Sy lahir dan besar di desa Pekajangan, Pekalongan.
Gerakan Muhammadiyah di desa kami mngkn salah satu yg terbaik di tanah air. Amal usahanya ada dimana2.
Dan sbntr lagi akan ada kampus 7 lantai yg epik untuk ukuran DESA.
Nama kampusnya Univ Muh Pekajangan Pekalongan (UMPP).
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Ini mungkin pertama kali dlm sejarah muhammadiyah, sebuah cabang level desa bisa punya kampus yg megah dan gilar2.
Orang2 di desa saya bilangnya Markas Avenger.
Semoga kelak kampus di desa saya yg bernama Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (disingkat UMPP) ini bisa sehebat UMY di jogja atau UMM di Malang.
Muhammdiyah punya banyak kampus bagus di tanah air. Dahsyat kiprah ormas ini dlm ranah pendidikan.
Gerakan Muhammadiyah di desa saya ini mungkin bisa dijadikan prototipe model pemberdayaan masyarakat. Semua dibiayai secara mandiri dg niat ibadah.
Amal usahanya : punya RS umum, punya RS ibu dan anak, ada puluhan sekolah, ada kampus, ada juga lembaga keuangan mikro yg sukses.
Jargon2 pemberdayaan umat, penguatan desa, pemberdayaan rakyat, sdh amat sering digaungkan.
Muhammadiyah di desa kami sdh langsung mempraktekkannya sejak tahun 50an. Atau 70 tahun silam. Real praktek. Bukan hanya wacana.
Btw desa Pekajangan terletak 9 km di selatan kota Pekalongan.
Desanya ada di pinggir jalan antar kecamatan. Desa yg amat ramai dan relatif makmur. Banyak warganya yg jd juragan batik dan sarung palekat.
Thread di atas dikutip jg oleh majalah suara Muhammadiyah.
The death of expertise. Buku yg amat relevan di era medsos.
The death of expertise terjadi saat orang yg tak pernah baca buku merasa lbh pandai drpd Phd, atau orang yg gak pernah belajar ilmu medis tp marasa lbh jago drpd dokter spesialis....
Tesis utama buku ini sederhana dan bikin galau penulisnya. Yakni : sekarang makin banyak orang goblok tapi tak sadar dirinya goblok.
Kemungkinan penyebabnya :
- budaya baca buku yg kian pudar
- berita dan informasi di media online yg makin dangkal n click bait.....
-
Kemungkinan penyebab lainnya :
- konten media sosial yg makin dangkal dan tak mendorong deep thinking
- sistem pendidikan yg tak latih daya literasi yg kuat dn hanya hafalan
- makin mudahnya hoax menyebar via medsos dan WA