Siapa bilang sosiolog ga bisa nyentuh quantitative research?
Interview with Zahra Amalia @zahraamalias
.
.
.
A thread
Berkarir sebagai Qualitative Researcher di Unit Riset Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) sembari melanjutkan studi S3 di bidang sosiologi di University of California San Diego, Zahra tidak membatasi dirinya terhadap penelitian kualitatif saja.
Sebagai seorang Qualitative Researcher, Zahra bertugas untuk mencari topik untuk menjawab sebuah pertanyaan. Topik yang biasa Zahra kerjakan adalah isu politik. Bagi Zahra, politik tidak hanya sebatas partai dan politikus, melainkan tentang power atau kuasa.
Politik jauh lebih kompleks dari yang ada di permukaan, seperti misalnya bagaimana orang atau kelompok bisa mencapai tujuan mereka, bagaimana mereka bekerja sama atau berkonflik dalam mencapai tujuan mereka, dan isu ketidakadilan karena ketimpangan kuasa.
Setelah menemukan topik yang akan ditelitinya, Zahra akan bekerja dengan berbagai data teks, melakukan literature review, menulis paper, laporan, dan menggunakan metodologi yang lebih luas seperti wawancara in-depth dalam proyek risetnya.
Dalam mengolah data teks, Zahra juga menggunakan metode kuantitatif untuk mendukung risetnya. Zahra pertama kali berkenalan dengan metode kuantitatif saat menjalankan studinya. Ia ‘terpaksa’ mempelajari metode kuantitatif untuk menyelesaikan tesis.
Ketika itu, Zahra harus menganalisis berita dalam rentang waktu 10 tahun dan tidak mungkin untuk membacanya satu per satu. Dari sini, Zahra mulai belajar statistika dan belajar menganalisa data teks menggunakan R dan Python.
Saat itu, Zahra belajar coding terlebih dahulu baru matematika dan statistika. Namun, jika diberikan kesempatan untuk belajar dari 0 lagi, Zahra ingin melakukan hal yang sebaliknya.
Intermezo sedikit, di non-degree program Data Scientist / Business Intelligence Pacmann.AI, kalian ada mendapatkan materi matematika dan statistik yang dibutuhkan dulu lohh! Kalian bisa cek kurikulum kami di bit.ly/brosurpacmannai 😊
Atau bisa langsung mendaftarkan diri kalian di bit.ly/PendaftaranNon…, pendaftaran batch 2 sudah mau ditutup loh! Yuk, jangan sampai kelewatan yaaa. Sekian intermezzonyaa, mimin lanjutin lagi yaa hehe
Memiliki latar belakang kualitatif, Zahra tidak secara langsung dapat memahami metode kuantitatif. “Kodenya ga bekerja dan ga ada yang bisa ditanyain. But stackoverflow is a gift from heaven haha”, cerita Zahra ketika ditanya mengenai kesulitan menggunakan tools kuantitatif.
Bagi Zahra, kunci untuk bisa mengenal metode ini adalah perseverance atau ketekunan.
“It’s not an easy road to take kalau seseorang backgroundnya kualitatif. It’s even ‘bloody’ at times, but it’s going to be rewarding and you’ve got to keep pushing”.
Agar dapat tetap tekun mempelajari metode kuantitatif, Zahra menyebutkan bahwa kita harus melihat tujuan akhir kita, reward yang akan kita dapatkan ketika dapat mempelajari metode tersebut.
“You just have to keep your eyes at the prize. Kita harus punya tujuan jelas: kenapa belajar metode kuantitatif? How will it help us?”
Berangkat dari ‘keterpaksaan’ ini, Zahra jadi menyukai statistika sebab kemampuan ini membantunya untuk berargumen lebih baik dalam dunia profesional.
Dengan karir yang dijalaninya sekarang, Zahra sadar bahwa data memainkan peranan penting. “Kebijakan tidak boleh dibuat dengan asal-asalan untuk bisa efektif, di sini data bisa membantu dalam pembuatan kebijakan yang berbasis bukti atau evidence-based policymaking”.
Zahra juga menyebutkan bahwa data juga penting dalam komunikasi politik. Misalnya, untuk menghindari keputusan yang bias politik, data dapat dijadikan alat berkomunikasi dengan
para pemegang kepentingan dan pembuat kebijakan untuk meyakinkan mereka tentang pilihan kebijakan yang terbaik.
Tidak hanya itu, memahami data dan mathematical thinking juga membantu Zahra untuk mengukur klaim yang ia atau orang lain buat. Ia dapat melihat apakah klaim tersebut wajar dan layak untuk digeneralisasi
Seberapa representatif kasus yang ia lihat, dan melihat apakah orang lain berbicara dengan jujur atau tidak melalui data.
Walaupun sudah menyentuh metode kuantitatif, Zahra tetap menggunakan metode kualitatif dalam risetnya. Menurutnya, menyeimbangkan keduanya adalah sebuah seni karena keduanya dapat menyempurnakan satu sama lain.
Menguasai kedua metode ini juga membukakan jalan bagi Zahra untuk bertukar ide dengan researcher lain. Contohnya, Zahra jadi bisa bekerja dengan orang-orang berlatar belakang ekonomi di TNP2K.
“Kadang ekonom dan sosiolog melihat isu yang sama, tapi dari sisi yang berbeda. Kalau keduanya melihat satu hal secara terpisah, sulit buat melihat isu tersebut secara utuh”.
Pada wawancara ini, Zahra juga memberikan tips kepada para perempuan yang ingin menjadi researcher ataupun berkarir di bidang data di Indonesia. Menurutnya, demand akan pekerjaan ini terbuka selama kalian juga memberikan apa yang dibutuhkan.
Carilah bidang yang ingin dispesialisasikan, contohnya Zahra fokus di riset sosial dan kebijakan publik. “Again, find your niche and occupy it”. Dengan memiliki spesialisasi, kita dapat fokus ketika mempelajari metode-metode baru atau mengikuti isu terbaru di bidang tersebut.
“Find THE reason for you to stay motivated and specialise in something to focus in and master. Buat diri kamu jadi top of mind orang-orang ketika mereka memikirkan suatu isu/topik/field”
Selain itu, untuk menjadi seorang researcher, Zahra mengingatkan untuk berpikir secara kritis dan jangan menerima sesuatu dengan mentah. Mulailah dengan bertanya ‘why’ dan ‘how’ tentang hal-hal disekitar dan melihat asumsi-asumsi dari berbagai klaim yang dibuat orang lain.
Kemudian, lakukan studi literatur untuk memahami isu tersebut dengan lebih dalam dan mencari data yang relevan yang dapat digunakan untuk menjawab ‘why’ dan ‘how’ tadi. Setelah itu, pelajari sistematika riset yang baik dan disiplin dalam melakukan riset (tidak memanipulasi data)
Terakhir, ketika ditanya mengenai goals yang ingin dicapai, Zahra bercerita bahwa ia ingin lulus kuliah. “It’s a long term goal, but balancing work and school is... something. Jadi aku mau take things slowly and plan for the long run daripada mengejar goals-goals jangka pendek”
“Life is a marathon, kalau semua digas terus nanti capek juga. I’m just taking things slowly and enjoying my own self development: semua adalah proses!”
Begitu singkatnya mengenai Zahra Amalia. Semoga bisa menjadi inspirasi teman-teman social science lainnya yaaaa!

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Follow us on instagram: @pacmannai

Follow us on instagram: @pacmannai Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @pacmannai

17 Mar
LOWONGAN PEKERJAAN
Business Development [FULL TIME, REMOTE]

PACMANN Group adalah sebuah perusahaan konsultan data dengan fokus pada business optimization menggunakan modeling Operation Research, Statistics dan Machine Learning.
Selain itu kami juga membuat berbagai pelatihan Business Intelligence, Statistics, Machine Learning, dan Operation Research.
Saat ini kami sedang berencana untuk mengekspansi lini bisnis kami sehingga kami membutuhkan Business Development untuk membantu kami dalam menstandarisasi operasional lini bisnis baru, dan pengembangan Business Process.
Read 4 tweets
17 Mar
Gimana caranya mesin memahami bahasa manusia?
.
.
.
A Thread
Komunikasi adalah suatu hal yang paling esensial dalam kehidupan manusia. Tidak dipungkiri setiap hari kita melakukan komunikasi baik kepada keluarga, teman, tetangga, maupun sahabat
Tapi kebayang ga sih hidup tanpa komunikasi, pasti bakal sulit banget untuk mengerti maksud lawan bicara kita. Apalagi kalau yang pacaran.. pasti bisa berantem terus dehh
Read 38 tweets
16 Mar
Bagaimana cara AI megkloning suara kita
.
.
.
A thread
Pernah kebayang gak sih, tiba-tiba ada rekaman suara yang viral, tapi kita ngerasa gak pernah ngomongin hal tersebut. Eitsss jangan salah mungkin bisa jadi suaramu dikloning dan dibuat sintesisnya pake AI yang satu ini.
Sebelumnya, apasih itu dikloning ? nah kita dengerin dulu 2 contoh rekaman ini
a. suara 1 (drive.google.com/file/d/1CXO_3_…)
b. suara 2 (drive.google.com/file/d/1anTYb4…)
Read 33 tweets
15 Mar
Mendeteksi Retakan Bangunan dengan Machine Learning
.
.
.
A Thread
Pernah ga sih kalian ketika melihat gedung, jembatan, atau menara terus mikir “wow ini keren banget, pasti bikinnya susah plus ribet deh”?
Namun kita juga harus inget, pembangunan itu ga selesai sampe tahap akhir konstruksi doang. Setelah bangunannya selesai, pastinya harus di maintain terus biar ga rusak
Read 32 tweets
14 Mar
"Gimana cara mengembangkan produk Machine Learning di dalam perusahaan?”
.
.
.
A Thread
Hai gaiss siapa yang disini udah familiar dengan machine learning
Mimin kali ini akan bahas apa aja sihh yang dibutuhin buat mengembangkan produk machine learning di perusahaan, yuk simak!
Read 37 tweets
14 Mar
Mau nilai bagus? Jangan baca buku doang!
Eksperimen belajar di online course
.
.
.
A thread
Haloo semuanyaa! Gimanaa weekendnya, udah refreshing biar seger lagi buat kerja / kuliah besok?
Hari ini, mimin mau bahas tentang cara belajar yang efektif untuk menguasai sebuah materi atau skill. Di thread ini, mimin mau bahas special case nih, yaitu case belajar menggunakan Massive Open Online Course (MOOC)
Read 34 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!