kesembuhan dari Allah ﷻ.”
“Kalau begitu, kami akan memberimu obat bius,” Kata para tabib.
“Aku tak ingin salah satu anggota badanku diambil tanpa terasa sakit sedikitpun, aku justru berharap pahala yang besar dari rasa sakit itu,” Tukas Urwah
Sesaat kemudian masuklah sejumlah orang yang tak dikenalnya.
“Siapa mereka?” Tanya Urwah
“Mereka orang-orang yang siap memegangimu, karena rasa sakitnya boleh jadi membuatmu tak sabar dan lepas kontrol,” Kata para tabib.
“Kurasa kalian tak perlu melakukannya, InsyaAllah aku sanggup mengendalikan diriku,”
Kata Urwah dengan tabah.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Urwah akhirnya berkata pada para tabib:
“Jika memang tak ada cara lain, maka baiklah, aku akan shalat,
dan silahkan tuan-tuan mengamputasi kakiku ketika itu!”
Jawabnya dengan penuh keyakinan.
Akhirnya proses amputasi pun dilakukan.
Mereka memotong kakinya pada bagian lutut, sedangkan Urwah diam dan tak merintih sedikitpun ketika itu. Beliau benar-benar tersibukkan oleh shalatnya, sampai-sampai gesekan-gesekan gigi-gigi
gergaji itu seakan tak terasa olehnya, Subhanallah!
Usai pengamputasian, mrk mendidihkan minyak zaitun dan menyiram bagian yg terpotong dgn minyak tadi. Sontak Urwah pun jatuh tak sadarkan diri.
Setelah siuman, ia berkata lirih sambil menyitir firman Allah;
“Sungguh, kita benar-benar merasa letih krn perjalanan ini.”
Al-Kahfi:62
Namun cobaannya tak berhenti sampai di sini.
Bahkan diriwayatkan bahwa pada malam kakinya diamputasi itu, salah seorang anak kesayangannya yang bernama Muhammad, jatuh terpeleset dari atap rumah dan wafat seketika!
Para tetangga dan handai taulan pun berdatangan memberikan takziyah kepadanya.
Namun orang alim ini justru memanjatkan pujian kpd Allah
“Segala puji bagi-Mu, ya Allah,
mereka adalah tujuh bersaudara yg satu di antaranya telah Kau ambil, namun Engkau masih menyisakan enam bagiku
Sebelumnya aku juga memiliki empat anggota badan, lalu Kau ambil satu dari padanya, dan Kau sisakan yang tiga bagiku.
Meski Engkau telah mengambilnya, namun Engkau jualah pemberinya, dan meski Engkau telah mengujiku, namun Engkau jualah yang selama ini memberiku kesehatan.”
Wafatnya ‘Urwah bin Zubair
Beliau wafat pada tahun 93 Hijriyah dalam usianya yang ke-70 tahun dalam keadaan sedang berpuasa.
Hisyam bin ‘Urwah mengatakan:
Dahulu ayahku berpuasa terus-menerus (banyak berpuasa)
dan meninggal dalam keadaan berpuasa.
Ketika ajal menjelang, dia sedang berpuasa, lalu keluarganya memintanyanya agar berbuka saja namun dia menolak. Sungguh dia telah menolak, karena dia berharap kalau kelak dia bisa berbuka
dengan seteguk air dari sungai Kautsar.
Alangkah tabahnya Urwah bin Zubair ini Rahimahullah
Referensi: 1. Al-Bidayah Wan Nihayah 2. Siyar A’lamin Nubala’ 3. Tadzkiratul Huffazh 4. Tahdzibut Tahdzib 5. Basya’ir Al-Farh bi Taqribi Fawa’idi Al-Imam Al-Wadi’i fi ‘Ilmi Ar-Rijal Wal Mushthalah.
Semoga Bermanfaat 🙏🏿🌹
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Tahukah Doa Rasulullah ﷺ Untuk Kita Umatnya Setiap Beliau Selesai Sholat..!?
Diriwayatkan bahwasanya Rasulullah ﷺ sedang berbincang santai di rumahnya bersama sayyidah
Aisyah ra
Beliau (Sayyidah ‘Aisyah) mengatakan : Ketika aku memandang wajah Nabi ﷺ., terasa ada sebuah ketenangan yang spesial hadir menghampiri, lalu aku katakan kepada beliau ﷺ
Ya Rasul, aku ingin engkau mendoakanku kepada Allah".
Kemudian Nabi pun mengangkat tanganya berdoa kepada Allah :
"اللهم اغفر لعائشة ما تقدم من ذنبها و ما تأخر، ما أسرت و ما أعلنت"
Tidak semua pertanyaan bisa langsung anda dapatkan jawaban dan boleh semua anda jawab. Google bisa seperti itu karena dia mesin, tidak diminta pertanggungjawaban diakhirat, beda dengan anda.
Ada pertanyaan yang sering ditanyakan maka jika dijawab langsung tidak apa-apa
Ada pertanyaan yang jarang ditanyakan, maka pastikan dengan murajaah sebentar untuk menjawabnya
Ada pertanyaan yang teorinya bisa dijawab tapi praktisnya harus konfirmasi dengan para ahli atau yang punya keterlibatan dengan pertanyaan baru bisa menjawabnya, maka pastikan konfirmasi dulu baru menjawabnya.
Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani Hafizhahullah Menceritakan Dari Masa Imam Mahdi Sampai Ke Surga
Al-Mahdi adalah seorang dari ahli al-bait muncul saat terjadi perpecahan dan kelemahan dalam umat Islam, sehingga umat pun bersatu mengikuti beliau; namanya Muhammad, dan nama ayahnya seperti nama ayah Rasulullah SAW, yaitu Abdullah.
Beliau keturunan Sayyiduna al-Hasan radhiyallahu 'anhu.
Dilahirkan di Madinah.
Beliau salah satu dari ulama umat Islam.
Allah SWT Mempersatukan hati para hamba-Nya untuk mengikuti beliau, sehingga Allah SWT Memperbaiki keadaan umat dalam sehari semalam.
Sufyan Ats-Tsauri beliau lahir di Kufah pada tahun 96 H/716 M dan wafat di Bashrah pada bulan Sya’ban tahun 161 H/ 778 M. Beliau tercatat sebagai salah seorang tokoh ulama di masanya, imam dalam bidang hadits juga bidang keilmuan lainnya
Ada sebuh hadist yg diriwayatkan At Tsauri mengenai "neraka" yang juga merupakan mahluk Allah.
Kita awali dari sayyidina Ali bin Abi Thalib, beliau dikenal sebagai sahabat Rasulullah SAW yang luas ilmu dan bijaksana.
Ada sebuah riwayat beliau melihat mubalig (penceramah) yang berceramah dengan keras dan menakut-nakuti jama'ah majelis nya tentang sifat-sifat neraka. Sayyidina Ali tak segan menegur si mubalig untuk turun mimbar.
Ketika salah satu diantara kalian bersetubuh, maka jangan sampai keduanya telanjang bulat sebagaimana telanjang bulatnya dua ekor keledai
Keterangan di dalam kitab Al Madaakhil : Sebaiknya seorang suami tidak menyetubuhi istrinya sedangkan keduanya dalam keadaan telanjang bulat, tanpa penutup (selimut) sama sekali, karena Nabi Muhammad shallallaaahu 'alaihi wa sallam melarang dan mencelanya.
Kasusnya seperti apa yang dilakukan oleh dua ekor keledai (yg sedang kawin dalam keadaan telanjang bulat). Bahkan Abu Bakkar Ash Shiddiiq ketika berhubungan suami istri menutupi kepalanya karena rasa malu kepada Allah.
MATAHARI DITAHAN TERBENAM UNTUK NABI YUSYA' BIN NUN AS
Sang Penakluk Baitul Maqdis
Nabi Musa as memiliki seorang murid yang menemaninya mencari Ilmu. Dia adalah Yusya’ Bin Nun as dan Allah SWT memberikan hikmah kenabian dan mukjizat yang nyata kepadanya.
Setelah Nabi Musa as wafat, Nabi Yusya’ bin Nun as membawa Bani Israil
ke luar dari padang pasir.
Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di kota Jerica.
Kota Jerica adalah sebuah kota yang mempunyai pagar dan pintu gerbang yang kuat.
Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi serta berpenduduk padat.
Nabi Yusya’ as dan Bani Israil yang bersamanya,
mengepung kota tersebut sampai enam bulan lamanya.