Awalnya saya memang sudah memeprsiapkan berbagai tulisan terkait Nishfu Sya'ban, Baik keutamaannya, Hukum Memperingatinya, pendapat para Ulama dll yg bersinggungan akan hal ini, namun pulang dr Gunung Sinai badan sedikit kurang enak, moodpun jd alburadul.
Next..
Maka sampai skrg blm jg saya publish tulisan-tulisan itu,dn krna memang banyak pertanyaan akn hal ini,bhkn bnyk yg meminta penjelasan lebih gamblang,mka langsung saja dgn dalil sahih tentang keutamaan malam Nishfu Sya'ban jg dr ulama mereka (salafi).
Hadist sahih keutamaan malam Nishfu Sya'ban
عَنْ مُعَاذِ بن جَبَلٍ عَن ِالنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
(رواه الطبراني في الكبير والأوسط قال الهيثمى ورجالهما ثقات. ورواه الدارقطنى وابنا ماجه وحبان فى صحيحه عن ابى موسى وابن ابى شيبة وعبد الرزاق عن كثير بن مرة والبزار)
“Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah memperhatikan hambanya (dengan penuh rahmat) pada malam Nishfu Sya’ban, kemudian Ia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (orang yang hatinya ada kebencian antar sesama umat Islam)”.
(HR Thabrani fi Al Kabir no 16639, Daruquthni fi Al Nuzul 68, Ibnu Majah no 1380, Ibnu Hibban no 5757, Ibnu Abi Syaibah no 150, Al Baihaqi fi Syu’ab al Iman no 6352, dan Al Bazzar fi Al Musnad 2389.
Peneliti hadis Al Haitsami menilai para perawi hadis ini sebagai orang-orang yang terpercaya. Majma’ Al Zawaid 3/395)
Dan kemudian kalau ada dari Ikhwan Salafi yg meminta hadist sahihnya atau mengatakan tdk ada hadis soal tentang keutamaan malam Nishfu Sya'ban maka kami jawab dengan pendapat ahli hadisnya mereka:
Syekh Al-Albani berkata: “Ini adalah HADIS SAHIH. Diriwayatkan dari banyak sahabat dengan jalur riwayat yang berbeda-beda, yang saling menguatkan. Mereka adalah Muadz bin Jabal, Abu Tsa’labah al-Khusyani, Abdullah bin Amr, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah,
Abu Bakar ash-Shiddiq, Auf bin Malik dan Aisyah” (as-Silsilah ash-Shahihah 3/135)
Dengan ini, maka jelaslah bahwa apa yg kita lakukan itu mempunyai dalil yg sahih, dan bisa di pertanggung jawabkan.
maka pesan saya, janganlah gegabah untuk membid'ah2kn atau menyalah2kn, karena bisa jadi kitanya yang belum tau.
Untuk tulisan di atas, saya kutip dr PDFnya pak yai Ma'ruf Khozin, yg mana disitu sangat lengkap sekali terkait hal ini.
Semoga bermanfaat.
Wallahu subhanahu wata'ala a'lam.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Suatu ketika Ibrahim bin Adham lewat di pasar Bashrah maka berkumpul lah di sekitar beliau banyak orang. Lalu mereka berkata: “Wahai Abu Ishak, kenapa kami berdoa tetapi tidak dikabulkan?”
Beliau menjawab: “Karena hati kalian telah mati disebabkan sepuluh perkara”
“Apa itu?” Kata mereka.
Beliau menjawab:
“Petama: kalian tidak memenuhi hak Allah padahal sudah mengenal-Nya.
Kedua: kalian mengklaim cinta kepada Rasulullah kemudian meninggalkan sunahnya.
Ketiga: kalian membaca Al-Quran tetapi tdk mengamalkannya.
Keempat: kalian makan nikmat Allah tetapi tidak mensyukurinya.
Kelima: kalian bilang sesungguhnya setan aldh musuh lalu akur dengannya.
Keenam: kalian bilang surga itu benar adanya tetapi tdk beramal untuk mengejarnya.
Malam ini adalah malam Nishfu Sya'ban untuk wilayah indonesia, malam yang sangat mulia, malam yg mana para ulama memperbanyak ibadah di dalamnya, dn di ijabah segala doa, sebagaimana di katakan oleh ibnu Umar..
Next..
عن ان عمر بن الخطاب قال ليالي لا تُرد فيهن الدعوة: ليلة الجمعة ، وأوّل ليلة من رجب، وليلة النصف من شعبان، وليلة العيد.
Ada 5 malam yang doa tidak akan ditolak. Yaitu doa malam Jumat, malam pertama bulan Rajab, Malam Nishfu Sya'ban dan malam dua hari raya"
(al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman No 3811 dan dalam Fadlail al-Auqat No 149, dan Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf No 7928)
"Aku melihat seorang menangis dalam sholatnya, kemudian aku menuduhnya melakukan itu karena riya',setelah itu,aku terhalangi untuk menangis selama setahun"
[Al-'Uqubaat, hal 63]
Ada sebuah pelajaran penting dari Syeikh Al-Buthi Allahyarhamhu mengenai hal ini, beliau suatu kali pernah bercerita,
"Aku mengenal seorang pemuda yg sering hadir di kajianku,beliau memiliki janggut yg tebal,insya Allah, dia orang yg sholih.
Suatu kali aku melihat pemuda itu dengan keadaan jenggot yg sangat tipis,sepertinya dia menipiskan jenggotnya.
Dewasa ini marak sekali orang-orang yg kemudian berkata, mana dalilnya ? Apakah hadisnya sahih ? Wah ini dari ulama ya ? Dan perkataan lainnya yg kalian bisa tambahkan sendiri.
Baca sampai akhir ya, baru komentar !
Mari kita sama-sama perhatikan hadits shohih ini
عن أبي هريرة -رضي الله تعالى عنه- قال : سمعت رسول الله -صلى الله عليه و سلم- قال: "توضؤوا مما مست النار". رواه مسلم
Berwudhulah kalian setelah (memakan) makanan yg terkena api". (Hr. Muslim)
Hadits ini shohih, ia tercantum di kitab hadits tershohih kedua yg dimiliki kaum muslimin setelah shohih Bukhori, yaitu shohih Muslim.
Tapi, pertanyaannya adalah apakah setelah mengetahui hadits ini shohih lantas langsung bisa kita gunakan dan simpulkan sendiri ?