DIBALIK AGENDA AS DI ASIA, ADA INDONESIA
.
.
.
.

*Utas panjang
.
.

Pada tahun 2020 lalu, ternyata AS telah mengerahkan 375.000 pasukan dan 60% kekuatan armada perangnya di kawasan Asia-Pasifik.
Kemajuan pesat China diberbagai bidang dan berujung pada meningkatnya kemampuan dalam bidang militer yang berpotensi bagi sebab lahirnya kutub baru kekuatan dunia bukan tak mungkin menjadi salah satu penyebab.
Ketegangan antara dua negara superpower ini tampak meningkat di berbagai bidang dan terasa semakin memanas sejak Donald Trump berada di pucuk kekuasaan pada 2017.
Sejak saat itu, kedua negara tampak seperti sedang melenturkan masing-masing ototnya baik dalam diplomatik maupun militer.
Alasan paling masuk akal bagi banyak pihak adalah Beijing telah membuat marah banyak negara lain karena membangun pulau-pulau buatan dengan instalasi militer di beberapa tempat di Laut China Selatan.
Malaysia, Singapore, Taiwan, Filipina, Vietnam dan sedikit Indonesia pada Natuna adalah dampak langsung. Sementara sebagai jalur perdagangan Internasional, Laut China Selatan (LCS) adalah pusat bagi lalu lalang bidang tersebut.
"Benarkah 60% kekuatan AS hadir karena sebab LCS semata?"

Dalam rencana jangka panjang strategi militer AS, Asia Pasifik adalah target. Paling tidak hal itu dengan tegas pernah digagas oleh Menteri Pertahanan AS jaman Presiden Barack Obama, Leon Panetta.
Panetta menyatakan bahwa 60 persen kekuatan militer AS akan pindah ke kawasan Asia Pasifik mulai 2012 hingga 2020. Andy Hoehn, Wakil Menhan AS untuk bidang strategi diberi perintah sebagai penerima tanggung jawab atas reposisi tersebut.
Hoehn bertugas mengatur tahapan bagi implementasi terhadap apa yang disebut Goerge Bush dulu sebagai strategi perang bagi rencana pencegahan terhadap serangan “persatuan negara-negara merah dan orang-orang jahat” terkait peristiwa 911.
Peristiwa 911 memberi alasan bagi AS menerjunkan pasukannya secara langsung di Afghanistan dan Iraq. Afghanistan kawasan paling timur dan Iraq yang terletak di tengah kawasan memberi ruang bagi hilir mudik di seluruh kawasan bagi pasukan tersebut.
Arab Spring Desember 2010 diawali dengan drama seorang lelaki bunuh diri dengan membakar tubuhnya sendiri di tengah pasar di Tunisia adalah awal bagi kehancuran kawasan tersebut di satu sisi dan di sisi lain sebagai keuntungan AS.
Itu menjadi masuk akal dapat terjadi karena hadirnya pasukan AS secara langsung di sana. Sebagai bisnis, mereka sudah memiliki base dan tenaga kerja.

Efek domino atas peristiwa Tunisia berimbas pada Mesir, Libya, Suriah dan banyak negara pada kawasan itu.
Efek positif bagi AS atas itu semua, kini hampir semua negara yang ambruk dipimpin oleh mereka yang ramah pada AS.

Arab Spring memang menjadi sangat masuk akal dapat terjadi karena sebab hadirnya pasukan AS secara langsung
dan pasukan AS hadir secara langsung pun akibat alasan masuk akal peristiwa 911. Semua seolah sedang dibuat tampak masuk akal.
.
.
Di sana tampak bahwa setelah kawasan Arab selesai di mana hal itu pada awalnya dibuka dengan peristiwa Arab Spring, kawasan Asia Pasifik seolah target logis bagi langkah AS berikutnya adalah karena alasan yang dapat diterima yakni China terlihat berlaku arogan pada kawasan LCS.
Di sana, alasan bagi kehadiran langsung pasukannya memiliki dasar kuat.

"Jadi kehadiran pasukan sebanyak itu di LCS sebagai alasan melindungi kawasan hanya kamuflase saja?"
Bukankah Malaysia adalah sekutu? Filipina, Singapore dan bahkan Taiwan juga harus dilindungi dari aksi arogan China bukan? Dan negara-negara tersebut terkait dengan LCS juga kan?
Seharusnya tak sesederhana itu membuat sebuah asumsi bahwa kehadiran AS di LCS adlh bentuk kamuflase. Namun ketika sejarah di tahun 2012 terkait rencana & strategi bagi pemindahan 60% pasukan AS ke Asia-Pasifik diungkap oleh Menhan Panetta, sepertinya layak menjadi pertimbangan.
Bukankah ISIS juga telah membuat pernyataan di tahun 2019 bahwa mereka juga akan berpindah pada kawasan Asia Tenggara di mana Filipina Selatan adalah base nya?

Apakah kebetulan semata bahwa pada tahun 2020, 60% armada laut milik AS sudah berpindah ke Asia-Pasifik?
Seharusnya kita peka dan berlaku hati-hati ketika bersikap terhadap fenomena ini.

"Apa kaitan hal itu dengan Indonesia?"

Yang kita tahu, Indonesia sudah dikepung dengan lebih 13 pangkalan militer AS. Itu tersebar di Filipina, Singapore, Darwin, bahkan Papua Nuigini.
Di selatan pulau jawa dan jaraknya sangat dekat, ada pulau Natal milik Australia. Tak jauh di barat daya kita juga ada pulau Cocos dan Diego Garcia dimana sejak 2012 itu juga, sejak gagasan Menhan Panetta diungkap, pulau itu dibuat dan dijadikan pangkalan militer.
Ada lebih 3000 marinir ditugaskan di sana.

Pertanyaannya adalah untuk apa mereka membuat pangkalan militer disana ketika tak ada lagi negara atau daratan selain melulu samudra amat sangat luas dan berakhir hanya pada kutub selatan?
Berbeda dengan pangkalan militer AS di Singapore atau Filipina misalnya, ada kepentingan strategis atas LCS dan sedikit Indonesia.

Pangkalan militer Okinawa sebagai pangkalan terbesar AS di Asia-Pasifik pasti terkait dengan kawasan itu dimana dominasi China sedikit Rusia
hingga Korea Utara menjadi bagian dari kepentingan bagi hadirnya pangkalan tersebut selain melindungi Jepang atas sebab tak boleh memiliki pasukan bersifat ofensif sejak kalah pada perang Dunia II.
.
.
Karena tak ada alasan logis atas kepentingan strategis bagi dibangunnya pangkalan militer AS di pulau Cocos dan Diego Garcia, maka sangat mungkin pangkalan militer itu memang diperuntukkan bagi pengawasan dan pengurungan Indonesia.
Ya sejak saat itu, sejak tahun 2012 setelah bagian selatan dan barat daya kita juga telah dibangun pangkalan militer, kita dikurung dari semua arah.

"Untuk apa mereka kurung kita?"
Bukan karena arah politik luar negeri kita yang bebas aktif dan tak berpihak pada negara manapun, pada kenyataannya, kita terlihat lebih pro barat dibanding timur.
Bahwa setelah kita dibohongi oleh barat dengan lepasnya Timor Timur pada 1999 kita tampak lebih banyak ke Rusia dalam memilih persenjataan misalnya, itu samasekali tak memiliki arti kita berpihak ke timur.
Namun itu bukan alasan bagi barat dan lantas barat dan terutama AS berjarak dengan kita Indonesia. Mereka dan bahkan tetangga dekat kita pun secara implisit merasa tak suka & tak nyaman terhadap besar ukuran wilayah kita, besar jumlah rakyat kita & betapa kaya rayanya negara ini.
Di mata mereka, kita adalah ancaman.

"Tapi, atas alasan apa mereka ingin menyerang kita dan maka membuat pangkalan militer itu?"
Papua selalu digoyang dengan isu HAM dan mereka berharap kita salah langkah. Kerusuhan di Papua dengan jumlah korban meninggal mencapai jumlah tertentu memiliki potensi bagi pecahnya stabilitas di sana.
Itu alasan bagi masuknya kekuatan asing atas nama PBB. Dan itu gunanya pangkalan Darwin misalnya.

"Trus apa alasan Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian barat?"
Ingat awal tahun 2014 ada sekelompok orang yang secara benderang dan sangat berani melakukan baiat pada ISIS bahkan di pusatnya pusat Indonesia? Bundaran HI Jakarta.

Demikian pula baiat pada organisasi teroris yang sama juga terjadi di Makasar.
Berapa banyak saudara kita, baik laki-laki dan perempuan hingga anak-anak kecil dibawa pada jihad mereka di Suriah dan sudah pulang dan kini telah memberi pengaruh pada saudara-saudara kita yang lain?
Bukankah IS*S sudah memerintahkan pindah dan salah satu tempat kepindahan itu adalah Filipina Selatan dan Poso juga?

Ketika momentum itu datang, bukan tidak mungkin akan dimulai dari Poso dan langsung disamber oleh Aceh dan kemudian rusuh secara nasional.
Pada saat itu, tak ada lagi jeda waktu dan jarak bagi asing entah dengan alasan apa pun. Itulah makna pangkalan militer asing ada dan terbangun mengepung di sekitar kita.

Namun di sisi lain, Indonesia di bawah Jokowi tampaknya mampu merubah keadaan dengan arah lebih positive.
Sejak 2014 atau 2 tahun setelah Menhan Panetta menetapkan target itu, kita mampu melakukan pembangunan merata di semua bidang terutama infrastruktur dan itu mampu membuat dukungan rakyat padanya demikian kuat.
Ormas keagamaan ekstrim seperti hatei dan efpei yang terindikiasi mendukung IS*S itu pun dapat dibubarkan. Siapa-siapa sosok di belakang ormas itu kini dalam buruan negara atas banyak rekening yang dibekukan.
Paling tidak, untuk sesaat bandul kita tampak sedang mengayun pada arah positive. Paling tidak, untuk sesaat kita dapat bernafas lega dan memperbaiki diri dari dalam.

Dan maka, Menhan kita diminta memperbaiki alutsista demi daya gentar siapa pun ingin mengusik kesatuan NKRI.
"Apakah itu berarti kita sudah aman?"

Pernah dengan Rand Corporation? Itu adalah lembaga think tank dari pemerintahan Bill Clinton presiden AS yang memerintah tahun 1993-2001.
Rand Corporation pernah bersaran pada pemerintahan Bill Clinton untuk pecah belah Indonesia menjadi beberapa negara bagian.

Lepasnya Timor Timur dari Indonesia tahun 1999 seharusnya dilihat dari sisi pandang itu juga.
Kebangkrutan ekonomi Indonesia tahun 1997 dimanfaatkan oleh pihak Barat, melalui IMF & Bank Dunia, untuk menekan Indonesia supaya melepas Timor Timur. IMF & Bank Dunia bersedia membantu Indonesia lewat paket yg disebut bailout, sebesar US$43 milyar, asal Indonesia melepas Timtim.
Apa artinya ini? Artinya keputusan sudah dibuat sebelum jajak pendapat itu dilaksanakan. Artinya bahwa jajak pendapat itu sekedar formalitas bukan?

Setelah Timor Timur lepas, US$43 miliar itu tak pernah didapat. Pernah IMF mengeluarkan dana cadangan sebesar 9 milyar dolar.
Tapi, itu pun tidak bisa dipakai karena hanya berfungsi sebagai pengaman.

Anehnya IMF justru meminta pemerintah saat itu mengatasi defisit angaran dengan akal bulusnya yakni mencabut semua subsidi untuk kebutuhan rakyat sehingga defisit tertutupi.
Melengkapi akal bulusnya itu IMF meminta pemerintah Indonesia pada pemerintahan Megawati untuk menswastakan semua perusahaan negara, seperti Bank Niaga, BCA, Telkom hingga Indosat.

Indonesia tetap terpuruk dan bahkan makin terperosok dalam jurang yang semakin dalam dan panjang.
Timor Timur tetap saja lepas dari Indonesia.
.
.

Kerusuhan Poso, pemberontakan GAM di Aceh hingga peristiwa Sampit adalah bagian tak dapat dipisah begitu saja sebagai kejadian acak di negeri ini. Semua memiliki korelasi atas ide Rand Corporation.
Tiga peristiwa Poso, Aceh dan Sampit sangat terkait dengan isu suku. Tak memiliki dampak terusan yang hebat bagi masa depan negara ini terpecah, kini isu agama tampak lebih menjanjikan.
Maka 10 tahun SBY memerintah, negara dibuat seperti abai pada hadirnya radikalisme agama dalam kehidupan bermasyarakat kita. Maka, kita tiba-tiba terpecah dalam saling benci atas agama yang kita anut.
Dan ketika itu kita kaitkan dengan rencana ISIS datang dan bermarkas di Poso, seharusnya bukan sebagai kejadian acak bukan? Ada korelasi dengan target mereka sejak awal bukan?
Bahwa saat ini kita dibawa pada ribut China versus Amerika di LCS seolah adalah murni persaingan kedua negara demi saling berkuasa pada wilayah tersebut, itu adalah cara mudah membuat kita abai pada hadirnya rasa saling permusuhan sesama saudara diantar kita.
Kita digeret untuk tak mampu melihat bahwa kita sedang bermasalah.

Kita abai bahwa 60% kekuatan militer AS sudah direncanakan sejak 2012 demi dominasinya di Asia-Pasifik pada 2020.
Kita tidak sadar bahwa di selatan dan barat daya pulau Jawa, dan itu sangat dekat dengan Jakarta bagi jangkauan rudal yang siap diarahkan ketika dibutuhkan, sudah terpasang sempurna.

"Apakah itu terkait strategi Ibukota pindah ke Kalimantan?"
Dulu, semasa Jokowi menjadi Gubernur DKI, Dephan pernah merancang adanya kerjasama dengan DKI terkait penempatan banyak senjata pertahanan udara pada atap gedung-gedung di Jakarta.
Sangat mungkin pertahanan seperti itu tak lagi dapat diandalkan dengan hadirnya lebih dari 3000 marinir AS di pulau Cocos dan Diego Garcia berikut persenjataan canggih mereka. Jarak mereka kini semakin dekat dengan Jakarta sebagai Ibukota.
Sangat mungkin antisipasi itu adalah termasuk mempertimbangkan ancaman yang hadir dari kedua pulau tersebut meski alasan pemerataan pembangunan adalah apa yang kita selalu dengar.

"Bukankah itu sesuatu yang tidak logis karena kita berhubungan baik dengan AS?"
Faktanya 60% itu terbukti tepat waktu yakni di 2020 dan itu sudah digagas sejak tahun 2012. Itu sudah direncanakan dengan pertimbangan dan target pasti. Itu tentang rencana mereka menguasai Asia Pasifik. Sangat mugkin kehadirannya di LCS hanya alasan saja.
Faktanya AS juga membangun pangkalan militer yg tak masuk akal ketika pendekatan logis digunakan. Kedua pulau itu tak berdekatan dgn kepentingan AS kecuali melihat Indonesia sebagai target. Hanya ada samudera luas & berakhir di kutub selatan Indonesia sebagai daratan terdekatnya.
Benar adanya AS tak mungkin melakukan invasi bila tak ada alasan dan ancaman. Kita menjadi ancaman AS, jelas tak masuk akal. Kita mengundang mereka masuk, bukan suatu yang tak masuk akal kan?
Cukup dengan saling cakar demi saling benci dengan sesama anak bangsa dan kemudian rusuh diseluruh pelosok negeri ini, maka asing pasti datang. Senjata paling sempurna adalah agama.
Semua sudah dirancang dengan sempurna dengan hadirnya radikal eks ISIS yang tersebar merata di seluruh pelosok negeri. Hanya butuh Poso lengah dan kemudian menjadi sarang mereka seperti pernah mereka perintahkan di tahun 2019 lalu dari Suriah,
maka percikan api itu adalah sulutan sempurna bagi terbakarnya negeri ini.
.
.

"Mungkinkah itu terjadi?"

Sekali lagi, untuk saat ini bandul sedang mengarah pada ayunan positive. Potensi kita terpecah, sepertinya terasa makin menjauh dibanding mendekat.
LSM-LSM radikal dan jaringannya untuk sesaat sudah dibuat tak berdaya oleh cara halus dan elegan presiden santun itu.

Kita harus berterimakasih atas usaha keras dan dedikasinya.
Kita hanya perlu membalasnya dengan tetap mengedepankan terwujudnya kerukunan sesama anak bangsa bukan justru menginjak mereka yang sudah terkapar dan lelah. Mereka tetap sasudara kita.
Mereka, si asing yang sedang haus SDA milik dan anugerah bangsa ini dan kemudian bermimpi dapat mencurinya dari kita, dijamin tak akan mendapat alasan mempermainkan kita meski fakta berbicara bahwa mereka sudah mengepung kita.
Kita bukan Iraq dan mereka tak mungkin punya peristiwa 911 lagi bukan?

Damai negeriku, damai bangsaku, jaya Indonesiaku.
.
.
.
.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @__MV_llestari__

9 Mar
J O K O W I
.
.
.
Beliau Memang Lihai
.
.
.

Siapa mbah Min semua orang paham. Dia paling suka kritik Presiden dengan bawa-bawa pengalaman hebat dia di masa lalu tapi trus buntutnya minta Presiden mundur.
Anehnya, hari ini Presiden justru mau bertemu dengannya di istana. Bersama 6 orang yang lain, mereka ingin berbicara tentang peristiwa KM 50 tol Cikampek.

Setidaknya, ada 3 poin yang mereka telah sampaikan kepada Presiden,
1. Mereka meminta penegakkan hukum peristiwa tewasnya 6 laskar Rizieq Shihab harus sesuai dengan ketentuan hukum.

"Sesuai dengan perintah Tuhan bahwa hukum itu adil," kata si mbah.
Read 13 tweets
8 Mar
ENG ING ENG... DIA MUNCUL LAGI
.
.
.

SBY mengungkap rasa malu dan menyesalnya telah pernah memberikan kesempatan kepada seorang Moeldoko menjadi Panglima TNI. Image
“Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya dan mohon ampun kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan yang Maha Kuasa, atas kesalahan saya itu,” kata SBY.
Seperti api tersiram minyak, sambaran kilat reaksi Gatot Nurmantyo tak berjarak sedikit pun dalam jeda. Dia ambil dalam seketika. Dia tak lagi mampu menahan hasrat ingin segera menari dalam tabuhan gendang orang lain. Image
Read 13 tweets
7 Mar
P E N S I L
.
.
.

Layaknya sebuah pensil, ketika menulis kau jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkahmu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan. Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya Image
Kadang harus berhenti & menggunakan rautan untuk menajamkan pensil yang kita pakai. Rautan itu membuat pensil menderita tapi setelah proses meraut selesai, pensil itu akan mendapatkan ketajamannya kembali. Image
Begitu juga denganmu, dalam hidup ini kau harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik
.
. Image
Read 7 tweets
7 Mar
MASIHKAH ADA DEMOKRAT DI 2024?
.
.
.

Apa mau dikata, cermin itu kini telah TERLANJUR RETAK. Dua bayangan buram akan muncul manakala kita bercermin di sana. Mana yang asli dan mana yang palsu sudah bukan falam ranah debat lagi.
Bola ada pada Menkumham. Sialnya, sang Menteri, adalah Yasona Laoly. Dia adalah kader PDIP dimana kita tahu bagaimana pandangan Partai ini akan sosok SBY.
Benar, Demokrat AHY sampai hari ini secara hukum adalah satu-satunya Demokrat yang sah. Secara hukum itu ada dan terdaftar di Menkumham.
Read 19 tweets
6 Mar
FILOSOFI KOPI MOELDOKO
.
.
.

Beli 1, dapat 2 atau 3 barang dan boleh COD, siapa yang ga tertarik?

Hanya cukup bayar 1 malam anda dapat bonus menginap selama 2 malam pun kini banyak ditawarkan oleh hotel-hotel di Bali. Hebatnya lagi, itu boleh diambil saat weekend.
Pandemi Covid-19 membuat mereka yang terdesak harus berlaku kreatif. Tak boleh kalah apapagi berhenti.

Bagaimana dengan warung kopi?

Ga usah khawatir, warung kopi sudah dan makin akan semakin booming justru saat pandemi ini.
Pak Moel sudah mem"booster"nya dengan sangat baik. Hanya dengan ngopi, dia dapat hadiah jadi Ketua Umum Partai.

Trus pak Moel bilang, "gw yang ngopi kenapa kalian yang heboh ??"
Read 5 tweets
5 Mar
KLB DEMOKRAT BERAROMA MLB PKB
.
.
.

Bukan tentang kubu yang satu lebih sah dibanding dengan kubu yang lain, sejarah sepertinya akan kembali berulang.

Kita dibawa dan diingatkan pada situasi MLB Parung Bogor dan MLB Ancol saat PKB mengalami perpecahan tahun 2008.

📷BettyJiang
Ada beberapa hal yang hampir serupa terjadi antara cerita tahun 2008 saat PKB menuju perpecahan dengan cerita KLB Demokrat kali ini.
1. PKB lama, adalah Partai dimana seorang mantan Presiden menjadi salah satu pengurusnya, demikian pula SBY yang juga pernah menjadi Presiden kini salah satu pengurus pada Partai Demokrat.
Read 18 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!