Selamat pagi.

Saya mau berbagi tentang vaksin Covid-19 yang tidak memiliki efek samping terhadap saya. Alhamdulillah. Serta, akan memberi Anda beberapa alasan logis mengapa harus divaksin:
Pertama-tama saya nyatakan bahwa saya sehat setelah divaksinasi. Sama sekali tidak ada efek samping. Semoga Anda juga seperti saya. Amin.
Lalu, kenapa saya mau divaksin? Karena saya kerja di rumah sakit. Simpel. Meski saya pakai APD lengkap termasuk masker, tapi saya ingin perlindungan lebih untuk saya, rekan kerja dan keluarga.
Saya merasa harus bertanggung jawab terhadap komunitas dan lingkungan saya.

Sederhananya, vaksinasi yang kita lakukan adalah untuk melindungi, mengurangi risiko berat dari Covid-19, serta menyelamatkan nyawa kita sendiri dan orang lain.
Kemudian, kenapa saya yakin terhadap vaksin?

Dari sejarahnya sudah terbukti efektif. Itu saya sampaikan berkali-kali kepada publik.

Termasuk vaksin Covid-19 ini. Uji klinisnya jelas. Sudah melalui berbagai tahap pengujian, analisis dan tinjauan yang ketat. Bukan abal-abal.
Apa bukti lain yang meyakinkan?

Saat ini sudah ada jutaan orang telah divaksinasi di dunia, termasuk Indonesia--dan tidak ada tren yang menunjukkan adanya masalah keamanan dengan vaksin Covid-19.

Maksudnya masalah keamanan yang signifikan.
Terakhir, saya tekankan kembali, vaksin itu tidak memengaruhi DNA kita dengan cara apapun serta sudah halal. MUI sudah menyatakan itu dengan jelas. Jangan percaya hoaks.

Terima kasih.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Zubairi Djoerban

Zubairi Djoerban Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @ProfesorZubairi

3 Mar
Banyak yang mengira dengan turunnya kasus, pandemi hampir berakhir. Belum. Jenis korona lama memang berkurang. Tapi strain B.1.1.7 bertambah dan telah ditemukan di Indonesia.

Lalu, apa bedanya B.1.1.7 dengan virus asli sebelumnya?
Mutan baru ini menyebabkan shedding virus lebih intens. Artinya produksi jumlah virusnya jauh lebih banyak di saluran napas.

Jadi, istilah buat B.1.1.7 itu sebagai super spreader tidak tepat. Lebih tepat super shedder, karena virus itu bisa lebih menularkan ke banyak orang.
Apakah B.1.1.7 ini amat berbahaya karena lebih menular dan bisa membebani kapasitas rumah sakit?

Iya. Bisa jadi jumlah kasus harian kita bertambah lagi dan rumah sakit juga terkena imbasnya—jika varian ini dominan. Tapi tidak benar akan menyebabkan kematian yang lebih banyak.
Read 9 tweets
20 Feb
Ini nyata. Beberapa pekan terakhir, jumlah kasus harian Covid-19 dunia menurun secara dramatis. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, penurunan global itu sebesar 16 persen. Cukup signifikan.

Dus, ada apa sebenarnya di balik penurunan kasus ini? Saya akan coba menjawabnya:
Penurunan kasus Covid-19 bisa dikaitkan dengan banyak hal. Tapi yang utama adalah perilaku baik masyarakat dunia dan kepatuhan terhadap penguncian (lockdown), yang di Indonesia disebut PSBB atau PPKM.
Memang, di berbagai belahan dunia, konsep lockdown itu tidak disuka, tapi telah terbukti berhasil. Anda akan melihat kasus Covid-19 itu turun di wilayah dunia yang menerapkan kebijakan penguncian. Bisa dicek.
Read 8 tweets
17 Feb
Selamat pagi.

Saya akan menjawab pertanyaan yang masih sering muncul di masyarakat.

Salah satunya ini:

Seseorang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 tapi hasil tes usap PCR-nya masih positif. Itu bagaimana? Apakah orang itu dapat menularkan virus kepada orang lain?
Sebenarnya, saya sudah sampaikan jawabannya beberapa kali.

Begini. Setelah dinyatakan sembuh, pasien OTG dan bergejala ringan itu tidak akan menularkan virus. Yang penting, mereka telah menjalani karantina atau isolasi mandiri selama 10 hari sejak tes PCR konfirmasi positif.
Dus. Hasil tes PCR positif pada orang yang dinyatakan sembuh itu tidak mencerminkan virus korona yang lengkap. Yang terdeteksi pada tes PCR tersebut hanya partikel dari korona yang tidak lagi menular. Begitu.
Read 6 tweets
16 Feb
Malam.

Langsung saja. Apakah realistis kita akan bebas Covid-19 pada hari kemerdekaan nanti?

Tak mudah menjawabnya. Karena penyakit cacar saja butuh 200 tahun untuk dibasmi. Tapi, kalau arti bebas Covid-19 yang dimaksud adalah kasusnya jadi terkendali, nah itu masih mungkin.
Sebagai catatan, cacar itu sudah resmi dinyatakan hilang oleh WHO pada 1980, dan jadi satu-satunya penyakit dalam sejarah yang berhasil diberantas tuntas. Alhamdulillah.
Lalu, bagaimana vaksin Covid-19 untuk eradikasi? Tentu signifikan.

Tapi, jika kita mau belajar dari cacar, maka tetap saja butuh waktu.

Ya kalau prediksinya Agustus bisa bebas, artinya kita tidak mengandalkan vaksin yang harus menyasar 70 persen penduduk Indonesia.
Read 10 tweets
14 Feb
Pagi.

Saya coba rangkum kerumunan pertanyaan di DM tentang orang dengan lupus (odapus) dan Covid-19.

Seperti pertanyaan: apakah vaksin Covid-19 aman untuk ibu hamil atau anak-anak dengan lupus atau apakah obat lupus akan memengaruhi cara kerja vaksin?

Berikut jawaban saya:
Apakah obat lupus akan memengaruhi cara kerja vaksin?

Umumnya obat lupus tidak akan berpengaruh. Dalam beberapa kasus, terutama yang menggunakan obat imunosupresan yang kuat, dokter akan memberi instruksi khusus.

Imunosupresan itu obat-obatan yang bisa melemahkan imun tubuh.
Apakah odapus termasuk kelompok yang ikut dalam uji klinis vaksin sehingga dikatakan aman dan efektif untuk menerimanya?

Yang saya tahu odapus tidak dilibatkan dalam uji klinis vaksin. Tapi, tidak ada bukti bahwa vaksin akan menghasilkan flare (gejala memburuk) pada odapus.
Read 13 tweets
7 Feb
Indonesia harus menunggu 10 tahun lebih untuk bebas dari pandemi Covid-19. Hal itu terungkap berdasarkan kecepatan vaksinasi yang dianalisis dari database Bloomberg.

Apakah benar begitu?
Analisis itu bisa keliru bisa benar. Kenapa? Amerika Serikat saja belum bebas dari influenza meski vaksinnya sudah lama ditemukan. Fakta lain, influenza memakan korban jiwa puluhan ribu orang tiap tahunnya di sana. Notabene mereka adalah negara yang disebut maju dan kaya.
Yang kedua, mari kita bicara penyakit HIV/AIDS. Apakah negara maju mampu mengatasinya? Tidak juga. Sejak kasus pertama dilaporkan pada 1981, belum juga teratasi sampai sekarang. Padahal, umur penyakitnya kan sudah 40 tahun dan masih saja banyak kasusnya.
Read 5 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!