Ibnu Hajar mengutip pendapat Ibn Hubairah terkait Khawarij, yaitu pendahulu kelompok takfiri yang kerap menggunakan kekerasan dan menghalalkan darah sesama umat Islam:
Dikatakan:
Sungguh memerangi Khawarij lebih utama ketimbang memerangi orang-orang musyrik(non muslim). Hikmahnya adalah bahwa dalam memerangi Khawarij terpelihara "modal pokok Islam" (yaitu Agama yang bernama "KESELAMATAN DAN PERDAMAIAN).
Sementara memerangi orang musyrik dianalogikan sebagai "mendapat laba".
Menjaga modal pokok lebih utama ketimbang mencari laba.
Fathu al-Bari Juz, 13. H, 257.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
"HUKUM ITU MILIK ALLAH, WAHAI ALI, BKN MILIKMU & PARA SAHABATMU"
Teriakan itu menggema saat Abdurrahman bin Muljam Al Muradi menebas Kepala Sahabat Nabi, Khalifah Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib.
Hari Jumat Waktu Subuh 17 Ramadhan, Duka menyelimuti Hati Kaum Muslimin.
Nyawa Sahabat Nabi yang telah dijamin oleh Rasululah SAW menjadi Penghuni Surga itu Hilang di Tangan Seorang Saudara Sesama Muslim.
Khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh atas Nama Hukum Allah, dan Demi Surga yang entah kelak akan menjadi Milik Siapa.
Tidak berhenti sampai disana, saat melakukan Aksinya, Abdurrahman Ibnu Muljam juga tidak berhenti Merapal Surat Al Baqarah ayat 207.
Selamat pagi saudaraku semua, semoga sehat wal afiyat, jaga terus kesehatan kapan pun & di mana pun berada. Kali ini saya nuqilkan dari Kitab Mauidhatul mu-minin Juz.2, H.252.
Tentang
DENGKI IRI HATI ATAU HASUD.
Ketahuilah bahwa hasud merupakan natijah (buah) dari pada sifat dendam yang terkutuk dan tercela. Hasud akan membuahkan berbagai sifat yang terkutuk dan tercela juga. Sehingga sulit untuk diperinci satu persatu karena saking banyaknya.
Ada banyak hadits yang menjelaskan prihal cela-cela dari kehasudan, diantaranya:
الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب
Hasud bisa memakan, (memghabiskan) kebaikan sebagaimana api memakan (membakar) kayu.
Sering saya temukan sosok orang tua yang bangga, syukur, seneng dengan pemberian anaknya, padahal diberikan sebungkus rokok, sampai ia bilang monggo ngerokok ke saya, ini rokok dikasih anak, alhamdulillah dgn wajah semringah. Itulah orang tua.
Demikian sang Ibu, dibeliin baju sama anaknya padahal cuma setahun sekali juga tidak, Yaa Allah kelihatan senyum-senyum nampak seneng banget, tiap ada yang nanya diceritain baju pemberian anak sambil menampakan wajah kegembiraannya. Itulah mulianya orang tua.
Semoga orangtua kita ditinggiian derajatnya dijadikan amal shaleh jasa-jasanya dan menghapuskan segala khilafnya. Kita sebagai anak-anaknya semoga bisa berbuat baik kepada orang tua kita dan diberikan keturunan yang shalih dan shalihah. Alfatihah.... 🤲
BAHAYA LISAN
(Mau'idhatul-mukminin, Juz 2, H 218)
Ketahuilah bahwa bahaya lisan (lidah) itu amat besar sekali dan sama sekali tidak ada suatu hal yang dapat menyelamatkannya, melainkam berkata-kata dengan yang baik.
Diriwayatkan dari Kanjeng Nabi shalallahu alaihi wasallam:
- لا يَسْتَقِيمُ إِيمانُ عبدٍ حتى يَسْتَقِيمَ قلبُهُ ، ولا يَسْتَقِيمُ قلبُهُ حتى يَسْتَقِيمَ لسانُهُ ، ولا يدخلُ رجلٌ الجنةَ من لا يَأْمَنُ جارُهُ بَوَائِقَهُ
Belum dinamakan lurus keimanan seseorang itu sehingga lurus pula hatinya dan belum juga dinamakan lurus hatinya itu sehingga luruslah lisannya dan tidak akan dapat masuk surga seseorang yang tetangganya itu belum merasa aman dari kejahatan-kejahatannya.
Hendaknya engkau merasa takut jika engkau selalu mendapat karunia Allah, sedangkan engkau masih tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah.
Sebagaimana firman Allah:
سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لاَ يَعْلَمُونَ،
[Akan Aku putar(binasakan pelan-pelan) mereka itu dengan jalan yan mereka tidak mengetahui].
"Kagumnya Setan kepada Syekh Abdul Qadir al-Jailani"
Kisah ini insya Allah mencerahkan kita semua, betapa Syetan terus menganggu manusia. Sampai saat Syekh Abdul Qadir menyendiri Syetan datang mengaku sebagai Tuhan.
Sumber; islam.nu.or.id/post/read/1109…
Wahai Abdul Qadir aku ini Tuhanmu. Kamu adalah kekasihku, aku akan meringankan syariat untukmu. Apa yang aku haramkan sebelumnya, sekarang aku halalkan untukmu,” kata bayangan itu.