Selamat pagi.

Saya akan menjawab pertanyaan yang masih sering muncul di masyarakat.

Salah satunya ini:

Seseorang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 tapi hasil tes usap PCR-nya masih positif. Itu bagaimana? Apakah orang itu dapat menularkan virus kepada orang lain?
Sebenarnya, saya sudah sampaikan jawabannya beberapa kali.

Begini. Setelah dinyatakan sembuh, pasien OTG dan bergejala ringan itu tidak akan menularkan virus. Yang penting, mereka telah menjalani karantina atau isolasi mandiri selama 10 hari sejak tes PCR konfirmasi positif.
Dus. Hasil tes PCR positif pada orang yang dinyatakan sembuh itu tidak mencerminkan virus korona yang lengkap. Yang terdeteksi pada tes PCR tersebut hanya partikel dari korona yang tidak lagi menular. Begitu.
Dasar dari argumen ini tentu ada studinya. Yakni dari penelitian di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Korea Selatan yang mempelajari 285 orang yang sembuh dari Covid-19 namun hasil tes PCR masih positif.
Hasil studi menemukan: pasien sembuh yang kembali positif berdasarkan tes PCR tidak ditemukan telah menyebarkan infeksi.

Sebab itu, masyarakat jangan memberi stigma terhadap OTG dan orang dengan gejala ringan yang ditanyakan sembuh meski tanpa tes usap PCR ulang.
Lebih jauh, WHO juga telah memberi pernyataan mengenai ini. Mereka bilang, seseorang bisa dinyatakan sembuh ketika tidak lagi menunjukkan gejala Covid-19 tanpa memerlukan konfirmasi tes PCR.

Terima kasih

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Prof. Zubairi Djoerban

Prof. Zubairi Djoerban Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @ProfesorZubairi

20 Feb
Ini nyata. Beberapa pekan terakhir, jumlah kasus harian Covid-19 dunia menurun secara dramatis. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, penurunan global itu sebesar 16 persen. Cukup signifikan.

Dus, ada apa sebenarnya di balik penurunan kasus ini? Saya akan coba menjawabnya: ImageImage
Penurunan kasus Covid-19 bisa dikaitkan dengan banyak hal. Tapi yang utama adalah perilaku baik masyarakat dunia dan kepatuhan terhadap penguncian (lockdown), yang di Indonesia disebut PSBB atau PPKM.
Memang, di berbagai belahan dunia, konsep lockdown itu tidak disuka, tapi telah terbukti berhasil. Anda akan melihat kasus Covid-19 itu turun di wilayah dunia yang menerapkan kebijakan penguncian. Bisa dicek.
Read 8 tweets
16 Feb
Malam.

Langsung saja. Apakah realistis kita akan bebas Covid-19 pada hari kemerdekaan nanti?

Tak mudah menjawabnya. Karena penyakit cacar saja butuh 200 tahun untuk dibasmi. Tapi, kalau arti bebas Covid-19 yang dimaksud adalah kasusnya jadi terkendali, nah itu masih mungkin.
Sebagai catatan, cacar itu sudah resmi dinyatakan hilang oleh WHO pada 1980, dan jadi satu-satunya penyakit dalam sejarah yang berhasil diberantas tuntas. Alhamdulillah.
Lalu, bagaimana vaksin Covid-19 untuk eradikasi? Tentu signifikan.

Tapi, jika kita mau belajar dari cacar, maka tetap saja butuh waktu.

Ya kalau prediksinya Agustus bisa bebas, artinya kita tidak mengandalkan vaksin yang harus menyasar 70 persen penduduk Indonesia.
Read 10 tweets
14 Feb
Pagi.

Saya coba rangkum kerumunan pertanyaan di DM tentang orang dengan lupus (odapus) dan Covid-19.

Seperti pertanyaan: apakah vaksin Covid-19 aman untuk ibu hamil atau anak-anak dengan lupus atau apakah obat lupus akan memengaruhi cara kerja vaksin?

Berikut jawaban saya:
Apakah obat lupus akan memengaruhi cara kerja vaksin?

Umumnya obat lupus tidak akan berpengaruh. Dalam beberapa kasus, terutama yang menggunakan obat imunosupresan yang kuat, dokter akan memberi instruksi khusus.

Imunosupresan itu obat-obatan yang bisa melemahkan imun tubuh.
Apakah odapus termasuk kelompok yang ikut dalam uji klinis vaksin sehingga dikatakan aman dan efektif untuk menerimanya?

Yang saya tahu odapus tidak dilibatkan dalam uji klinis vaksin. Tapi, tidak ada bukti bahwa vaksin akan menghasilkan flare (gejala memburuk) pada odapus.
Read 13 tweets
7 Feb
Indonesia harus menunggu 10 tahun lebih untuk bebas dari pandemi Covid-19. Hal itu terungkap berdasarkan kecepatan vaksinasi yang dianalisis dari database Bloomberg.

Apakah benar begitu?
Analisis itu bisa keliru bisa benar. Kenapa? Amerika Serikat saja belum bebas dari influenza meski vaksinnya sudah lama ditemukan. Fakta lain, influenza memakan korban jiwa puluhan ribu orang tiap tahunnya di sana. Notabene mereka adalah negara yang disebut maju dan kaya.
Yang kedua, mari kita bicara penyakit HIV/AIDS. Apakah negara maju mampu mengatasinya? Tidak juga. Sejak kasus pertama dilaporkan pada 1981, belum juga teratasi sampai sekarang. Padahal, umur penyakitnya kan sudah 40 tahun dan masih saja banyak kasusnya.
Read 5 tweets
6 Feb
Apa yang terjadi di India menarik. September silam, mereka mengonfirmasi hampir 100 ribu kasus Covid-19 per hari. Hampir menyalip Amerika.

Tapi, pada 26 Januari 2021, kasus harian turun jadi 9100 kasus. Rekor terendah. Saat ini rata-rata kasus di sana mencapai 11 ribu kasus.
Kok bisa? Apa karena India melakukan testing lebih sedikit sehingga kasus Covid-nya berkurang? Tidak juga.

Bahkan, ada laporan yang menyebutkan kalau kesibukan ICU rumah sakit di sana telah menyusut. Intinya semua indikator menjadi berkurang dan ini masih misteri.
Ilmuwan penasaran. Mereka pun cari tahu kenapa kasus di India menurun dramatis--justru sebelum vaksinasi dimulai.

Ada yang bilang, India berhasil karena tingkatkan testing, sehingga orang ke rumah sakit lebih awal--yang juga membuat angka kematian turun.
Read 11 tweets
5 Feb
Selamat malam.

Saya mau coba jawab pertanyaan beberapa orang, termasuk jurnalis. Garis besar pertanyaannya masih sama: Apakah vaksinasi, notabene programnya sedang berjalan di Indonesia, bisa mengakhiri pandemi Covid-19?
Skenarionya itu begini. Dengan vaksin, dunia itu bisa mengubah Covid-19 menjadi penyakit yang mirip flu musiman. Ya, virus korona mungkin masih ada dan menginfeksi orang. Tapi vaksin dapat membuat Covid-19 tak lagi menyebabkan rumah sakit penuh dan kewalahan.
Saya optimistis itu terjadi. Kenapa? Dari sejarahnya kan vaksin sudah terbukti.

Nah, yang jadi diskursus harusnya bukan melulu vaksin membentuk herd immunity. Itu belakangan. Yang krusial ialah vaksin mencegah orang tidak sakit parah hingga butuh perawatan di rumah sakit.
Read 8 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!