Cinta Qais
Malam itu Qais tampak limbung. Hatinya begitu gila pada Laila. Dalam limbungnya, ia selalu menyebut nama Laila. Ia berjalan seperti tak tahu arah. Ia masuk ke dalam masjid yang di dalamnya ada beberapa orang sedang melaksanakan shalat berjamaah.
Malam itu Qais tampak limbung. Hatinya begitu gila pada Laila. Dalam limbungnya, ia selalu menyebut nama Laila. Ia berjalan seperti tak tahu arah. Ia masuk ke dalam masjid yang di dalamnya ada beberapa orang sedang melaksanakan shalat berjamaah.
Qais yang limbung tak sengaja melewati barisan jamaah shalat, bahkan menabrak beberapa orang di barisan belakang. Ia lantas terduduk di pojok masjid sambil terus menyebut nama Laila.
Setelah shalat jamaah selesai, sebagian orang menghampiri Qais dan menghardiknya.
“Kau gila. Orang sedang shalat berjamaah kau lewat dan kau tabrak barisan. Apa kau buta, hei Qais!”
“Kau gila. Orang sedang shalat berjamaah kau lewat dan kau tabrak barisan. Apa kau buta, hei Qais!”
Qais bergeming untuk beberapa saat, tapi kemudian ia mengatakan dengan lirih,
“Cintaku pada Laila membuat aku lupa akan segalanya. Aku tak tahu apa yang ada di sekitarku, sama sekali. Kalian shalat menyembah siapa? Apakah hati kalian mencintai-Nya?”…
Jumat berkah....
“Cintaku pada Laila membuat aku lupa akan segalanya. Aku tak tahu apa yang ada di sekitarku, sama sekali. Kalian shalat menyembah siapa? Apakah hati kalian mencintai-Nya?”…
Jumat berkah....
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
